Keesokkan paginya, Yayan pergi untuk membeli ponsel baru sebab yang semalam sudah rusak.
Gaji yang baru diterimanya pun segera hilang dalam sekejap. Dia akan mendapat bagian sedikit untuk hidup satu bulan ke depan. Siap-siap saja makan mi instan hampir setiap hari.
Yayan mengeluarkan motor matic-nya dari dalam kos-kosan, mengenakan jaket, serta memakai helm. Dia sudah bersiap pergi.
"Huh, semoga aku mendapat sesuatu yang bagus hari ini," gumamnya sebelum menghidupkan motor.
Tujuan pertamanya adalah konter, selepas itu adalah pasar untuk membeli keperluan bulanan, seperti sabun mandi-cuci dan bahan makanan.
Yayan sampai di tempat tujuan dalam belasan menit. Dia sampai di konter untuk membeli ponsel baru.
"Beli second aja lah. Jika punya uang, nanti beli yang lebih bagus,” ucapnya melepaskan helm dan mulai melihat-lihat daftar ponsel yang ada di etalase.
Namun, System mendadak memberikan notifikasi.
[Fitur System]
[GPS wanita : System bisa mendeteksi setiap wanita yang berada berjarak 200 meter dari Host]
[Pembaca isi hati: Mampu mendengar setiap isi hati seorang wanita yang berjarak lima meter dari Host]
[Parameter kesukaan : Menampilkan tingkat kesukaan wanita pada Host]
Yayan baru membaca kumpulan teks di depannya secara seksama, tapi sudah ada yang membuatnya bad mood.
'Yah ... pelanggan biasa lagi. Apa tak bisa seorang pria yang seperti pangeran datang ke sini? Aku butuh hiburan, aku ingin nomornya pria ganteng.'
Alis Yayan berkedut mendengar isi hati si mbak-mbak penjaga konter. Dia sangat ingin meneriakinya pada saat itu juga.
'Maaf saja jika aku tak sesuai harapanmu. Yah, aku biasa, sangat biasa. Tapi, ngaca dulu ... mana mungkin ada pria dengan spek setinggi itu mau denganmu!?' teriak Yayan dalam hati.
Yayan sekuat tenaga tidak memberikan ekspresi yang aneh.
"Ada yang bisa saya bantu?" ucap penjaga konter dengan ramah, murah senyum.
"Oh, saya mencari ponsel second. Apa ada rekomendasi yang bagus?" balas Yayan.
'Aduh, kere lagi. Tahun segini masih cari barang second.'
Yayan sekuat tenaga menahan diri.
"Umm ... Mas punya budget berapa?"
"D-di bawah 1 juta," balas Yayan dengan ekspresi yang tak karuan.
Si penjaga konter sedikit mengerutkan kening pada Yayan. "Mas nggak papa, 'kan? Wajahmu——"
"Tidak apa-apa. Tapi, ngomong-ngomong ... spesifikasi ponsel yang saya sebutkan, apa ada?" potong Yayan.
Dia mengangguk. "Ada, silahkan dilihat-lihat."
'Huh, ponsel butut ini. Masih ada yang pakai, ya?'
"Hahaha ... modelnya sudah kuno, ya?" Yayan tersenyum kecut.
"H-haha ... i-ya."
"Saya pilih yang ini!" Yayan menunjuk pilihannya setelah mengecek belasan menit. "Ada garansinya, 'kan?"
"Tenang saja. Ada garansi 2 bulan. Hanya ini yang Mas beli? Tak mau aksesorisnya sekalian, kartu provider?" Wanita itu menawarkan.
"Kartu provider saja," pinta Yayan.
Penjaga konter pun mengemas ponsel itu. "Totalnya 815 ribu."
Yayan lantas mengeluarkan dompetnya, memberikan uang senilai 820 ribu dan mendapat kembalian 5 ribu.
"Terima kasih, semoga ponselnya awet."
"Y-ya." Yayan mengangguk.
Hal pertama yang dilakukan Yayan adalah menyimpan nomor orang tuanya dan kenalan-kenalan yang nomornya dia hafal.
