Wanita Adalah Sumber Uangku

Wanita Adalah Sumber Uangku

Prolog

"Huh, oke, oke."

Seorang pria berambut hitam pendek dengan poni sedikit berantakan menghela nafas dengan kasar setelah mendengarkan ocehan dari handphone, maksudnya dari seseorang yang baru saja menghubunginya.

"Ya, aku akan mengusahakannya. Sudah, ya, Bu .... tunggu saja kabar selanjutnya! Oh, ya ... sehat-sehat di kampung, aku akan segera mengirimkan uangnya saat aku sudah gajian." Pria itu kemudian memutuskan sambungan telepon, melempar secara acuh tak acuh ponsel pintarnya ke kasur.

"Menikah, ya?" gumam pria yang bernama Yayan itu, budak korporat yang berusia 25 tahun.

Dia kemudian bangkit dari duduknya di atas kasur, mendekat ke arah nakas lalu membuka laci. Yayan mengambil sebuah kotak kecil yang saat dibuka ternyata berisikan cincin.

Pria itu berniat melamar pacarnya yang bernama Yani, mereka telah pacaran lebih dekat tiga tahun. Yani adalah pacar Yayan untuk yang kali pertama, bisa jadi untuk kali terakhir.

Ya, Yayan baru pertama kali menjalin hubungan. Bukannya tidak ingin, namun dia selalu mendapat penolakan.

Untuk kasusnya Yani, ia yang mengutarakan perasaannya lebih dulu. Tentu Yayan reflek menerimanya walaupun belum memiliki perasaan pada saat itu. Tetapi, kini Yayan sudah sangat mencintai Yani. Dia rela melakukan apa pun demi pujaan hatinya.

"Huh, saatnya menjadi pria sejati." Yayan menggenggam kuat kotak berisi cincin itu, matanya kentara berkobar-kobar akan semangat.

Dia mengambil jaket yang tersampir di gantungan baju terus memakainya. Handphone yang tergeletak di kasur juga dipungut lagi, bermaksud untuk menghubungi Yani.

Yayan mengirimkan pesan singkat untuk meminta bertemu.

"Di tempat biasa?" balas wanita itu.

"Ya. Mau kujemput atau berangkat sendiri?"

"Sendiri."

Bibir Yayan merekah lebar, dia memasukkan handphone-nya ke saku lalu berangkat menuju lokasi, berbekal dengan motor matic yang sudah agak tua.

Yayan menghabiskan waktu 20 menit untuk sampai di kafe yang menjadi tongkrongannya bersama Yani.

Tidak susah untuk mencari wanita itu, ia terlihat duduk di meja yang lumayan dekat dengan pintu masuk.

Yayan melambai, "Wah, kau duluan? Tumben!" dia sedikit bergurau. Yayan memang selalu datang lebih dulu.

Yayan duduk berseberangan dengan Yani. Wanita itu tampak berseri-seri.

"Kau nampak sangat bahagia? Apa ada sesuatu yang bagus?" tanya Yayan. "Eh? Apa sudah pesan makanan?"

Wanita berambut hitam agak panjang dan bergelombang itu terus tersenyum. "Aku udah pesan, kok. Lagian, aku hari ini memang lagi senang, sih."

"Hmph ... main rahasia-rahasian."

Yayan dan Yani menunggu cukup lama untuk pesanan mereka, hampir setengah jam.

"Bukannya terlalu lama?" celoteh Yayan.

"Umm ... mungkin ada sedikit kendala, tapi santai saja, sih," respon Yani yang sebetulnya terlalu fokus pada layar handphone-nya.

"Benar juga."

Yayan mendadak kepikiran untuk melamar Yani sekarang.

'Mungkin ini saatnya?' batin pria itu, dia mengeluarkan cincin dari saku jaket hitamnya.

"Umm, Yan?" panggil Yayan, memecah fokus Yani.

"Iya, apa ada sesuatu yang kau ingin kau bicarakan?" Wanita itu nampak penasaran.

"Aku sudah mempertimbangkannya. Yah, tiga tahun hubungan kita berjalan dengan mulus, meski sedikit terjadi percikan-percikan kecil. Namun, aku yakin kita sudah siap untuk mengikat komitmen yang lebih tinggi." Yayan menunjukkan cincinnya pada Yani.

"Oh, sungguh?" Yani sedikit terkejut, ia melihat Yayan yang sangat-sangat serius.

Namun ....

"Pesanan!?"

Seseorang membawa nampan berisi makanan dan minuman, pelayan pria itu menyajikannya kepada Yayan dan Yani.

