Ch 16: Membeli HP baru

Pria itu reflek menghentikan langkahnya, ia tertegun sebentar. Lalu, sebuah sepeda motor melaju tepat di hadapannya.

“Kalau nyeberang hati-hati! Jika kau tertabrak, siapa yang disalahkan?“ cemooh si pengendara motor yang berhenti sebentar, ia terlampau kesal. Bagaimana tidak, ia hampir menjadi pelaku tabrak lari.

Pria itu hanya melongo, termenung oleh perkataan si pengendara motor.

“Cih, lain kali hati-hati!“ Si pengendara motor pun melanjutkan perjalanannya.

Sementara itu, Yayan mengelus dadanya. Dia bersyukur pria dengan setelan jas itu tidak tertabrak.

Dia menatap pria di seberang jalan dengan intens, “Dia baik-baik saja, 'kan” gumam Yayan.

Lalu, pria yang termenung itu menatap balik Yayan. Selanjutnya, ia menyebrang dengan lebih hati-hati dan sampai di seberang dengan selamat.

“Terima kasih.“ Pria itu sedikit menunduk. Ia kemudian merogoh sesuatu di balik saku jasnya, sebuah dompet.

“Mungkin tidak banyak, tapi tolong terima ini!“ ia menjulurkan belasan lembaran uang berwarna pink.

“Tidak, saya tidak bisa menerimanya. Itu hanya modal teriak!“ tolak Yayan, dia mendorong kembali pemberian pria berjas itu.

“Karena teriakan itu saya bisa selamat. Kamu sungguh berjasa pada saya!“ paksanya, uangnya digenggamkan paksa di tangan Yayan.

“Huh, begini saja.“ Yayan mengembalikan uang itu lagi. “Jika Anda benar-benar ingin membalas budi … setidaknya jangan dengan uang, saya tidak butuh!“

“Ah, baiklah. Saya mengerti, ini kartu nama saya. Jika kamu butuh sesuatu, datanglah ke sini.“

Pria berjas itu kemudian pergi dengan lega, meninggalkan Yayan sendiri. Sedangkan Yayan langsung membaca kartu nama itu.

“Wira? SATA Telcom?“ Yayan menaikkan sebelah alisnya dengan bingung, dia garuk-garuk kepala.

“Huh, bukan orang yang terlalu femes. Namanya masih asing. Hmm, tapi perusahaannya … hahaha, perusahaan terbesar di negara ini!“ Yayan tersenyum kecut.

[Selamat, host berhasil menyelesaikan misi. Anda mendapatkan 5 poin kekuatan, 5 poin spera]

Setelah itu, Yayan melanjutkan kegiatan menghitung mobilnya agar misi receh tersebut cepat selesai. Dia pun akhirnya selesai.

“Yap, aku memiliki poin kekuatan yang banyak.“

[Selamat, host berhasil menyelesaikan misi. Anda mendapatkan 1 poin kekuatan]

Yayan memutuskan pulang setelahnya karena sudah lelah dan ingin istirahat. Dia memesan taksi konvensional, oh, ya, Yayan belum membeli ponselnya yang telah dicuri.

Dia pun banting keputusan untuk membeli ponsel terlebih dahulu di konter langganannya. Yah, meskipun dia harus bertemu dengan mbak-mbak penjaga yang menyebalkan.

Setelah 10 menit berkendara, taksi berhenti di sebuah pasar tradisional. Ya, lokasinya memang di dekat sana. Yayan lantas bergegas ke konter langganannya itu.

“Mbak, beli ponsel!“ ucap Yayan tanpa basa-basi, yah dia ingin segera pulang.

'Mas ini lagi? Hmm, aneh. Belum seminggu, tapi sudah beli ponsel baru. Oh, mungkin titipan!'

Yayan dengan jelas mendengar suara hati si penjaga konter.

'Tidak bisakah dia tidak menyepelekanku?' sebal Yayan dalam hati.

“Mau ponsel second dengan spesifikasi seperti apa?“ ucap penjaga konter itu dengan senyuman, tentu Yayan kesal dengan senyuman yang pura-pura manis itu.

“Eh, siapa bilang mau beli barang second? Saya mau beli ponsel keluaran terbaru. Apa ada di sini?“ Yayan menyeringai.

