“Oh, mau jadi pahlawan kesiangan!“ ucap preman itu tidak senang saat aksinya mendapat gangguan.
Si preman menyerang Yayan tanpa belas kasih, melancarkan pukulan yang dapat dirasakan bahwa itu sangat bertenaga. Yayan hanya bisa terus menghindari, dia tidak punya kemampuan bela diri, memang cuma itu yang bisa dilakukannya.
Yayan memancing di preman menjauh dari area pedagang kaki lima.
“Hahaha … ayo, ayo. Silahkan pukul aku jika bisa?“ ucap Yayan percaya diri, dia merasa di atas angin.
Si preman rupanya hanya berkelahi menggunakan otot tanpa memakai otaknya sama sekali.
Namun, sepertinya Yayan memang ditakdirkan kalah dan berkahir bonyok. Dia terpeleset kulit pisang dan tersungkur jatuh. Kesempatan itu dimanfaatkan si preman dengan memukuli Yayan secara membabi buta.
'Bangsat! Siapa yang buang sampah sembarangan?' maki Yayan dalam hati, dia jelas sangat kesal. Namun, terlambat … dia keburu jatuh.
Si preman langsung memukuli Yayan tanpa ampun, dia sudah dipastikan kalah.
Vina lantas berteriak untuk menarik perhatian, usahanya berhasil. Seorang satpam keluar. Si preman pun lari saat banyak orang telah berdatangan, tepatnya para pria muncul. Tadi kebanyakan wanita.
Vina mendekati Yayan yang tersungkur.
“Akhhh … sial!“ Yayan bangkit seraya memegangi bagian wajahnya yang lebam. Vina membantunya berdiri.
“Kau tak apa-apa——ahh, tidak. Apa yang aku tanyakan?! Yayan, tunggu di sini sebentar, aku akan membawa sesuatu.“ Vina beranjak pergi dengan terburu-buru menuju ke gedung kantor.
Sementara itu, Yayan terduduk lemas. Dia melihat para pedagang kaki lima membereskan gerobak jualannya yang porak poranda. Mereka nampak sedih.
“Maafkan saya.“ ucap Yayan lesu, tertunduk.
“Apa yang kau katakan? Ini bukan salahmu. Malah kami yang harus berterimakasih karena sudah membela kami.“ balas seorang penjual ketoprak menampilkan senyum tipis, meski hatinya sedih.
“Tapi, andai saja saya menang.“
“Itu mustahil. Nasib melarangmu menang!?“ sangkal si penjual ketoprak.
'Keberuntungan cuma 2!' Yayan harus mengakui, dia salah satu orang paling sial.
“Yayan!“
Vina datang kembali bersama beberapa pria lagi, Mereka adalah atasan Yayan dan Vina. Di tangan wanita itu sudah ada kotak P3GK.
“Wajahmu benar-benar bonyok!? Apa sangat sakit?“ tanya Vina membuka kotak P3GK-nya, lalu mengambil kapas untuk membersihkan darah di sudut bibir dan hidung Yayan. Ah, pria itu mimisan cukup banyak.
“Akhhh … perih!?“ erang Yayan ketika bersentuhan dengan kapas yang ditetesi obat.
“Ah, maaf. Tapi, tahan rasa sakitnya, ya?“
Vina selesai membersihkan darah di wajah Yayan, terlihat di beberapa bagian muka nampak sudah membiru.
'Sangat parah! Aku tak akan menyangka bahwa Yayan akan seberani ini!' batin Vina menatap Yayan selama beberapa saat.
Pria itu tentu bisa mendengar suara hatinya. Dia bingung harus merespon seperti apa.
“Kau tadi seperti pahlawan! Kenapa kau tiba-tiba bertindak seperti itu? Bukan untuk membuatku terkesan, 'kan?“ ucap Vina bergurau, lalu tersenyum lebar.
“Kau masih saja narsis!“ balas Yayan memalingkan muka. Digoda seperti itu membuatnya sedikit malu.
“Yayan, kau tak apa-apa?“ tanya atasan Yayan, berniat menjulurkan tangannya untuk membantunya berdiri.
“Bonyok, tapi tak apa-apa.“ balasnya canggung.
“Sepertinya lebih parah dari dugaan. Tapi, tenang saja. Perusahaan akan membawa perkara ini ke jalur hukum. Tindakan premanisme harus diberantas!“ ucap tegas atasan Yayan, Hardi namanya, dia selalu nampak berwibawa dan tenang.
“Terima kasih.“
“Perusahaan memberikanmu asuransi, pulanglah dan segera berobat.“
Yayan terkejut mendengarnya, dia melongo sebentar sebab belum sepenuhnya mencerna ucapan dari bosnya, pak Hardi.
