Mati

Sosok wanita berbaju merah telah memelototi Rian sejak tadi. Terlihat kepala bagian belakangnya terus mengeluarkan darah. 'Ibu mertua, plizzz jangan pelototi aku terus!' teriak Rian dalam hati.

~Ibu tahu semua yang kau pikirkan. Kalau kau berpikiran seperti itu lagi akan ku pastikan kau tak akan melihat hari esok!~

'Ibu mertua bisa membaca pikiranku?' Rian coba menguji apakah benar Ibu Alena bisa membaca pikiran

~Tentu saja bisa. Ibu juga tahu kau bisa melihat kami para makhluk astral. Kau juga terlihat lezat jika diperhatikan dengan seksama. Itu jelas ciri - ciri manusia yang memiliki Mata Batin.~

Rian agak panik mendengar pengakuan Ibu. Namun Rian mencoba untuk tetap tenang agar tidak mengganggu Alena yang bersandar di bahunya. 'Berarti Ibu juga mau mencoba memakan jiwaku seperti makhluk astral lainnya?'

~Karena kau calon menantuku, Ibu tidak akan memakanmu, jadi tenang saja. Ibu tidak mau Alena sedih. Sudah cukup Alena sedih ketika kehilangan Ibu. Namun jika kau macam - macam dengan anakku, hump! Ku pastikan kau ditemukan mengambang di sungai!~

Rian tidak lagi berpikiran macam - macam di depan Ibu Mertuanya. Ia mencoba menikmati film dan juga momen indah bersama Alena. Momen indah itu tidak bertahan lama. Setelah film habis, Alena melepaskan diri dari rangkulan Rian. Karena waktu telah menunjukkan pukul 21.30, Rian langsung mengantarkan Alena pulang sesuai janjinya dengan Dokter Denis. Dalam perjalanan pulang, mereka berdua sibuk mengobrol tanpa kenal waktu. Tanpa sadar, mobil Rian telah sampai di depan pintu pagar Alena. Saat tiba di depan rumah, Alena tiba - tiba mencium pipi Rian.

Cuppp

"Terima kasih ya Rian sudah traktir aku makan dan nonton. Bye…" Alena pun langsung masuk ke rumahnya. Namun, ia merasakan sesuatu hal yang aneh ketika mencium pipi Rian.  'Kenapa ketika mencium pipi Ayah dan mencium pipi Rian terasa berbeda ya. Aku merasa senang ketika mencium Ayah. Tapi ketika mencium pipi Rian, ada sesuatu yang berbeda. Aku nggak bisa mendeskripsikannya! Apakah aku …' 

Wajahnya pun memerah mengingat kejadian yang baru saja terjadi. 'Apa aku jatuh cinta padanya? Tapi itu nggak mungkin! Aku baru aja kenal, belum sampai seminggu, tapi …' Alena mengingat betapa nyamannya ia di sisi Rian, betapa enjoy nya ia di sisi Rian. Mengingat itu semua, Alena tanpa sadar bertingkah ekspresi seperti tertawa sendiri, malu, senang dan lainnya hingga membuat Dokter Denis yang melihatnya dari samping menggeleng - gelengkan kepalanya.

Di lain sisi, Rian juga senyam - senyum sendiri di dalam mobil. Ia sangat senang bisa berkencan dengan Alena. Rian kemudian teringat dengan makhluk astral dengan pakaian merah tadi. Rian melihat makhluk tersebut mengikuti Alena masuk ke rumah.

Sedari awal menjemput Alena, Rian sadar ada sosok wanita yang mengikuti Alena. Namun Rian pura - pura tidak tahu dan membiarkannya. Saat Alena bercerita bahwa Ibunya sudah meninggal, barulah Rian menyadari adanya sedikit kemiripan antara Alena dan sosok wanita tersebut.

"Sistem, apakah Ibu Alena sudah menjadi Roh Jahat? Karena aku merasa ia berbeda dengan hantu Dokter."

[Itu benar Host, makhluk tadi adalah Roh Jahat]

"Hmmm, hipotesis ku ternyata benar. Yang membedakan Hantu dan Roh jahat adalah pakaiannya. Semakin merah darah seluruh pakaiannya, semakin kuat juga makhluk tersebut."

