Bab 9. Keanehan

"Kalau begitu mari kita temui penduduk di sini!" ajak Aldi dan Tata pun mengangguk setuju. Keduanya lalu berjalan ke rumah besar memanjang tersebut untuk meminta pertolongan untuk pertama kalinya.

Ketika sampai di depan rumah besar tersebut Aldi dan Tata disambut oleh seorang wanita tua berwajah keriput dan tubuhnya mulai bungkuk termakan usia. Wanita tua itu sedang menyapu di halaman rumah menggunakannya sapu lidi.

"Cari siapa Nak?" tanya wanita tersebut saat melihat Tata celingukan mencari seseorang.

"Cari siapa saja Nek yang sekiranya bisa menolong saya," sahut Tata.

Nenek itu tampak mengernyit lalu memandang tajam mata Tata membuat gadis itu sedikit meringis takut. Wanita tua itu mengangguk. "Sebentar ya saya panggilkan pemilik rumah ini." Suara nenek tersebut tampak tegas meski usianya sudah lanjut.

"Baiklah Nek," jawab Aldi.

Wanita tua itu langsung masuk ke dalam rumah dan memanggil pemilik rumah tersebut.

Tak berselang lama wanita itu keluar kembali dengan dengan seorang pria paruh baya yang masih memiliki tubuh bugar dan terlihat lebih muda dari usia sebenarnya.

"Kalian yang namanya Tata dan Aldi ya?" tebak laki-laki tersebut sambil menatap dengan senyuman manisnya.

"Kok Bapak tahu?" Tata heran melihat pria itu mengenal dirinya dan Aldi sedangkan diantara mereka berdua tidak ada yang kenal dengan bapak-bapak ini.

"Oh itu sahabat kalian ada di dalam. Mereka yang bercerita tentang kalian tadi," jelas pria itu masih tidak lepas dari senyumnya.

"Teman? Siapa Pak? Sepertinya saya tidak mengenal daerah ini, bagaimana bisa ada yang kenal pada kami. Apakah mereka sahabat orang tua kami?" Aldi pun penasaran dengan sahabat yang dimaksud bapak yang berdiri di hadapannya kini. Bisa saja kan yang dimaksud teman mereka oke bapak ini adalah anak dari sahabat orang tuanya yang mungkin saja mengenal Aldi dan Tata sedangkan Aldi dan Tata nya sendiri malah tidak kenal.

"Mereka bernama Topan dan Lisa. Kata mereka sebenarnya dua hari yang lalu kalian bersamanya, tetapi berbalik arah dan tidak jadi masuk ke kampung ini," terang pria gagah dan perkasa itu.

"Oh jadi kami sudah sampai di kampung Kenanga?" Tata merasa heran mengapa mereka malah kembali ke kampung yang sebenarnya ingin dihindarinya.

"Ya benar, ini adalah kampung kenanga. Kampung yang terletak di bagian pesisir desa Karang Asam," jelas pria itu dengan mantap.

"Oke," jawab Tata tak tahu lagi harus berkata apa.

"Apa yang membuat kalian ingin pergi dari kampung ini dan hal apa pula yang membuat kalian memutuskan untuk kembali ke kampung ini lagi?" tanya pria itu penasaran dan menilik wajah keduanya satu persatu.

"Sebenarnya kami sampai di sini hanya karena terse ...."

Sebelum Tata menyelesaikan kalimatnya Aldi langsung menyenggol bahu Tata dan memberikan kode dengan matanya.

"Apa sih Al," protes Tata tidak terima Aldi main

menyenggol-nyenggol saja. Dia masih belum paham dengan kode kedipan mata dari Aldi. Tata berpikir Aldi kalau Aldi sedang menggoda dirinya. Sungguh tak patut menurut Tata.

"Kami kembali ke sini karena ingin menyelesaikan tugas kami. Ya, tugas agar kami bisa diperjuangkan oleh dosen biar bisa dapat beasiswa. Maklum Pak kami ini orang tidak punya," bohong Aldi padahal mereka tidak sengaja kembali ke kampung ini.

"Ya sudah kalau begitu mari kalian masuk ke dalam. Aldi dan Topan sedang makan bersama kami," ucap pria itu mempersilahkan keduanya masuk.

Aldi pun mengangguk dan berjalan di belakang pria itu sedangkan nenek yang tadi kembali menyapu halaman rumah.

"Al kenapa kamu mengatakan itu sih, bukannya kita menghampiri rumah ini karena ingin meminta penghuni rumah ini mengantarkan kita ke rumah orang tua kita atau paling tidak mengantar kita hingga sampai di depan gapura itu," bisik Tata melayangkan protes pada Aldi.

