Sistem Uji Nyali? Siapa Takut!
Krik Krik Krik Krik
Di tengah kegelapan malam, sekelompok pemuda dan pemudi menyelinap masuk ke sebuah komplek sekolah. Di tengah kompleks tersebut, berdiri sebuah gedung bertingkat 6, dengan lantai 6 sebagai atap gedung. Gedung tersebut bukanlah gedung terbengkalai, namun gedung sekolah yang masih aktif hingga saat ini. Dengan berbekal lampu senter, kelompok tersebut berjalan melewati lapangan sepak bola yang terletak di belakang komplek sekolah tersebut.
“Yakin nih kita masuk ke sekolah malam-malam gini?” ucap seorang wanita muda berbaju ketat sambil merangkul lengan pria di sampingnya.
Melihat teman wanitanya, pria muda bertindik di kupingnya mulai menyombongkan diri, “HUUMM, selama ada aku, setan pun bakal lari terbirit-birit!” sambil melempar rokok di tangannya.
“Hush, pamali ngomong kayak gitu, kalau ketemu setan beneran gimana, Ris?” sahut pria bertubuh agak tambun di belakang Fariz dan Vera. Di samping pria tersebut, ada 3 orang pria muda lainnya menggunakan jaket klub basket SMA Avernus.
“Dasar penakut loe, baru sampai di depan pintu saja sudah pucat gitu, hahahaha”
“Jangan badan besar doang, tapi hati Hello Kitty, hahahaha”
Risky hanya bisa menunduk malu atas ejekan Dimas dan Tio. Sebenarnya, Risky tidak mau mengikuti uji nyali bersama teman satu klub basket, namun Fariz, kapten dari tim basket Avernus mengancam Risky untuk mencoret namanya dari tim utama. Karena Risky masuk ke SMA Avernus melalui rekomendasi prestasi di bidang olahraga, mau tidak mau Risky harus tetap berada di tim utama, jika tidak beasiswanya akan dicabut.
Dipimpin oleh Fariz dan Vera, mereka berenam masuk ke dalam gedung berlantai 6 yang merupakan pusat kegiatan belajar mengajar melalui pintu belakang. Ketika mereka masuk, hawa dingin menusuk tulang mulai terasa. Di depan pintu, terdapat tangga darurat menuju lantai 2.
“Dingin sekali di sini.” keluh Vera sambil memeluk erat lengan Fariz.
“Nanti pulang kita buat yang anget-anget, hehehe…”
“Ihh~, dasar genit”
Melihat Fariz dan Vera bermesraan di depannya, ’Ya Tuhan, selamatkan hamba-Mu yang jomblo ini dari neraka dunia.’ gumam Risky dalam hati.
Ting Ting Ting Ting Ting Ting Ting
Suara alunan musik piano Beethoven - Für Elise menggema di koridor lantai 1 sekolah. Alunan melodi tersebut terdengar indah, namun juga terdengar creepy. Alunan melodi tersebut membuat Fariz gemetaran.
”AAAAHHHHH~ ...” teriak Fariz sambil berlari meninggalkan teman-temannya.
“Fariz, tunggu! Jangan tinggalkan aku!!!” teriak Vera sambil mengejar Fariz.
‘Sial, katanya setan bakal lari jika melihatmu, tapi kenapa malah kamu yang lari duluan! Benar-benar sialan!’ keluh Risky sambil berlari mengikuti Fariz.
Dimas dan Tio yang terlambat bereaksi masih berdiri di tempat yang sama. Mereka saling bertatapan dan bingung atas apa yang terjadi.
“Dim, apa kita perlu mengikuti mereka?”
“Mau bagaimana lagi, jika kita tidak mengikuti Fariz, bisa-bisa besok kita dicoret dari tim utama. Padahal suara piano dari ruang musik bisa saja anggota klub musik yang sedang berlatih sampai malam, lagian ini juga baru jam 9 malam, wajar kalau ada yang masih berlatih. Dan juga, aku sama sekali nggak percaya sama yang namanya hantu.”
