Di pagi hari, Yayan bersiap-siap untuk segera berangkat kerja ke kantornya. Dia bercermin untuk merapikan penampilan, mengenakan kemeja berwarna biru tua dan celana hitam panjang. Tak lupa membawa kalung kartu tanda pengenalnya sebagai pegawai di perusahaan.
Yayan terus memerhatikan penampilannya, terutama luka lebam yang ada di sudut bibir. Itu masih terasa sakit terutama saat makan.
“Ok, sudah siap!“
[Sedikit pemberitahuan untuk Host]
Suara notifikasi dari System muncul, tidak berselang lama, panel hologram muncul dihadapannya. Itu memuat mengenai data dirinya secara terperinci, seperti umur, tinggi dan berat badan, atau golongan darah.
...«Status»...
...Name: Yayan...
...Age: 25 years old...
...Gender: Male...
...Blood type: O...
...Height: 178 cm...
...Weight: 58 kg...
...Health: 8...
...Strength: 5...
...Endurance: 5...
...Speed: 7...
...Charisma: 2...
...Intelligence: 6...
...Lucky : 2...
...Spera: 0...
...HP(health point): 0...
...SP (strength point): 0...
...VP (velocity point): 0...
...EP (endurance point): 0...
...IP (intelligence point): 0...
...CP (charisma point): 0...
...LP(lucky point): 0...
Selain itu, ada juga data lain.
“Ini dataku, kah?“
[Ke depannya akan ada misi-misi kecil yang harus Host selesaikan]
“Apa aku mendapatkan sesuatu? Hadiah?“ ucap Yayan pada suara robotik di kepalanya.
[Tentu saja, Anda mendapatkan reward tertentu]
“Apa itu?“
[Spera : mata uangnya System. Anda bisa membelanjakannya di shop sesuai kebutuhan]
[Poin kesehatan : Poin yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan Anda, bisa digunakan untuk menyembuhkan luka]
[Poin kekuatan : Poin yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan]
[Poin kecepatan : Poin yang digunakan untuk meningkatkan kecepatan]
[Poin ketahanan : Poin yang digunakan untuk meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh]
[Poin kecerdasan : Poin yang digunakan untuk meningkatkan kecerdasan]
[Poin kharisma : Poin yang digunakan untuk meningkatkan kharisma]
[Poin keberuntungan : Poin yang digunakan untuk meningkatkan keberuntungan]
“Yah, sampai saat ini. Tidak ada bedanya dengan system-system lain. Masih cukup umum, mudah dipahami. Lalu, gimana pengukuran pasti untuk statistik seperti health, speed ... apakah ada penjabaran yang lebih jelas?"
[Tolak ukurnya adalah rata-rata statistik manusia. Host sedikit di bawah manusia yang ada di bumi]
[Host hanya perlu meningkatkan semua statistik menjadi 10 jika hanya ingin mengincar rata-rata kemampuan manusia]
"Eh? aku bisa lebih tinggi lagi?"
[Host bisa menjadi super human, batas maksimal adalah 200 untuk Anda pada tahap ini. Ke depannya mungkin bisa lebih tinggi]
"Luar biasa!" kagum Yayan.
[Misi dikonfirmasi]
“Hmm?“ Yayan sedikit terkejut dengan notifikasi System.
[Berangkat ke tempat kerja dengan berjalan kaki]
[Reward : 1 poin kesehatan]
Yayan mempertimbangkan sebentar, ingin mengambil misi itu atau tidak. Soalnya, jarak dari tempat kos sampai ke kantor itu lumayan jauh.
“Mungkin kakiku bisa patah saat sampai di sana. Aku juga tidak boleh telat. Huh, System, aku skip misi ini!“
[Dipahami]
“Eh, tunggu? Sampai kapan misi ini berlaku?“
[Selamanya. Setiap misi yang muncul akan berlaku selamanya. Anda pun dapat mengambil misi tersebut jika sudah siap]
“Wow, itu sangat bagus! Lalu, apakah ada pinaltinya?“
[Tidak ada]
“Aku bisa menjalankan misi dengan santai, kalau gitu.“
Setelah semuanya siap, Yayan berangkat ke tempat kerjanya dengan motor matic kesayangannya. Dia sampai di sana kira-kira membutuhkan waktu hampir 40 menit. Jajanan pada pagi hari begitu macet. Yayan beruntung dia bisa datang tepat waktu.
Yayan bersama karyawan lainnya naik lift untuk menuju ke lantai atas
“Selamat pagi.“ Seorang rekan kerja menyapanya.
Yayan menukarnya dengan anggukan dan senyuman kecil.
“Hmm … Yan ada apa dengan mukamu? Habis bergelut?“ tanya seorang lainnya. Pria berumur 22 tahun.
Itu menarik semua perhatian orang yang ada di dalam lift.
“Jatuh,“ balas Yayan singkat.
“Ketahuan banget bohongnya. Jelas-jelas itu——”
“Sudah tahu, kenapa tanya?!“ sela Yayan mengeluarkan tatapan seram pada juniornya itu.
Memang cuma Yayan yang merupakan pegawai senior yang ada di dalam lift itu. Mereka jadi sedikit segan dengannya.
Yayan telah tiba di lantai tujuannya, dia lantas berpisah dengan para juniornya itu.
Dia kemudian menghela nafas berat, tidak ada tanda-tanda semangat. Gairahnya sedikit turun.
“Woi, Yan. Selamat pagi, eh? Ada apa dengan mukamu? Kau habis berkelahi?“ Vina langsung menyapanya. Wanita itu terkejut dengan lebam di sudut mulutnya.
“Oh, jatuh!“ jawab Yayan acuh, berlalu ke bilik kerjanya.
