Bab 17. Teringat Pada Tata

Sampai siang hari Lisa dirawat di poskesdes tersebut. wanita itu belum diperbolehkan pulang oleh dokter takut terjadi sesuatu di tengah jalan melihat perutnya masih saja baru dijahit dan belum bisa sembuh total.

"Al kamu katakan saja pada bapak itu bahwa kami akan menginap di sini sementara sampai Lisa sudah benar-benar pulih," saran Topan.

"Baik Pan, kasihan dia kalau harus menunggu kita. Takutnya dia harus melaut sore ini," ujar Aldi.

"Iya sana buruan beritahu bapak itu."

Aldi berlari menuju perahu untuk menyuruh bapak itu pulang duluan.

"Pak! Pak!" teriak Aldi sambil terus berjalan mendekat ke arah perahu.

Tidak ada jawaban dari dalam perahu.

"Kenapa tuh bapak ya, kok nggak menyahut panggilanku," gumam Aldi sambil memegang pinggiran perahu lalu melompat ke atas.

"Pantesan nggak ada yang menyahut rupanya bapak ini sedang tertidur dengan nyenyaknya. Dibangunin nggak ya?" Aldi nampak bingung sendiri.

Mau dibangunkan kasihan, bapak itu sudah terlelap bahkan sampai mendengkur keras. Sudah dapat dipastikan bahwa si bapak kelelahan karena habis melaut.

Aldi yang tidak tega akhirnya turun lagi dari perahu dan mendekati Topan kembali.

"Sudah pulang bapaknya?" tanya Topan penasaran.

"Belum," jawab Aldi singkat.

"Loh kenapa? Bukankah nanti sore bisanya dia sudah berangkat lagi?"

"Tidak tega bangunin dia masih tidur nyenyak."

"Oh ya sudah kalau begitu tunggu saja dia sampai bangun," usul Topan.

"Iya, aku mau tiduran di sana saja ya," tunjuk Aldi pada lantai teras balai desa yang sedang sepi.

"Oke sana biar aku tungguin Lisa saja di sini."

Aldi mengangguk dan berjalan ke arah gedung balai desa. Baru saja hendak membaringkan tubuhnya tiba-tiba Aldi mengingat bahwa dirinya telah meninggalkan Tata sendirian di rumah milik Pak Bakrie itu.

"Tata!" Aldi langsung kaget dan bangkit duduk.

"Pan aku pulang duluan!" teriak Aldi sambil melambaikan tangan kepada Topan.

Topan mengernyit karena Aldi tiba-tiba saja ingin pergi.

"Aneh tuh orang, dari tadi tidak ada keinginan untuk kembali kenapa tiba-tiba ingin kembali mendadak?"

Meskipun Topan tidak mengerti dengan arah pemikiran Aldi tetap saja pria itu mengangguk menyetujui Aldi pergi.

"Pergilah, besok aku akan telepon kamu setelah Lisa diperbolehkan untuk pulang. Kendaraan untuk menjemput Lisa saya serahkan padamu." Topan tak kalah berteriak.

"Oke." Aldi menunjukkan jari jempol tangannya sambil berjalan menjauh.

"Pak bangun Pak, sekarang waktunya untuk pulang." Terpaksa Aldi membangunkan pemilik perahu itu.

Pemilik perahu itu kaget dan langsung bangun. "Mana yang bocor, mana yang bocor?"

Aldi tampak tertawa. "Apanya yang bocor Pak?" tanya Aldi heran.

Pria itu tampak mengawasi bagian bawah perahunya.

"Tidak ada hujan Pak mana bisa atap bocor lagipula nih perahu tidak ada atapnya," protes Aldi.

"Bukan atap Nak yang bocor tapi bagian bawah perahu. Tadi bapak bermimpi perahu ini terhempas karang yang besar dan tajam sehingga bagian bawahnya bocor."

"Oh bapak sedang bermimpi toh Pak?"

"Iya Nak untung saja segera kamu bangunkan kalau tidak mungkin saja mimpi bapak akan merambah ke mimpi yang seram dan menakutkan," ucap bapak pemilik perahu itu.

Syukurlah kalau begitu Pak dan maaf kalau saya membuat bapak kaget. Sekarang kita pulang saja Pak," ajak Aldi.

"Pulang?" Bapak itu masih nampak sedikit bingung selain tidak melihat keberadaan Topan dan gadis yang ditolongnya itu bapak pemilik perahu ini juga belum tersadar sepenuhnya dari tidur sehingga tampak linglung.

"Iya Pak."

"Pulang kemana?"

"Ya ke rumah bapak lah emangnya mau pulang ke mana lagi?"

"Oh iya ya bapak lupa, maklum masih ngelindur baru bangun dari tidur," ucap bapak itu sambil terkekeh.

