Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis

"Apa yang kamu lihat?" tanya Aldi yang melihat Tata malah duduk di undakan di samping pintu sambil terbengong-bengong.

"Al menurutmu ada yang aneh tidak dengan nenek itu?" tanya Tata pada Aldi meminta pendapat sahabatnya itu.

"Apanya yang aneh? Biasa saja kok," sahut Aldi.

"Coba kamu perhatikan secara seksama dan aku ingin lihat ketelitianmu," ucap Tata seolah menantang Aldi.

"Oke," jawab Aldi menerima tantangan dari Tata.

Tata mengangguk dan Aldi nampak memperhatikan nenek tua itu. Mencari keanehan yang dikatakan oleh Tata.

"Sudah tua dan bungkuk, tetapi masih sehat untuk menyapu seolah dia tidak ada lelahnya," tebak Aldi.

"Itu memang benar, tetapi bukan itu yang ku maksud dengan keanehannya," sahut Tata.

"Kalau masalah sehat mah kadang banyak nenek-nenek yang lebih sehat daripada yang muda. Mungkin karena makanan mereka sejak dulu terjaga dari bahan yang mengandung banyak

bahan-bahan kimia dalam artian makanannya alami langsung diambil dari kebun atau tempatnya secara langsung tanpa ada bahan tambahan seperti bahan pengawet, perasa dan penyedap," jelas Tata panjang lebar.

"Kau benar mereka para lansia makannya yang sehat-sehat tidak kenal mie instan atau junk food macam kita," ucap Aldi sambil terkekeh.

"Ya begitulah," ucap Tata.

"Mereka juga lebih banyak berjalan kaki dibandingkan berkendara, jadi lebih sehat," imbuh Tata lagi.

"Ya disini kan memang tidak ada kendaraan bermotor," ucap Aldi tiba-tiba ingat dengan peraturan ketika hendak masuk ke kampung ini.

"Iya ya, aku sampai lupa dengan motormu di sana, bagaimana kalau digondol maling?" Tata jadi ingat motor Aldi yang ditahan di gapura itu dan dimasukkan ke ruangan khusus tempat penitipan sepeda ataupun mobil.

"Insyaallah nggak akan hilang dan tenang saja selama kartu karcisnya aku masih pegang katanya kita bisa menuntut untuk di ganti kalau sampai benar-benar hilang," ucap Aldi dengan ekspresi yang tampak tenang.

"Bukan apa sih, saya hanya kasihan sama kamu karena kan motor itu belum lunas kredit," canda Tata lalu tertawa.

"Ah kamu ngejek aku ya," protes Aldi sambil cemberut.

"Eh sorry cuma bercanda," ucap Tata sambil tersenyum dan mengacungkan dua jari tangannya ke atas membentuk piss.

"Sekarang ku maafkan, tapi lain kali nggak," ucap Aldi masih cemberut.

"Sudah dapat belum jawabannya?" tanya Tata lagi beralih pada pembicaraan mereka sebelumnya.

"Bentar aku pikir-pikir dulu," ucap Aldi dan fokus lagi menatap nenek tadi. Mencari-cari apa yang sebenarnya dimaksud oleh Tata tentang keanehan tersebut.

"Apa ya?" Aldi belum menemukan jawaban yang dimaksud Tata sebuah keanehan.

"Cari dong masa gitu aja nggak ngerti," ejek Tata.

"Ya aku nyerah deh," ucap Aldi pasrah.

"Tebak-tebak buah manggis kalau menurutku di sini ada pesugihan," bisik Tata di telinga Aldi membuat pria itu kaget dan mengernyit bingung dengan tebakan Tata. Darimana gadis itu menyimpulkan hal seperti itu.

"Nggak percaya?" tanya Tata lagi melihat ekspresi Aldi seolah tidak percaya padanya.

Aldi tidak menjawab tidak ataupun iya. Pria itu malah lebih fokus menatap nenek yang menyapu itu.

"Memang aneh, kenapa daun-daun yang menjadi sampah itu seakan tidak selesai-selesai disapu. Kenapa pula daun-daun itu malah dimasukkan dalam keranjang pakaian bukan tempat sampah?" Aldi bertanya-tanya dalam hati.

"Bagaimana sudah tahu jawabannya?" tanya Tata setelah melihat raut wajah Aldi yang seakan sudah menunjukkan telah menemukan jawaban mengenai pertanyaan darinya.

Aldi mengangguk.

"Sudah," jawabnya.

Baru saja Aldi hendak memberitahukan keanehan yang ditemukannya, Tata langsung mencegah.

"Tidak usah mengatakan jawabanmu di sini, kita cukup tahu saja. Tidak baik kalau didengar orang-orang yang ada di dalam rumah ini. Bisa saja kita dikatakan memfitnah mereka sedangkan kita belum punya bukti."

Aldi mengangguk.