Wanita itu awalnya sedikit kaget, dan Yayan sudah merasa menang. Tapi ….

'Mungkin titipan dari bosnya?!'

Yayan tak habis pikir, dia berteriak dalam hati ingin melemparkan semua uang yang dimiliki ke arahnya. Yah, tapi dia tahu bahwa itu adalah tindakan idiot serta terkesan norak. Mau gimana lagi, Yayan masih belum memiliki mental orang kaya, toh, dia sebelumnya hanya golongan biasa.

'Yah, terserah. Bodo amat!' batin Yayan.

“Ini mas, silahkan pilih. Semua produk ini baru di-launching Minggu lalu.“ Sederet ponsel mahal dipamerkan di atas etalase.

“Yang ini saja.“ Yayan menunjuk secara acak. Dia tidak peduli dengan spesifikasinya, yang terpenting bisa digunakan.

“Ini harganya, Rp 3.999.000.“

“Oke, beli itu saja.“

'Huh, ayo. Aku ada kencan dengan kasur. Aku benar-benar lelah hari ini!'

Barangnya telah dikemas, Yayan pun membayar. Dia mendapat kembalian seribu. Karena nanggung Yayan mendonasikannya pada kotak amal pembangunan sebuah sekolah di pojok etalase.

Karena dikira nanggung lagi, Yayan memasukkan uang senilai satu juta. Si penjaga konter Menjadi terkejut.

'Lho, uang bos kenapa dihambur-hamburkan? Wah … nggak bener, nih!'

Yayan sontak menatap sinis ke arah wanita itu.

“Umm … a-apa butuh sesuatu lagi?“ tanyanya gusar, merasa Yayan bisa membaca pikirannya.

“Umm … hanya sebuah penegasan. Saya bukan mendapat titipan dari siapa-siapa. Mbak mengerti?“ Yayan tersenyum penuh arti. Terasa menakutkan bagi si penjaga konter.

'Hahaha … rasakan! Wah, kau pasti terkejut dan ingin segera bersujud di kakiku.' girang Yayan dalam hati. Ekspresi yang ditunjukan oleh penjaga konter sangat lucu bagi Yayan. Namun, lagi-lagi ….

'Oh, mungkin uang hasil judi, pinjol, ngepet, dan lain-lain!' Suara penjaga konter itu bergema.

'Ahhh … terserah! Aku muak!' Kesenangan Yayan runtuh dalam sekejap.

“Lho, kak Yayan?“

Yayan seketika berbalik setelah mendapat panggilan mendadak dari belakangnya. Dia sedikit terkejut, ia adalah Alya, anak penjual daging di pasar.

“Alya, kau di sini? Mau apa?“ kejut Yayan, sedikit menepi agar Alya bisa ke depan etalase.

“Oh, ponselku rusak, mau diservis.“

Yayan cuma ber-oh, dia tidak jadi pulang dan malah menunggu Alya sebentar.

“Mbak, apakah ini masih bisa diperbaiki?“ tanya Alya seraya mengeluarkan ponsel yang hendak diperbaiki.

Si penjaga konter mengecek kondisi ponselnya. Bisa dibilang berat, dimulai dari layar retak, sedikit penyok, baterai mengembung, bahkan komponen dalamnya ada yang sudah aus terbakar.

Si penjaga konter sedikit ragu untuk menjelaskan detail kerusakan yang dialami ponsel milik Alya. Ia takut mengecewakan gadis itu.

“Umm … begini, apa bisa beli yang baru saja? Kerusakannya sangat parah, hampir semua komponennya harus diganti. Itu melebihi harga ponselnya sendiri, lho?!“ terangnya sedikit merasa bersalah.

Alya kemudian tertunduk lesu, ia tidak memiliki cukup uang untuk membeli ponsel baru. Namun, ia bisa saja dengan minta kepada ayahnya. Masalahnya adalah Alya bukan seseorang yang suka meminta, bahkan pada orang tuanya. Ia akan memakai uangnya sendiri bila mampu.

“Gimana? Ini udah nggak bisa dibenerin? Ponsel second sekarang murah-murah.“ bujuk si penjaga konter.

