Bab 18. Tata Sadar

"Ta, bangun Ta! Maafkan aku yang sudah melupakan bahkan meninggalkan dirimu," sesal Aldi. Semoga saja tidak apa-apa pada sahabatnya itu.

Aldi mengguncang tubuh Tata agar gadis itu tersadar dari pingsannya. Lama tubuh Tata tidak bereaksi dengan sentuhan tangan Aldi membuat Aldi semakin khawatir saja.

"Ayo dong Ta, bangun!" Aldi teringat akan kematian Tata waktu itu.

"Itu tidak boleh terjadi lagi." Aldi menggendong tubuh Tata untuk dibawanya ke dalam kamar agar itu bisa beristirahat dalam pingsannya.

Mau dibawa kemana itu temannya Nak?" ternyata pemilik perahu tadi mengikuti langkah kaki Aldi ke dalam rumah karena ikut khawatir.

"Ini teman saya pingsan Pak, mau diapakan ya agar bisa sadar? Mau dibawa ke poskesdes juga atau telepon k sini atau dibiarkan beristirahat dulu?" Aldi panik sehingga bicaranya tampak nyerocos begitu saja.

"Sebelum pingsan dia makan apa saja?"

"Ikan gosong di atas wajan panas Pak," sahut Aldi karena hanya itulah yang sempat dilihatnya tadi pagi sebab ketika makan yang lainnnya Aldi sudah ada di luar rumah, berbincang-bincang dengan para ibu.

"Yakin dia tidak mengisap darah?" tanya bapak itu memastikan.

"Tidak tahu Pak tapi Lisa yang dibawa ke poskesdes itu memang mengeluarkan darah dari perutnya. Perkara hisap menghisap saya tidak tahu karena tidak melihatnya karena saya sudah berada di luar rumah." Aldi berkata yang sebenarnya.

"Baiklah kalau begitu kau coba bawa dia keluar dulu!" perintah bapak tersebut dan Aldi menurut.

"Letakkan di lantai!" Aldi mengangguk patuh dan meletakkan tubuh Tata di lantai teras rumah.

Orang-orang yang sedang bekerja menyilap dan memilih jenis ikan berlari ke arah keduanya karena merasa ada yang tidak beres. Mereka semua ingin menyaksikan apa yang sebenarnya telah terjadi. Dia pikir hanya Lisa tadi yang ada masalah, tetapi ternyata ada yang lain lagi. Sampai-sampai mereka rela meninggalkan ikan-ikan mereka yang kini diintip oleh kucing. Biarkanlah menurut mereka toh kucing tidak akan mampu menghabiskan semuanya. Kucing di tempat itu sepertinya sudah enek dengan ikan.

"Ada apa dengan dia?"

"Ada apa dengan gadis itu?

"Ada apa dengannya?"

Kaum ibu-ibu langsung menyerang dengan pertanyaan.

"Pingsan setelah kerasukan," jawab Aldi terpaksa jujur. Barangkali dengan berkata apa adanya mereka bisa membantu diri dan juga teman-temannya apabila ada masalah nantinya.

Ibu-ibu tampak saling berbisik dan ada satu orang diantaranya berlari mengambil seekor ikan dan membawanya masuk ke dalam rumah. Ada seorang Juga yang membawa masuk bunga melati ke dalam rumah. Aldi tidak bertanya sebab sudah paham dengan semuanya.

Setelah tubuh Tata diletakkan di atas lantai bapak tadi tampak menadahkan tangan seperti orang berdoa. Setelah itu mencium keduanya tangan seperti orang yang mengakhiri doa juga.

Usai melakukan sesi berdoa bapak itu langsung mengarahkan kedua tangannya di atas perut Tata dan menekannya. Awalnya ditekan dengan lembut, tetapi kemudian semakin keras dan semakin keras saja.

"Uhuk-uhuk." Tata terbatuk dan dari mulutnya keluar percikkan darah.

"Benar kataku gadis ini sudah diperalat sebagai perantara untuk mendapatkan darah." Bapak itu semakin kuat menekan perut Tata. Kali ini darah yang keluar menyembur dengan jumlah yang begitu banyak.

"Uhuk-uhuk." Akhirnya Tata sadar dan langsung duduk. Dia kaget melihat di sekitarnya banyak darah. Lebih kaget lagi Aldi dalam pikirannya untung saja Lisa tidak sampai kekurangan darah karena banyak yang dihisap oleh mahkluk yang masuk ke dalam tubuh Tata.