Setelah itu, Rian kembali menggeber mobilnya untuk pulang. Namun, ketika ia berada di Jalan Dharmawangsa, tiba - tiba ada sekelebat bayangan lewat di depan mobil Rian. Sontak Rian langsung melakukan pengereman mendadak. Untungnya kondisi jalan saat itu sepi, jadi tidak terjadi kecelakaan. Di pinggir jalan, terdapat seorang wanita dengan banyak luka tusukan. Rian pun turun dari mobilnya untuk memeriksanya.

"Hei, kamu nggak apa-apa?" Tanya Rian yang panik melihat banyaknya pendarahan.

Ketika Rian mau menghubungi Ambulan, wanita tersebut memegang tangan Rian. "Jangan hubungi Ambulan atau polisi!"

"Tapi–"

Tangan Wanita  yang digunakan memegang tangan Rian tersebut mendadak berubah menjadi lebih besar, berbulu tebal, dan kukunya memanjang, mirip dengan tipikal manusia serigala. "Sudah kubilang jangan hubungi Ambulan atau polisi!!" teriak wanita tersebut. Suaranya pun berubah menjadi lebih besar dan menakutkan seperti layaknya hewan buas. Namun perubahan tersebut hanyalah sesaat. Tak lama kemudian wanita tersebut pingsan dan tangannya kembali normal. Perlahan tapi pasti, luka - luka di tubuhnya mulai sembuh dengan sendirinya. Seakan ada efek asap tiap kali penyembuhan terjadi.

"Damn!! Harus bagaimana ini! Apa aku bawa ke rumah saja?" Rian sangat kesal sambil mengacak-acak rambutnya.

"Bisa berikan anjing itu padaku?" Dari belakang Rian, muncul lagi seorang wanita cantik berusia 30 tahunan yang menggunakan kebaya berwarna hijau. Di tangannya, ia memegang sebuah tombak dengan ornamen ular.

Rian langsung waspada begitu mendengar suara dari belakangnya. "Siapa kamu?"

"Namaku Blorong, Panglima Pasukan Kerajaan Pantai Selatan. Atas perintah Ratu Nyai Roro Kidul, aku pergi ke daratan untuk memberantas penyusup dari Western Region!"

'Blorong panglima pasukan milik Nyai Roro kidul? Mereka nyata? Tapi keberadaan Werewolf di sampingku ini saja sudah menjadi fakta bahwa di dunia ini makhluk-makhluk dalam mitos itu nyata. Dan sepertinya Werewolf bukan makhluk asli Indonesia, dia menyebutnya penyusup dari Western Region. Berarti Indonesia termasuk Eastern Region dan dalam kekuasaan Ratu Pantai Selatan. Haruskah aku melindungi wanita ini? Tapi melawan penguasa lokal bukanlah hal yang bagus, lagi pula aku juga nggak mengenal wanita ini. Jawaban paling logis adalah memberikannya. Aku bukan protagonis novel atau komik yang selalu membantu wanita kesusahan yang baru ditemui.' Setelah berpikir panjang, Rian berkata pada Blorong. "Silahkan mengambilnya, Jendral …”

Namun ketika Rian akan menyingkir, tangan Werewolf wanita itu tetap memegang tangan Rian dengan erat walau sedang pingsan. Rian mencoba melepaskan genggamannya, namun tidak bisa. "Emm, ini … Jendral, maaf bisa bantu saya?"

"Hump! Dasar lemah!" Blorong kemudian menyabetkan ujung tombaknya ke tangan Werewolf wanita itu. Namun ketika ujung tombak mendekati tangan wanita itu, kekuatan Persepsi Super milik Rian mendadak terpicu. Semua di sekitar Rian menjadi lambat.

"Ini …" Reflek, Rian pun menghindari sabetan Blorong.

"Kenapa kau menghindar!?"

"Kau berusaha memotong tanganku!"

