Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja

Tidak berselang lama setelah berpisah dengan Vina dan Yulia, Yayan lantas masuk ke dalam pasar untuk menuntaskan hajat utamanya, tentu untuk belanja kebutuhan pokok.

Setalah mendapat uang dari sumber yang tidak disangka-sangka, pria itu memutuskan untuk sedikit berfoya-foya. Jika membeli daging adalah hal mewah baginya, sekarang tidak, Yayan membeli daging untuk jatah beberapa hari ke depan menggunakan uang yang baru didapatkan dari System.

“Aku harus makan enak hari ini!“ ucapnya bersemangat.

Yayan menuju ke lapak penjual daging langganannya. Selain lebih kenal dan ingin mendapat diskon, sebetulnya ada alasan lain.

Yah, anak perawan si penjual daging. Bagi Yayan sendiri, anak perempuannya lumayan cantik. Dia hanya sedang mencari peruntungan, siapa tau memang jodohnya.

“Wow … sungguh keajaiban! Seorang Yayan beli daging sapi berkilo-kilo. Kau naik gaji atau menelantarkan orang tuamu di kampung?“ cibir si penjual daging.

Pria setengah baya dengan kepala botak bernama Tata itu mulai melayani pesanan Yayan, meskipun sedikit mengejeknya di awal.

“Jangan asal jeplak! Aku dapat rezeki yang tidak disangka-sangka.“

“Nggak mencuri, kan?“ ucap pak Tata tertawa sembari memotong daging dengan pisau besarnya.

Sementara itu, anak gadis si tukang daging sedang melayani pembeli lain. Mereka sebetulnya menjual beberapa jenis daging, seperti sapi, Kambing, dan ayam.

Alya, nama anak si tukang daging, sedang melayani ibu-ibu yang ingin membeli daging ayam.

Yayan memerhatikannya sedikit lama.

“Dengar, ya? Mahar yang kau perlukan untuk melamar anakku itu berat!?“ ceplos sang ayah.

Yayan berdehem malas. “Siapa yang ingin melamar Alya. Aku sudah punya pacar!“

Itu beberapa hari yang lalu, Yayan kini sudah tidak memiliki pacar setelah dipegat oleh Yani dengan sangat kejam.

“Heh … pacar? Paling nggak sampai pelaminan?“

Yayan merasa tersindir, itu menusuk cukup dalam di hatinya.

'Si pak tua Tata ini. Bisa-bisanya menebak nasibku.'

Pesanan Yayan sudah selesai, dia memberikan sejumlah uang ratusan ribu.

“Hati-hati di jalan!“ pesan pak Tata. Mereka sudah cukup akrab, normal jika saling mewanti-wanti.

“Pasti … aku punya keluarga di kampung. Jika aku kenapa-kenapa pasti sangat buruk bagi mereka.“ Yayan kemudian mengangguk pada Alya untuk perpisahan.

Gadis berumur belasan tahun itu membalas anggukannya dan juga tersenyum tipis, sementara tangannya cekatan memotong daging ayam.

“Semoga keluarga kak Yayan di kampung sehat, ya. Kak Yayan juga semoga dimudahkan segala urusannya.” Gadis itu berkata dengan sedikit malu-malu.

“Ya.“

Setelah membalas dengan senyuman lebar, Yayan angkat kaki dan pergi untuk membeli keperluan lainnya.

Setelah berkeliling selama hampir satu jam di pasar, lelaki itu sudah mendapatkan semua barang yang diinginkannya. Kedua tangannya pun penuh dengan kantong plastik.

Namun, sebelum pulang, Yayan memutuskan mampir ke minimarket untuk membeli minuman dingin. Kerongkongannya sedikit kering.

Dan sesuatu yang tidak terduga terjadi. Yayan bertemu dengan seseorang yang tak ingin dia temui saat ini.

“Hoh, Yayan. Kamu belanja? Kebetulan, ya?“ ucap wanita berambut pendek sebahu, ia adalah Yani. Seorang pria berada di sampingnya, digandeng tangannya.

Menunjukkan bahwa mereka adalah pasangan.

“Iya.“ Yayan menatap pria di samping Yani. “Oh, ini pacar barumu?“ ucapnya dengan sedikit nada mengejek.