"Apa yang terjadi? Mengapa banyak darah di sekitarku?" Tata tampak bingung sekali.

Wanita itu menatap wajah para ibu-ibu yang ekspresi wajahnya biasa saja seolah mereka sudah sering melihat hal yang semacam itu.

"Minumlah, tapi sebelumnya jangan lupa kumur-kumur dulu." Seorang ibu menyodorkan segelas air yang sempat dituang dari sebuah kendi.

Tata mengangguk dan menurut. Dia meraih gelas tersebut dan berkumur-kumur lalu membuang air kumuran itu ke tanah.

"Bagaimana rasanya air kendi itu?" tanya bapak tadi.

"Rasanya panas di lidah," jawab Tata.

"Berarti kamu belum bersih." Bapak itu menarik kesimpulan.

"Jadi saya harus apa?" tanya Tata bingung.

"Berbaring kembali biar saya coba untuk mengeluarkan isi perutmu lagi," perintah bapak itu.

Tanpa banyak bicara Tata langsung berbaring dan telentang. Bapak itu mengulang gerakannya tadi.

Saat menekan tubuh Tata yang keluar sekarang adalah darah berwarna hitam yang berbau anyir yang keluar.

"Berikan dia minum dalam kendi langsung!"

"Baik Paman." Seorang ibu-ibu muda memberikan kendi berisi air kepada Tata. Tata langsung meneguk air itu melalui lubang corong kendi.

"Bagaimana, masih panas atau hangatkah?" tanya bapak itu lagi.

"Tidak, yang sekarang malah terasa dingin dan segar di tenggorokan," jawab Tata.

"Syukurlah kalau begitu, berarti kamu sudah terbebas dari pengaruh makhluk itu lagi dan insyaallah tubuhmu tidak akan kerasukan kembali. Namun, perlu diingat jangan pernah membiarkan pikiranmu kosong lagi biar tidak memberikan jalan bagi mereka untuk masuk ke segala urat nadimu."

"Baik Pak, pesan-pesan bapak akan saya ingat kembali," ucap Tata dengan penuh keyakinan.

"Lebih baik adik mandi sekarang agar tidak bau darah lagi," usul seorang ibu muda.

"Aku ingin mandi tapi takut," ucap Tata. Dia mengingat kejadian tadi pagi di mana dirinya diganggu oleh sesosok bayangan di kamar mandi dan akhirnya tidak sadarkan diri.

"Kalau begitu mandi di rumahku saja, kebetulan tidak jauh dari sini. Itu rumahku," tunjuk seorang ibu kepada rumah yang terlihat kecil dan mungil, tetapi terawat dan bersih. Di halamannya tertata batu kerikil yang putih bersih.

"Baiklah."

"Al tolong ambilkan aku baju ganti di tas ya!"

"Oke siap," ucap Aldi lalu bergegas masuk ke dalam rumah dan masuk ke dalam kamar untuk mengambil pakaian Tata. Setelah itu menyerahkan baju pada Tata dan gadis itu pergi bersama pemilik rumah kecil dan mungil itu.

Bersamaan dengan itu Pak Bakrie berjalan ke arah para ibu-ibu yang masih betah berdiri di teras rumah tersebut.

"Eh ada pak Bakrie e, cepat bersihkan darah ini!"

Seorang ibu langsung bergegas mengambil ember berisi air yang sebenarnya disiapkan untuk cuci tangan mereka dan segera mengguyur ke lantai. Bekas darah sudah bersih berganti basahnya air saja.

Bersambung.