"Iya Pak nggak apa-apa," sahut Aldi maklum.

"Loh kedua temanmu mana?" tanya bapak tersebut baru menyadari bahwa Aldi hanya seorang diri.

"Masih ada di ruangan poskesdes Pak sebab dokter menyarankan supaya tidak pulang dulu sebab ingin berjaga-jaga dengan kemungkinan buruk yang kapan saja bisa terjadi."

"Oke jadi kita hanya pulang berdua?" tanya bapak itu dan mulai menyalakan mesin perahu kembali.

"Iya Pak memang dengan siapa lagi kan hanya tinggal kita berdua di sini."

"Iya sih tapi kenapa membiarkan mereka berdua saja?"

"Karena ada teman saya satu lagi yang kami tinggal di rumah dan tidak tahu nasibnya akan seperti apa," ucap Aldi.

"Waduh kenapa tidak dibawa juga tadi?" pemilik perahu itu semakin mengencangkan laju perahunya.

"Itulah Pak saya lupa tadi dan saya pikir jika membawa dia saat ini bukannya membantu, tetapi malah merepotkan."

"Mereptkan?" Mendengar penjelasan Aldi bapak tersebut menjadi curiga.

"Apa terjadi sesuatu dengan sahabatmu itu?" tanya bapak pemilik perahu itu penasaran.

"Bagaimana ya Pak." Aldi nampak ragu untuk menceritakan.

"Kenapa, temanmu kerasukan?" tebak pria itu dan Aldi kaget tebakan bapak itu ternyata tepat sekali.

"Darimana bapak tahu soal itu. Kami kan tidak ada yang bercerita tadi," ucap Aldi merasa heran.

"Sudah biasa kalau ada yang menempati rumah itu bakal ada yang kesurupan kalau tidak menyediakan sesajen di rumah itu."

"Sesajen?" Aldi lebih kaget lagi mendengar berita tersebut.

"Iya kalau hidup kalian ingin aman dan damai dan tidak ingin ada yang mengganggu," jelas bapak tersebut.

"Apa sesajennya itu Pak?"

"Bunga melati dan daging yang masih ada darahnya."

"Daging? Daging apa?"

"Daging apapun, ikan yang banyak darahnya seperti cakalang, daging ayam ataupun sapi, kambing juga boleh."

Aldi manggut-manggut mendengar penjelasan dari bapak pemilik perahu yang ditumpangi itu.

"Tidak ada cara lain Pak?"

"Setahu saya selain cara itu tidak ada yang berhasil."

"Bagaimana kalau kita mengundang ustadz saja agar mengusir makhluk pengganggu itu?"

"Dulu pernah mencoba, tetapi ustadz tersebut tidak berhasil dan malah pulang dengan muntah-muntah darah.

Aldi tampak manggut-manggut dan mencoba berpikir keras agar bisa mengusir mahluk itu dari rumah tersebut.

"Satu hal yang pasti, jangan ada diantara kalian walau seorangpun pikirannya kosong karena akan menjadi incaran mahkluk halus itu untuk menguasai tubuh kalian," nasehat bapak itu lagi.

"Baik Pak terima kasih atas semua wejangannya."

Sama-sama. Daripada pikiran kalian kosong mending isi dengan berdzikir ataupun membaca sholawat saja."

"Iya Pak."

Tak terasa perjalanan telah sampai ke dusun mereka kembali. Setelah mengucapkan terima kasih untuk ke berapa kalinya Aldi langsung turun dari perahu. Menaiki undakan di pinggir pantai dan lalu berlari ke rumah mencari keberadaan Tata.

"Tata!" seru Aldi merasa bersalah telah meninggalkan Tata sendirian. Entah sudah berapa lama Tata sudah dalam keadaan pingsan seperti itu.

.

"Ta, bangun Ta! Maafkan aku yang sudah melupakan bahkan meninggalkan dirimu," sesal Aldi. Semoga saja tidak apa-apa.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Chaca 03