"Hai sedang apa kalian berdua? kayaknya asyik mengobrol sedari tadi," sapa Lisa yang sudah menyelesaikan sarapannya dan berjalan ke arah pintu mendekati posisi Tata dan Aldi.

"Hanya bicara keindahan laut saja," sahut Tata dan matanya kini menatap lautan biru yang terhampar luas di hadapannya. Ya rumah itu memang berhadapan langsung dengan laut dan posisi rumah yang tinggi membuat mereka langsung bisa menikmati deburan ombak dari rumah tersebut.

"Iya disini alamnya memang indah. Apalagi tidak adanya kendaraan bermotor yang diperbolehkan masuk ke dalam kampung ini membuat udara di daerah ini bersih dan fresh tanpa ada polusi. Di sini yang bisa dibilang kendaraan bermotor hanya perahu saja," jelas Lisa panjang lebar.

Tata hanya mengangguk mendengar penjelasan sahabatnya itu.

"Ayo kita pergi," ajak Lisa kemudian.

"Pergi kemana?" tanya Tata tidak tahu Lisa akan mengajaknya kemana.

"Ke rumah yang dikhususkan oleh ketua adat di sini untuk menampung para tamu," terang Lisa.

"Baiklah ayo," ajak Tata lalu bangkit berdiri.

"Ayo Al," ajak Lisa kepada Aldi melihat pria itu masih saja duduk dengan tenang. Sebenarnya Aldi bukannya tenang bahkan dia sedang memikirkan sesuatu mengenai keanehan dalam rumah ini yang ditemukannya tadi.

"Baiklah ayo!" Aldi pun bangkit berdiri dan mengikuti langkah Lisa dan Tata yang sudah berjalan di depannya. Di belakang mereka kemudian menyusul Topan.

Selama lima belas menit mereka berjalan kaki di sekitaran pantai akhirnya mereka sampai kepada rumah yang juga terletak di di pinggiran pantai.

Lisa tampak memasukkan kunci ke handle pintu kemudian membuka pintu rumah tersebut.

"Kau satu kamar denganku saja ya Ta," usul Lisa karena memang rumah tersebut terdiri dari 3 kamar.

"Terserah yang penting aku dapat tumpangan sementara sebelum aku kembali pulang," sahut Tata. Dia butuh beristirahat sementara untuk mengembalikan tenaganya setelah dua hari bertulang tak tentu arah.

"Mau pulang? Kita bareng saja pulangnya," ucap Lisa. Tata melihat Aldi yang mengangguk.

"Al kamu satu kamar dengan Topan ya," ucap Lisa kemudian.

"Nggak ada kamar lain?" tanya Aldi barangkali dia tidak harus sekamar dengan Topan. Aldi merasa malas jika sekamar dengan orang yak sok. Sok pemberani, sok pintar bahkan terkadang Topan tidak segan-segan menghina orang lain.

"Tidak ada Al, hanya dua kamar ini yang bisa digunakan," jelas Lisa.

"Yang itu ruangan apa, apa gudang ya?" tanya Aldi sambil menunjuk salah satu ruangan yang terletak paling pojok.

"Mungkin saya tidak tahu juga," jawab Lisa.

"Bagaimana kalau saya bersihkan dan saya akan tidur di sana saja?" pamit Aldi.

"Maaf Al kata Pak Bakri ruangan itu tidak boleh ditempati," ucap Lisa.

"Pak Bakri, siapa dia?" tanya Aldi penasaran.

"Itu Bapak pemilik rumah tadi dan sekaligus pemilik rumah ini," jelas Lisa.

"Oh dia ya. Ya sudah deh saya satu kamar saja dengan Topan," ucap Aldi pasrah.

"Baiklah silahkan masuk ke kamar masing-masing karena kalian pasti lelah kan?" tanya Lisa. Keduanya mengangguk dan masuk ke kamar dengan membawa tasnya sendiri-sendiri.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Noer Maulidha

Noer Maulidha

ceritanya bagus..kok sedikit peminat.klo sy suka yg horor2.si tata ini indigo ya thor.apa krn setelah mati suri kmrn.jd bs meliaht yg orang gak bs lihat