"Tenanglah kita istirahat di sini dulu. Mau kamu tersesat lagi saat mereka mengantar kita. Aku capek Al, tubuhku butuh istirahat walau hanya sebentar."

"Tidak mungkin mereka tersesat sebab mereka kan sudah biasa keluar masuk dari daerah ini," sanggah Tata.

"Sudahlah kamu menurut saja dulu ya apalagi di sini ada Topan dan juga Lisa. Siapa tahu kita betah dan bisa bergabung dengan mereka lagi menyelesaikan tugas kelompok," pinta Aldi.

"Terserahlah," ucap Tata pasrah.

"Ada apa ya?" tanya pria pemilik rumah karena mendengar bisik-bisik dari keduanya meskipun pria ini tidak tahu dan tidak mendengar dengan jelas apa yang keduanya bicarakan.

"Tidak ada Pak, teman saya si Tata ini hanya takjub dengan rumah milik bapak ini yang begitu besar," jawab Aldi.

"Oh rumah ini adalah warisan turun-temurun dari keluarga. Ayo mari masuk ke ruang makan. Topan dan Lisa sedang sarapan sekarang," ucap pria itu lagi padahal tadi sudah sempat memberitahukan bahwa Topan dan Lisa memang sedang makan.

Aldi dan Tata terus mengekor di belakang pria pemilik rumah itu yang masuk ke dalam ruang makan terlebih dulu.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di ruang makan tersebut Tata tampak heran karena ruangan itu dindingnya di cat hitam semua.

"Wah seperti rumah mafia saja," gumam Tata dan masih dapat di dengar oleh Aldi.

"Kamu tahu darimana rumah mafia di cat hitam?" tanya Aldi berbisik di telinga Tata.

"Hehe bercanda, kayak feeling aja gitu."

"Cih bercanda dengan feeling itu jauh Ta artinya malah bertolak belakang," protes Aldi.

"Ya anggap saja aku cuma bercanda. Jangankan rumah mafia orangnya saja aku tidak tahu seperti apa." Tata nyengir kuda.

"Cih."

"Kalian bicara apa?" tanya pria pemilik rumah tersebut.

"Oh tadi itu cuma bicara film Hollywood Pak," jawab Aldi berbohong.

"Hai Ta! Hai Al!" sapa Lisa menyambut kedatangan keduanya sambil melambaikan tangan.

"Hai!"

"Hai!"

Tata dan Aldi pun menjawab sapaan Lisa.

"Akhirnya kalian kembali juga. Yuk sarapan bareng!" ajak Topan.

Keduanya mengangguk dan menarik kursi yang ada di samping meja panjang berisi macam-macam menu makanan.

"Wah benar-benar menggugah selera," ucap Aldi. Perutnya yang sudah dua hari hanya mengonsumsi roti meronta-ronta ketika melihat nasi dan ayam goreng. Apalagi harumnya sambal terasi semakin membuat air liurnya seakan menetes.

Benar-benar mantap dalam pikiran Aldi.

Berbeda dengan Aldi yang fokus menatap makanannya Tata malah fokus melihat-lihat bagian ruangan itu dengan seksama.

Hingga tak sadar matanya menangkap nenek yang tadi membawakan sup ikan dengan mangkok besar berjalan ke arahnya.

Ekor matanya tidak lepas dari nenek yang berjalan terseok-seok itu. Namun, Tata terhenyak saat nenek tersebut menaruh mangkok di atas meja, wanita tua itu berubah menjadi wanita berwajah penuh luka dan darah yang ditemuinya di dalam gubuk itu.

Hampir saja Tata terlempar dari meja sebab syok. Untung saja dia masih bisa menahan diri.

"Sepertinya ada yang tidak beres dengan rumah ini," batin Tata.

Bersambung.