“Berapa harganya, mbak?“ tanya Alya.

“Paling murah 500 ribu!!?“

“500?“ ulang Alya, ia mengecek dompetnya. “Saya hanya punya 300.“

“Hmm, gimana, ya?“ Si penjaga konter berpikir keras, ia bingung menanggapinya. Ia tidak bisa seenaknya memberikan diskon malah nanti merugi. Di sisi lain, ia ingin membantu Alya.

“Sudah, tolong ambilkan lagi ponsel dengan tipe seperti ini! Aku akan membayarnya!?“

“Hah?“ kejut mereka berdua mendengar deklarasi Yayan.

“Maaf, kak Yayan, tapi tidak perlu——”

“Nggak apa-apa, Alya. Untuk aku memiliki rezeki yang tidak terduga. Aku ingin berbagi kebahagiaan.“ potong Yayan.

“Tapi, tapi——”

“Udah, tolong siapkan ponselnya!“

Si penjaga konter langsung menyiapkan ponsel pesanan yayen. Tidak terlalu lama agar perangkat seluler itu berada di tangan yayen, dan bakal diserahkan pada Alya.

“Jika kau menganggapnya sebagai hutang. Bayarlah jika sudah mampu. Tapi, tenang saja … jatuh temponya adalah selamanya.

'Tetap saja uang hasil ngepet!'

'Argghh … aku ingin menyumbat suara hatinya!'

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss

2023-09-24

0

Gabutdramon

Gabutdramon

seru keknya nih

2023-05-10

0

Eros Hariyadi

Eros Hariyadi

Mungkin sudah suratan takdir hidupnya selalu dilecehkan ma wanita, kasihan tuuhh.... lanjuuuutt Thor 😄💪👍👍👍