Penampilan pacar baru Yani bisa dibilang biasa saja, kaos dan celana panjang biasa. Dan tidak ditemukan kendaraan mewah di area minimarket.

'kenapa Yani mau dengan pria ini? Apa istimewanya? Dia hanya orang biasa, sama sepertiku. Tapi …. Aghh, kenapa aku mengharapkan wanita matre ini. Ingat, dia hanya menganggapku sebagai dompetnya. Dia tak mencintaiku!?' batin Yayan.

“Gimana … lebih segala-galanya darimu, 'kan!“ ucap Yani dengan bangga, pria di sampingnya lantas tersenyum sinis.

Yayan sebisa mungkin menahan emosinya. Dia terus meyakinkan diri bahwa Yani tidak pantas dicintai,. Wanita itu sudah menyakitinya. Namun, tetap saja … Yayan masih memiliki sedikit rasa. Waktu tiga tahun bukan lah waktu yang singkat.

“Pantas Yani minta putus. Toh, kau hanya pria menyedihkan. Tentu saja tak pantas bersanding dengan wanita sesempurna Yani——”

“Oh, sempurna, ya? Benarkah?“ Yayan mencoba mengalihkan amarahnya dengan melakukan provokasi. Dia menatap Yani dengan tatapan sedikit jijik.

“D-dasar pel4cur!“

Buaghh!

Yayan ditonjok sangat keras di bagian pipi hingga tersungkur jatuh. Darah mulai mengalir di sudut bibirnya.

“Tarik kata-katamu jika tak ingin mati?“

“Oh, mau main kekerasan?“ Yayan melirik ke arah tukang parkir.

Mereka sekarang berada di tempat umum, beresiko jika ingin memulai keributan.

Yayan memungut kaleng Sodanya dan hendak berlalu pergi.

“Semoga hubungan kalian langgeng.“

Itu sontak membuat Yani sedikit terserang mentalnya. Bukan, wanita itu hanya sedang memakai topeng wanita lemah, dia sebetulnya punya sisi yang sedikit gelap.

“Sayang, bisa tolong lenyapkan dia!“ pinta Yani dengan suara yang lemah.

“Tanpa disuruh pun aku akan melakukannya.“

Mereka berdua memerhatikan Yayan yang sudah mengemudikan motornya dan melaju pergi.

.

.

.

.

“Cih, ugh, tadi sedikit sakit!?“ erang Yayan memegangi pipinya yang habis ditonjok.

Yayan telah sampai di kosannya, tidak sengaja berjumpa dengan si pemilik kos-kosan, nampak ingin menagih uang bulanan.

'Oh, ya. Aku lupa untuk menyisakan uang kos. Aduh, gimana, ya? Nunggak dulu, toh aku tak pernah nunggak!?' batin lelaki itu, dia tersenyum saat melihat nyonya besarnya berjalan mendekat.

“Yan, biasa.“ Wanita setengah baya dengan rambut disanggul itu tersenyum bungah. Harapan untuk mendapatkan uang.

Namun, Yayan kemungkinan akan menghancurkan harapannya.

Pria itu tersenyum garing, sedikit mengalihkan pandang dan menggaruk-garuk rambut.

“Umm, b-begini, Bu Salma. Untuk bulan ini belum ada uang. Aku ada keperluan mendadak.“

“Eh? Tumben? Kau baru gajian, 'kan? Oh, apa jangan-jangan keluargamu di kampung ada yang sakit——”

“Bukan, bukan. Amit-amit, Bu Salma. Yah, ada sesuatu yang urgent lah,” ucap Yayan seraya mengibas-ngibas telapak tangannya.

“Hehe, sudah ya, Bu Salma. Mau masuk dulu. Sekali lagi, mohon pengertiannya. Jika aku bayar pakai uang bulanan, aku nanti jadi kurus.“ Yayan buru-buru masuk ke dalam kosannya.

“Hmm, ok. Bulan depan jangan sampai lupa!“ pesan Bu Salma. “Oh, ya … kemana para berandalan itu, lama sekali kembalinya?“

“Oke … hmm, mereka pasti ingin lama-lama berkumpul dengan keluarganya,” balas Yayan dari dalam.

