Kencan

“Hei, kalian sudah dengar?”

“Aksi terorisme di Jalan Tunjungan itu kan?”

“Iya … Katanya kemarin sampai satu gedung hancur kena roket!”

“Gila bener sampai pake roket segala.”

“Tapi sekarang Polisi masih dalam penyelidikan untuk mencari pelaku dan tempat persembunyiannya.”

“Kalau Rian yang menyelidiki kira- kira langsung ketemu nggak ya?”

“Rian si Detektif SMA itu? Sepertinya pasti cepet ketemu deh. Kalau Kalian Lihat Videonya, kalian akan takjub melihat dia menelusuri Rumah Kos, bahkan dengan tenang ia menghadapi pembunuh berantai!”

Mendengar hal itu, Rian yang sekarang mengenakan jaket hoodie dan berjalan di belakang sekelompok murid kelas XI itu merasa malu. Apalagi mereka terlalu melebih - lebihkan kemampuan Rian. Rian mengenakan jaket hoodie hitam karena Ia takut akan ada kerumunan dengan viralnya video TecTocknya. Untuk menghindarinya ia menggunakan jaket hoodie.

Sesampainya di kelas, Guntur memanggil Rian. “Woi Rian, ngapain pake hoodie gitu?”

Suara keras Guntur membuat semua orang tahu bahwa orang yang memakai hoodie hitam itu adalah Rian. Dalam sekejap Rian langsung dikerumuni banyak orang. “Brengsek kau Guntur!!!” Teriak Rian di tengah kerumunan.

“Ups!” Guntur pun pura - pura tidak mendengar Rian dan duduk santai di mejanya sambil bersiul.

......................

Tiiiingg

Bel pulang sekolah berbunyi. Waktu yang telah di tunggu - tunggu Rian pun datang. Siang tadi Rian telah mengkonfirmasi bahwa Ayah Alena telah mengizinkan Alena keluar dengan Rian melalui Chat. Rian tidak ingin teman - temannya tahu bahwa ia mengajak Alena nonton Bioskop, jadi obrolan mereka dilakukan melalui Chat. Setelah meminta alamat lengkap Alena, Rian pun pulang untuk mandi, ganti baju dan juga Sholat Maghrib.

Rumah Alena berada di Perumahan Elite Galaxy, berjarak sekitar 20 menit menggunakan mobil. Setelah sampai depan rumah Alena, Satpam yang berjaga langsung mempersilahkan Rian masuk. Saat ini Rian mengenakan pakaian kasual dengan kaos berwarna putih, dan di atas kaos ada kemeja berwarna merah, dengan celana jeans hitam dan sneaker merah.

Melihat Dokter Denis menunggu di depan, Rian langsung mencium tangannya. "Malam Ayah mertua…"

"Jadi kamu to yang mengajak nonton Alena. Saya penasaran awalnya siapa yang mengajaknya Jalan. Alena belum pernah dekat dengan laki - laki, jadi saya perlu menilai sendiri orang yang mengajak anak saya jalan." ucap Dokter Denis dengan nada bercanda.

"Berarti saya lulus tes Ayah dong? Hehehe…"

"Kalau nggak lulus, satpam sudah saya suruh ke sini, hahahaha… Ayo masuk dulu!"

"Oh ya, ini saya bawakan oleh - oleh untuk Ayah." Rian menyodorkan Kotak berisi Cheesecake pada Dokter Denis.

"Wah tidak usah repot - repot. Terima kasih lho ya!" Senyum Dokter Denis sambil membawanya masuk. Rian pun di persilahkan duduk di sofa sambil menunggu Alena keluar.

"Apakah kamu serius menyukai Alena?"

Dokter Denis yang langsung bertanya seperti itu membuat Rian terkejut. "Ten-tentu saja, aku serius kok. Cuma ini masih proses pendekatan."

"Kalau kamu memang serius dengan Alena, saya punya 2 syarat. Pertama, kamu harus jaga Alena baik - baik. Dia adalah anak yang polos dan mudah terbujuk. Maka dari itu kamu harus menjaga dan tidak menyakiti perasaannya."

"Siap!"

"Lalu yang kedua, cinta itu membutuhkan biaya. Maka dari itu kamu harus mapan secara finansial. Biaya pernikahan, mas kawin, skin care Alena, makan sehari - hari, listrik, air, dan masih banyak lagi. Semua itu membutuhkan uang. Saya tahu kamu masih kelas X SMA, tapi saya mau menanamkan mindset bahwa uang itu penting. Saya mau kamu mulai memikirkan road map untuk menuju kesuksesanmu!"

"Ini …" Rian berpikir apa yang dikatakan Dokter Denis memang logis. 'Dengan sistem uji nyali, aku bisa mendapatkan harta. Namun bagaimana kalau suatu saat sistem ini hilang? Maka semua harta yang aku dapatkan dari sistem bisa juga ikut menghilang. Mungkin aku harus memulai usaha. Modal bisa aku dapatkan dari misi. Ada beberapa misi yang hadiahnya uang.'

"Bagaimana? Kamu sanggup? Kalau tidak sanggup artinya kamu belum serius dengan Alena!"

Dengan mantap, Rian menjawab. "Saya sanggup!"