2023-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch 1: Dua eksistensi
3 Ch 2: Pengembalian uang pertama
4 Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5 Ch 4: Status System
6 Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7 Ch 6: Sudah kelewatan
8 Ch 7: Bawahan pertama
9 Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10 Ch 8.5
11 Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12 Ch 10: Hutang yang mencekik
13 Ch 11: Membalas budi
14 Ch 12: Pengakuan?
15 Ch 13: Malam yang panjang
16 Ch 14: Butuh keberuntungan
17 Ch 15: Kenalan lama
18 Ch 16: Membeli HP baru
19 Ch 17: Pengekos baru
20 Ch 18: Rencana kencan
21 Ch 19: Kencan yang gagal
22 Ch 20: Mengejar
23 Ch 21: Kegagalan
24 Ch 22: Penyelidikan
25 Ch 23: Tidak menerima beban!
26 Ch 24: Pengalaman pertama
27 Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28 Ch 26: Kau mau juga?
29 Ch 27: Penghuni kos yang lain
30 Ch 28: Makan-makan
31 Ch 29: Pesanan
32 Ch 29.5
33 Ch 30: Salah langkah
34 Ch 31: Berhasil lolos
35 Ch 31.5
36 Ch 32: Lembur
37 Ch 33: Menjadi guru yang baik
38 Ch 34: Liburan
39 Ch 35: Liburan II
40 Ch 36: Deklarasi resmi
41 Ch 37: Tantangan
42 Ch 38: Duel
43 Ch 39: Tidak terlihat
44 Ch 40: Menang
45 Ch 41: Rumah untuk Mikha
46 Ch 42: Kedatangan sang ibu
47 Ch 43: Vina vs Mikha
48 Ch 44: Mencari bawahan
49 Ch 45: Isi Mistery Box
50 Ch 46: Pertemuan kedua
51 Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52 Ch 48: Misi berhadiah besar
53 Ch 49: Anak yang malang
54 Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55 Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56 Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57 Ch 52.5
58 Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59 Ch 54: Bonus dari System
60 Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61 Ch 55.5: Penjelasan dunia
62 Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63 Ch 57: Hari tenang
64 Ch 58: Pernikahan
65 Ch 59: Kalah start
66 Ch 60: Memang tidak mudah
67 Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68 Ch 62: Bug System
69 Ch 63: Terbebas
70 Ch 64: Shop System
71 Ch 65: Hari tenang II
72 Ch 66: Kau mengenalinya?
73 Ch 67: Dia istriku!
74 Ch 68: Membuat organisasi
75 Ch 69: Penjarahan
76 Ch 70: Hybrid
77 Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78 Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79 Ch 73: NTR
80 Ch 74: Masih sesuai rencana
81 Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82 Ch 76: Negara Rugia
83 Ch 77: Menambah istri?
84 Ch 78: Tantangan duel pedang
85 Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86 Ch 80: Turnamen dimulai
87 Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88 Ch 82: Si paling menderita
89 Ch 83: Insiden di bis
90 Ch 84: Orang aneh!
91 Ch 85: Boneka!
92 Ch 86: Klub penggemar
93 Ch 87: Babak 32 besar
94 Ch 88: Bakat penggoda
95 Ch 89: Chaos
96 Ch 90: Buronan?
97 Ch 91: Tidak ada harapan
98 Ch 92: Hibernasi
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
Ch 1: Dua eksistensi
3
Ch 2: Pengembalian uang pertama
4
Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5
Ch 4: Status System
6
Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7
Ch 6: Sudah kelewatan
8
Ch 7: Bawahan pertama
9
Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10
Ch 8.5
11
Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12
Ch 10: Hutang yang mencekik
13
Ch 11: Membalas budi
14
Ch 12: Pengakuan?
15
Ch 13: Malam yang panjang
16
Ch 14: Butuh keberuntungan
17
Ch 15: Kenalan lama
18
Ch 16: Membeli HP baru
19
Ch 17: Pengekos baru
20
Ch 18: Rencana kencan
21
Ch 19: Kencan yang gagal
22
Ch 20: Mengejar
23
Ch 21: Kegagalan
24
Ch 22: Penyelidikan
25
Ch 23: Tidak menerima beban!
26
Ch 24: Pengalaman pertama
27
Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28
Ch 26: Kau mau juga?
29
Ch 27: Penghuni kos yang lain
30
Ch 28: Makan-makan
31
Ch 29: Pesanan
32
Ch 29.5
33
Ch 30: Salah langkah
34
Ch 31: Berhasil lolos
35
Ch 31.5
36
Ch 32: Lembur
37
Ch 33: Menjadi guru yang baik
38
Ch 34: Liburan
39
Ch 35: Liburan II
40
Ch 36: Deklarasi resmi
41
Ch 37: Tantangan
42
Ch 38: Duel
43
Ch 39: Tidak terlihat
44
Ch 40: Menang
45
Ch 41: Rumah untuk Mikha
46
Ch 42: Kedatangan sang ibu
47
Ch 43: Vina vs Mikha
48
Ch 44: Mencari bawahan
49
Ch 45: Isi Mistery Box
50
Ch 46: Pertemuan kedua
51
Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52
Ch 48: Misi berhadiah besar
53
Ch 49: Anak yang malang
54
Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55
Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56
Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57
Ch 52.5
58
Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59
Ch 54: Bonus dari System
60
Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61
Ch 55.5: Penjelasan dunia
62
Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63
Ch 57: Hari tenang
64
Ch 58: Pernikahan
65
Ch 59: Kalah start
66
Ch 60: Memang tidak mudah
67
Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68
Ch 62: Bug System
69
Ch 63: Terbebas
70
Ch 64: Shop System
71
Ch 65: Hari tenang II
72
Ch 66: Kau mengenalinya?
73
Ch 67: Dia istriku!
74
Ch 68: Membuat organisasi
75
Ch 69: Penjarahan
76
Ch 70: Hybrid
77
Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78
Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79
Ch 73: NTR
80
Ch 74: Masih sesuai rencana
81
Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82
Ch 76: Negara Rugia
83
Ch 77: Menambah istri?
84
Ch 78: Tantangan duel pedang
85
Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86
Ch 80: Turnamen dimulai
87
Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88
Ch 82: Si paling menderita
89
Ch 83: Insiden di bis
90
Ch 84: Orang aneh!
91
Ch 85: Boneka!
92
Ch 86: Klub penggemar
93
Ch 87: Babak 32 besar
94
Ch 88: Bakat penggoda
95
Ch 89: Chaos
96
Ch 90: Buronan?
97
Ch 91: Tidak ada harapan
98
Ch 92: Hibernasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!