Chaca 03

Semoga Tata baik-baik saja

2022-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pikiran Buruk
2 Bab 2. Diserang Para Arwah
3 Bab 3. Saat Tata Pergi
4 BAb 4. Roh Atau Bukan?
5 BAB 5. Bangkit Kembali
6 Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7 Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8 Bab 8. Sampai di Kampung
9 Bab 9. Keanehan
10 Bab 10. Kecurigaan
11 Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12 Bab 12. Jeritan Tata
13 Bab 13. Diam
14 Bab 14. Kerasukan
15 Bab 15. Mengincar Janin
16 Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17 Bab 17. Teringat Pada Tata
18 Bab 18. Tata Sadar
19 Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20 Bab 20. Ada Yang Hilang
21 Bab 21. Rencana Pencarian
22 Bab 22. Sebuah Alasan
23 Bab 23. Proses Pencarian
24 Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25 Bab 25. Calon Penyelamat
26 Bab 26. Bukan Lisa
27 Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28 Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29 Bab 29. Mendarat
30 Bab 30. Cemas
31 Bab 31. Luwang Mayit
32 Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33 Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34 Bab 34. Hanya Mimpi
35 Bab 35. Jejak
36 Bab 36. Pekuburan
37 Bab 37. Pocong Yang Aneh
38 Bab 38. Mengintai
39 Bab 39. Ada Yang Meniru
40 Bab 40. Rumah Pak Hasan
41 Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42 Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43 Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44 Bab 44. Menemani Putri
45 Bab 45. Tebakan Putri
46 Bab 46. Tidak Semudah Itu
47 Bab 47. Mulai Siaga
48 Bab 48. Jejak Tata
49 Bab 49. Aksi Penyelamatan
50 Bab 50. Pingsan
51 Bab 51. Akhirnya Sadar
52 Bab 52. Surat Di Atas Meja
53 Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54 Bab 54. Hampir Salah Paham
55 Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56 Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57 Bab 57. Satu Bukti
58 Bab 58. Hampir
59 Bab 59. Perlawanan
60 Bab 60. Racun
61 Bab 61. Mendapatkan Penawar
62 Bab 62. Kebakaran
63 Bab 63. Kematian Bu Langsa
64 Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65 Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66 Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67 Bab 67. Mayat Bangkit
68 Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69 Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70 Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71 Bab 71. Dunia Lain
72 Bab 72. Menyeberang
73 Bab 73. Bukan Alam Kematian
74 Bab 74. Bersembunyi
75 Bab 75. Goa Bawah Tanah
76 Bab 76. Tertangkap
77 Bab 77. Ketahuan
78 Bab 78. Melarikan Diri
79 Bab 79. Kabur Bersama
80 Bab 80. Pertarungan Kembali
81 Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82 Bab 82. Identitas Aldi
83 BAB 83. Desa Wisata (Tamat)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Pikiran Buruk
2
Bab 2. Diserang Para Arwah
3
Bab 3. Saat Tata Pergi
4
BAb 4. Roh Atau Bukan?
5
BAB 5. Bangkit Kembali
6
Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7
Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8
Bab 8. Sampai di Kampung
9
Bab 9. Keanehan
10
Bab 10. Kecurigaan
11
Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12
Bab 12. Jeritan Tata
13
Bab 13. Diam
14
Bab 14. Kerasukan
15
Bab 15. Mengincar Janin
16
Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17
Bab 17. Teringat Pada Tata
18
Bab 18. Tata Sadar
19
Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20
Bab 20. Ada Yang Hilang
21
Bab 21. Rencana Pencarian
22
Bab 22. Sebuah Alasan
23
Bab 23. Proses Pencarian
24
Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25
Bab 25. Calon Penyelamat
26
Bab 26. Bukan Lisa
27
Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28
Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29
Bab 29. Mendarat
30
Bab 30. Cemas
31
Bab 31. Luwang Mayit
32
Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33
Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34
Bab 34. Hanya Mimpi
35
Bab 35. Jejak
36
Bab 36. Pekuburan
37
Bab 37. Pocong Yang Aneh
38
Bab 38. Mengintai
39
Bab 39. Ada Yang Meniru
40
Bab 40. Rumah Pak Hasan
41
Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42
Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43
Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44
Bab 44. Menemani Putri
45
Bab 45. Tebakan Putri
46
Bab 46. Tidak Semudah Itu
47
Bab 47. Mulai Siaga
48
Bab 48. Jejak Tata
49
Bab 49. Aksi Penyelamatan
50
Bab 50. Pingsan
51
Bab 51. Akhirnya Sadar
52
Bab 52. Surat Di Atas Meja
53
Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54
Bab 54. Hampir Salah Paham
55
Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56
Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57
Bab 57. Satu Bukti
58
Bab 58. Hampir
59
Bab 59. Perlawanan
60
Bab 60. Racun
61
Bab 61. Mendapatkan Penawar
62
Bab 62. Kebakaran
63
Bab 63. Kematian Bu Langsa
64
Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65
Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66
Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67
Bab 67. Mayat Bangkit
68
Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69
Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70
Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71
Bab 71. Dunia Lain
72
Bab 72. Menyeberang
73
Bab 73. Bukan Alam Kematian
74
Bab 74. Bersembunyi
75
Bab 75. Goa Bawah Tanah
76
Bab 76. Tertangkap
77
Bab 77. Ketahuan
78
Bab 78. Melarikan Diri
79
Bab 79. Kabur Bersama
80
Bab 80. Pertarungan Kembali
81
Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82
Bab 82. Identitas Aldi
83
BAB 83. Desa Wisata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!