“Iya juga sih … Tapi bukannya ada larangan untuk masuk ke gedung sekolah di atas jam 9 malam ya? Bagaimana menurutmu Yohan?”
“...”
“Yohan?“
“...”
Dimas dan Tio menengok ke belakang karena Yohan tidak menjawab pertanyaan Tio. Tapi, saat mereka menengok ke belakang, Yohan tidak ada.
“Lho, Yohan ke mana? Apa dia ikut lari?”
“Nggak mungkin, aku nggak lihat dia lari.” ucap Tio sembari berpikir.
“Apa dia pergi ke arah ruang musik? Ruang musik kan berlawanan arah dengan tangga belakang. Mungkin dia penasaran dengan asal suara musik ini.”
“Bisa jadi. Ngomong-ngomong suara musik ini agak creepy juga ya kalau dimainkan di malam hari. Kayak musik di film-film horor.” singgung Tio atas alunan piano Beethoven - Für Elise yang terus berulang tanpa henti sejak tadi.
“Lupakan Yohan, ayo kita susul Fariz ke atas.” usul Dimas.
“Ok”
Mereka berdua pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Yohan dan memilih mengejar Fariz.
......................
“Haaah … haaah ... haaah …”
Risky terus mengejar Fariz sampai akhirnya Fariz berhenti di depan kamar mandi wanita lantai 4 dengan nafas yang tersengal-sengal.
“Tunggu, haaah … haaah …” Suara Vera terdengar dari belakang Risky. Walau tubuh Risky sedikit tambun, namun dia adalah anggota tim utama klub basket SMA Avernus, jadi wajar jika ia memiliki stamina dan kecepatan yang lebih baik dari Vera yang hanya manajer tim basket.
Rasa lelah berlebih membuat Vera emosi dan membentak Fariz. “Fariz, apa maksud semua ini !? Kenapa kamu tiba-tiba lari !? Sebelum kesini kamu juga sudah janji kan kalau kamu akan melindungiku, TAPI MANA BUKTINYA!?”.
Plakk
Cap merah lima jari membekas pada pipi kiri Fariz. Fariz terkejut atas tindakan Vera. Ia pun balas menampar Vera. ”DIAM, DASAR PELACUR!”
“Apa kamu bilang!?”
“Aku bilang diam dasar PE-LA-CUR, jelas!? Dasar, sudah pelacur, budheg pula!”
Mendengar hinaan Fariz, Vera emosi dan menampar Fariz lagi, namun tangan Vera berhasil ditangkap Fariz. ”Brengsek, lepaskan aku!!!”
“Kamu kira aku tidak tahu apa, kamu tidur dengan pak Effendi kan!? Demi mendapatkan posisi sebagai manajer tim, kamu rela tidur dengan pelatih kami, apa namanya itu kalau bukan pelacur!”
“Ap– nggak, itu berita hoax! Aku cuma tidur denganmu saja, sumpah!” bela Vera dengan nada panik.
‘Apa! Vera tidur dengan pak Effendi? Ini berita besar!’ Teriak Risky dalam hati. Ia pun sangat bersemangat mendengar skandal seperti ini. ‘Tukang Gosip’, itulah sebutan Risky di klub basket. Risky sebenarnya sudah curiga jika pak Effendi dan Vera memiliki hubungan khusus, namun ia tidak menyangka bahwa hubungan mereka sudah sampai sejauh itu. Apalagi Vera terkenal sebagai salah satu pacar Fariz.
“Lalu anak siapa yang kamu gugur kan 3 bulan yang lalu?”
“Ba– Bagaimana kamu tahu?” Tanya Vera dengan ekspresi terkejut.
“Tentu saja aku tahu. Jangan lupa aku adalah kapten tim basket, pengaruhku cukup kuat di sekolah ini!”
“Tapi itu bisa saja anakmu kan? Itu nggak bisa dijadikan bukti bahwa anak yang aku gugurkan bukan anakmu!”