"Lalu kenapa jika aku berusaha memotong tanganmu? Kau hanyalah makhluk rendahan. Sejak jaman dahulu, manusia selalu tunduk pada kami! Jika kami memerintahkan seorang manusia mati, maka dia harus mati. Begitu pun juga denganmu. Aku menganggap kamu telah berkomplot dengan anjing Western Region. Jadi aku berhak menghukum mu! Sudah baik aku tidak membunuhmu! Hanya memotong salah satu tanganmu adalah belas kasih dariku. Seharusnya kamu sadar itu!" ucap Blorong dengan sombong. Dengan cepat, Blorong menusuk dada Rian. Saat mendekati dada Rian, kekuatan Rian kembali aktif, namun kali ini, tombak Blorong tidak melambat sama sekali. Rian tidak bisa menghindarinya sama sekali. Jimat pelindung Gelang Daun Kelor bekerja dan mengeluarkan perisai transparan yang menghadang tombak Blorong

Blitz Blitz Blitz

"Jimat pelindung? Humpp! Jimat selevel ini tidak akan bisa menghalangi seranganku!"

Kratak Kratak Kratak Kratak

Pyar

"Tidak mungkin!!!" Rian sangat terkejut jimat pelindung yang biasanya dapat melindunginya hancur. Perlahan, penglihatan Rian menjadi gelap.