"Tunggu, tiga porsi? Kami hanya berdu——"

"Untukku!" sela pegawai kafe itu.

Yayan menjadi bingung, dia melihat Yani dan pegawai kafe secara bergantian. Terlebih lagi, pendatang baru itu menyeret kursi ke samping Yani, melingkarkan tangannya ke pinggang Yani.

"Sayang, apa kau belum memberitahunya?" ucap pelayan kafe itu, menatap Yayan seraya menyeringai tipis.

Yani sedikit cekikikan, ia mengambil nafas sebelum bicara. "Kita sudahi saja, Yan."

"A-apa? Apa yang kau katakan? Hei, kau tidak sedang meng-prank-ku, 'kan? Ini sangat tak lucu!" kekeh Yayan, pikirannya mencoba tetap positif pada Yani.

"Terserah kau mau menganggapnya apa." Wanita itu berdiri bersama si pegawai kafe. Mereka berdua melewati Yayan begitu saja.

"Terima kasih untuk tiga tahunnnya. Kau dompet yang berguna, aku sudah mendapat penggantimu," ucap Yani pelan saat tepat di samping Yayan. "Jangan lupa bayar pesanannya! Dah ...."

Yayan ditinggalkan sendiri di sana, terbengong. Dia tidak bisa mempercayai apa yang barusan terjadi. Cincin yang hendak diserahkan pun terlucut dari genggaman.

"Ini bohong, 'kan? Ini pasti mimpi!"

Tanpa sadar, Yayan sudah menjadi pusat perhatian dari semua pengunjung kafe.

"Mas? Mas baik-baik saja, 'kan?"

Pyarr ....

"Mas, mas, hentikan! Jangan bodoh!"

Yayan reflek memecahkan gelas minuman lalu mengambil serpihannya untuk ... ya, dia terlalu pengecut dan pecundang. Namun, itu ada sebabnya ... Yayan tergila-gila pada Yani karena sesuatu yang tidak normal.

Jawabannya adalah disantet!

[System telah menemukan kandidat yang cocok]

[Melakukan penyatuan]

[0%]

[5%]

[26%]

[47]

[88%]

[Selesai]

[Memindahkan host ke alam semesta nomor 222]

[Melakukan modifikasi ingatan]

[Selesai]

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

sabar sabar dan sabar Yayan semua ada hikmahnya

2023-09-24

0

DR_army

DR_army

Maaf mau rekomendasiin novel judulnya KING GULF.. Bercerita tentang kerajaan dan vampir.. Jangan lupa mampir yah 😉