“Dari perkataanmu, kamu sendiri ragu bahwa itu anakku, HUUM!”
“Hei, tunggu … Kalian dengar suara itu?”
“Risky, jangan ikut campur masalah kami, diam di situ atau aku coret namamu dari tim!”
“Ta-ta-tapi, aku benar-benar mendengar sesuatu, se-seperti suara tangisan!”
“Haahh! Aku tidak de–”
“Hiks Hiks ...”
Suara isak tangis membuat Fariz berhenti berbicara. Risky pun langsung merinding ketakutan setelah mengkonfirmasi bahwa itu bukan halusinasinya saja. Mereka bertiga mencari asal suara itu, dan mata mereka sama-sama tertuju pada kamar mandi wanita.
“...”
“...”
“...”
“Ri-Risky, gimana kalau kamu memeriksa asal suara tersebut.”
“Nggak nggak nggak nggak …” ucap Risky sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.
Tiba-tiba saja, pintu bilik paling ujung kamar mandi terbuka secara perlahan. Sesosok wanita berpakaian putih keluar dari bilik tersebut. Wajah wanita tersebut tertutup oleh rambutnya yang menjuntai ke bawah.
“Hiks Hiks …”
Suara tangisan terus terdengar dari arah sosok tersebut.
Saat Vera dan Risky masih tercengang dengan penampakan tersebut, Fariz sudah lari duluan menuju tangga yang lokasinya berhadapan dengan kamar mandi.
“Fariz tunggu!!!” teriak Vera sambil mengejar Fariz bersama dengan Risky.
Ketika Fariz menuruni tangga, muncul seorang laki-laki bertubuh atletis menaiki anak tangga. Fariz pun menabrak laki-laki tersebut karena ketakutannya.
Jleeb
Tanpa disadari, sebuah pisau menancap di perut Fariz. Fariz menatap laki-laki tersebut dengan ekspresi terkejut. “Yo-Yohan, kenapa?”
Yohan hanya terdiam sambil tersenyum lebar bagaikan seorang psikopat.
Dari belakang Fariz, Vera dan Risky berlari menuruni tangga untuk mengejar Fariz. Mereka berdua berhenti ketika melihat tampak belakang Fariz yang bersandar pada tubuh Yohan.
Dengan wajah kesal bercampur lelah, Vera mendekati Fariz yang masih bersandar pada Yohan. Yohan mencabut pisau yang menusuk Fariz dan mendorong tubuh Fariz pada Vera. Tetes demi tetes darah jatuh dari ujung pisau penuh darah di tangan Yohan.
Tubuh Vera terjatuh menerima tubuh Fariz yang tinggi. Ketika Vera mencoba bangun, Vera merasa tangannya sedikit basah setelah memegang perut Fariz.
“Yohan!!!” teriak Vera penuh emosi pada Yohan. Namun, amarah Vera perlahan berubah menjadi rasa takut melihat Yohan tersenyum sinis sembari memegang sebilah pisau penuh darah. Seketika itu juga, Yohan menggorok leher Vera hingga kepala Vera terputus.
Melihat kejadian ini, Risky jatuh terduduk di tangga. Terlihat celana Risky sedikit basah.
”Yo-Yo-Yohan, jangan bunuh aku.” pinta Risky berlinang air mata.
“Tenang, tenang, tenang … aku punya rencana lain untukmu.” balas Yohan dengan senyum lebarnya.
......................
“Kamu dengar suara tadi? Sepertinya suara Vera.”
“Kayaknya dari lantai 4 deh.”
“Ayo kita ke sana, sepertinya Yohan sedang bertengkar dengan Vera.” Ajak Dimas
Mereka berdua bergegas menaiki tangga menuju lantai 4. Namun, ketika sampai di lantai 3, Dimas tidak sengaja menginjak sesuatu dan membuatnya terpeleset.
“Aduh …”
“Dim, kamu nggak apa-apa?” tanya Tio sambil membantu Dimas berdiri.