“M-maaf, pak. Tapi, sepertinya terlalu berlebihan. Es mungkin sudah menyembuhkannya.“ kilah Yayan, dia menatap Vina.
Plak ….
“Akhhh … sakit, woi!“ jerit lelaki itu saat punggungnya dihantam dengan telapak tangan.
“Nah, sudah. Silahkan pergi ke rumah sakit, perusahaan yang akan menanggungnya.“ ucap Vina.
Pak Hardi dan para bawahannya kembali ke kantor, meninggalkan Yayan yang kebingungan. Bukannya apa-apa, dia hanya merasa tak enak. Musibah yang dialami pun Karena salahnya sendiri.
“Sudahlah, Yan. Syukuri aja, jarang-jarang bisa pulang cepet. Hmm … aku buat bonyok saja wajahku kali, ya——”
“Woi!“
“Ah, nggak-nggak! Cuma bercanda.“ Wanita itu tersenyum.
'Huh, bicara dengan Yayan selalu bikin tenang!?' batin Vina.
Yayan mengerutkan kening karena suara hati dari Vina.
'Apa maksudnya?'
“Selamat dinikmati libur setengah harinya?“ Vina kemudian kembali masuk ke gedung kantor.
“Hah …!? Ini bisa disebut sial atau beruntung? Awww ….“ Yayan kesakitan saat memegang lebam di pipinya. “Tentu saja ini kesialan!“
Yayan akhirnya benar-benar pulang.
[Misi dikonfirmasi]
[Pulang ke rumah dengan berjalan kaki]
[Reward: 1 poin kesehatan]
“Huh, sepertinya System benar-benar ingin aku melakukan aktifitas fisik?! Hmm … kali ini aku tak terburu-buru, sepertinya bisa!“
Yayan memutuskan untuk berjalan kaki sambil mendorong motornya. Orang-orang pasti menyangka bahwa dia kehabisan bensin atau mogok.
“Kenapa motornya, Mas?“ tanya seorang pengendara motor yang berhenti.
“Oh, nggak kenapa-kenapa. Cuman ingin jalan kaki!?“ jawab Yayan tersenyum pahit, dia bingung mencari alasan, jadi memilih menjawab Jujur.
Dia otomatis disangka aneh.
“Ahh … hitung-hitung olahraga, ya?“ Pengendara motor itu menatap Yayan dari atas ke bawah.
'Kenapa dia menatapku sampai seperti itu? pria ini bukan golongan pelangi, 'kan?' batin Yayan merasa takut.
“Maling! Maling! Ada maling motor!“ teriak si pengendara motor tiba-tiba. Yayan lantas terkejut bukan main.
“HAH?“ Dia menganga lebar.
Tak berselang lama, belasan pria sudah mendekatinya. Yayan bingung harus berbuat apa.
“Apa-apaan ini? Kenapa aku hari ini sangat sial!“
.
.
.
.
“Ugh, disangka maling motor milik sendiri. Yah, memang sangat tak masuk akal, memilih berjalan berkilo-kilo meter sambil mendorong motor. Pantas disebut sebagai orang dengan kelainan.“ Yayan berbicara sendiri.
Dia sangat kesal dengan apa yang terjadi padanya hari ini. Siapa juga yang tidak kesal setelah dikeroyok, wajahnya bonyok?!
Lelaki masih setia menjalankan misi dari System, motor matic-nya masih tetap didorong. Dia rela bermandikan keringat untuk hadiah yang tidak pasti.
Yayan akhirnya sampai setelah hampir satu jam lebih mendorong motornya. Dia langsung tepar di depan halaman kos-kosan. Sementara itu, hari sudah berubah gelap.
[Selamat, host mendapatkan 1 poin kesehatan]
“Hah … hah … hah … usahaku tidak sia-sia. System, sembuhkan luka di wajahku!“
[1 poin kesehatan digunakan]
Tak berselang lama, rasa nyeri dan perih di wajah Yayan perlahan pergi. Pria itu seketika bangkit terduduk, menjamah sudut wajahnya.
“Eh? Hilang dalam sekejap? Lebam dan bengkak benar-benar sudah pergi?“ dia jelas belum bisa percaya, memang sulit dipercaya. System memang Menentang akal sehat.
Dia lalu masuk ke dalam kos-kosannya, bersiap mandi, badannya sudah lengket karena keringat.
“Hmm … malam ini kencan saja kali, ya? Mencari uang!“
Hanya butuh waktu beberapa menit agar pria itu keluar dari kamar mandi. Memang butuh berapa lama? Yeyen tidak melakukan hal yang rata-rata dilakukan oleh lelaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
SweetiePancake
terlalu gengnisme!
2024-03-01
0
Harman LokeST
next author
2023-09-24
0
Nanik Purba
apes bgt hidup mc 😏
2023-08-29
0