2023-10-11

1

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

keren

2022-10-11

0

Chaca 03

Chaca 03

Kayaknya memang ada pesugihan deh

2022-09-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pikiran Buruk
2 Bab 2. Diserang Para Arwah
3 Bab 3. Saat Tata Pergi
4 BAb 4. Roh Atau Bukan?
5 BAB 5. Bangkit Kembali
6 Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7 Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8 Bab 8. Sampai di Kampung
9 Bab 9. Keanehan
10 Bab 10. Kecurigaan
11 Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12 Bab 12. Jeritan Tata
13 Bab 13. Diam
14 Bab 14. Kerasukan
15 Bab 15. Mengincar Janin
16 Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17 Bab 17. Teringat Pada Tata
18 Bab 18. Tata Sadar
19 Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20 Bab 20. Ada Yang Hilang
21 Bab 21. Rencana Pencarian
22 Bab 22. Sebuah Alasan
23 Bab 23. Proses Pencarian
24 Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25 Bab 25. Calon Penyelamat
26 Bab 26. Bukan Lisa
27 Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28 Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29 Bab 29. Mendarat
30 Bab 30. Cemas
31 Bab 31. Luwang Mayit
32 Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33 Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34 Bab 34. Hanya Mimpi
35 Bab 35. Jejak
36 Bab 36. Pekuburan
37 Bab 37. Pocong Yang Aneh
38 Bab 38. Mengintai
39 Bab 39. Ada Yang Meniru
40 Bab 40. Rumah Pak Hasan
41 Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42 Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43 Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44 Bab 44. Menemani Putri
45 Bab 45. Tebakan Putri
46 Bab 46. Tidak Semudah Itu
47 Bab 47. Mulai Siaga
48 Bab 48. Jejak Tata
49 Bab 49. Aksi Penyelamatan
50 Bab 50. Pingsan
51 Bab 51. Akhirnya Sadar
52 Bab 52. Surat Di Atas Meja
53 Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54 Bab 54. Hampir Salah Paham
55 Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56 Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57 Bab 57. Satu Bukti
58 Bab 58. Hampir
59 Bab 59. Perlawanan
60 Bab 60. Racun
61 Bab 61. Mendapatkan Penawar
62 Bab 62. Kebakaran
63 Bab 63. Kematian Bu Langsa
64 Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65 Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66 Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67 Bab 67. Mayat Bangkit
68 Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69 Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70 Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71 Bab 71. Dunia Lain
72 Bab 72. Menyeberang
73 Bab 73. Bukan Alam Kematian
74 Bab 74. Bersembunyi
75 Bab 75. Goa Bawah Tanah
76 Bab 76. Tertangkap
77 Bab 77. Ketahuan
78 Bab 78. Melarikan Diri
79 Bab 79. Kabur Bersama
80 Bab 80. Pertarungan Kembali
81 Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82 Bab 82. Identitas Aldi
83 BAB 83. Desa Wisata (Tamat)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Pikiran Buruk
2
Bab 2. Diserang Para Arwah
3
Bab 3. Saat Tata Pergi
4
BAb 4. Roh Atau Bukan?
5
BAB 5. Bangkit Kembali
6
Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7
Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8
Bab 8. Sampai di Kampung
9
Bab 9. Keanehan
10
Bab 10. Kecurigaan
11
Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12
Bab 12. Jeritan Tata
13
Bab 13. Diam
14
Bab 14. Kerasukan
15
Bab 15. Mengincar Janin
16
Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17
Bab 17. Teringat Pada Tata
18
Bab 18. Tata Sadar
19
Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20
Bab 20. Ada Yang Hilang
21
Bab 21. Rencana Pencarian
22
Bab 22. Sebuah Alasan
23
Bab 23. Proses Pencarian
24
Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25
Bab 25. Calon Penyelamat
26
Bab 26. Bukan Lisa
27
Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28
Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29
Bab 29. Mendarat
30
Bab 30. Cemas
31
Bab 31. Luwang Mayit
32
Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33
Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34
Bab 34. Hanya Mimpi
35
Bab 35. Jejak
36
Bab 36. Pekuburan
37
Bab 37. Pocong Yang Aneh
38
Bab 38. Mengintai
39
Bab 39. Ada Yang Meniru
40
Bab 40. Rumah Pak Hasan
41
Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42
Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43
Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44
Bab 44. Menemani Putri
45
Bab 45. Tebakan Putri
46
Bab 46. Tidak Semudah Itu
47
Bab 47. Mulai Siaga
48
Bab 48. Jejak Tata
49
Bab 49. Aksi Penyelamatan
50
Bab 50. Pingsan
51
Bab 51. Akhirnya Sadar
52
Bab 52. Surat Di Atas Meja
53
Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54
Bab 54. Hampir Salah Paham
55
Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56
Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57
Bab 57. Satu Bukti
58
Bab 58. Hampir
59
Bab 59. Perlawanan
60
Bab 60. Racun
61
Bab 61. Mendapatkan Penawar
62
Bab 62. Kebakaran
63
Bab 63. Kematian Bu Langsa
64
Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65
Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66
Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67
Bab 67. Mayat Bangkit
68
Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69
Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70
Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71
Bab 71. Dunia Lain
72
Bab 72. Menyeberang
73
Bab 73. Bukan Alam Kematian
74
Bab 74. Bersembunyi
75
Bab 75. Goa Bawah Tanah
76
Bab 76. Tertangkap
77
Bab 77. Ketahuan
78
Bab 78. Melarikan Diri
79
Bab 79. Kabur Bersama
80
Bab 80. Pertarungan Kembali
81
Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82
Bab 82. Identitas Aldi
83
BAB 83. Desa Wisata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!