Ch 11: Membalas budi

“Vina, kau tahu kenapa Yayan absen? Kemana dia?“ tanya manager keuangan pada Vina.

“Aku juga tidak tahu. Mungkin Yani tahu?!“ Vina mengoper pertanyaan pada wanita dengan rambut pendek sebahu itu, ia terlihat fokus mengerjakan tugasnya.

“Aku tak memiliki hubungan apa pun dengannya lagi. Apa pun yang terjadi padanya bahwa bukan urusanku!“ ucap Yani sedikit judes.

Vina sedikit mendengkus, 'Terlalu sewot!' batinnya.

“Hmm … jadi, tidak ada yang tahu dia kemana?“ Pada akhirnya pertanyaan itu ditujukan pada semua staf keuangan.

Tentu saja hanya ada keheningan. Si manager keuangan memijat keningnya dengan bingung. “Apakah dia sudah bosan bekerja di sini?“

“Yah, menurutku sih. Yayan mungkin bangun kesiangan?!“ gumam Vina.

“Huh, terserahlah. Ingat tugas kita hari ini banyak. Perusahaan sedang gencar-gencarnya membangun pabrik-pabrik baru. Kita harus mengakomodir biaya yang diperlukan,“ seru si manager.

“Siap!“

Sementara itu, Vina tak bisa tenang setelah mengetahui Yayan absen tanpa sebab yang jelas, tanpa melakukan izin terlebih dahulu.

Pikiran wanita itu sudah terlampau liar, ia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

'Kemana sih? Semoga hanya kesiangan, semoga hanya kesiangan!?' Vina harap-harap cemas.

Sedangkan di sisi lainnya, Yani tersenyum bungah, ia merasa sangat bahagia. Jadi, ia pun semangat bekerja.

'Rasakan, dasar pria tidak berguna!'

.

.

.

.

Sementara itu, kondisi pria yang menjadi bahan obrolan berangsur-angsur membaik. Semua luka yang diderita telah dirawat dengan semestinya.

Yayan berakhir terkapar di kursi panjang yang terbuat dari kayu, dalam keadaan telanjang, serta diselimuti secarik kain besar.

“Akhh … d-di mana?“ Yayan secara perlahan membuka mata, sensasi keras di punggungnya membuat menggeliat tidak nyaman. Yah, kursi kayu tanpa bantalan, tentu saja tidak nyaman.

Dia melihat sekeliling, rupanya tempat yang ditempati adalah ruang tamu sederhana. Dan saat Yayan semakin menjamah keadaan tempat itu, dia menjadi sedikit prihatin. Pasalnya, rumah itu tidak layak huni.

Lantai yang masih berupa tanah, dinding yang terbuat dari anyaman bambu. Kondisinya pun memperhatinkan, beberapa bagian sudah lapuk dilahap rayap. Apalagi saat Yayan mendapati sorot cahaya dari atas, banyak lubang di atap.

“Bagaimana jika hujan? Rumah ini pasti tak akan sanggup bertahan!“ gumam Yayan berupaya mendudukkan diri dengan sempurna.

Dia lalu menyadari bahwa sekujur tubuhnya dilumuri oleh sesuatu. Itu adalah dedaunan yang ditumbuk halus dan dicampur oleh bahan-bahan lain.

“Obat tradisional? Yah, sepertinya cukup manjur!?“ Yayan berusaha mencari keberadaan dari seseorang yang telah menyelamatkannya.

Keinginannya terkabul, seseorang tiba-tiba membuka pintu. Yayan seketika membelalakkan matanya, mulutnya hendak berucap sepatah kata. Akan tetapi, orang itu menutup pintunya dengan bantingan keras.

Naas, pintu yang sebetulnya sudah tidak layak guna itu langsung roboh. Wujud dari si penolong lantas nampak jelas.

“Hei, hei. Ja-ngan pergi! A-aku … ugh, luka ini!?“ Rasa nyeri di tubuh Yayan kambuh.

“Mas nggak apa-apa?“ Si penolong buru-buru menghampiri yayan.

