"Astaghfirullah hal adzim, apakah ini beneran Tata?" batin Aldi mulai ragu bahwa orang yang duduk di depannya kini adalah Tata sahabatnya.
"Ta, saya Aldi Ta. Apakah kamu tidak mengingatku bahwa aku adalah sahabatmu. Mana mungkin aku kasar padamu," ucap Aldi menyanggah perkataan Tata yang mengatakan dirinya kasar terhadap sahabatnya itu.
Tata lalu bangkit berdiri dan berjalan ke arah Aldi dengan kedua tangan direntangkan ke depan seperti vampir, tetapi tidak melompat.
Aldi berjalan mundur, tetapi Tata terus saja melangkah ke arah Aldi dengan pelan dengan posisi tangan masih sama seakan-akan ingin mencekik leher Aldi saja.
"Ta, sadar Ta, aku Aldi sahabatmu," ucap Aldi sambil berusaha menyingkirkan tangan Tata di lehernya. Posisi tubuh Aldi sudah bersandar pada dinding kamar dan dia sudah tidak bisa kemana-mana lagi.
"Ta, hentikan!" pekik Aldi.
Bruk.
Tata melempar tumpukan buku yang ada di atas meja di pojok ruangan itu ke wajah Aldi. Padahal tumpukan buku itu sangat banyak dan tersusun meninggi. Namun, Tata mampu memegangnya dalam satu kali genggaman.
"Aduh." Aldi meringis sakit dengan memijit pelipisnya. Kalau saja hanya satu buku yang mengenai dirinya mungkin tidak akan terlalu sakit seperti ini.
"Sudah kukatakan aku tidak suka dikasari dan dibentak!" Suara laki-laki lagi yang keluar dari mulut Tata dan seperti orang membentak. Fix Aldi yakin ada roh yang masuk ke dalam tubuh Tata.
"Dia kerasukan," batin Aldi. Aldi mencoba membaca doa-doa. Terlihat mata Tata melotot ke arah Aldi seolah mengobarkan api kemarahan. Makhluk itu tidak suka dengan apa yang dibaca Aldi.
Aldi terus saja membaca doa, tetapi tidak bisa fokus tatkala melihat tubuh Tata berubah menjadi seorang laki-laki seram berambut panjang dan rambut itu kucel serta dikerubungi ulat. Laki-laki itu berjalan lagi ke arah Aldi dan hendak mencekik kembali.
Sebab tidak tahu harus berbuat apa lagi akhirnya Aldi berlari keluar kamar dan karena mendengar suara orang yang menggoreng ikan Aldi langsung menuju dapur menemui Lisa.
"Ada apa sih Al?" tanya Lisa heran melihat tubuh Aldi bermandikan keringat hingga bajunya basah.
"Kamu habis lari pagi ya?" tebak Lisa. Berhubung dia asyik dengan acara masak-memasak jadi lupa dengan keadaan Tata yang ditinggalkannya tadi.
"Ti ... dak," ucap Aldi gugup dan ketakutan.
"Kenapa sih ekspresimu seperti itu? Kayak dikejar hantu saja," protes Lisa.
"Memang sekarang aku sedang dikejar hantu," ucap Aldi dengan tubuh yang masih tampak
gemetaran.
Mendengar perkataan Aldi tiba-tiba saja Lisa mengingat keadaan Tata tadi yang berwajah pucat pasi dan hanya diam saja saat diajak bicara.
"Jadi Tata sebenarnya sudah mati dan itu yang duduk hanya arwahnya saja?" Lisa ikut panik dan ketakutan.
"Al lebih baik kita keluar dari rumah ini sekarang juga," ajak Lisa sambil memegang tangan Aldi untuk diseret keluar dari rumah.
"Bagaimana bisa kita keluar dari sini Lis sementara pintu keluarnya harus melewati kamar Tata dulu. Apa ada pintu keluar ya lainnya?"
"Tidak ada Al hanya pintu yang di depan saja," jawab Lisa sangat menyayangkan rumah tersebut tidak ada pintu belakang.
Aldi tampak menggelengkan. Pikirannya kalut tidak bisa berpikir apapun.