Setelah itu, Bu Salma kembali. Pasalnya penghuni kos-kosan miliknya hanya Yayan seorang, yang lainnya masih pulang kampung.

Lalu, seseorang yang tidak dikenal melewati jalan di depan kos-kosan Yayan. Ia sempat berhenti sebentar, mengambil ponsel dan tengah menghubungi seseorang.

“Saya sudah menemukan rumahnya, bos!?“

Orang misterius dengan pakaian serba hitam itu kemudian pergi melajukan motor yang dikendarainya.

Sementara itu, di dalam kos-kosan, Yayan mengeluarkan belanjaannya dengan riang. Dia tidak menyadari bahwa masalah di hidupnya akan datang satu per satu.

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

waspada terus Yayan waspada terus

2023-09-24

1

putra

putra

12 like

2022-11-15

0

pemusnah

pemusnah

lemah klu MC lemah pendukung gk ad klu bikin nivel MC harus pintar

2022-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch 1: Dua eksistensi
3 Ch 2: Pengembalian uang pertama
4 Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5 Ch 4: Status System
6 Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7 Ch 6: Sudah kelewatan
8 Ch 7: Bawahan pertama
9 Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10 Ch 8.5
11 Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12 Ch 10: Hutang yang mencekik
13 Ch 11: Membalas budi
14 Ch 12: Pengakuan?
15 Ch 13: Malam yang panjang
16 Ch 14: Butuh keberuntungan
17 Ch 15: Kenalan lama
18 Ch 16: Membeli HP baru
19 Ch 17: Pengekos baru
20 Ch 18: Rencana kencan
21 Ch 19: Kencan yang gagal
22 Ch 20: Mengejar
23 Ch 21: Kegagalan
24 Ch 22: Penyelidikan
25 Ch 23: Tidak menerima beban!
26 Ch 24: Pengalaman pertama
27 Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28 Ch 26: Kau mau juga?
29 Ch 27: Penghuni kos yang lain
30 Ch 28: Makan-makan
31 Ch 29: Pesanan
32 Ch 29.5
33 Ch 30: Salah langkah
34 Ch 31: Berhasil lolos
35 Ch 31.5
36 Ch 32: Lembur
37 Ch 33: Menjadi guru yang baik
38 Ch 34: Liburan
39 Ch 35: Liburan II
40 Ch 36: Deklarasi resmi
41 Ch 37: Tantangan
42 Ch 38: Duel
43 Ch 39: Tidak terlihat
44 Ch 40: Menang
45 Ch 41: Rumah untuk Mikha
46 Ch 42: Kedatangan sang ibu
47 Ch 43: Vina vs Mikha
48 Ch 44: Mencari bawahan
49 Ch 45: Isi Mistery Box
50 Ch 46: Pertemuan kedua
51 Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52 Ch 48: Misi berhadiah besar
53 Ch 49: Anak yang malang
54 Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55 Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56 Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57 Ch 52.5
58 Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59 Ch 54: Bonus dari System
60 Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61 Ch 55.5: Penjelasan dunia
62 Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63 Ch 57: Hari tenang
64 Ch 58: Pernikahan
65 Ch 59: Kalah start
66 Ch 60: Memang tidak mudah
67 Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68 Ch 62: Bug System
69 Ch 63: Terbebas
70 Ch 64: Shop System
71 Ch 65: Hari tenang II
72 Ch 66: Kau mengenalinya?
73 Ch 67: Dia istriku!
74 Ch 68: Membuat organisasi
75 Ch 69: Penjarahan
76 Ch 70: Hybrid
77 Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78 Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79 Ch 73: NTR
80 Ch 74: Masih sesuai rencana