“Bercanda!“

“Waaa!“

Yayan menggenggam kuat tangan orang itu, seorang remaja SMA, khususnya perempuan. Yah, ia memang seorang gadis.

“Kenapa kau takut? Aku tak akan menyakitimu.“ Yayan memerhatikan lekat gadis itu, namun ia selalu memalingkan muka.

“Terima kasih sudah menyelamatkanku. Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu.“

Yayan secara perlahan melepaskan genggamannya. Gadis SMA itu juga berangsur-angsur mau menatap balik Yayan.

Ia mengangguk, “Ya, s-saya b-bersyukur mas bisa sadar,“ ucapnya pelan.

Ia masih kentara takut pada Yayan, tidak berani menatapnya terlalu lama serta mengambil jarak agak jauh. Jadi, suara hati dari gadis itu tidak bisa didengar oleh Yayan.

'Gadis ini?'

Perempuan yang sudah menyelamatkan adalah remaja SMA, baru kelas 11. Ia mengucir rambutnya ke belakang, gaya pony tail, berkulit putih, memakai kaca mata bulat yang membuatnya nampak seperti kutu buku. Style pakaiannya pun sangat tertutup, rok SMA panjang dan memakai sweater tebal.

Dan hal paling menonjol yang sedikit eksentrik pada gadis itu adalah tahi lalat di dagunya, sebesar kelereng. itu yang membuatnya tidak percaya diri jika berhadapan dengan seseorang, terlebih lawan jenis.

“Kalau boleh tau, siapa namamu?“ tanya Yayan tiba-tiba.

“Eh? Nama? Kenapa?“ Ia nampak terkejut, melongo menatap Yayan.

“Ya, untuk berkenalan. Aku harus mengetahui nama dari orang baik sepertimu,“ ucap yayan tersenyum.

“B-benarkah?“

“Tentu saja. Baiklah, aku dulu … namaku Yayan.“ Dia menjulurkan tangannya.

Gadis itu sedikit enggan untuk membalas uluran tangan Yayan. “Mysta.“

“Nama yang bagus. Seneng berkenalan denganmu, sekali lagi terima kasih sudah repot-repot mengobatiku. Obat tradisional yang kau gunakan sangat manjur.“

Yayan kemudian memerhatikan sekujur tubuhnya, dia baru sadar sedang telanjang dan hanya diselimuti sehelai kain.

'Apa Mysta yang sudah melepaskan——'

“Tenang saja, saya tutup mata saat melepaskan bajunya mas Yayan,“ ucap gadis itu gugup, ia berhasil menebak isi pikiran Yayan.

“Hehe, begitu ya?“ Yayan tersenyum kecut.

'Entah benar atau tidak, hatiku tetap tak tenang. Seorang gadis SMA menelanjangiku? Rasanya … aghh, itu memalukan.'

“Mysta, kau tidak sekolah?“ tanya Yayan.

“Eh?“ ia kelimpungan.

'Huh, dia membolos karena diriku!?'

“Nggak apa-apa, saya juga nggak suka di sekolah,“ ucap Mysta sedikit murung.

Yayan langsung bisa menyadari.

“Saya bertahan untuk mendapat ijazah, itu saja.“

Nada bicara dan tatapannya. Yah, mudah ditebak. Hal klasik di sekolah … apalagi kalau bukan perundungan.

“Mas Yayan, maaf. Rumah ini pasti sangat tidak nyaman. Punggungmu pasti terasa keram.“

'Memang benar, tapi apa aku harus protes? Tentu tidak!'

Yayan kemudian meminta bajunya, dia berniat untuk segera pergi dari rumahnya Mysta. Ada segelintir masalah yang harus diselesaikannya.

'Aku tidak punya uang cash. Gimana caranya aku membalas kebaikan gadis ini?'

[System bisa langsung mencairkan uang dari rekening]

'Wow, benarkah? Kalau begitu, lakukan!'

Yayan mengambil uang satu juta untuk diberikan pada Mysta. Balas Budi sekaligus sebagai bentuk rasa kepedulian.

