Ch 18: Rencana kencan

Andrea keluar dari kamar mandi dengan handuk terlilit di badannya, bukannya pergi ke kamarnya untuk memakai baju, ia malah menuju ruang tamu bagian kos laki-laki. Dan kebetulan Yayan ada di sana, tengah bersantai memainkan ponsel barunya.

“Yan?“ panggil Andrea malu, tidak bisa tidak curi-curi pandang pada Yayan.

“Ada apa? Kenapa kau tidak ganti baju?“ balas Yayan sedikit ketus, tetap fokus pada ponselnya.

“B-begini … a-aku tidak punya baju ganti yang bersih!?“ Andrea menunjukkan gelagat malu-malu dengan cara menarik ujung handuknya ke bawah.

Yayan mengalihkan pandangannya, beralih menatap Andrea. 'Hah? Serius? Bagaimana jalan pikirannya wanita ini? Yang penting pindah tanpa persiapan?'

“A-apakah kau bisa meminjamkan bajumu?“ tanya Andrea agak takut.

Yayan meletakkan ponselnya di meja lalu menghela nafas berat, dia berlalu ke kamarnya.

'Hore … aku akan memakai bajunya Yayan!?'

“Jangan mengendusnya jika kau ingin tinggal di sini!“ peringat Yayan.

'Huh, dia seperti bisa membaca pikiranku?!' heran Andrea dalam hati.

Yayan membawa sepotong kaos dan celana pendek.

“Terima kasih.“

Andrea menerimanya dan hendak memakainya di tempat. Yayan lantas bereaksi.

“Woi, woi, jangan di sini! Aku tau kau ingin menggodaku. Namun, orang lain bisa saja melihatmu telanjang!?“

“Baiklah.“ Andrea mesem-mesem sendiri.

'Yayan perhatian padaku?!'

'Aku nggak perhatian padamu, ******!'

Andrea pergi ke salah satu kamar milik bagian pria untuk memakai baju pemberian Yayan.

'Hmm … oh, ya … parameter kesukaannya sekarang mencapai 70, kenaikan sangat tidak masuk akal.' Yayan pun heran dengan kenaikan kesukaan Andrea padanya.

Tidak berselang lama, Andrea keluar dengan baju pemberian Yayan. Baju kaos putih longgar, bagi Andrea itu kebesaran. Kaos itu memakan badannya sampai pangkal paha.

“Yan, bagaimana?“ Andrea berputar kecil untuk menunjukkan seluruh lekuk tubuhnya.

'Apanya yang harus dilihat? Kecocokan?' batin Yayan.

“Kau tidak memakai celananya?“ tanya Yayan menaikkan sebelah alis.

“Untuk apa?“

“Baiklah, terserah!“

'Harus diakui, wanita ini memang cantik walaupun tanpa make up. Apalagi badannya yang sangat berisi. Eh? Tunggu, dia tidak memakai daleman?'

“Andrea … kau tidak memakai daleman sama sekali? Tidak merasa kedinginan?“ tanya Yayan.

“Aku tidak punya.“

Yayan jadi diam seribu bahasa dan memandang Andrea dengan tatapan hampa.

'Wanita ini … ahhh!' Yayan jadi frustasi sendiri.

“Aku ingin memastikan sesuatu … begini, apakah kau tidak merasa malu atau apalah, saat orang-orang melihatmu berpakaian minim?“ ucap Yayan mengerutkan kening.

Wanita itu sontak menggeleng, tidak ada keraguan sama sekali. Yayan pun sampai menepuk jidat.

“Baiklah, pertanyaan terakhir … apa yang kau inginkan?“

“Dirimu … aku mencintaimu. Aku ingin selalu, yah … kau tau sendiri gimana!?“

'Apa seluruh isi otaknya cuma *****? Yah, dia psk, sih. Meskipun begitu, dia sungguh kecanduan,' batin Yayan.

“Oke … oke … kurasa kau bisa mendapatkannya——oi, oi … jangan seenaknya lepas baju. Aku belum selesai bicara!“

Andrea yang tadinya hendak melepaskan kaosnya reflek berhenti.

“Apa?“

“Itu tidak gratis!“ Yayan menyeringai jahat.

