Bab 3. Saat Tata Pergi

"Ayo cepat Ta, kita harus pergi dari tempat ini sebelum suara adzan itu berhenti!" Aldi menarik tangan Tata agar cepat berlari.

Mereka berdua pun berlari sambil berpegangan tangan sebab tidak ingin berpisah satu-sama lain.

"Ayo cepat Ta!" teriak Aldi saat pegangan tangan Tata terlepas dan gadis itu berhenti sejenak karena nafasnya sudah ngos-ngosan berlarian terus-menerus. Apalagi leher Tata sakit akibat dicekek oleh kuntilanak tadi. Ditambah pula mereka sudah dari pagi terjebak di daerah yang mereka sendiri tidak tahu itu dimana.

Benarkah mereka masih berada dalam kampung yang sama ataukah mereka sudah memasuki kampung lain?

"Aku capek Al, istirahat sebentar tidak apa-apa, kan?" Tanya tata dengan suara yang mulai melemah.

"Aku takut hantu-hantu tadi keluar lagi Ta karena suara adzan sudah berhenti," ucap Aldi sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah.

Malam sudah menjemput, hari pun mulai gelap. Terdengar lolongan serigala dari jauh. Jangkrik-jangkrik pun mulai berkonser ria membuat suara grasak-grusuk dari tikus yang hendak berlari ataupun bersembunyi.

"Semoga tidak turun hujan," ucap Aldi dengan penuh harap. Dalam keadaan seperti ini dia masih bisa bersyukur sedari pagi tidak turun hujan padahal semalam sebelum mereka memutuskan untuk masuk ke kampung ini di rumah mereka hujan deras.

"Ah, aku tidak kuat," ringis Tata. Satu tangan memegang lehernya yang terasa sakit dan tangan yang satunya menekan kepalanya yang tiba-tiba berdenyut kencang.

"Bertahanlah Ta aku yakin kita akan selamat," ucap Aldi memberikan semangat. Namun, Tata sudah tidak bisa menahan bobot tubuhnya lagi. Dia terjungkal ke samping dan menutup mata.

"Ta kamu kenapa Ta? tanya Aldi panik.

"Ta, bangun Ta!" Aldi mengguncang tubuh Tata agar sadar, tetapi tidak berhasil. Tata tetap saja tidak bereaksi dan memejamkan mata.

Aldi lalu memeriksa denyut nadi Tata. Ternyata denyut itu sudah berhenti. Aldi menangis menyadari sahabatnya itu telah tiada. Tata pergi untuk selamanya.

"Tata!" teriak Aldi hingga suaranya menggema di segala penjuru.

Aldi teringat akan ucapan Tata tadi saat mereka berada di atas delman.

"Aku takut Al. Aku takut diantara kita akan saling meninggalkan, kata orang-orang suara burung gagak itu menandakan ada orang yang akan mati."

"Bangun Ta! Kau sadarlah, kau tidak boleh mati!" Aldi tidak terima dengan keadaan ini.

"Bangun Ta, bangun!" Aldi masih mengguncang tubuh Tata. Dia masih tidak percaya Tata akan meninggalkan dirinya.

"Ta bangun, jangan tinggalkan aku sendiri! Aku tidak bisa berjalan seorang diri. Aku terlalu penakut Ta untuk melewati semua ini sendirian. Sadarlah dan berjanjilah kita akan berjuang bersama untuk bisa keluar dari tempat terkutuk ini. Bangun Ta, jangan tinggalkan aku. Hiks ... hiks ... hiks." Tangisan Aldi terdengar pilu dan menyayat hati.

Tiba-tiba gerimis turun dari langit seakan ikut bersedih mengiringi kepergian Tata. Aldi

mengeluarkan sarung dari dalam tas dan mencari tempat berteduh yang tepat. Saat menemukan pohon yang begitu rimbun dengan dedaunannya, Aldi menghampar sarung miliknya di bawah pohon tersebut.

Setelah selesai dia mengeluarkan sarung lagi dan mengikatnya pada ranting pohon dengan mengunakan akar gantung beringin sebagai talinya.

Aldi berjalan ke arah Tata dan langsung menggendong tubuh sahabatnya yang sudah terbujur kaku itu. Aldi meletakkan tubuh Tata di atas alas sarung tersebut dan dirinya ikut duduk di samping Tata sambil berselonjor kaki.

Aldi menatap ke depan dengan pandangan yang hampa. "Ta, apa yang harus aku katakan pada orang tuamu? Tidakkah kau merasakan bagaimana sulitnya jadi diriku? Kalau begini caranya bawa saja aku pergi bersamamu. Aku tidak tahu bagaimana caranya mengurus jenazahmu sendirian di tempat yang seperti ini."