“Mysta, terima ini——”

“T-tidak, nggak perlu. Saya menolong mas Yayan secara ikhlas, tidak mengharap imbalan apa pun.“

“Dan aku pun ikhlas. Aku tidak mengungkit soal bantuanmu, ini tentang hal lain!“ ucap Yayan menggenggamkan paksa uangnya pada Mysta.

“A-apa itu?“ Mysta bertanya dengan sedikit ragu.

“Kau tak perlu tau!“ Yayan bangkit berdiri, bersiap untuk meninggalkan rumahnya Mysta. “Yah, kau orang yang baik, Mysta. Pantas jika diberi sesuatu.“

[Host mendapatkan reward cashback 5 kali lipat, 5 juta]

'Woah, ternyata bukan soal kencan saja. Intinya aku hanya perlu mengeluarkan uang untuk seorang wanita,' Yayan tersenyum puas.

Sementara itu, Mysta tertegun, menunduk seraya memandang uang di tangannya. Setitik air turun di sana.

“Terima kasih, terima kasih.“

“Kau tak perlu berterima kasih. Ini baru awal, kita mungkin ke depannya akan sering bertemu!?“

“Eh?“

“Nantikan saja!“ Yayan tersenyum, dia memerhatikan parameter kesukaan milik Mysta. Itu secara perlahan naik, yang awalnya 10 menjadi 30.

[Selamat, Host mendapatkan 2 spera, 2 poin kesehatan, 3 poin kekuatan]

'Eh? Misi dari mana itu?'

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

Yayan berbuat baik terus

2023-09-24

0

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Like and Favorit 😄💪👍👍👍

2023-05-04

0

Wong Dewek

Wong Dewek

sumpah thor.. rada pusing baca nya.. fokusnya kemana2..