“Maksudnya?“ tanya Andrea kebingungan.

“Kau harus melakukan sesuatu untukku terlebih dulu!“ Yayan menunjukkan sebuah foto pada Andrea.

“Kenapa dengan pria itu?“ Andrea memerhatikan dengan seksama fotonya, memastikan jika ia belum pernah bertemu.

“Aku ingin kau mendekatinya.“

“Untuk apa?“ tanya wanita sambil mengembalikan ponselnya Yayan.

“Aku beritahu detailnya nanti. Yang terpenting, kau harus beli baju yang normal.“ Yayan menyerahkan sejumlah uang. “Beli pakaian yang tertutup!“

“Oke ….“ Andrea dengan lesu mengambil uang yang tergeletak di atas meja, ia pun kemudian pergi.

“Woi, pakai celananya dulu!“ teriak yayan.

“Huh, dia merepotkan!“

Selagi Andrea pergi belanja, Yayan memilih untuk memasak dan … yah, tujuan awal yang mana adalah tidur menjadi berantakan karena kehadiran Wanita itu. Jika memaksakan tidur pun Yayan cemas tentang Andrea yang melakukan hal aneh pada dirinya ketika terlelap.

Yayan memasak telur dadar, hanya itu menu yang simpel. Namun, masalah lain adalah tidak ada nasi.

Yayan pun terpaksa untuk meminta juragan kos. Dia malas menanak beras karena memakan waktu.

Semuanya sudah siap, Yayan menyajikan untuk dirinya sendiri.

“Hmm … baiklah, ada info apa saja di kantor? Apakah aku dipecat!“

Yayan mengoperasikan ponsel sambil makan, hal pertama adalah menyimpan nomor Vina. Dia sungguh hafal nomornya di luar kepala.

Sebuah pesan telah dikirim, lalu tak berselang lama Vina melakukan panggilan telepon.

“Kenapa kamu tidak berangkat? Kau ingin dipecat? Kau bukan anak sekolahan yang bisa berangkat seenaknya!?“ sembur Vina, suaranya melengking kencang.

Yayan seketika menjauhkan telepon dari telinganya, teriakan Vina barusan membuat dengungan keras pada kuping.

“Jadi, apakah aku dipecat?“ tanya Yayan enteng. Dia punya banyak uang sekarang, bekerja sudah tidak lagi penting.

“Kau harus mentraktirku malam ini, Yan! Kau berhutang budi padaku!“ Vina tiba-tiba memelankan volume suaranya.

“Kalau begitu … aku sangat berterima kasih, Vina. Ya, kita akan jalan-jalan malam ini.“

Vina tidak langsung menjawab, tercipta keheningan di telepon seberang.

“Vina, kau masih di sana?“ tanya yayan meminta konfirmasi.

“Ya. Pokoknya jangan lupa malam ini. Jemput aku!“

“Siap, Tuan Putri.“

“Satu hal lagi … apa alasanmu bisa absen? Bukan sesuatu yang buruk, 'kan?“ tanya Vina.

“Masalah sepele, aku hanya Ketiduran.“

“Apakah itu valid, sungguh begitu? Kau terdengar mengada-ada!?“

Yayan menghela nafas, “Faktanya memang begitu.

“Baiklah, aku tunggu kedatanganmu malam ini.“ Setelah itu Vina mematikan sambungan teleponnya. Sekarang adalah jam kerja, ia pasti tidak bisa berlama-lama.

Yayan juga sudah menghubungi nomor keluarganya. Bukannya tanya kabar tentang anaknya atau kenapa bisa ganti nomor lagi, ibunya Yayan malah bertanya ….

“Kau sudah memiliki calon?“

Hal pertama yang dipentingkan adalah calon mantu, Yayan dinomorduakan, jujur saja itu agak menyakitkan.

“Tentu saja belum. Ibu tidak perlu cemas,“ balas Yayan sedikit kesal. “Oh, ya … aku mau ngirimin uang lagi!“

“Lagi? Kau baru gajian, sudah gajian lagi?“ heran ibunya.