Episodes
1 Bab 1. Pikiran Buruk
2 Bab 2. Diserang Para Arwah
3 Bab 3. Saat Tata Pergi
4 BAb 4. Roh Atau Bukan?
5 BAB 5. Bangkit Kembali
6 Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7 Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8 Bab 8. Sampai di Kampung
9 Bab 9. Keanehan
10 Bab 10. Kecurigaan
11 Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12 Bab 12. Jeritan Tata
13 Bab 13. Diam
14 Bab 14. Kerasukan
15 Bab 15. Mengincar Janin
16 Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17 Bab 17. Teringat Pada Tata
18 Bab 18. Tata Sadar
19 Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20 Bab 20. Ada Yang Hilang
21 Bab 21. Rencana Pencarian
22 Bab 22. Sebuah Alasan
23 Bab 23. Proses Pencarian
24 Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25 Bab 25. Calon Penyelamat
26 Bab 26. Bukan Lisa
27 Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28 Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29 Bab 29. Mendarat
30 Bab 30. Cemas
31 Bab 31. Luwang Mayit
32 Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33 Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34 Bab 34. Hanya Mimpi
35 Bab 35. Jejak
36 Bab 36. Pekuburan
37 Bab 37. Pocong Yang Aneh
38 Bab 38. Mengintai
39 Bab 39. Ada Yang Meniru
40 Bab 40. Rumah Pak Hasan
41 Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42 Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43 Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44 Bab 44. Menemani Putri
45 Bab 45. Tebakan Putri
46 Bab 46. Tidak Semudah Itu
47 Bab 47. Mulai Siaga
48 Bab 48. Jejak Tata
49 Bab 49. Aksi Penyelamatan
50 Bab 50. Pingsan
51 Bab 51. Akhirnya Sadar
52 Bab 52. Surat Di Atas Meja
53 Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54 Bab 54. Hampir Salah Paham
55 Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56 Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57 Bab 57. Satu Bukti
58 Bab 58. Hampir
59 Bab 59. Perlawanan
60 Bab 60. Racun
61 Bab 61. Mendapatkan Penawar
62 Bab 62. Kebakaran
63 Bab 63. Kematian Bu Langsa
64 Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65 Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66 Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67 Bab 67. Mayat Bangkit
68 Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69 Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70 Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71 Bab 71. Dunia Lain
72 Bab 72. Menyeberang
73 Bab 73. Bukan Alam Kematian
74 Bab 74. Bersembunyi
75 Bab 75. Goa Bawah Tanah
76 Bab 76. Tertangkap
77 Bab 77. Ketahuan
78 Bab 78. Melarikan Diri
79 Bab 79. Kabur Bersama
80 Bab 80. Pertarungan Kembali
81 Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82 Bab 82. Identitas Aldi
83 BAB 83. Desa Wisata (Tamat)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Pikiran Buruk
2
Bab 2. Diserang Para Arwah
3
Bab 3. Saat Tata Pergi
4
BAb 4. Roh Atau Bukan?
5
BAB 5. Bangkit Kembali
6
Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7
Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8
Bab 8. Sampai di Kampung
9
Bab 9. Keanehan
10
Bab 10. Kecurigaan
11
Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12
Bab 12. Jeritan Tata
13
Bab 13. Diam
14
Bab 14. Kerasukan
15
Bab 15. Mengincar Janin
16
Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17
Bab 17. Teringat Pada Tata
18
Bab 18. Tata Sadar
19
Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20
Bab 20. Ada Yang Hilang
21
Bab 21. Rencana Pencarian
22
Bab 22. Sebuah Alasan
23
Bab 23. Proses Pencarian
24
Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25
Bab 25. Calon Penyelamat
26
Bab 26. Bukan Lisa
27
Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28
Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29
Bab 29. Mendarat
30
Bab 30. Cemas
31
Bab 31. Luwang Mayit
32
Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33
Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34
Bab 34. Hanya Mimpi
35
Bab 35. Jejak
36
Bab 36. Pekuburan
37
Bab 37. Pocong Yang Aneh
38
Bab 38. Mengintai
39
Bab 39. Ada Yang Meniru
40
Bab 40. Rumah Pak Hasan
41
Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42
Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43
Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44
Bab 44. Menemani Putri
45
Bab 45. Tebakan Putri
46
Bab 46. Tidak Semudah Itu
47
Bab 47. Mulai Siaga
48
Bab 48. Jejak Tata
49
Bab 49. Aksi Penyelamatan
50
Bab 50. Pingsan
51
Bab 51. Akhirnya Sadar
52
Bab 52. Surat Di Atas Meja
53
Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54
Bab 54. Hampir Salah Paham
55
Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56
Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57
Bab 57. Satu Bukti
58
Bab 58. Hampir
59
Bab 59. Perlawanan
60
Bab 60. Racun
61
Bab 61. Mendapatkan Penawar
62
Bab 62. Kebakaran
63
Bab 63. Kematian Bu Langsa
64
Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65
Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66
Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67
Bab 67. Mayat Bangkit
68
Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69
Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70
Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71
Bab 71. Dunia Lain
72
Bab 72. Menyeberang
73
Bab 73. Bukan Alam Kematian
74
Bab 74. Bersembunyi
75
Bab 75. Goa Bawah Tanah
76
Bab 76. Tertangkap
77
Bab 77. Ketahuan
78
Bab 78. Melarikan Diri
79
Bab 79. Kabur Bersama
80
Bab 80. Pertarungan Kembali
81
Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82
Bab 82. Identitas Aldi
83
BAB 83. Desa Wisata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!