Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa

"Tata apa yang kamu lakukan?" teriak Topan dengan suara kesal.

Tata menoleh dengan geram. Taring-taring giginya semakin memanjang begitupun dengan kukunya yang memanjang dua kali lipat. Dia bersiap menyerang pada Topan.

Topan langsung menyadari bahwa orang yang dihadapinya sekarang bukanlah Tata, tetapi makhluk astral yang ingin bermain-main dengannya.

"Baiklah akan aku layani."

Topan sudah sering ikut pamannya sebagai pemburu hantu jadi menghadapi mahkluk seperti itu sangatlah mudah untuknya.

Topan diam sesaat, membaca mantra-mantra yang pernah dia dapatkan dari belajarnya.

Tampak Tata menatap dengan aura kebencian terhadap Topan dan terlihat siap menyerang. Namun, lama-lama mantra yang dibaca Topan bereaksi.

Tata tidak bisa bergerak dan diam di tempat. Perlahan kuku dan gigi taringnya yang meruncing itu mulai mengerut dan akhirnya kembali seperti semula. Tubuh Tata bergetar hebat kemudian luruh ke lantai. Gadis itu terlihat pingsan.

Topan segera berlari mendekati Lisa dan segera menggendongnya keluar dari rumah. Laki-laki itu panik melihat perut Lisa mengeluarkan darah.

"Bertahan Lis aku akan membawamu berobat," ucap Topan pada Lisa yang sudah memejamkan mata.

Segera Topan berlari dengan panik.

"Kenapa dia Pan?" teriak Aldi yang melihat Topan berlari-lari dengan panik. Aldi yang sedang berbicara dengan para ibu-ibu yang sedang menyilap ikan segera berlari ke arah Topan melihat ada yang aneh dengan ekspresi laki-laki itu. Apalagi Topan terlihat menggendong seseorang.

"Bantu aku Al tanyakan pada mereka dimana aku bisa menemukan rumah sakit di kampung ini."

"Kenapa dia Pan?"

"Perutnya tertusuk dan mengeluarkan banyak darah. Cepat Al tanyakan dimanakah posisi rumah sakit. Saya tidak ingin dia sampai kehilangan banyak darah."

Topan ngaco mana ada rumah sakit di kampung, yang ada hanya bidan atau perawat yang bertugas di sana.

Segera Aldi berlari ke kerumunan orang-orang.

"Ada apa Dik? Sepertinya ada yang serius ya?" tanya ibu-ibu langsung bisa menebak kepanikan Topan yang dilihatnya dari jauh.

"Iya Bu, di sini ada rumah sakit, klinik kesehatan atau apapun namanya yang penting ada dokternya?" tanya Aldi panik.

"Rumah sakit tidak ada, tapi adanya hanya pelayanan di balai desa yaitu di ruangan poskesdes. Cepat bawa segera pasiennya takut-takut bu bidan sudah berangkat bertugas di puskesmas," saran seorang ibu.

"Dimana posisi balai desanya Bu?" tanya Aldi lagi.

"Di dusun sebelah, di sana!" tunjuk seorang ibu ke arah depan.

"Jauh tidak Bu?"

"Paling hanya tujuh ratus meteran," jawab ibu yang lainnya.

Aldi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dalam otaknya berpikir bagaimana bisa sampai ke tempat itu dalam keadaan kampung yang tidak memiliki kendaraan bermotor satupun. Bisa lama sampainya dan bisa terlambat penanganan yang akan dilakukan terhadap Lisa.

"Saya akan panggil suami saya," ucap salah seorang ibu sambil berlari ke rumahnya. Beberapa saat kemudian langsung kembali bersama seorang pria.

"Kita lewat jalur laut saja biar cepat sampai sebab kalau lewat darat jalannya berputar-putar," ucap pria yang katanya salah satu suami dari ibu-ibu itu.

"Apapun itu yang penting cepat tolong teman saya Pak." Aldi memohon.

Bapak-bapak itu segera bersiap dan dengan sigap melompat ke atas perahu lalu menghidupkan mesin perahunya.

"Ayo!" Bapak itu melambai-lambaikan tangan ke arah Aldi dan Topan yang sekarang juga ada di sisi Aldi.

"Ayo Pan, apa perlu aku bantu untuk membawakan Lisa?" tanya Aldi menawarkan diri.

"Tidak usah ayo kita pergi!" ajak Topan sambil berjalan menuruni undakan menuju pantai sambil terus menggendong tubuh Lisa.

Aldi pun mengangguk dan berjalan cepat mengikuti langkah Topan yang besar.

