Ch 12: Pengakuan?

“Hmm, semua barangku dirampok, ya? Mulai dari motor, ponsel, dan dompet. Cih, awas saja.“

Yayan seperti gelandangan, berjalan sendiri di trotoar samping jalan raya. Pakaiannya agak compang-camping, terlebih lebam dan bengkak di wajahnya yang belum sepenuhnya hilang.

'System, gunakan poin kesehatan untuk menyembuhkan lukaku?'

[Dua poin kesehatan digunakan]

Luka-luka di wajah Yayan perlahan menghilang. Akan tetapi, tidak dengan luka di bagian lain. Namun, itu sudah cukup, memang lebih diutamakan untuk luka yang terlihat dari luar.

'Huh, berarti satu poin untuk satu jenis luka?'

[Benar, host]

'Huh, ternyata saat aku tidak sadar, rupanya ada misi yang muncul.'

[Host, ada sesuatu yang penting di ponsel Anda]

'Lalu, bagaimana? Ponselku sudah dicuri!'

System kemudian memunculkan sebuah panel mengambang, itu berisi riwayat panggilan dan riwayat pesan di ponselnya Yayan. Lelaki itu sedikit kebingungan.

'Bagaimana kau bisa menampilkan ini?'

[System telah terkoneksi dengan seluruh gawai yang host miliki]

[Termasuk motor Anda]

'Wah … kau benar-benar canggih!'

Yayan lantas kemudian memerhatikan panel mengambang di hadapannya. Panggilan tidak terjawab ada 30 lebih, rata-rata datang dari ….

'Vina?' Yayan sontak berhenti berjalan. 'Pasti soal urusan kantor. Aku pasti mendapat SP!?'

Yayan berganti memerhatikan riwayat pesan. Itu tak kalah ramai dengan riwayat panggilan.

'Nah, benarkan? Bahkan manager sampai memastikan kondisiku. Cih, apa mereka akan percaya bahwa aku dirampok?' Yayan menyentuh pipinya.

Seharusnya luka-luka yang diderita tidak disembuhkan terlebih dulu. Yayan sudah melakukan blunder.

'Eh? Ibu?' Yayan membuka pesan dari ibunya.

'Ahh, ya. Aku lupa mentransfer uangnya. Aduh, bagaimana ini?'

[System bisa langsung mentransfer ke rekening orang tua Anda]

'Eh, bisa? Baiklah, cepat lakukan?'

Pesan baru muncul di panel System yang terhubung dengan ponselnya. Lalu, tak berselang lama kemudian. Ibunya langsung menelepon. Yayan tentu saja tidak bisa menjawab telepon itu, harus ada ponselnya.

'Ahh, gimana ini? Oh, ya, System … katamu kau terhubung dengan seluruh gawai yang kupunya? Apa kau bisa lebih dari sekedar mengintip isi ponselku?'

[System bisa menjalankan fungsi ponsel Anda]

'Cih, kenapa tak menjelaskannya dari awal? Langsung reject telepon dari ibu, lalu balas pesan sebelumnya. Oh, ya … apa para pencuri itu bisa membuka ponselku?'

[Tidak, Host]

Yayan menghela nafas lega serta mengelus dada. 'Aku tak boleh membuat orang di kampung cemas.'

[System sudah melakukan perintah dari host. Saya menyarankan untuk meledakkan ponsel Anda]

'Kau bisa?'

[Ponsel diledakkan]

Yayan tidak bisa menahan tawanya, dia membayangkan bagaimana ekspresi kebingungan dari para kacungnya Yani itu. Mereka pasti bertanya-tanya, bagaimana mungkin ponsel bisa meledak tanpa sebab.

'Keren, keren. Lalu, bagaimana dengan motornya?'

[Motor host adalah motor biasa. Andai punya teknologi A.I dan auto pilot. System bisa mengendalikan motor tersebut]

'Aku bahkan ragu jika sudah ada motor yang memiliki teknologi itu. Huh, tapi sudahlah …. aku nanti akan beli ponsel dan motor baru.'