"Yan, kenapa uang kirimannya berkurang? Kenapa ganti nomor? Kenapa kamu semalam tak mengangkat telepon——"
"Ini semua untuk calon mantu ibu.“ Ucapan itu langsung menghentikan ibunya untuk terus nyerocos.
"Eh? Benarkah?"
"Ya. Ibu mintanya bulan ini. Yayan pun usahakan tenang saja dan tunggu berita berikutnya."
"Kalau gitu nggak apa-apa."
Yayan langsung mematikan teleponnya.
"Huh, cari calon istri dalam waktu sebulan. Nampak mustahil!?" ucap Yayan memijatnya keningnya sedikit frustasi.
Ada notifikasi baru di ponselnya, itu adalah pesan balasan yang dia kirimkan sebelumnya pada teman kerja.
"Lho? Kamu ganti nomor, Yan?"
Yayan lantas mengetikkan pesan balasan.
"Ponselku rusak dan aku menyimpan informasi kontak bukan di SIM card, tapi di ponselnya. Jadi, terpaksa beli ponsel baru."
Beberapa detik kemudian langsung terbaca.
"Wah, sok punya uang, ya? Mentang-mentang habis gajian. Kan bisa ponselnya dikirim ke tukang servis."
Yayan tersenyum menanggapinya.
"LCD-nya retak. Mending beli yang baru."
"Hmm ... oke, oke.
"Umm, BTW ... Yayan, kamu sekarang di mana?"
"Dekat pasar, mau belanja bulanan."
"Oh, kebetulan aku juga di dekat situ. Mau makan-makan bareng."
"Gas aja ...."
Yayan langsung menghapus pesan yang sempat ingin ia kirim.
"Tapi, kamu yang traktir, ya? Harus ada perayaan dong karena habis putus sama Yani. Hahaha"
Yayan hanya membaca dan tak membalasnya. Dia tiba-tiba teringat dengan System.
'Bukannya System bisa memberikan cashback lima kali lipat jika aku menghabiskan uang untuk seorang wanita? Yah, pantas dicoba.'
Yayan mengetikkan pesan balasan.
"Share loc!"
Teman kerjanya yang bernama Vina itu langsung mengirimkan pesan balasan berupa foto, wanita itu selfie di depan sebuah rumah makan. Yayan tahu tempat itu dan jaraknya tidak jauh dari lokasinya berada.
Yayan langsung tancap gas ke lokasi.
"Aku sudah sampai, apa benar di sini?" Yayan mengetikkan pesan untuk mengonfirmasi.
"Umm .... Yayan, aku juga mengajak Yulia. Jadi, nggak usah traktir! Kita bayar sendiri-sendiri."
"Huh ...?"
Yayan cepat-cepat mengetikkan pesan balasan.
"Sudah, tak apa-apa. Biar aku yang membayarnya."
Yayan bergegas masuk ke rumah makan tersebut. Dia melirik ke segala penjuru ....
"Yan, di sini, di sini?" Vina melambai-lambai semangat untuk menunjukkan dirinya.
'Hehe ... padahal traktir itu cuma bercanda. Tapi, nggak papa lah. Yayan memang baik dari dulu.'
Yayan bisa mendengar suara hati dari Vina.
Mendengar ini, Yayan terkejut, tetapi segera ada senyum di mulutnya. 'Wah, aku dianggap sebagai orang baik.'
Selain suara hati dari Vina, dia juga mendengar suara hati dari wanita lainnya yang ada di tempat itu. Tapi, kebanyakan tidak penting dan fokus pada urusannya masing-masing.
"Sudah menunggu lama?" tanyanya yang duduk berseberangan dengan Vina dan Yulia.
"Ya, sudah lumutan," balas Vina sambil tersenyum.
"Sepertinya, aku salah orang. Yulia, kau sudah pesan sesuatu?"