Mereka bertiga ditambah pemilik perahu yang kini menjadi nahkoda kini sudah ada di atas perahu dan siap berlayar.

Benar kata pemilik perahu itu posisi balai desa bisa dengan cepat di tempuh melalui jalur laut. Ada sekitaran lima belas menit mereka sudah sampai di pinggir laut yang dekat dengan balai.

"Itu dia balai desanya dan poskesdes nya ada di samping balai itu," jelas pemilik perahu sebelum mereka turun.

"Baik Pak terima kasih." Buru-buru Topan turun disusul Aldi di belakang.

"Bapak kembali saja dulu sebab bapak harus istirahat," saran Aldi. Aldi tahu dari istri pria itu saat mengobrol tadi bahwa bapak ini baru pulang sejak semalam melaut. Ya kebanyakan dari nelayan di sini bekerja melaut, berangkat sore hari dan datang saat pagi bahkan ada yang pagi menjelang siang.

"Tidak usah biar saya tunggu disini biar kalau kalian pulang nanti tidak repot mencari kendaraan lagi," tolak bapak di atas perahu itu.

"Baiklah," ucap Aldi pasrah lagi pula di tempat ini sangat susah untuk mencari tumpangan. Jadi, kalau ada yang menawarkan kebaikan sebaiknya diterima saja.

Aldi berlari menyusul Topan yang sudah ada di depan poskesdes. Untung saja bu bidan dan perawat desa yang bertugas lagi belum berangkat ke puskesmas untuk bertugas.

Setelah bertanya-tanya bu bidan dibantu perawatnya itu langsung menangani Lisa. Seorang dokter yang dekat rumahnya dengan poskesdes datang membantu karena hari ini sedang libur.

"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Topan sangat khawatir. Aldi hanya terdiam sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dia tampak takjub melihat peralatan di sana cukup lengkap.

"Untung segera dibawa kemari, kalau tidak pasien pasti akan kekurangan banyak darah," jelas dokter.

Topan mengangguk, benar ini sesuai prediksinya. Untung saja dia belum terlambat membawa Lisa ke poskesdes itu.

"Jadi keadaannya bagaimana Dok?" tanya Topan masih khawatir.

"Pasien baik-baik saja hanya butuh istirahat dan meminum obatnya. Pasien juga sudah sadar dari pingsannya, dan satu lagi janinnya juga dalam keadaan baik-baik saja," jelas dokter panjang lebar.

"Apa?" Topan kaget mendengar kenyataan bahwa Lisa ternyata sedang hamil.

Topan saja terlihat kaget apalagi Aldi.

"Lisa hamil?" tanya Aldi memastikan pendengarannya tidak salah.

"Iya, yang mana suaminya?" tanya bu bidan. "Janinnya sudah berumur dua bulan, jangan lupa diperiksa ya tiap bulannya," lanjut bu bidan lagi.

Aldi menunjuk Topan. Dalam hati berkata siapa lagi kalau bukan Topan ayah dari janin dalam kandungan Lisa sebab keduanya sudah dua bulan ini terlihat lengket kayak perangko.

"Oh dijaga dengan baik ya Pak ibunya. Jangan sampai lengah. Bagaimana mungkin sampai bapaknya membiarkan perut ibunya teriris pisau. Saya minta tolong agar bapak tidak membuat ibunya jadi stres," ucap bidan tersebut mengingatkan Topan. Ibu bidan itu menyangka bahwa Lisa hendak melakukan percobaan bunuh diri.

"Baik Bu pasti akan saya jaga," jawab Topan tidak ingin pembicaraan menjadi panjang lebar. Meskipun dirinya belum menikahi Lisa anggap sajalah dirinya adalah suami Lisa di depan orang-orang.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Chaca 03