Yayan kemudian lanjut berjalan. Setelah melewati perjalanan panjang yang melelahkan, Yayan akhirnya sampai di kos-kosannya.

“Akhirnya sampai.“ Dia mengeluarkan kunci, beruntung tidak hilang.

Yayan langsung membaringkan diri di kasur sederhana yang telah kempes. Itu sudah cukup nyaman.

“Yani, aku akan membalasmu. Tunggu saja!“ gumam Yayan dengan sorot mata yang serius.

Yayan selanjutnya tertidur lagi, dia begitu lelah karena kejadian semalam.

.

.

.

.

“Unh … j-jam berapa sekarang?“ Yayan menggeliat bangun, matanya secara perlahan terbuka. Namun, dia melihat siluet seorang wanita.

“Oh, kau sudah bangun——”

“A-apa yang kau lakukan di kos——”

Jdug ….

Saat Yayan reflek terlonjak bangkit, keningnya menghantam sesuatu.

“Ugh, apa-apaan ini? Kenapa kau bisa ada di sini?“ teriak Yayan, mengelus-elus keningnya.

Sementara itu, “Tentu aku cemas, kau tidak memberi kabar apa-apa. Awww, sakit, tau!“ ia, siapa lagi kalau bukan Vina. Wanita itu mengelus dagunya yang habis di sundul dengan keras oleh Yayan.

“Siapa suruh ngagetin?!“ Yayan berupaya menenangkan diri, dia menarik nafas secara perlahan. “Huh, kukira apa? Kenapa tidak membangunkanku?“

“Aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi, kau tidur kayak kebo!“ Vina melirik ke bagian sudut kasur yang basah karena liur.

“Cih, oke, oke. Mungkin aku terlalu lelah. Tapi, apa-apaan tadi? Kenapa wajahmu tepat di atasku——”

“Sudah, jangan dibahas! Bukan apa-apa,“ ucap Vina memalingkan muka.

'Ahhh, jangan sampai Yayan tahu!' batin wanita itu.

“Apa maksudnya 'Bukan apa-apa'?" tanya Yayan mengerutkan kening, menatap Vina penuh selidik, apalagi setelah mendengar suara hatinya.

“Akan bilang 'jangan dibahas'! Lagipun … kenapa kau absen dan tak memberi kabar? Lalu, di mana ponselmu? Aku tidak bisa menemukannya di mana pun.“

'Aduh, gimana ini? Apa aku harus jujur mengatakan bahwa aku habis dirampok?!'

“Dan juga … di mana motormu, aku tak melihatnya sama sekali!? Dan … kenapa bajumu nampak berantakan——”

“Oke, oke. Nona detektif, begini … semalam aku dirampok dan …..“

Yayan menceritakan kejadiannya dari awal sampai akhir. Namun, menghapus bagian saat dia diselamatkan oleh Mysta.

“Benarkah?“ tanya Vina yang nampak syok, ia tak menyangkanya sama sekali.

“Begitulah,” balas Yayan acuh.

“Lalu, kenapa kau hanya diam dan santai-santai saja? Kasus ini harus dilaporkan pada polisi. Mereka tidak boleh dibiarkan berkeliaran bebas!“

Vina menarik tangan Yayan untuk segera pergi. “Itu berbahaya, beruntung kau tidak mengalami luka serius. Ayo, kita harus ke kantor polisi,“ paksanya, menarik Yayan lebih keras.

Namun, pria itu hanya diam lalu mengggelng. Sontak membuat Vina kebingungan.

“Kenapa?“

“Percuma, lagipula aku tak mau buang-buang waktu,“ ucap Yayan yang secara perlahan melepaskan genggaman tangan Vina.

“Tapi, mereka tidak boleh dibiarkan!“ kekeh wanita itu.

“Huh, tenang saja. Aku memiliki rencana lain. Asal tau saja, Vin … mereka itu sebenarnya suruhan dari seseorang yang membenciku!?“ jeplak Yayan, terkesan seperti bergurau.

“Hah? Apakah itu benar? Kenapa kau bisa tau? Dan yang terpenting … kau tahu identitasnya?“ tanya Vina penasaran.