Aldi tampak menghembuskan nafas kasar. Pikirannya gusar dan kacau. Tidak mungkin dia meninggalkan tubuh Tata di tempat ini karena bisa saja menjadi santapan hewan buas. Namun, tidak mungkin juga membawa tubuh Tata ikut bersamanya mengingat dia tidak tahu arah jalan pulang.

"Ya Tuhan asalkan kau menghidupkan Tata kembali, aku bernadzar akan menikahinya kelak."

Duarr

Kilatan cahaya di sertai suara petir menggelegar. Tidak berselang lama hujan deras pun turun membasahi bumi. Sarung yang menjadi atap tempatnya duduk basah sudah sehingga merembes ke bawah. Kepala Aldi terkena air hujan.

Namun, pria itu tidak perduli, dia tidak bisa meninggalkan tubuh Tata hanya untuk mencari tempat teduh yang lain. Lagipula dimana juga dia akan mendapatkan tempat teduh di tempat seperti itu. Yang ada hanyalah pohon seperti tempatnya berteduh sekarang.

Pakaian Aldi maupun Tata basah kuyup oleh air hujan. Air mata Aldi yang masih mengalir pun sudah bercampur dengan tetesan air hujan.

"Ya Allah aku harus apa?"

Sekarang kepala Aldi terasa berdenyut kencang dan seperti menekan-nekan. Aldi menyentuh kepalanya lalu memijit secara perlahan.

Limbung, tubuh Aldi sudah tidak bisa tegak lagi. Diapun pingsan di samping tubuh Tata yang tenang.

***

"Aku ada dimana?" Aldi nampak bingung sepertinya dia berada di tempat yang lain. Jika dari tadi tubuhnya berada dalam belahan dunia yang menakutkan, tetapi tidak kali ini dia berada dalam taman yang dihiasi bunga-bunga yang bermekaran. Kupu-kupu bersayap indah terlihat terbang ke sana kemari.

"Andai saja ada Tata di sini. Gadis itu pasti sangat senang." Aldi tahu Tata menyukai bunga.

Raut wajah yang tadinya terlihat cerah kini berubah redup tatkala Aldi mengingat dirinya tidak akan pernah bertemu lagi dengan Tata.

Dengan perlahan Aldi duduk di tempat duduk taman berbentuk meja segiempat yang terbuat dari marmer berhiaskan kaca di atasnya sehingga seolah Aldi duduk pada sebuah kaca.

"Tempat ini nampak indah sekali, tapi sayang sepi. Apa gunanya indah kalau tidak banyak yang menikmati," gumam Aldi mengingat di tempat itu tidak menemukan seorang pun di sana.

Aldi mengedarkan pandangan. Pria itu mengernyit kala melihat seorang wanita berbaju serba putih melambaikan tangan ke arahnya. Aldi mengernyit dan tanpa sadar langsung mengikuti arah wanita tersebut melangkah.

Belum dekat jarak mereka wanita itu berbalik dan tersenyum. "Aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu," ucap wanita itu dan langsung dijawab anggukan oleh Aldi.

"Apa permintaanmu?" tanya wanita itu dengan senyum yang merekah seperti bunga-bunga di sekitarnya.

"Aku hanya ingin kami berdua selamat dan kembali ke rumah kami," ucap Aldi dengan tatapan datar.

Wanita itu memetik bunga putih menyerupai melati, tetapi ukurannya raksasa dan rantingnya panjang menyerupai tali.

"Kau ambillah ini. Jika kau berhasil mengendalikan bunga ini maka sahabatmu itu akan terbangun kembali dan kalian akan terbebas dari tempat yang menyeramkan itu." Wanita itu tampak mengulurkan bunga tersebut ke hadapan Aldi.

"Apa kau tidak berbohong?" tanya Aldi sedikit ragu.

"Tidak, dia yang akan menuntun perjalanan kalian. Mungkin tidak akan mudah dan kalian tidak akan bisa cepat langsung pulang. Namun, saya jamin suatu saat nanti kalian akan bisa kembali," jelas wanita itu.

"Terima kasih," ucap Aldi tersenyum penuh harap.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Chaca 03