Vina berada di sebelah kiri, mengenakan rok putih, sepatu kulit hitam kecil, dengan rambut panjang tersampir di belakang kepalanya. Riasan ringan, segar dan sedikit menawan. Vina baru berusia 24 tahun. Dia bekerja di divisi yang sama dengan Yayan.
Sedangkan Yulia berada di sebelah kanan, sedikit gemuk, wajah bulat, kulitnya putih, dan dia selalu menunduk. Perangainya memang sedikit pemalu. Yulia juga berusia 24 tahun.
Yayan tidak terlalu mengenalnya karena dia berada di divisi yang berbeda dengan Yulia.
'Apa penampilanku sudah bagus, ya? Oh, jangan lihat ke sini! Aku malu.'
Yayan berusaha menahan senyumnya setelah mendengar suara hati dari Yulia.
"Vin, pesan makanan! Pesan sesukamu, tak ada batas!" ucap Yayan spontan. Membuat Vina sedikit ragu.
"B-beneran? Banyak uang kau. Sebaiknya tarik ucapanmu tadi, Yan. Jika dengan makanan ... aku bisa brutal, lho? Dompetmu bisa-bisa langsung kosong!" peringat Vina.
"Tak apa-apa," ucap Yayan santai.
Namun, Vina masih curiga padanya.
"Awas kalo tiba-tiba suruh bayar sendiri!" Wanita itu menatap tajam Yayan.
Vina selanjutnya memanggil pelayan. Dan benar saja ... ia memesan banyak sekali makanan, dan kesemuanya menu ayam.
'Huh, semoga System itu tidak menipuku. Jika tidak ... aku bisa-bisa langsung kere!' batin Yayan yang diam-diam mengecek dompetnya.
"Hei, Vin. Kau bisa menghabiskannya?"
"Kamu bertanya pada siapa? Tentu saja bisa. Jika tak kuat, bungkus saja!" balas Vina sedikit acuh. "Aku tadi sudah memperingatkanmu, lho?!"
"Yah, terserah." Yayan memilih bermain ponsel. "Yulia, jangan diam saja! Jika ingin sesuatu, pesan saja. Aku yang akan bayar semuanya."
"I-ya," balas Yulia yang sedikit malu-malu.
"Yul, nggak perlu diet segala! Harusnya bersyukur punya tubuh yang makmur. Aku malah ingin menaikkan berat badan," ucap Vina. "Tubuhku terlalu cungkring."
"Aku nggak diet, kok. Kebetulan aku sudah sarapan." balas Yulia. "Tapi, kamu nggak terlalu kurus kok, Vin. Malah sangat ideal."
Yayan juga melirik Vina. Yah, sesuai yang dikatakan Yulia. Tubuh Vina memang ideal, dia terlihat cantik dan menawan.
'Hmm ... dia cantik, tapi kenapa sampai saat ini masih belum punya pacar? Apakah dia ingin menjadi wanita karir?' batin Yayan.
"Oi, jangan main mata! Aku tau kamu baru putus dengan Yani. Tapi, jangan jadikan aku targetmu juga. Dengan berat hati ...." Vina menggeleng dan menyilangkan tangannya di depan dada.
"Aku menolakmu, Yan. Hehehe."
"Hmm ... sikap narsismu belum juga hilang." balas Yayan sedikit memalingkan muka.
Mereka pun makan makanan yang dipesan oleh Vina. Setengah jam untuk menghabiskan, tak sepenuhnya memakan semuanya, cuma makan bagian masing-masing.
Sisa makanannya sangat banyak, dan semuanya dibungkus oleh Vina.
Yayan menghabiskan Rp.120.000.
"Wah, terima kasih, Yan. Semoga kamu dibalas berkali-kali lipat," ucap wanita itu tersenyum, menenteng beberapa bungkus makanan.
"Ya."
Tidakak lama setelah Yayan berpisah dengan Vina dan Yulia.
[Selamat, Host mendapatkan uang Rp.600.000]
"Wah ... jika begini ... aku bisa kaya!?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲
😂😂😂😂😂😂
2023-04-30
0
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Mantap
2023-02-03
1
putra
16 like
2022-11-15
0