“Ini rezeki yang tidak diduga-duga. Terserah ibu uangnya mau digunakan untuk apa … renovasi rumah, beli sapi, disumbangin atau, yah … pokoknya bebas.“

“Memangnya berapa uang yang mau kau kirim?“

Ibunya Yayan berpikir bahwa anak sulungnya itu hanya sedang bercanda, mencoba menggoda dirinya.

“30 juta!“

Untung ibunya tidak memiliki riwayat penyakit jantung, jika tidak … yah, yayen bisa menyesali perbuatannya Karena telah menggegerkan ibunya.

“Kau dapat uang dari mana, Yan? Kau tidak mencuri atau semacamnya, 'kan?“

“Hah, ibu … prasangkamu sangat buruk! Aku tidak melakukan itu. Yah, pokoknya aku mendapat uang ini dari sesuatu yang sulit dijelaskan. Ibu terima, ya?“

“Huh, aku percaya saja. Kau di sana hati-hati, ya? Jaga kesehatan dan jangan lupa cari istri!“

“Iya, iya. Yayan pasti akan menemukan menantu paling sempurna untuk ibu.“

Yayan lantas menutup teleponnya, dia lalu menghembuskan nafas dengan kasar.

“Meski aku memiliki banyak kenalan wanita-wanita cantik, tapi kenapa aku tidak bisa mencintai mereka. Lalu, kenapa aku bisa mencintai Yani padahal ada Vina yang lebih darinya?!“

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

Yayan mentransfer uang kepada orang tuanya

2023-09-24

0

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Lanjutkan Thor 😄💪👍👍 o

2023-05-04

0

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Kenapa kamu ga bisa mencintai eanita yang lain ? karena kamu...Yayan adalah MC yang Super duper koplaakk tenaaann 🤔🙄😝😄💪👍👍👍