"Kita coba saja lewat depan siapa tahu Tata masih ada di kamar dan tidak bisa melihat kita yang lewat di depan kamarnya. Pintunya tertutup, kan?" Lisa memutuskan.
Aldi tampak mengangguk kemudian menarik tangan Lisa untuk keluar. Mereka berjalan keluar dari dapur dan melewati ruang tengah dengan mengendap-endap seperti maling saja. Lisa sampai lupa mematikan kompor yang masih menyala karena panik dan takut. Apa kabarnya ikan yang sedang digoreng itu nantinya kalau Lisa tinggalkan?
"Lis dia menuju kemari," tunjuk Aldi pada makhluk yang bersemayam pada tubuh Tata yang sekarang penampakannya menjadi Tata kembali.
Tata langsung menarik tubuh Aldi agar bersembunyi di balik meja samping sofa.
Dengan nafas tersengal-sengal mereka mencoba bertahan dalam persembunyian padahal di ruang itu tampak lembab dan pengap karena tidak ada ventilasi di tempat itu.
Tata tampak berjalan seperti tadi pelan dan seperti zombie yang mencari mangsa.
Saat Tata melewati tempat mereka Aldi dan Lisa akhirnya bernafas lega.
"Waktunya kita keluar," usul Aldi dan Lisa langsung mengangguk. Namun, saat mereka hendak melangkah Lisa mengingat sesuatu.
"Al!" panggi Lisa wanita itu tampak gelisah.
"Kenapa lagi? Kita keluar sekarang! Apa yang masih kau pikirkan?" tanya Aldi heran melihat Lisa menahan dirinya untuk berlari keluar rumah.
"Kompornya lupa aku matikan. Tolong dong dimatikan," rengek Lisa.
"Apa! Gila kamu ya?" Aldi heran dengan permintaan Lisa. Susah-susah dirinya menjauhi Tata saat ini masa' disuruh kembali ke dapur yang artinya akan bertemu Tata kembali.
"Ayolah Al, tolongin aku, please," mohon Lisa dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
Aldi menggeleng. "Tidak aku tidak berani pergi ke dapur sekarang."
"Ayolah Al kalau tidak dimatikan sekarang bisa kebakaran nih rumah. Kalau ini sampai terjadi pak Bakri pasti akan meminta ganti rugi dan kita harus patungan mengganti rumah ini."
Mendengar pernyataan Lisa Aldi jadi berpikir dua kali untuk keluar dari rumah ini sebelum mematikan kompor.
"Baik aku akan kembali ke dapur untuk mematikan kompor tersebut." Keputusan Aldi ini langsung membuat Lisa bernafas lega.
"Tapi kamu harus ikut," desak Aldi.
"Apa?" Lisa tidak jadi bernafas lega. Dia panik kembali.
"Iyalah harus ikut, kamu pikir aku berani gitu pernah ke dapur sendirian." Beginilah kalau masih ada teman yang masih bisa diajak tetap memaksa harus ada yang menemani berbeda saat dirinya tersesat selama dua hari yang hanya ada Tata dan itupun malah Tata sempat mati suri. Berjalan dan berjuang seorang diri pun Aldi lakukan. Tak ada sahabat yang menemani tetap jalan terus.
"Baiklah," ucap Lisa pasrah kala mencium aroma ikan goreng yang sudah gosong.
Aldi mengangguk dan langsung menarik tangan Lisa untuk dibawanya ke dapur. Mereka berjalan mengendap-endap agar tidak dilihat oleh Tata.
Mereka berdua syok saat hendak masuk dapur melihat Tata meraih ikan yang ada dalam wajan yang masih panas itu dengan tangannya dan langsung melempar ke dalam mulutnya sendiri seperti orang yang minum obat.
"Al!" Lisa memandang wajah Aldi dengan ekspresi bingung dan takut sedangkan Aldi tampak meringis melihat Tata menelan ikan goreng itu dengan tulang-tulangnya. Apalagi kondisi ikan itu masih dalam keadaan panas dan gosong.
"Bagaimana ini Al?" tanya Lisa panik sambil terus dan terus memperhatikan Tata yang saat ini mematikan kompor dengan cara meniupnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Rara Aida
topannya dimana kok nggak ada
2024-02-12
1
Chaca 03
Tuh kan
2022-09-19
1