2023-06-23

0

Raysonic™

Raysonic™

g tuntas

2023-05-28

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch 1: Dua eksistensi
3 Ch 2: Pengembalian uang pertama
4 Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5 Ch 4: Status System
6 Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7 Ch 6: Sudah kelewatan
8 Ch 7: Bawahan pertama
9 Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10 Ch 8.5
11 Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12 Ch 10: Hutang yang mencekik
13 Ch 11: Membalas budi
14 Ch 12: Pengakuan?
15 Ch 13: Malam yang panjang
16 Ch 14: Butuh keberuntungan
17 Ch 15: Kenalan lama
18 Ch 16: Membeli HP baru
19 Ch 17: Pengekos baru
20 Ch 18: Rencana kencan
21 Ch 19: Kencan yang gagal
22 Ch 20: Mengejar
23 Ch 21: Kegagalan
24 Ch 22: Penyelidikan
25 Ch 23: Tidak menerima beban!
26 Ch 24: Pengalaman pertama
27 Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28 Ch 26: Kau mau juga?
29 Ch 27: Penghuni kos yang lain
30 Ch 28: Makan-makan
31 Ch 29: Pesanan
32 Ch 29.5
33 Ch 30: Salah langkah
34 Ch 31: Berhasil lolos
35 Ch 31.5
36 Ch 32: Lembur
37 Ch 33: Menjadi guru yang baik
38 Ch 34: Liburan
39 Ch 35: Liburan II
40 Ch 36: Deklarasi resmi
41 Ch 37: Tantangan
42 Ch 38: Duel
43 Ch 39: Tidak terlihat
44 Ch 40: Menang
45 Ch 41: Rumah untuk Mikha
46 Ch 42: Kedatangan sang ibu
47 Ch 43: Vina vs Mikha
48 Ch 44: Mencari bawahan
49 Ch 45: Isi Mistery Box
50 Ch 46: Pertemuan kedua
51 Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52 Ch 48: Misi berhadiah besar
53 Ch 49: Anak yang malang
54 Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55 Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56 Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57 Ch 52.5
58 Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59 Ch 54: Bonus dari System
60 Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61 Ch 55.5: Penjelasan dunia
62 Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63 Ch 57: Hari tenang
64 Ch 58: Pernikahan
65 Ch 59: Kalah start
66 Ch 60: Memang tidak mudah
67 Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68 Ch 62: Bug System
69 Ch 63: Terbebas
70 Ch 64: Shop System
71 Ch 65: Hari tenang II
72 Ch 66: Kau mengenalinya?
73 Ch 67: Dia istriku!
74 Ch 68: Membuat organisasi
75 Ch 69: Penjarahan
76 Ch 70: Hybrid
77 Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78 Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79 Ch 73: NTR
80 Ch 74: Masih sesuai rencana
81 Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82 Ch 76: Negara Rugia
83 Ch 77: Menambah istri?
84 Ch 78: Tantangan duel pedang
85 Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86 Ch 80: Turnamen dimulai
87 Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88 Ch 82: Si paling menderita
89 Ch 83: Insiden di bis
90 Ch 84: Orang aneh!
91 Ch 85: Boneka!
92 Ch 86: Klub penggemar
93 Ch 87: Babak 32 besar
94 Ch 88: Bakat penggoda
95 Ch 89: Chaos
96 Ch 90: Buronan?
97 Ch 91: Tidak ada harapan
98 Ch 92: Hibernasi
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
Ch 1: Dua eksistensi
3
Ch 2: Pengembalian uang pertama
4
Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5
Ch 4: Status System
6
Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7
Ch 6: Sudah kelewatan
8
Ch 7: Bawahan pertama
9
Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10
Ch 8.5
11
Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12
Ch 10: Hutang yang mencekik
13
Ch 11: Membalas budi
14
Ch 12: Pengakuan?
15
Ch 13: Malam yang panjang
16
Ch 14: Butuh keberuntungan
17
Ch 15: Kenalan lama
18
Ch 16: Membeli HP baru
19
Ch 17: Pengekos baru
20
Ch 18: Rencana kencan
21
Ch 19: Kencan yang gagal
22
Ch 20: Mengejar
23
Ch 21: Kegagalan
24
Ch 22: Penyelidikan
25
Ch 23: Tidak menerima beban!
26
Ch 24: Pengalaman pertama
27
Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28
Ch 26: Kau mau juga?
29
Ch 27: Penghuni kos yang lain
30
Ch 28: Makan-makan
31
Ch 29: Pesanan
32
Ch 29.5
33
Ch 30: Salah langkah
34
Ch 31: Berhasil lolos
35
Ch 31.5
36
Ch 32: Lembur
37
Ch 33: Menjadi guru yang baik
38
Ch 34: Liburan
39
Ch 35: Liburan II
40
Ch 36: Deklarasi resmi
41
Ch 37: Tantangan
42
Ch 38: Duel
43
Ch 39: Tidak terlihat
44
Ch 40: Menang
45
Ch 41: Rumah untuk Mikha
46
Ch 42: Kedatangan sang ibu
47
Ch 43: Vina vs Mikha
48
Ch 44: Mencari bawahan
49
Ch 45: Isi Mistery Box
50
Ch 46: Pertemuan kedua
51
Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52
Ch 48: Misi berhadiah besar
53
Ch 49: Anak yang malang
54
Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55
Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56
Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57
Ch 52.5
58
Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59
Ch 54: Bonus dari System
60
Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61
Ch 55.5: Penjelasan dunia
62
Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63
Ch 57: Hari tenang
64
Ch 58: Pernikahan
65
Ch 59: Kalah start
66
Ch 60: Memang tidak mudah
67
Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68
Ch 62: Bug System
69
Ch 63: Terbebas
70
Ch 64: Shop System
71
Ch 65: Hari tenang II
72
Ch 66: Kau mengenalinya?
73
Ch 67: Dia istriku!
74
Ch 68: Membuat organisasi
75
Ch 69: Penjarahan
76
Ch 70: Hybrid
77
Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78
Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79
Ch 73: NTR
80
Ch 74: Masih sesuai rencana
81
Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82
Ch 76: Negara Rugia
83
Ch 77: Menambah istri?
84
Ch 78: Tantangan duel pedang
85
Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86
Ch 80: Turnamen dimulai
87
Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88
Ch 82: Si paling menderita
89
Ch 83: Insiden di bis
90
Ch 84: Orang aneh!
91
Ch 85: Boneka!
92
Ch 86: Klub penggemar
93
Ch 87: Babak 32 besar
94
Ch 88: Bakat penggoda
95
Ch 89: Chaos
96
Ch 90: Buronan?
97
Ch 91: Tidak ada harapan
98
Ch 92: Hibernasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!