“What?! Sangat tidak masuk akal! Jangan bohong! Kau pasti berkelahi——”
“Huh, kenapa masih ditanyakan jika sudah tau!“ Yayan sekali lagi menunjukkan respon yang sama.
“Tapi, aku juga butuh konfirmasi, bodoh!“ jawab Vina sedikit membentak, ia tak mau kalah.
Lalu, muncul seseorang wanita. Yayan dan Vina langsung berhenti ribut.
Wanita itu adalah Yani, baik Vina maupun Yayan diam dan kembali ke bilik masing-masing.
“Pagi,“ ucap Yani pelan.
Yayan dan Vina mengangguk seraya mulai mengoperasikan PC.
'Hmm … sepertinya setelah mereka putus, hubungan mereka jadi meregang dan enggan untuk bicara? Harusnya tetap profesional, jangan bawa-bawa urusan pribadi ke pekerjaan!' batin Vina memerhatikan Yayan, mereka bertetanggaan bilik. Yayan otomatis bisa mendengar suara hatinya.
Pria itu menghela nafas. 'Aku bisa saja menyebar kebusukan Yani, tapi ….' Dia geleng-geleng kepala, menepuk pipi. Dia harus fokus pada pekerjaannya.
Tidak berselang lama, manajer keuangan masuk. Dia langsung memberikan rincian tugas yang harus Yayan dkk lakukan. Di ruangan itu hanya ada 5 orang, Yayan satu-satunya pria.
.
.
.
.
Istirahat makan siang.
“Woah, selesai!“ ucap Yayan lega. Tugasnya sudah selesai, dia langsung bersiap-siap untuk pergi makan siang.
“Yan, mau makan siang bareng?“ Vina tiba-tiba mengajaknya.
Yayan berpikir sebentar sebelum memutuskan. “Huh, oke.“
“Cih, kenapa nggak ada semangat-semangatnya sih? Tak punya pacar bukan akhir dunia.“ Vina mencemooh. “Harus semangat! Ingat, jangan mencampur aduk urusan pribadi ke pekerjaan!“ wanita itu menggampar punggung Yayan.
“Siapa yang begitu? Aku tetap profesional. Ngomong-ngomong, mau makan di mana?“
“Hmm … di sekitaran kantor saja,“ Jawab Vina tanpa keraguan. “Ajak Yulia sekalian.“
“Yah, terserah lah." Yayan hanya pasrah mengikuti Vina.
“Oh, ya. Yani, kau tidak mau ikut makan siang?“
Yayan seketika mendelik tajam pada Vina, tatapannya seolah berkata. “Apa yang kau pikirkan?“ “Apa maksudmu?“
Vina menikmati ekspresi yang diperlihatkan oleh Yayan, ia tersenyum licik.
“Gimana? Yayan yang bayar, lho!?“
“Maaf, Vin. Tapi, aku sudah bawa bekal. Menurutku jajan sembarang di pedagang kaki lima nggak sehat, kurang higienis!?“ tolak Yani halus, mengeluarkan kotak bekalnya.
“Maaf, Vin. Aku jadi nggak enak.“
'Yap, bagus sekali ******, topeng yang kau kenakan itu!' batin Yayan kesal. Pasalnya Yani tidak menyinggungnya sedikit pun.
“Ya udah lah, ya. Maaf, kami tinggal!?“ Vina lantas menarik tangan Yayan keluar dari ruangan.
Seperti yang diucapkan Vina sebelumnya, wanita itu mengajak sahabatnya Yulia. Namun, wanita bertubuh makmur itu sedikit enggan untuk menerima ajakannya.
Setelah beberapa usaha, Vina sukses mengajak Yulia.
Mereka bertiga akhirnya makan siang di sekitaran kantor, banyak pedagang kaki lima di sana. Para karyawan juga nampak sudah mengerubungi salah satu gerobak.
“Nah, ladies. Kita mau makan apa?“ ucap Yayan sedikit sarkas.
“Umm, Yulia. Gimana kalau ketoprak, atau tidak lontong?“
'Cih, aku tak dianggap!?' batin Yayan.
“Aku nurut saja,” balas Yulia terdengar segan. Ia merasa tidak enak pada Yayan.
“Woke … nah, kalau gitu, lontong saja!“
'Keputusan sepihak. Aku yang punya uang di sini, harusnya aku yang berkuasa!'
Saat mereka duduk di bangku plastik yang disediakan, tiba-tiba muncul sekelompok preman. Salah satu dari mereka menarik kerah kemeja Yayan dari belakang. Lelaki itu lantas sedikit tercekik.
“Woi, apa-apaan ini——”
Buaghh …
“Diam! Hei, pak tua, cepat serahkan uang keamanan jika mau kami pergi dengan damai, aman sentosa.“ Pria dengan wajah dipenuhi tato itu menyeringai.
'Apa-apaan ini? Kenapa bisa ada preman?' batin Yayan berdiri dibantu oleh Vina dan Yulia.
“Dan kalian … serahkan semua barang berhargamu!“
“Ya, itu pun jika kalian bisa!?“ Yayan pasang badan untuk Vina dan Yulia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Harman LokeST
haaaajaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrr teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss seeeeeeemuuuuuuanyaaaaassssaaaaaa jaaaaaaaaaaaaaaannnngggggaaaaaaaaannn beeeeeeeriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii aaaaammmmmmmmmmmppppuuuuiunnnn kiipaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasssss teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss
2023-09-24
0
nggambleh
beli daging ratusan ribu dikemanain?
2023-01-10
0
Dae Jen
ga usah pake bahas Inggris lah biar enak bacanya kasian yang gak paham.bahas ingris
2022-11-30
1