Bab 13. Diam

"Tolong!" teriak Lisa dengan suara kencang.

Aldi dan Topan yang mendengar teriakan dari Lisa segera berlari ke arah datangnya suara.

"Ada apa Lis kenapa kamu tampak panik seperti itu?" tanya Aldi penasaran.

"Itu Al, Tata kan sedang mandi di dalam, tadi saya mendengar suara dia menjerit dan ketika saya panggil tidak ada suara jawaban sedangkan kamar mandi sudah terkunci dari dalam," jelas Lisa dengan ekspresi yang masih bingung.

"Ta! Ta!" panggil Aldi tetap tidak ada jawaban. Lisa yang menatap Aldi hanya menggeleng lemah, terlalu khawatir dengan kondisi Tata di dalam sana.

Dor dor dor. Aldi tampak menggedor pintu.

"Ta buka Ta! Kau masih di dalam, kan?" tanya Aldi ikut khawatir dan panik.

"Pan bantu aku," pinta Aldi pada Topan.

Topan mengangguk.

"Lis kau mundur!" perintah Topan dan Lisa langsung menyingkir ke samping.

Aldi dan Topan saling memberi kode dan mereka sama-sama mengangguk sebelum keduanya mendobrak pintu.

Brak.

Dengan sekali dobrakan, pintu terbuka sudah. Terpampang dari dalam sana Tata sudah terbaring tidak berdaya di atas lantai kamar mandi yang basah. Untung saja tubuhnya sudah terbungkus handuk kalau tidak pasti auratnya akan terlihat oleh Aldi dan Topan. Kalau dilihat Aldi sih masih mending bagaimana kalau sampai dilihat Topan yang seorang playboy.

Segera Aldi berlari ke dalam sebelum Topan masuk terlebih dahulu. Aldi langsung meraih tubuh Tata, membenarkan letak handuknya agar tidak melorot kemudian membawanya keluar dari kamar mandi dan masuk ke kamar Lisa dan Tata.

Setelah meletakkan tubuh Tata di atas ranjang Aldi memeriksa kening dan kepada Tata yang mungkin saja terkena benturan pada lantai kamar mandi yang licin. Siapa tahu Tata juga demam dan menyebabkan dia sakit kepala dan juga pingsan.

"Bagaimana Al, ada yang terluka?" tanya Lisa sedikit khawatir karena Tata belum sadar dari pingsannya.

"Alhamdulillah tidak ada yang lecet sedikitpun, tolong ambilkan dia minyak angin barangkali dengan mencium aroma obat itu Tata bisa sadar kembali," pinta Aldi pada Lisa sedangkan Topan hanya duduk di pinggir ranjang menatap keadaan Tata yang belum bergerak juga.

Lisa mengangguk dan mencari barang yang diminta oleh Aldi.

"Oh iya Al aku lupa minyak anginku sudah habis," ucap Lisa menyayangkan.

"Coba cari di dalam tas Tata!" perintah Aldi lagi sedang dia masih memeriksa tubuh Tata.

"Tubuhnya juga tidak panas malah dingin sedingin es," ucapnya lagi.

Lisa tampak mengubek-ubek tas Tata, tetapi tidak menemukan yang dicari.

"Tidak ada Al," lapornya.

"Kalau begitu ambil minyak kayu putih saja di tasku!"

"Baik Al." Segera Lisa berlari ke kamar Aldi dan Topan lalu mencari keberadaan tas Aldi. Setelah menemukannya langsung langsung membuka resleting dan merogoh ke dalam mencari keberadaan minyak kayu putih di sana.

"Ah dapat akhirnya." Lisa bernafas lega, mengambil barang itu dan berlari lagi ke kamarnya sendiri.

"Ini Al." Lisa mengulurkan benda di tangannya pada Aldi.

"Oke terima kasih." Aldi meraih minyak kayu putih di tangan Lisa lalu membalurkan ke dahi dan sedikit mengoleskan di hidung Tata.

"Bisa minta bantuan lagi Lis?"

"Katakan saja Al kalau bisa pasti akan aku bantu."

"Oke saya minta kamu balurkan minyak kayu putih ini di punggung Tata dan sekalian gantikan handuknya dengan pakaian, bagaimana bisa?" tanya Aldi meminta persetujuan Lisa.

"Oke siap akan saya lakukan. Kalian keluarlah dulu karena saya akan mengganti pakaiannya."

"Baiklah ayo Topan kita keluar sebentar, ajak Aldi pada Topan yang masih duduk anteng di tepi ranjang.

Topan tampak mengangguk lalu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar mengekor di belakang Aldi.

Sementara di dalam, setelah mengunci pintu kamar agar para lelaki itu tidak mengintip Lisa mencari baju Tata dalam tas milik sahabatnya itu dan tanpa banyak bicara langsung mengganti handuk dengan pakaian tersebut, tetapi sebelumnya membalurkan terlebih dahulu minyak putih ke bagian tubuh tertentu.