Episodes
1 Bab 1. Pikiran Buruk
2 Bab 2. Diserang Para Arwah
3 Bab 3. Saat Tata Pergi
4 BAb 4. Roh Atau Bukan?
5 BAB 5. Bangkit Kembali
6 Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7 Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8 Bab 8. Sampai di Kampung
9 Bab 9. Keanehan
10 Bab 10. Kecurigaan
11 Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12 Bab 12. Jeritan Tata
13 Bab 13. Diam
14 Bab 14. Kerasukan
15 Bab 15. Mengincar Janin
16 Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17 Bab 17. Teringat Pada Tata
18 Bab 18. Tata Sadar
19 Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20 Bab 20. Ada Yang Hilang
21 Bab 21. Rencana Pencarian
22 Bab 22. Sebuah Alasan
23 Bab 23. Proses Pencarian
24 Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25 Bab 25. Calon Penyelamat
26 Bab 26. Bukan Lisa
27 Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28 Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29 Bab 29. Mendarat
30 Bab 30. Cemas
31 Bab 31. Luwang Mayit
32 Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33 Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34 Bab 34. Hanya Mimpi
35 Bab 35. Jejak
36 Bab 36. Pekuburan
37 Bab 37. Pocong Yang Aneh
38 Bab 38. Mengintai
39 Bab 39. Ada Yang Meniru
40 Bab 40. Rumah Pak Hasan
41 Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42 Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43 Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44 Bab 44. Menemani Putri
45 Bab 45. Tebakan Putri
46 Bab 46. Tidak Semudah Itu
47 Bab 47. Mulai Siaga
48 Bab 48. Jejak Tata
49 Bab 49. Aksi Penyelamatan
50 Bab 50. Pingsan
51 Bab 51. Akhirnya Sadar
52 Bab 52. Surat Di Atas Meja
53 Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54 Bab 54. Hampir Salah Paham
55 Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56 Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57 Bab 57. Satu Bukti
58 Bab 58. Hampir
59 Bab 59. Perlawanan
60 Bab 60. Racun
61 Bab 61. Mendapatkan Penawar
62 Bab 62. Kebakaran
63 Bab 63. Kematian Bu Langsa
64 Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65 Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66 Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67 Bab 67. Mayat Bangkit
68 Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69 Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70 Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71 Bab 71. Dunia Lain
72 Bab 72. Menyeberang
73 Bab 73. Bukan Alam Kematian
74 Bab 74. Bersembunyi
75 Bab 75. Goa Bawah Tanah
76 Bab 76. Tertangkap
77 Bab 77. Ketahuan
78 Bab 78. Melarikan Diri
79 Bab 79. Kabur Bersama
80 Bab 80. Pertarungan Kembali
81 Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82 Bab 82. Identitas Aldi
83 BAB 83. Desa Wisata (Tamat)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Pikiran Buruk
2
Bab 2. Diserang Para Arwah
3
Bab 3. Saat Tata Pergi
4
BAb 4. Roh Atau Bukan?
5
BAB 5. Bangkit Kembali
6
Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7
Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8
Bab 8. Sampai di Kampung
9
Bab 9. Keanehan
10
Bab 10. Kecurigaan
11
Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12
Bab 12. Jeritan Tata
13
Bab 13. Diam
14
Bab 14. Kerasukan
15
Bab 15. Mengincar Janin
16
Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17
Bab 17. Teringat Pada Tata
18
Bab 18. Tata Sadar
19
Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20
Bab 20. Ada Yang Hilang
21
Bab 21. Rencana Pencarian
22
Bab 22. Sebuah Alasan
23
Bab 23. Proses Pencarian
24
Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25
Bab 25. Calon Penyelamat
26
Bab 26. Bukan Lisa
27
Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28
Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29
Bab 29. Mendarat
30
Bab 30. Cemas
31
Bab 31. Luwang Mayit
32
Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33
Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34
Bab 34. Hanya Mimpi
35
Bab 35. Jejak
36
Bab 36. Pekuburan
37
Bab 37. Pocong Yang Aneh
38
Bab 38. Mengintai
39
Bab 39. Ada Yang Meniru
40
Bab 40. Rumah Pak Hasan
41
Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42
Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43
Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44
Bab 44. Menemani Putri
45
Bab 45. Tebakan Putri
46
Bab 46. Tidak Semudah Itu
47
Bab 47. Mulai Siaga
48
Bab 48. Jejak Tata
49
Bab 49. Aksi Penyelamatan
50
Bab 50. Pingsan
51
Bab 51. Akhirnya Sadar
52
Bab 52. Surat Di Atas Meja
53
Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54
Bab 54. Hampir Salah Paham
55
Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56
Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57
Bab 57. Satu Bukti
58
Bab 58. Hampir
59
Bab 59. Perlawanan
60
Bab 60. Racun
61
Bab 61. Mendapatkan Penawar
62
Bab 62. Kebakaran
63
Bab 63. Kematian Bu Langsa
64
Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65
Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66
Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67
Bab 67. Mayat Bangkit
68
Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69
Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70
Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71
Bab 71. Dunia Lain
72
Bab 72. Menyeberang
73
Bab 73. Bukan Alam Kematian
74
Bab 74. Bersembunyi
75
Bab 75. Goa Bawah Tanah
76
Bab 76. Tertangkap
77
Bab 77. Ketahuan
78
Bab 78. Melarikan Diri
79
Bab 79. Kabur Bersama
80
Bab 80. Pertarungan Kembali
81
Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82
Bab 82. Identitas Aldi
83
BAB 83. Desa Wisata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!