Chaca 03

Kasihan Aldi sendirian. Tata jangan mati dong😢

2022-09-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pikiran Buruk
2 Bab 2. Diserang Para Arwah
3 Bab 3. Saat Tata Pergi
4 BAb 4. Roh Atau Bukan?
5 BAB 5. Bangkit Kembali
6 Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7 Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8 Bab 8. Sampai di Kampung
9 Bab 9. Keanehan
10 Bab 10. Kecurigaan
11 Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12 Bab 12. Jeritan Tata
13 Bab 13. Diam
14 Bab 14. Kerasukan
15 Bab 15. Mengincar Janin
16 Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17 Bab 17. Teringat Pada Tata
18 Bab 18. Tata Sadar
19 Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20 Bab 20. Ada Yang Hilang
21 Bab 21. Rencana Pencarian
22 Bab 22. Sebuah Alasan
23 Bab 23. Proses Pencarian
24 Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25 Bab 25. Calon Penyelamat
26 Bab 26. Bukan Lisa
27 Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28 Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29 Bab 29. Mendarat
30 Bab 30. Cemas
31 Bab 31. Luwang Mayit
32 Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33 Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34 Bab 34. Hanya Mimpi
35 Bab 35. Jejak
36 Bab 36. Pekuburan
37 Bab 37. Pocong Yang Aneh
38 Bab 38. Mengintai
39 Bab 39. Ada Yang Meniru
40 Bab 40. Rumah Pak Hasan
41 Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42 Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43 Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44 Bab 44. Menemani Putri
45 Bab 45. Tebakan Putri
46 Bab 46. Tidak Semudah Itu
47 Bab 47. Mulai Siaga
48 Bab 48. Jejak Tata
49 Bab 49. Aksi Penyelamatan
50 Bab 50. Pingsan
51 Bab 51. Akhirnya Sadar
52 Bab 52. Surat Di Atas Meja
53 Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54 Bab 54. Hampir Salah Paham
55 Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56 Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57 Bab 57. Satu Bukti
58 Bab 58. Hampir
59 Bab 59. Perlawanan
60 Bab 60. Racun
61 Bab 61. Mendapatkan Penawar
62 Bab 62. Kebakaran
63 Bab 63. Kematian Bu Langsa
64 Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65 Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66 Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67 Bab 67. Mayat Bangkit
68 Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69 Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70 Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71 Bab 71. Dunia Lain
72 Bab 72. Menyeberang
73 Bab 73. Bukan Alam Kematian
74 Bab 74. Bersembunyi
75 Bab 75. Goa Bawah Tanah
76 Bab 76. Tertangkap
77 Bab 77. Ketahuan
78 Bab 78. Melarikan Diri
79 Bab 79. Kabur Bersama
80 Bab 80. Pertarungan Kembali
81 Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82 Bab 82. Identitas Aldi
83 BAB 83. Desa Wisata (Tamat)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Pikiran Buruk
2
Bab 2. Diserang Para Arwah
3
Bab 3. Saat Tata Pergi
4
BAb 4. Roh Atau Bukan?
5
BAB 5. Bangkit Kembali
6
Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7
Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8
Bab 8. Sampai di Kampung
9
Bab 9. Keanehan
10
Bab 10. Kecurigaan
11
Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12
Bab 12. Jeritan Tata
13
Bab 13. Diam
14
Bab 14. Kerasukan
15
Bab 15. Mengincar Janin
16
Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17
Bab 17. Teringat Pada Tata
18
Bab 18. Tata Sadar
19
Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20
Bab 20. Ada Yang Hilang
21
Bab 21. Rencana Pencarian
22
Bab 22. Sebuah Alasan
23
Bab 23. Proses Pencarian
24
Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25
Bab 25. Calon Penyelamat
26
Bab 26. Bukan Lisa
27
Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28
Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29
Bab 29. Mendarat
30
Bab 30. Cemas
31
Bab 31. Luwang Mayit
32
Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33
Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34
Bab 34. Hanya Mimpi
35
Bab 35. Jejak
36
Bab 36. Pekuburan
37
Bab 37. Pocong Yang Aneh
38
Bab 38. Mengintai
39
Bab 39. Ada Yang Meniru
40
Bab 40. Rumah Pak Hasan
41
Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42
Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43
Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44
Bab 44. Menemani Putri
45
Bab 45. Tebakan Putri
46
Bab 46. Tidak Semudah Itu
47
Bab 47. Mulai Siaga
48
Bab 48. Jejak Tata
49
Bab 49. Aksi Penyelamatan
50
Bab 50. Pingsan
51
Bab 51. Akhirnya Sadar
52
Bab 52. Surat Di Atas Meja
53
Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54
Bab 54. Hampir Salah Paham
55
Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56
Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57
Bab 57. Satu Bukti
58
Bab 58. Hampir
59
Bab 59. Perlawanan
60
Bab 60. Racun
61
Bab 61. Mendapatkan Penawar
62
Bab 62. Kebakaran
63
Bab 63. Kematian Bu Langsa
64
Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65
Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66
Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67
Bab 67. Mayat Bangkit
68
Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69
Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70
Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71
Bab 71. Dunia Lain
72
Bab 72. Menyeberang
73
Bab 73. Bukan Alam Kematian
74
Bab 74. Bersembunyi
75
Bab 75. Goa Bawah Tanah
76
Bab 76. Tertangkap
77
Bab 77. Ketahuan
78
Bab 78. Melarikan Diri
79
Bab 79. Kabur Bersama
80
Bab 80. Pertarungan Kembali
81
Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82
Bab 82. Identitas Aldi
83
BAB 83. Desa Wisata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!