Chaca 03

Untung Topan segera datang

2022-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pikiran Buruk
2 Bab 2. Diserang Para Arwah
3 Bab 3. Saat Tata Pergi
4 BAb 4. Roh Atau Bukan?
5 BAB 5. Bangkit Kembali
6 Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7 Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8 Bab 8. Sampai di Kampung
9 Bab 9. Keanehan
10 Bab 10. Kecurigaan
11 Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12 Bab 12. Jeritan Tata
13 Bab 13. Diam
14 Bab 14. Kerasukan
15 Bab 15. Mengincar Janin
16 Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17 Bab 17. Teringat Pada Tata
18 Bab 18. Tata Sadar
19 Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20 Bab 20. Ada Yang Hilang
21 Bab 21. Rencana Pencarian
22 Bab 22. Sebuah Alasan
23 Bab 23. Proses Pencarian
24 Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25 Bab 25. Calon Penyelamat
26 Bab 26. Bukan Lisa
27 Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28 Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29 Bab 29. Mendarat
30 Bab 30. Cemas
31 Bab 31. Luwang Mayit
32 Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33 Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34 Bab 34. Hanya Mimpi
35 Bab 35. Jejak
36 Bab 36. Pekuburan
37 Bab 37. Pocong Yang Aneh
38 Bab 38. Mengintai
39 Bab 39. Ada Yang Meniru
40 Bab 40. Rumah Pak Hasan
41 Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42 Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43 Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44 Bab 44. Menemani Putri
45 Bab 45. Tebakan Putri
46 Bab 46. Tidak Semudah Itu
47 Bab 47. Mulai Siaga
48 Bab 48. Jejak Tata
49 Bab 49. Aksi Penyelamatan
50 Bab 50. Pingsan
51 Bab 51. Akhirnya Sadar
52 Bab 52. Surat Di Atas Meja
53 Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54 Bab 54. Hampir Salah Paham
55 Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56 Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57 Bab 57. Satu Bukti
58 Bab 58. Hampir
59 Bab 59. Perlawanan
60 Bab 60. Racun
61 Bab 61. Mendapatkan Penawar
62 Bab 62. Kebakaran
63 Bab 63. Kematian Bu Langsa
64 Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65 Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66 Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67 Bab 67. Mayat Bangkit
68 Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69 Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70 Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71 Bab 71. Dunia Lain
72 Bab 72. Menyeberang
73 Bab 73. Bukan Alam Kematian
74 Bab 74. Bersembunyi
75 Bab 75. Goa Bawah Tanah
76 Bab 76. Tertangkap
77 Bab 77. Ketahuan
78 Bab 78. Melarikan Diri
79 Bab 79. Kabur Bersama
80 Bab 80. Pertarungan Kembali
81 Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82 Bab 82. Identitas Aldi
83 BAB 83. Desa Wisata (Tamat)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Pikiran Buruk
2
Bab 2. Diserang Para Arwah
3
Bab 3. Saat Tata Pergi
4
BAb 4. Roh Atau Bukan?
5
BAB 5. Bangkit Kembali
6
Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7
Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8
Bab 8. Sampai di Kampung
9
Bab 9. Keanehan
10
Bab 10. Kecurigaan
11
Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12
Bab 12. Jeritan Tata
13
Bab 13. Diam
14
Bab 14. Kerasukan
15
Bab 15. Mengincar Janin
16
Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17
Bab 17. Teringat Pada Tata
18
Bab 18. Tata Sadar
19
Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20
Bab 20. Ada Yang Hilang
21
Bab 21. Rencana Pencarian
22
Bab 22. Sebuah Alasan
23
Bab 23. Proses Pencarian
24
Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25
Bab 25. Calon Penyelamat
26
Bab 26. Bukan Lisa
27
Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28
Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29
Bab 29. Mendarat
30
Bab 30. Cemas
31
Bab 31. Luwang Mayit
32
Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33
Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34
Bab 34. Hanya Mimpi
35
Bab 35. Jejak
36
Bab 36. Pekuburan
37
Bab 37. Pocong Yang Aneh
38
Bab 38. Mengintai
39
Bab 39. Ada Yang Meniru
40
Bab 40. Rumah Pak Hasan
41
Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42
Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43
Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44
Bab 44. Menemani Putri
45
Bab 45. Tebakan Putri
46
Bab 46. Tidak Semudah Itu
47
Bab 47. Mulai Siaga
48
Bab 48. Jejak Tata
49
Bab 49. Aksi Penyelamatan
50
Bab 50. Pingsan
51
Bab 51. Akhirnya Sadar
52
Bab 52. Surat Di Atas Meja
53
Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54
Bab 54. Hampir Salah Paham
55
Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56
Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57
Bab 57. Satu Bukti
58
Bab 58. Hampir
59
Bab 59. Perlawanan
60
Bab 60. Racun
61
Bab 61. Mendapatkan Penawar
62
Bab 62. Kebakaran
63
Bab 63. Kematian Bu Langsa
64
Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65
Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66
Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67
Bab 67. Mayat Bangkit
68
Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69
Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70
Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71
Bab 71. Dunia Lain
72
Bab 72. Menyeberang
73
Bab 73. Bukan Alam Kematian
74
Bab 74. Bersembunyi
75
Bab 75. Goa Bawah Tanah
76
Bab 76. Tertangkap
77
Bab 77. Ketahuan
78
Bab 78. Melarikan Diri
79
Bab 79. Kabur Bersama
80
Bab 80. Pertarungan Kembali
81
Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82
Bab 82. Identitas Aldi
83
BAB 83. Desa Wisata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!