2023-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch 1: Dua eksistensi
3 Ch 2: Pengembalian uang pertama
4 Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5 Ch 4: Status System
6 Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7 Ch 6: Sudah kelewatan
8 Ch 7: Bawahan pertama
9 Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10 Ch 8.5
11 Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12 Ch 10: Hutang yang mencekik
13 Ch 11: Membalas budi
14 Ch 12: Pengakuan?
15 Ch 13: Malam yang panjang
16 Ch 14: Butuh keberuntungan
17 Ch 15: Kenalan lama
18 Ch 16: Membeli HP baru
19 Ch 17: Pengekos baru
20 Ch 18: Rencana kencan
21 Ch 19: Kencan yang gagal
22 Ch 20: Mengejar
23 Ch 21: Kegagalan
24 Ch 22: Penyelidikan
25 Ch 23: Tidak menerima beban!
26 Ch 24: Pengalaman pertama
27 Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28 Ch 26: Kau mau juga?
29 Ch 27: Penghuni kos yang lain
30 Ch 28: Makan-makan
31 Ch 29: Pesanan
32 Ch 29.5
33 Ch 30: Salah langkah
34 Ch 31: Berhasil lolos
35 Ch 31.5
36 Ch 32: Lembur
37 Ch 33: Menjadi guru yang baik
38 Ch 34: Liburan
39 Ch 35: Liburan II
40 Ch 36: Deklarasi resmi
41 Ch 37: Tantangan
42 Ch 38: Duel
43 Ch 39: Tidak terlihat
44 Ch 40: Menang
45 Ch 41: Rumah untuk Mikha
46 Ch 42: Kedatangan sang ibu
47 Ch 43: Vina vs Mikha
48 Ch 44: Mencari bawahan
49 Ch 45: Isi Mistery Box
50 Ch 46: Pertemuan kedua
51 Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52 Ch 48: Misi berhadiah besar
53 Ch 49: Anak yang malang
54 Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55 Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56 Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57 Ch 52.5
58 Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59 Ch 54: Bonus dari System
60 Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61 Ch 55.5: Penjelasan dunia
62 Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63 Ch 57: Hari tenang
64 Ch 58: Pernikahan
65 Ch 59: Kalah start
66 Ch 60: Memang tidak mudah
67 Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68 Ch 62: Bug System
69 Ch 63: Terbebas
70 Ch 64: Shop System
71 Ch 65: Hari tenang II
72 Ch 66: Kau mengenalinya?
73 Ch 67: Dia istriku!
74 Ch 68: Membuat organisasi
75 Ch 69: Penjarahan
76 Ch 70: Hybrid
77 Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78 Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79 Ch 73: NTR
80 Ch 74: Masih sesuai rencana
81 Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82 Ch 76: Negara Rugia
83 Ch 77: Menambah istri?
84 Ch 78: Tantangan duel pedang
85 Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86 Ch 80: Turnamen dimulai
87 Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88 Ch 82: Si paling menderita
89 Ch 83: Insiden di bis
90 Ch 84: Orang aneh!
91 Ch 85: Boneka!
92 Ch 86: Klub penggemar
93 Ch 87: Babak 32 besar
94 Ch 88: Bakat penggoda
95 Ch 89: Chaos
96 Ch 90: Buronan?
97 Ch 91: Tidak ada harapan
98 Ch 92: Hibernasi
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
Ch 1: Dua eksistensi
3
Ch 2: Pengembalian uang pertama
4
Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5
Ch 4: Status System
6
Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7
Ch 6: Sudah kelewatan
8
Ch 7: Bawahan pertama
9
Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10
Ch 8.5
11
Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12
Ch 10: Hutang yang mencekik
13
Ch 11: Membalas budi
14
Ch 12: Pengakuan?
15
Ch 13: Malam yang panjang
16
Ch 14: Butuh keberuntungan
17
Ch 15: Kenalan lama
18
Ch 16: Membeli HP baru
19
Ch 17: Pengekos baru
20
Ch 18: Rencana kencan
21
Ch 19: Kencan yang gagal
22
Ch 20: Mengejar
23
Ch 21: Kegagalan
24
Ch 22: Penyelidikan
25
Ch 23: Tidak menerima beban!
26
Ch 24: Pengalaman pertama
27
Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28
Ch 26: Kau mau juga?
29
Ch 27: Penghuni kos yang lain
30
Ch 28: Makan-makan
31
Ch 29: Pesanan
32
Ch 29.5
33
Ch 30: Salah langkah
34
Ch 31: Berhasil lolos
35
Ch 31.5
36
Ch 32: Lembur
37
Ch 33: Menjadi guru yang baik
38
Ch 34: Liburan
39
Ch 35: Liburan II
40
Ch 36: Deklarasi resmi
41
Ch 37: Tantangan
42
Ch 38: Duel
43
Ch 39: Tidak terlihat
44
Ch 40: Menang
45
Ch 41: Rumah untuk Mikha
46
Ch 42: Kedatangan sang ibu
47
Ch 43: Vina vs Mikha
48
Ch 44: Mencari bawahan
49
Ch 45: Isi Mistery Box
50
Ch 46: Pertemuan kedua
51
Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52
Ch 48: Misi berhadiah besar
53
Ch 49: Anak yang malang
54
Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55
Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56
Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57
Ch 52.5
58
Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59
Ch 54: Bonus dari System
60
Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61
Ch 55.5: Penjelasan dunia
62
Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63
Ch 57: Hari tenang
64
Ch 58: Pernikahan
65
Ch 59: Kalah start
66
Ch 60: Memang tidak mudah
67
Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68
Ch 62: Bug System
69
Ch 63: Terbebas
70
Ch 64: Shop System
71
Ch 65: Hari tenang II
72
Ch 66: Kau mengenalinya?
73
Ch 67: Dia istriku!
74
Ch 68: Membuat organisasi
75
Ch 69: Penjarahan
76
Ch 70: Hybrid
77
Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78
Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79
Ch 73: NTR
80
Ch 74: Masih sesuai rencana
81
Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82
Ch 76: Negara Rugia
83
Ch 77: Menambah istri?
84
Ch 78: Tantangan duel pedang
85
Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86
Ch 80: Turnamen dimulai
87
Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88
Ch 82: Si paling menderita
89
Ch 83: Insiden di bis
90
Ch 84: Orang aneh!
91
Ch 85: Boneka!
92
Ch 86: Klub penggemar
93
Ch 87: Babak 32 besar
94
Ch 88: Bakat penggoda
95
Ch 89: Chaos
96
Ch 90: Buronan?
97
Ch 91: Tidak ada harapan
98
Ch 92: Hibernasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!