81 Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82 Ch 76: Negara Rugia
83 Ch 77: Menambah istri?
84 Ch 78: Tantangan duel pedang
85 Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86 Ch 80: Turnamen dimulai
87 Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88 Ch 82: Si paling menderita
89 Ch 83: Insiden di bis
90 Ch 84: Orang aneh!
91 Ch 85: Boneka!
92 Ch 86: Klub penggemar
93 Ch 87: Babak 32 besar
94 Ch 88: Bakat penggoda
95 Ch 89: Chaos
96 Ch 90: Buronan?
97 Ch 91: Tidak ada harapan
98 Ch 92: Hibernasi
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
Ch 1: Dua eksistensi
3
Ch 2: Pengembalian uang pertama
4
Ch 3: Pertemuan yang tidak disengaja
5
Ch 4: Status System
6
Ch 5: Keberuntungan yang rendah
7
Ch 6: Sudah kelewatan
8
Ch 7: Bawahan pertama
9
Ch 8: Wanita keturunan Jepang
10
Ch 8.5
11
Ch 9: Tidak bisa dibeli dengan uang
12
Ch 10: Hutang yang mencekik
13
Ch 11: Membalas budi
14
Ch 12: Pengakuan?
15
Ch 13: Malam yang panjang
16
Ch 14: Butuh keberuntungan
17
Ch 15: Kenalan lama
18
Ch 16: Membeli HP baru
19
Ch 17: Pengekos baru
20
Ch 18: Rencana kencan
21
Ch 19: Kencan yang gagal
22
Ch 20: Mengejar
23
Ch 21: Kegagalan
24
Ch 22: Penyelidikan
25
Ch 23: Tidak menerima beban!
26
Ch 24: Pengalaman pertama
27
Ch 25: Kau ingin beli sesuatu?
28
Ch 26: Kau mau juga?
29
Ch 27: Penghuni kos yang lain
30
Ch 28: Makan-makan
31
Ch 29: Pesanan
32
Ch 29.5
33
Ch 30: Salah langkah
34
Ch 31: Berhasil lolos
35
Ch 31.5
36
Ch 32: Lembur
37
Ch 33: Menjadi guru yang baik
38
Ch 34: Liburan
39
Ch 35: Liburan II
40
Ch 36: Deklarasi resmi
41
Ch 37: Tantangan
42
Ch 38: Duel
43
Ch 39: Tidak terlihat
44
Ch 40: Menang
45
Ch 41: Rumah untuk Mikha
46
Ch 42: Kedatangan sang ibu
47
Ch 43: Vina vs Mikha
48
Ch 44: Mencari bawahan
49
Ch 45: Isi Mistery Box
50
Ch 46: Pertemuan kedua
51
Ch 47: Sisi lain si rambut perak
52
Ch 48: Misi berhadiah besar
53
Ch 49: Anak yang malang
54
Ch 50: Membantu anak-anak pemulung
55
Ch 51: Mencoba menaklukkan si stalker
56
Ch 52: Jadikan aku yang pertama di hatimu!
57
Ch 52.5
58
Ch 53: Sebuah fakta, benang merah!
59
Ch 54: Bonus dari System
60
Ch 55: Dua kesadaran yang menyatu
61
Ch 55.5: Penjelasan dunia
62
Ch 56: Tiga calon pengantin wanita
63
Ch 57: Hari tenang
64
Ch 58: Pernikahan
65
Ch 59: Kalah start
66
Ch 60: Memang tidak mudah
67
Ch 61: Orang random yang tidak tahu apa-apa
68
Ch 62: Bug System
69
Ch 63: Terbebas
70
Ch 64: Shop System
71
Ch 65: Hari tenang II
72
Ch 66: Kau mengenalinya?
73
Ch 67: Dia istriku!
74
Ch 68: Membuat organisasi
75
Ch 69: Penjarahan
76
Ch 70: Hybrid
77
Ch 71: Permintaan tanpa kesadaran
78
Ch 72: Kau yang menyerang duluan!
79
Ch 73: NTR
80
Ch 74: Masih sesuai rencana
81
Ch 75: Semuanya terlalu mudah
82
Ch 76: Negara Rugia
83
Ch 77: Menambah istri?
84
Ch 78: Tantangan duel pedang
85
Ch 79: Tidak mempengaruhi apa pun!
86
Ch 80: Turnamen dimulai
87
Ch 81: Strategi yang berbeda-beda
88
Ch 82: Si paling menderita
89
Ch 83: Insiden di bis
90
Ch 84: Orang aneh!
91
Ch 85: Boneka!
92
Ch 86: Klub penggemar
93
Ch 87: Babak 32 besar
94
Ch 88: Bakat penggoda
95
Ch 89: Chaos
96
Ch 90: Buronan?
97
Ch 91: Tidak ada harapan
98
Ch 92: Hibernasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!