“T-tunggu, apa yang kau lakukan?“ Yayan sedikit kehilangan ketenangannya. Dia berniat ingin keluar, tapi si ****** menghalangi jalur keluar.
“Kenapa, Yan, kau tidak tertarik?“ Andrea berkata sambil mendesah, memainkan aset besarnya. “Mungkin ini adalah keberuntungan seumur hidupmu, aku mau melakukannya secara suka rela tanpa dibayar.“
'Suka rela dengkulmu?!' maki Yayan dalam hati.
Yayan sudah tahu niat Andrea dari awal, dia mendengar jelas suara hatinya. Apalagi parameter kesukaannya tetap stabil diangka 10. Yayan hanya dianggap sebagai orang asing.
'Yap, modus perampokan yang bagus. Pelakunya wanita. Tapi, tetap saja … sesuatu yang di bawah sana, tolong jangan menengak!'
“Tak perlu ditahan, Yan. Keluarkan semua hasratmu. Aku tau ini adalah pengalaman pertamamu, tapi aku akan memimpin dan mengajarimu cara memuaskan wanita.“
Andrea menyudutkan Yayan ke tembok lalu melakukan Kabedon, kaki wanita itu masuk ke selangkangannya lalu sedikit menekan.
Ia perlahan mulai membelai wajah Yayan, mendekatkan wajahnya.
'A-ku tidak tau. Apa aku harus menikmati ini atau tidak? Rasanya cukup menyakitkan bahwa tahu diriku dimanfaatkan oleh wanita, tapi aku sekarang bisa lebih memanfaatkan mereka untuk keuntunganku.'
Sebelum Andrea bisa nyosor, Yayan sudah menyosornya duluan. Wanita itu sedikit terkejut, namun ia akhirnya menikmati cumbu yang bergairah itu.
Yayan mendorong Andrea sampai kursi haram di pojok ruangan, dia melepaskan ciumannya.
“Baiklah, siapa yang akan kalah kali ini, Andrea. Siapa yang akan tergila-gila?“ Yayan tersenyum licik, “Aku cukup pede dengan kebesaran asetku!“
“Oke, ayo kita lihat … siapa yang akan mencari siapa?“ ucap Andrea memprovokasi.
Mereka berdua sama-sama berusaha untuk saling menaklukkan, menjadikan salah satu pihak sebagai budak.
Itu akan menjadi malam yang panjang, keperjakaannya hilang pada wanita yang baru dikenalnya belum genap satu jam.
.
.
.
.
“Hah … hah … hah … apa-apaan? Badanku lemas, tenagaku habis!“ Yayan terengah-engah seraya terbaring di lantai.
Keadaan ruangan sedikit kacau, berantakan, dipenuhi cairan putih yang lengket. Yayan dan Andrea sepertinya terlalu berlebihan. Bau pandan di ruangan itu sangat menyengat, meski ada pengharum ruangan.
“Yah, wanita berpengalaman sungguh menakutkan. Aku hampir kalah, itu nyaris saja.“ Yayan mencoba bangkit, lalu menghampiri Andrea yang terkapar di sisi lain. Wanita itu kini pingsan, tubuh tanpa sehelai kain miliknya memang sangat menggairahkan.
Pria yang diajaknya pasti hampir 99% akan menerimanya. Tapi, Yayan adalah bagian yang 1%. Dia menolak diperbudak oleh wanita.
“Heh, gimana Andrea … apa itu memuaskan? Aku ingat kau mendesah sangat keras dan minta istirahat. Tapi, sekarang apa? Sudah tidak kuat lalu pingsan,“ ucap Yayan tersenyum puas.
Dia lalu mengenakan bajunya kembali, sedikit kotor oleh cairan mereka berdua. Dia pun sedikit malu jika keluar dengan keadaan begitu.
Yah, masih tidak bisa dipungkiri bahwa Yayan baru pertama kali ke tempat itu dan masih merasa canggung.
Yayan melirik jejeran minuman di pinggir ruangan. “Mungkin lebih baik bau alkohol dari pada bau pandan.“
Sebetulnya sama-sama buruk, dan pengunjung klub malam itu sudah mengenal Andrea. Tak perlu tanya, mereka pun sudah tau apa yang terjadi.
“Ngomong-ngomong, berapa biaya untuk ruang VIP ini?“ Yayan melirik jam, “Sudah jam 3 pagi?“
Yayan memutuskan untuk kembali, dia harus ingat bahwa besok adalah jam sibuk. Apalagi setelah membolos, sang atasan pasti siap memborbardir dengan beribu pertanyaan.
Sebelum pergi, Yayan mengeluarkan uang yang dicetak System, lalu menghamburkannya pada Andrea.
“Aku sudah membayar jasamu,“ ucap Yayan terdengar dingin.
Uang yang dihamburkan Yayan adalah satu juta.