"Sorry ya Ta terpaksa aku melihat tubuhmu," ucap Lisa merasa bersalah. Dia tahu kalau Tata dalam keadaan sadar pasti dia akan marah jika Lisa melihat lekuk tubuhnya tersebut. Tata sebenarnya selain penakut juga pemalu.

Pekerjaan Lisa mengganti pakaian selesai dan bersamaan dengan itu Tata langsung sadar dan duduk.

"Syukurlah akhirnya kau sadar juga." Lisa bernafas lega.

"Kau tidak apa-apa kan Ta? Aku sedari tadi khawatir lo lihat kamu pingsan."

Tata terlihat diam tidak ada niat sedikitpun untuk menimpali perkataan Lisa. Lisa menatap Tata bingung, gadis itu membalas tatapan mata Lisa tajam.

Tata menatap mata Lisa tak berkedip dan wajahnya terlihat putih pucat dan beku seperti es.

Lisa memalingkan muka karena takut melihat ekspresi wajah Tata.

"Sebentar aku keluar dulu." Lisa berjalan keluar kamar, membuka pintu yang dikunci dan meninggalkan Tata seorang diri.

"Al Tata sudah sadar." Lisa memilih memberitahukan saja pada Aldi biar lelaki itu yang menjaga Tata saja. Nyali Lisa ciut untuk menjaga sahabatnya itu melihat wajah Tata menakutkan.

"Syukurlah kalau begitu, tapi kenapa kau malah akan pergi?" tanya Aldi heran.

"Aku buatkan kalian minuman dulu. Aku tahu pasti kalian haus, bukan? Kalian di rumah pak Bakri tadi juga tidak makan tadi biar sekalian aku masakin buat kalian sekaligus buat makan siang aku dan Aldi nantinya."

"Baiklah lakukan apa yang ingin kau lakukan biar aku yang menjaga Tata. Lagipula aku memang sudah lapar dan beberapa hari ini memang tidak makan." Aldi berkata dengan jujur karena beberapa hari ini perutnya hanya terisi roti dan air saja dan itu membuat tubuh Aldi yang biasa makan nasi tidak bisa merasa kenyang dengan sempurna. Belum makan kalau tidak menyentuh nasi itulah prinsip hidup Aldi.

Lisa mengangguk dan bergegas ke dapur. Daripada melihat wajah Tata yang terlihat seperti mayat hidup mendingan dia berkutat dengan bahan-bahan saja di dapur.

Bahan-bahan itu sebenarnya sudah kemarin sore dia beli dan rencananya akan dimasaknya pagi ini. Namun, Lisa mengurungkan niatnya tatkala mendapat undangan makan pagi di rumah besar milik Pak Bakri itu.

Tangan Lisa lincah memotong sayuran dan bahan-bahan lalu sebelum menyulapnya menjadi makanan yang lezat.

"Ta apa yang kamu rasakan?" tanya Aldi mendekat ke arah Tata.

Tidak ada jawaban, kali ini Tata tidak ingin berbicara apapun.

"Ta katakan apa yang terjadi sampai kau terjatuh di dalam kamar mandi dan pingsan?" tanya Aldi sekali lagi.

Tata tetap diam bahkan pandangan matanya kini menjadi melotot seolah bola matanya ingin melompat keluar.

Melihat Tata hanya diam saja sedari tadi akhirnya Aldi sedikit memaksa.

"Ta, katakan apa yang terjadi? Sejak kapan kau akan mendiamkanku?" tanya Aldi sedikit mengguncang bahu Tata.

"Aku tidak suka dikasari," ucap Tata dengan suara membulat dan terdengar seperti suara laki-laki.

"Astaghfirullah hal adzim, apakah ini beneran Tata?" batin Aldi mulai ragu bahwa orang yang duduk di depannya kini adalah Tata sahabatnya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rara Aida