2023-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch 1: Dua eksistensi
3 Ch 2: Pengembalian uang pertama
4 Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5 Ch 4: Status System
6 Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7 Ch 6: Sudah kelewatan
8 Ch 7: Bawahan pertama
9 Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10 Ch 8.5
11 Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12 Ch 10: Hutang yang mencekik
13 Ch 11: Membalas budi
14 Ch 12: Pengakuan?
15 Ch 13: Malam yang panjang
16 Ch 14: Butuh keberuntungan
17 Ch 15: Kenalan lama
18 Ch 16: Membeli HP baru
19 Ch 17: Pengekos baru
20 Ch 18: Rencana kencan
21 Ch 19: Kencan yang gagal
22 Ch 20: Mengejar
23 Ch 21: Kegagalan
24 Ch 22: Penyelidikan
25 Ch 23: Tidak menerima beban!
26 Ch 24: Pengalaman pertama
27 Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28 Ch 26: Kau mau juga?
29 Ch 27: Penghuni kos yang lain
30 Ch 28: Makan-makan
31 Ch 29: Pesanan
32 Ch 29.5
33 Ch 30: Salah langkah
34 Ch 31: Berhasil lolos
35 Ch 31.5
36 Ch 32: Lembur
37 Ch 33: Menjadi guru yang baik
38 Ch 34: Liburan
39 Ch 35: Liburan II
40 Ch 36: Deklarasi resmi
41 Ch 37: Tantangan
42 Ch 38: Duel
43 Ch 39: Tidak terlihat
44 Ch 40: Menang
45 Ch 41: Rumah untuk Mikha
46 Ch 42: Kedatangan sang ibu
47 Ch 43: Vina vs Mikha
48 Ch 44: Mencari bawahan
49 Ch 45: Isi Mistery Box
50 Ch 46: Pertemuan kedua
51 Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52 Ch 48: Misi berhadiah besar
53 Ch 49: Anak yang malang
54 Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55 Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56 Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57 Ch 52.5
58 Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59 Ch 54: Bonus dari System
60 Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61 Ch 55.5: Penjelasan dunia
62 Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63 Ch 57: Hari tenang
64 Ch 58: Pernikahan
65 Ch 59: Kalah start
66 Ch 60: Memang tidak mudah
67 Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68 Ch 62: Bug System
69 Ch 63: Terbebas
70 Ch 64: Shop System
71 Ch 65: Hari tenang II
72 Ch 66: Kau mengenalinya?
73 Ch 67: Dia istriku!
74 Ch 68: Membuat organisasi
75 Ch 69: Penjarahan
76 Ch 70: Hybrid
77 Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78 Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79 Ch 73: NTR
80 Ch 74: Masih sesuai rencana
81 Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82 Ch 76: Negara Rugia
83 Ch 77: Menambah istri?
84 Ch 78: Tantangan duel pedang
85 Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86 Ch 80: Turnamen dimulai
87 Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88 Ch 82: Si paling menderita
89 Ch 83: Insiden di bis
90 Ch 84: Orang aneh!
91 Ch 85: Boneka!
92 Ch 86: Klub penggemar
93 Ch 87: Babak 32 besar
94 Ch 88: Bakat penggoda
95 Ch 89: Chaos
96 Ch 90: Buronan?
97 Ch 91: Tidak ada harapan
98 Ch 92: Hibernasi
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
Ch 1: Dua eksistensi
3
Ch 2: Pengembalian uang pertama
4
Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5
Ch 4: Status System
6
Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7
Ch 6: Sudah kelewatan
8
Ch 7: Bawahan pertama
9
Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10
Ch 8.5
11
Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12
Ch 10: Hutang yang mencekik
13
Ch 11: Membalas budi
14
Ch 12: Pengakuan?
15
Ch 13: Malam yang panjang
16
Ch 14: Butuh keberuntungan
17
Ch 15: Kenalan lama
18
Ch 16: Membeli HP baru
19
Ch 17: Pengekos baru
20
Ch 18: Rencana kencan
21
Ch 19: Kencan yang gagal
22
Ch 20: Mengejar
23
Ch 21: Kegagalan
24
Ch 22: Penyelidikan
25
Ch 23: Tidak menerima beban!
26
Ch 24: Pengalaman pertama
27
Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28
Ch 26: Kau mau juga?
29
Ch 27: Penghuni kos yang lain
30
Ch 28: Makan-makan
31
Ch 29: Pesanan
32
Ch 29.5
33
Ch 30: Salah langkah
34
Ch 31: Berhasil lolos
35
Ch 31.5
36
Ch 32: Lembur
37
Ch 33: Menjadi guru yang baik
38
Ch 34: Liburan
39
Ch 35: Liburan II
40
Ch 36: Deklarasi resmi
41
Ch 37: Tantangan
42
Ch 38: Duel
43
Ch 39: Tidak terlihat
44
Ch 40: Menang
45
Ch 41: Rumah untuk Mikha
46
Ch 42: Kedatangan sang ibu
47
Ch 43: Vina vs Mikha
48
Ch 44: Mencari bawahan
49
Ch 45: Isi Mistery Box
50
Ch 46: Pertemuan kedua
51
Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52
Ch 48: Misi berhadiah besar
53
Ch 49: Anak yang malang
54
Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55
Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56
Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57
Ch 52.5
58
Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59
Ch 54: Bonus dari System
60
Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61
Ch 55.5: Penjelasan dunia
62
Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63
Ch 57: Hari tenang
64
Ch 58: Pernikahan
65
Ch 59: Kalah start
66
Ch 60: Memang tidak mudah
67
Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68
Ch 62: Bug System
69
Ch 63: Terbebas
70
Ch 64: Shop System
71
Ch 65: Hari tenang II
72
Ch 66: Kau mengenalinya?
73
Ch 67: Dia istriku!
74
Ch 68: Membuat organisasi
75
Ch 69: Penjarahan
76
Ch 70: Hybrid
77
Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78
Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79
Ch 73: NTR
80
Ch 74: Masih sesuai rencana
81
Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82
Ch 76: Negara Rugia
83
Ch 77: Menambah istri?
84
Ch 78: Tantangan duel pedang
85
Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86
Ch 80: Turnamen dimulai
87
Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88
Ch 82: Si paling menderita
89
Ch 83: Insiden di bis
90
Ch 84: Orang aneh!
91
Ch 85: Boneka!
92
Ch 86: Klub penggemar
93
Ch 87: Babak 32 besar
94
Ch 88: Bakat penggoda
95
Ch 89: Chaos
96
Ch 90: Buronan?
97
Ch 91: Tidak ada harapan
98
Ch 92: Hibernasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!