Terpopuler

Comments

Rianoir⏳⃟⃝㉉

Rianoir⏳⃟⃝㉉

sudah aku revisi kak, terima kasih

2022-11-16

0

Wong kam fung

Wong kam fung

30 tahunan

2022-11-16

0

Panggil Saya Boss

Panggil Saya Boss

semua visual karakternya custom sendiri dari pixiv ya

2022-10-27

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Hari Pertama
3 Tantangan Cermin
4 Kemampuan Khusus
5 Pembicaraan Antar Wanita
6 Hantu
7 Kontrak
8 Klub Ekstrakurikuler
9 Misi Baru
10 Petualangan Tak Terduga Risky (I)
11 Rapat Pertama Tim
12 Bapak Kos Yang Tidak Ramah
13 Misteri Terpecahkan
14 Pembunuh
15 Motif
16 Mendadak Viral
17 Perubahan
18 Kencan
19 Mati
20 Resolusi Baru
21 Alicia
22 Tangisan
23 Rika
24 Penelusuran Ditunda
25 Operasi Menangkap Buaya (I)
26 Operasi Menangkap Buaya (II)
27 Penjara
28 Dukun?
29 Petualangan Tak Terduga Risky (II)
30 Dukungan Banyak Orang
31 Sigit
32 Rusak
33 Bebas
34 Nightmare
35 Cincin
36 Salah Paham
37 Penghasilan Dari TeckTock
38 Memulai Kembali Penelusuran
39 Side Story : Yohan (I)
40 Tangga Tak Berujung (I)
41 Tangga Tak Berujung (II)
42 Kemampuan Khusus Mata Baru
43 Alter
44 Kembali
45 Sistem Baru?
46 Pensiun?
47 Konsultasi Tentang Mimpi (I)
48 Konsultasi Tentang Mimpi (II)
49 Apartemen Keluarga Sejahtera
50 Bukan Kamar 303?
51 Penyebab Winny Sering Keramas
52 Misteri Di Balik Kamar 303
53 Masuk Ke Kamar 303
54 Cepat Bangunkan Dia!
55 Kabur
56 Tak Terkontrol
57 Terasa Tidak Enak
58 Keluarga Greywolf
59 Penjelasan Tono (I)
60 Penjelasan Tono (II)
61 Misi Berantai
62 Pak Effendi Kembali
63 Rencana Besar Nightmare
64 Sang Pemimpi
65 Ekstrim
66 Ledakan
67 Marah
68 Melacak
69 Bertemu Dengan Handler
70 Musnahnya Keluarga Sugiharto
71 Berlibur
72 Pak Arta Sang Dewa Judi
73 Bermain Dadu
74 Khilaf
75 Kembali Ke Indonesia
76 Pasien
77 Terkunci Di Dalam
78 Acara Berkabung
79 Tiga Kandang
80 Arti Dan Maksud Kandang Besi
81 Pasien Berbahaya
82 Kisah William
83 Eksperimen Rumah Sakit
84 Catatan Direktur
85 Pentunjuk Tentang Pintu
86 Siaran Dimatikan Paksa
87 Pengakuan Langsung Direktur
88 Winny Alter
89 Kontrak Roh Jahat Pertama
90 Jaka Dan Sigil
91 Janji
92 Kencan Dengan Alicia
93 Kemampuan Khusus Rio
94 Membeli Tanah
95 Bunuh Diri Masal
96 Bunuh Diri Berlanjut
97 Memetic Effect
98 Cerita
99 Makan Steak Manusia
100 Jebakan
101 Fase Berikutnya
102 Kesedihan Rian
103 Kekacauan
104 Rio Beraksi Lagi
105 Rata
106 Pertarungan Rio
107 Bertemu Nightmare
108 Berakhir?
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Hari Pertama
3
Tantangan Cermin
4
Kemampuan Khusus
5
Pembicaraan Antar Wanita
6
Hantu
7
Kontrak
8
Klub Ekstrakurikuler
9
Misi Baru
10
Petualangan Tak Terduga Risky (I)
11
Rapat Pertama Tim
12
Bapak Kos Yang Tidak Ramah
13
Misteri Terpecahkan
14
Pembunuh
15
Motif
16
Mendadak Viral
17
Perubahan
18
Kencan
19
Mati
20
Resolusi Baru
21
Alicia
22
Tangisan
23
Rika
24
Penelusuran Ditunda
25
Operasi Menangkap Buaya (I)
26
Operasi Menangkap Buaya (II)
27
Penjara
28
Dukun?
29
Petualangan Tak Terduga Risky (II)
30
Dukungan Banyak Orang
31
Sigit
32
Rusak
33
Bebas
34
Nightmare
35
Cincin
36
Salah Paham
37
Penghasilan Dari TeckTock
38
Memulai Kembali Penelusuran
39
Side Story : Yohan (I)
40
Tangga Tak Berujung (I)
41
Tangga Tak Berujung (II)
42
Kemampuan Khusus Mata Baru
43
Alter
44
Kembali
45
Sistem Baru?
46
Pensiun?
47
Konsultasi Tentang Mimpi (I)
48
Konsultasi Tentang Mimpi (II)
49
Apartemen Keluarga Sejahtera
50
Bukan Kamar 303?
51
Penyebab Winny Sering Keramas
52
Misteri Di Balik Kamar 303
53
Masuk Ke Kamar 303
54
Cepat Bangunkan Dia!
55
Kabur
56
Tak Terkontrol
57
Terasa Tidak Enak
58
Keluarga Greywolf
59
Penjelasan Tono (I)
60
Penjelasan Tono (II)
61
Misi Berantai
62
Pak Effendi Kembali
63
Rencana Besar Nightmare
64
Sang Pemimpi
65
Ekstrim
66
Ledakan
67
Marah
68
Melacak
69
Bertemu Dengan Handler
70
Musnahnya Keluarga Sugiharto
71
Berlibur
72
Pak Arta Sang Dewa Judi
73
Bermain Dadu
74
Khilaf
75
Kembali Ke Indonesia
76
Pasien
77
Terkunci Di Dalam
78
Acara Berkabung
79
Tiga Kandang
80
Arti Dan Maksud Kandang Besi
81
Pasien Berbahaya
82
Kisah William
83
Eksperimen Rumah Sakit
84
Catatan Direktur
85
Pentunjuk Tentang Pintu
86
Siaran Dimatikan Paksa
87
Pengakuan Langsung Direktur
88
Winny Alter
89
Kontrak Roh Jahat Pertama
90
Jaka Dan Sigil
91
Janji
92
Kencan Dengan Alicia
93
Kemampuan Khusus Rio
94
Membeli Tanah
95
Bunuh Diri Masal
96
Bunuh Diri Berlanjut
97
Memetic Effect
98
Cerita
99
Makan Steak Manusia
100
Jebakan
101
Fase Berikutnya
102
Kesedihan Rian
103
Kekacauan
104
Rio Beraksi Lagi
105
Rata
106
Pertarungan Rio
107
Bertemu Nightmare
108
Berakhir?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!