Rara Aida

tata mungkin sudah kerasukan

2024-02-12

0

Chaca 03

Chaca 03

Pasti kemasukan. Kemasukan setan😨

2022-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pikiran Buruk
2 Bab 2. Diserang Para Arwah
3 Bab 3. Saat Tata Pergi
4 BAb 4. Roh Atau Bukan?
5 BAB 5. Bangkit Kembali
6 Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7 Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8 Bab 8. Sampai di Kampung
9 Bab 9. Keanehan
10 Bab 10. Kecurigaan
11 Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12 Bab 12. Jeritan Tata
13 Bab 13. Diam
14 Bab 14. Kerasukan
15 Bab 15. Mengincar Janin
16 Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17 Bab 17. Teringat Pada Tata
18 Bab 18. Tata Sadar
19 Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20 Bab 20. Ada Yang Hilang
21 Bab 21. Rencana Pencarian
22 Bab 22. Sebuah Alasan
23 Bab 23. Proses Pencarian
24 Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25 Bab 25. Calon Penyelamat
26 Bab 26. Bukan Lisa
27 Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28 Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29 Bab 29. Mendarat
30 Bab 30. Cemas
31 Bab 31. Luwang Mayit
32 Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33 Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34 Bab 34. Hanya Mimpi
35 Bab 35. Jejak
36 Bab 36. Pekuburan
37 Bab 37. Pocong Yang Aneh
38 Bab 38. Mengintai
39 Bab 39. Ada Yang Meniru
40 Bab 40. Rumah Pak Hasan
41 Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42 Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43 Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44 Bab 44. Menemani Putri
45 Bab 45. Tebakan Putri
46 Bab 46. Tidak Semudah Itu
47 Bab 47. Mulai Siaga
48 Bab 48. Jejak Tata
49 Bab 49. Aksi Penyelamatan
50 Bab 50. Pingsan
51 Bab 51. Akhirnya Sadar
52 Bab 52. Surat Di Atas Meja
53 Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54 Bab 54. Hampir Salah Paham
55 Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56 Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57 Bab 57. Satu Bukti
58 Bab 58. Hampir
59 Bab 59. Perlawanan
60 Bab 60. Racun
61 Bab 61. Mendapatkan Penawar
62 Bab 62. Kebakaran
63 Bab 63. Kematian Bu Langsa
64 Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65 Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66 Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67 Bab 67. Mayat Bangkit
68 Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69 Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70 Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71 Bab 71. Dunia Lain
72 Bab 72. Menyeberang
73 Bab 73. Bukan Alam Kematian
74 Bab 74. Bersembunyi
75 Bab 75. Goa Bawah Tanah
76 Bab 76. Tertangkap
77 Bab 77. Ketahuan
78 Bab 78. Melarikan Diri
79 Bab 79. Kabur Bersama
80 Bab 80. Pertarungan Kembali
81 Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82 Bab 82. Identitas Aldi
83 BAB 83. Desa Wisata (Tamat)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Pikiran Buruk
2
Bab 2. Diserang Para Arwah
3
Bab 3. Saat Tata Pergi
4
BAb 4. Roh Atau Bukan?
5
BAB 5. Bangkit Kembali
6
Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7
Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8
Bab 8. Sampai di Kampung
9
Bab 9. Keanehan
10
Bab 10. Kecurigaan
11
Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12
Bab 12. Jeritan Tata
13
Bab 13. Diam
14
Bab 14. Kerasukan
15
Bab 15. Mengincar Janin
16
Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17
Bab 17. Teringat Pada Tata
18
Bab 18. Tata Sadar
19
Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20
Bab 20. Ada Yang Hilang
21
Bab 21. Rencana Pencarian
22
Bab 22. Sebuah Alasan
23
Bab 23. Proses Pencarian
24
Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25
Bab 25. Calon Penyelamat
26
Bab 26. Bukan Lisa
27
Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28
Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29
Bab 29. Mendarat
30
Bab 30. Cemas
31
Bab 31. Luwang Mayit
32
Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33
Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34
Bab 34. Hanya Mimpi
35
Bab 35. Jejak
36
Bab 36. Pekuburan
37
Bab 37. Pocong Yang Aneh
38
Bab 38. Mengintai
39
Bab 39. Ada Yang Meniru
40
Bab 40. Rumah Pak Hasan
41
Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42
Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43
Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44
Bab 44. Menemani Putri
45
Bab 45. Tebakan Putri
46
Bab 46. Tidak Semudah Itu
47
Bab 47. Mulai Siaga
48
Bab 48. Jejak Tata
49
Bab 49. Aksi Penyelamatan
50
Bab 50. Pingsan
51
Bab 51. Akhirnya Sadar
52
Bab 52. Surat Di Atas Meja
53
Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54
Bab 54. Hampir Salah Paham
55
Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56
Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57
Bab 57. Satu Bukti
58
Bab 58. Hampir
59
Bab 59. Perlawanan
60
Bab 60. Racun
61
Bab 61. Mendapatkan Penawar
62
Bab 62. Kebakaran
63
Bab 63. Kematian Bu Langsa
64
Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65
Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66
Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67
Bab 67. Mayat Bangkit
68
Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69
Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70
Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71
Bab 71. Dunia Lain
72
Bab 72. Menyeberang
73
Bab 73. Bukan Alam Kematian
74
Bab 74. Bersembunyi
75
Bab 75. Goa Bawah Tanah
76
Bab 76. Tertangkap
77
Bab 77. Ketahuan
78
Bab 78. Melarikan Diri
79
Bab 79. Kabur Bersama
80
Bab 80. Pertarungan Kembali
81
Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82
Bab 82. Identitas Aldi
83
BAB 83. Desa Wisata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!