Yayang mengangguk yakin, “Tentu saja tahu. Aku hanya membiarkan mereka bermain-main lebih dulu. Ada saatnya untuk giliranku.“

“Kenapa kau bisa swpede ini? Kau sudah punya rencana?“

Yayan selanjutnya berdiri dan berjalan ke arah lemari baju.

“Aku belum merencanakan apa pun, sih. Lagipula … aku sibuk dengan urusan lain.“ Yayan mengeluarkan beberapa potong baju.

Vina hanya melihatnya dalam diam.

“Orang tuaku dikampung memaksaku untuk segera menikah bulan ini. Gila apa? Mencari calon istri itu sangat sulit! Apalagi wanita yang benar-benar tulus mencintaiku. Jika asal pilih, sih, gampang. Tapi, aku yakin tak akan bertahan lama dan berujung pegat. Dan——”

“Yayan?“ panggil Vina. Mata wanita itu berkaca-kaca.

Kemudian, kata selanjutnya yang diucapkan oleh Vina membuat Yayan hampir terkena serangan jantung.

“Hah? Mustahil, 'kan?“

Yayan tidak bisa mempercayainya.

"Yan, akan bersedia menjadi istrimu."

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuuuuuuutttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss

2023-09-24

0

Mirna Loden Mirna Mirna

Mirna Loden Mirna Mirna

ktax balas dendam tpi sdkit2 bonyok msuk rmh sakit

2023-05-10

1

ran

ran

apa arti swpede atau sepede ini 🙄🙄🙄🙄🙄🙄

2023-05-04

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch 1: Dua eksistensi
3 Ch 2: Pengembalian uang pertama
4 Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5 Ch 4: Status System
6 Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7 Ch 6: Sudah kelewatan
8 Ch 7: Bawahan pertama
9 Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10 Ch 8.5
11 Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12 Ch 10: Hutang yang mencekik
13 Ch 11: Membalas budi
14 Ch 12: Pengakuan?
15 Ch 13: Malam yang panjang
16 Ch 14: Butuh keberuntungan
17 Ch 15: Kenalan lama
18 Ch 16: Membeli HP baru
19 Ch 17: Pengekos baru
20 Ch 18: Rencana kencan
21 Ch 19: Kencan yang gagal
22 Ch 20: Mengejar
23 Ch 21: Kegagalan
24 Ch 22: Penyelidikan
25 Ch 23: Tidak menerima beban!
26 Ch 24: Pengalaman pertama
27 Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28 Ch 26: Kau mau juga?
29 Ch 27: Penghuni kos yang lain
30 Ch 28: Makan-makan
31 Ch 29: Pesanan
32 Ch 29.5
33 Ch 30: Salah langkah
34 Ch 31: Berhasil lolos
35 Ch 31.5
36 Ch 32: Lembur
37 Ch 33: Menjadi guru yang baik
38 Ch 34: Liburan
39 Ch 35: Liburan II
40 Ch 36: Deklarasi resmi
41 Ch 37: Tantangan
42 Ch 38: Duel
43 Ch 39: Tidak terlihat
44 Ch 40: Menang
45 Ch 41: Rumah untuk Mikha
46 Ch 42: Kedatangan sang ibu
47 Ch 43: Vina vs Mikha
48 Ch 44: Mencari bawahan
49 Ch 45: Isi Mistery Box
50 Ch 46: Pertemuan kedua
51 Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52 Ch 48: Misi berhadiah besar
53 Ch 49: Anak yang malang
54 Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55 Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56 Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57 Ch 52.5
58 Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59 Ch 54: Bonus dari System
60 Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61 Ch 55.5: Penjelasan dunia
62 Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63 Ch 57: Hari tenang
64 Ch 58: Pernikahan
65 Ch 59: Kalah start
66 Ch 60: Memang tidak mudah
67 Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68 Ch 62: Bug System
69 Ch 63: Terbebas
70 Ch 64: Shop System
71 Ch 65: Hari tenang II
72 Ch 66: Kau mengenalinya?
73 Ch 67: Dia istriku!
74 Ch 68: Membuat organisasi
75 Ch 69: Penjarahan
76 Ch 70: Hybrid
77 Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78 Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79 Ch 73: NTR