Yayan kemudian membayar untuk sewa ruang VIP itu, dia menghabiskan uang total 2 juta.
[Selamat, Host mendapatkan cashback 5 kali lipat, 15 juta]
'Hahaha … panen besar. Tidur nyenyak malam ini!'
Yayan pulang dengan berjalan kaki, mau bagaimana lagi, motornya dicuri sementara itu dia belum memiliki cukup uang untuk membeli yang baru.
Jam 3 pagi, tentu saja tidak ada angkutan umum yang lewat. Yayan pun terpaksa berjalan kaki.
“Cih, aku benar-benar lelah gara-gara si ****** itu. Sudah main berapa ronde, ya?“ Yayan tidak kuat berjalan lagi, dia perlu menemukan tumpangan. Jika tidak, Yayan tidak bakal sampai rumah.
Selain kelelahan, Yayan juga ngantuk. “Sialan, kapan sampai kos-kosan jika begini?“ Pria itu akhirnya terduduk lemas di pinggir trotoar, memandang jalanan yang lengang.
'System!'
[Ya, Host]
'Aku butuh bantuan.'
[System menyarankan agar host tidur saja di sini]
'Hahaha … lucu sekali, System!?'
Meski pikiran menolak usulan System, tetapi tidak dengan tubuhnya. Yayan secara perlahan menutup mata.
Tapi, lagi-lagi kedamaian sesaat itu terganggu. Terdengar sayup-sayup teriakan dari kejauhan.
“Maling! maling!“
Ada segerombolan orang mengejar sosok berjaket hitam dan bermasker hitam, tempak membawa sesuatu. Langkah kakinya cepat, ia mempecundangi para pengejarnya. Ia jelas panik, satu melawan belasan. Jika tertangkap, habis sudah … badannya pasti remuk, itu tidak sebanding dengan barang curiannya. Pasti tidak akan cukup untuk berobat.
“Pencuri?“ gumam Yayan.
Pencuri itu terlihat mendekat ke arah Yayan, tidak menyadari keberadaannya atau mengira sebagai seorang gelandangan yang tertidur. Itu adalah nasib sial si pencuri.
Saat si pencuri melewati Yayan tanpa curiga, sebuah kaki terjulur secara tiba-tiba dan menghambat laju lari. Ia tidak sempat mengerem, alhasil terjegal dan terporosok dengan parah. Ia tidak sanggup berdiri.
Warga yang mengamuk tiba tidak berselang lama, seketika mengeroyok. Karena berada dekat dengan si pencuri, Yayan secara menyedihkan ikut dipukuli.
“Woi, woi, apa-apaan ini? Aku bukan komplotannya! Kenapa memukuliku?“ teriak Yayan tidak terima.
Para warga lantas berhenti, mereka beradu pandang sebentar.
“Mana ada maling ngaku!“
Ya, itu adalah kesialan lain untuk Yayan. Lagi-lagi wajahnya bonyok.
'Sepertinya akhir-akhir ini aku sangat sial!?'
Setelah puas memukuli, para warga membawa Yayan dan si pencuri ke kantor polisi.
Yayan pada akhirnya tidak bisa tidur, berjam-jam diintrogasi dan waktunya terbuang. Dia memang tidak terbukti bersalah. Namun, mood Yayan keburu longsor, begitu kesal.
“Lagi-lagi apes!“ Yayan menengadah ke atas langit, matahari sudah bersinar terik. “Aku ingin pulang dan tidur.“
Stamina dan mental telah terkuras. Jarak beberapa kilometer seperti pergi ke ujung dunia, Yayan tidak kuasa melanjutkan perjalanan.
“Hei, kenapa kau lemah sekali?“ Seseorang wanita menggurui Yayan.
“Lemah atau kuat? Memangnya kenapa? Apakah itu menganggu——” Yayan tidak bisa melanjutkan kalimatnya saat berbalik untuk melihat seseorang yang telah menyapanya, dia terperangah dengan kaget.
Pasalnya identitas dari orang wanita itu adalah kenalan Yayan sewaktu SMA. Dia punya pengalaman buruk dengannya.
Yayan pernah dirundung oleh seorang teman sekelasnya. Wanita itu adalah pelakunya. Dia dulu memang menyedihkan sampai dirundung dan diperas oleh perempuan.
“Tidak apa-apa, sih. Tapi, ini cuma kebiasaan. Mengganggumu iya sangat menyenangkan. Lama tidak bertemu, yayan.“
'Apakah ada hal yang lebih sial dari ini? Kenapa kesialan demi kesialan muncul? Aku harus meningkatkan keberuntunganku!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Harman LokeST
kuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Yayan
2023-09-24
0
xyz
authornya keknya suka bgt mcnya dibully...authornya masokis kah??
2023-09-05
0
Nanik Purba
mc nya apes mulu thor 😏
2023-08-29
0