“Iya nggak apa-apa, sepertinya aku menginjak sesua–”
“Kamu menginjak apa Dim?” Melihat ekspresi ketakutan Dimas, Tio penasaran dan melihat ke lokasi pandangan Dimas jatuh.”I-I-Itu!!!!”
““Arghhhh~””
Mereka berdua pun berlari ketakutan menuruni tangga setelah melihat sebuah benda bulat yang tak lain adalah kepala Vera. Terlihat bagaimana darah masih terus menetes dari pangkal lehernya disertai mata Vera terbuka yang masih terbuka lebar seakan menunjukkan ekspresi shock.
“Haahh … haahh ... haahh … Dim, apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa ada kepala Vera tergeletak di lantai?” tanya Tio setelah mereka kelelahan dan berhenti di bawah sebuah pohon beringin tua yang ada di halaman belakang gedung SMA Avernus.
“Aku juga nggak tahu apa yang terjadi, kemungkinan Fariz membunuhnya! Haahh … haahh …”
“Ti-tidak mungkin ! Kenapa Fariz melakukan itu, mereka kan pacaran?”
“Apa kamu nggak dengar gosipnya? Kalau Pak Effendi dan Vera menjalin hubungan khusus.”
“Bukannya itu hoax?”
“Jika melihat Vera seperti ini, sepertinya gosip itu benar. Dan karena kita telah melihat saat terakhir Vera pergi mengejar Fariz saat Vera masih hidup kemungkinan kita juga akan dibunuh!”
“Terus gimana ini Dim, ayo cepet kabur!”
“Ayo!”
Belum sempat berlari, tiba-tiba akar gantung dari pohon beringin tersebut bergerak dan melilit leher Dimas dan Tio.
“Hihihihihihihihihihi …”
Sosok wanita bergaun putih terlihat tertawa dari atas pohon beringin melihat Dimas dan Tio menderita.
......................
“Hooaa Mmmmwah, sepertinya aku ketiduran, moga-moga aja nggak ketahuan Pak Bos.” Gumam Solikin sambil menggaruk-garuk kepala. Solikin adalah Satpam SMA Avernus yang kebetulan mendapat giliran jaga malam hari itu.
Teng~ Teng~ Teng~
Suara jam dinding bergema 3 kali seakan memberitahu bahwa sekarang waktu telah menunjukkan pukul 03.00 WIB dini hari.
‘Sepertinya sudah saatnya aku berpatroli’
Solikin pun mulai berpatroli mengelilingi halaman sekolah. Ketika ia menuju halaman belakang sekolah, ia menyenteri pohon beringin.
“Hiii~ Mayat!!!!”
......................
Titititit Titititit Titititit
Suara alarm menggema di kamar berukuran 3x3 meter tersebut. Seorang remaja berusia 15 tahun terbangun dan mematikan jam wekernya. Melihat kalender di dinding, Rian bergumam, ‘Nggak terasa sudah setahun sejak kedua orang tuaku menghilang. Mulai hari ini aku juga mulai memasuki masa SMA ku.’
Rian pun bergegas untuk mandi dan bersiap-siap untuk hari pertamanya masuk SMA. ‘Aku berharap semuanya lancar dan aku bisa mendapatkan teman di hari pertamaku ini.’
Ketika Rian akan berangkat, Rian menemukan sepucuk surat di depan pintu rumahnya. ‘Pasti surat tagihan lagi. Kali ini tagihan apa lagi ya. Hmmm, coba aku baca, jika tidak segera melunasi dalam jangka waktu 3 Bulan, maka Rumah akan …’
“DISITA!”
Teriakan Rian menandai dimulainya hari pertamanya masuk SMA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Elok Fauziah
OMG /Scare/ /Panic/ 😱😱
2024-05-11
0
Pororo_Pargoy
gw kalau mau uji nyali di sekolah ga bisa anying, ada boarding nya soalnya 🤣🤣
2024-05-08
1
tambahan bunga sudah kuberikan
2023-04-18
0