80 Ch 74: Masih sesuai rencana
81 Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82 Ch 76: Negara Rugia
83 Ch 77: Menambah istri?
84 Ch 78: Tantangan duel pedang
85 Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86 Ch 80: Turnamen dimulai
87 Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88 Ch 82: Si paling menderita
89 Ch 83: Insiden di bis
90 Ch 84: Orang aneh!
91 Ch 85: Boneka!
92 Ch 86: Klub penggemar
93 Ch 87: Babak 32 besar
94 Ch 88: Bakat penggoda
95 Ch 89: Chaos
96 Ch 90: Buronan?
97 Ch 91: Tidak ada harapan
98 Ch 92: Hibernasi
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
Ch 1: Dua eksistensi
3
Ch 2: Pengembalian uang pertama
4
Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5
Ch 4: Status System
6
Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7
Ch 6: Sudah kelewatan
8
Ch 7: Bawahan pertama
9
Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10
Ch 8.5
11
Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12
Ch 10: Hutang yang mencekik
13
Ch 11: Membalas budi
14
Ch 12: Pengakuan?
15
Ch 13: Malam yang panjang
16
Ch 14: Butuh keberuntungan
17
Ch 15: Kenalan lama
18
Ch 16: Membeli HP baru
19
Ch 17: Pengekos baru
20
Ch 18: Rencana kencan
21
Ch 19: Kencan yang gagal
22
Ch 20: Mengejar
23
Ch 21: Kegagalan
24
Ch 22: Penyelidikan
25
Ch 23: Tidak menerima beban!
26
Ch 24: Pengalaman pertama
27
Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28
Ch 26: Kau mau juga?
29
Ch 27: Penghuni kos yang lain
30
Ch 28: Makan-makan
31
Ch 29: Pesanan
32
Ch 29.5
33
Ch 30: Salah langkah
34
Ch 31: Berhasil lolos
35
Ch 31.5
36
Ch 32: Lembur
37
Ch 33: Menjadi guru yang baik
38
Ch 34: Liburan
39
Ch 35: Liburan II
40
Ch 36: Deklarasi resmi
41
Ch 37: Tantangan
42
Ch 38: Duel
43
Ch 39: Tidak terlihat
44
Ch 40: Menang
45
Ch 41: Rumah untuk Mikha
46
Ch 42: Kedatangan sang ibu
47
Ch 43: Vina vs Mikha
48
Ch 44: Mencari bawahan
49
Ch 45: Isi Mistery Box
50
Ch 46: Pertemuan kedua
51
Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52
Ch 48: Misi berhadiah besar
53
Ch 49: Anak yang malang
54
Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55
Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56
Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57
Ch 52.5
58
Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59
Ch 54: Bonus dari System
60
Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61
Ch 55.5: Penjelasan dunia
62
Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63
Ch 57: Hari tenang
64
Ch 58: Pernikahan
65
Ch 59: Kalah start
66
Ch 60: Memang tidak mudah
67
Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68
Ch 62: Bug System
69
Ch 63: Terbebas
70
Ch 64: Shop System
71
Ch 65: Hari tenang II
72
Ch 66: Kau mengenalinya?
73
Ch 67: Dia istriku!
74
Ch 68: Membuat organisasi
75
Ch 69: Penjarahan
76
Ch 70: Hybrid
77
Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78
Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79
Ch 73: NTR
80
Ch 74: Masih sesuai rencana
81
Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82
Ch 76: Negara Rugia
83
Ch 77: Menambah istri?
84
Ch 78: Tantangan duel pedang
85
Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86
Ch 80: Turnamen dimulai
87
Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88
Ch 82: Si paling menderita
89
Ch 83: Insiden di bis
90
Ch 84: Orang aneh!
91
Ch 85: Boneka!
92
Ch 86: Klub penggemar
93
Ch 87: Babak 32 besar
94
Ch 88: Bakat penggoda
95
Ch 89: Chaos
96
Ch 90: Buronan?
97
Ch 91: Tidak ada harapan
98
Ch 92: Hibernasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!