"Dari matamu, saya tidak melihat adanya keraguan. Dan sepertinya kamu juga sudah punya rencana."

"Iya Ayah."

"Kalau begitu, saya akan memberimu tugas. Jika kamu tidak bisa menyelesaikannya, kamu tidak perlu menemui Alena lagi, setuju?"

"Setuju!"

"Tugas mu adalah, melunasi cicilan Rumah mu sebelum disita."

"Bagaimana Ayah tahu!? Apakah Alena yang bercerita?"

"Alena tidak mungkin menceritakan aib temannya. Setelah Alena minta izin untuk nonton bersama seorang teman laki - lakinya, saya langsung mengecek background orang - orang yang dekat dekat dengan Alena, termasuk Guntur dan Adi yang juga teman SMP mu. Rian Morfran, 15 tahun. Kedua Orang Tuanya tiba - tiba menghilang tanpa ada kabar. Meninggalkan hutang berupa cicilan rumah, dan pinjaman bank tanpa agunan. Kamu telah melunasi pinjaman bank dengan menjual berbagai barang milik Orang Tuamu. Namun beberapa hari yang lalu kamu mendapat surat penyitaan dari Bank. Kondisi mental juga terganggu akibat kehilangan Orang Tuamu."

"Sedetail itu kah anda mengecek saya?" Rian menatap tajam Dokter Denis. Ia tidak suka dengan sang Dokter karena telah memeriksa Backgroundnya tanpa izin.

"Hahahahaha … Saya tidak menyangka kamu bakal berani menatap calon mertuamu seperti itu! Tapi saya suka itu. Kamu menderita gangguan mental, namun itu malah membuatmu menuju pribadi yang lebih jantan! Kalau begitu akan ku ubah tugasnya. Akan ku bayar hutangmu, tapi kamu harus bisa melunasi hutangmu padaku dalam waktu 10 tahun. Itu adalah waktu yang cocok untuk melihat perkembanganmu!"

"Tidak perlu, aku akan melunasinya dalam jangka waktu yang tersisa!"

"Menarik sekali ... Akan kutunggu hasilnya!" Dokter Denis tersenyum dengan keputusan Rian. Ia tidak sabar bagaimana hasil akhirnya. Akankah Rian berhasil melunasinya? Atau Rian akan memohon - mohon padanya?

Beberapa saat kemudian, Alena keluar. Rian langsung tertegun melihat betapa imut dan cantiknya Alena. Alena menggunakan setelah Rok Matt Tile Polos Lapis Furing berwarna pink dan atasan Matt Babyterry warna putih dengan gambar kucing.

"Sorry ya nunggu lama…"

"Iya nggak apa - apa kok. Semua itu sepadan dengan melihat penampilanmu yang imut nan cantik ini."

"Ah bisa aja, hehehe … Ayo!" Dalam hati, Alena sangat senang dengan pujian Rian.

Alena mencium tangan Dokter Denis dan berpamitan. "Ayah, Alena pergi dulu ya …"

"Rian, jaga anakku baik - baik. Kalau sampai kenapa - kenapa, hehehehe …"

"I-iya Ayah, serahkan Alena padaku. Aku akan menjaganya!" Rian pun mengantarkan Alena ke mobilnya dan membukakan pintu untuknya.

"Jangan lupa jam 10 Alena harus sudah pulang!"  teriak Dokter Denis ketika Rian memasuki mobilnya.

"Siap!" Kemudian Rian pun pergi ke Tunjungan Plaza dengan mobil merahnya.

Melihat mobil Rian menjauh, Dokter Denis kemudian memandang lembut langit malam tak berbintang. 'Dian istriku, Alena sepertinya sudah menemukan laki - laki yang baik. Walau sekarang dia belum sukses, namun aku yakin dengan karakternya itu, dia pasti terbang tinggi. Hmm, tapi dari mana dia bisa mendapat mobil semewah itu? Pinjam temannya? Ah sudahlah, yang penting sekarang Alena sudah menemukannya. Sekarang saatnya aku berjalan maju. Demi kebahagiaanku.'

......................

"Rian, aku nggak tahu lho kalau kamu bisa nyetir. Bayanganku sih kita bakal naik taksi." ucap Alena yang duduk di kursi penumpang.

"Aku juga baru belajar kok, hehehe …"

"Nggak mungkin kalau baru belajar bisa nyetir selancar ini. Apalagi dari tadi kamu menyalip mobil zig zag tapi nggak terasa sama sekali. Kalau supirku yang nyetir pasti terasa goncangannya."

'Ini pasti karena teknik mengemudi tanpa merusak tahu!' pikir Rian sambil tertawa.

"Omong - omong ini mobil siapa Rian? Bukannya kamu sedang kesulitan keuangan ya?"

"Ughhh" Hati Rian serasa ditusuk pisau mendengar pertanyaan Alena. "I-ini pinjem temenku, hehehehe"

'Mana mungkin aku bilang ini punyaku, bisa - bisa aku dianggap halu atau dianggap pencuri!'

Setelah itu mereka mengobrol panjang lebar selama perjalanan. Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di Tunjungan Plaza. Rian telah memesan tiket Bioskop secara online. Karena Alena dan Rian sama - sama suka film superhero seperti Marvel, Rian membeli film Ant-man And The Wasp. Waktu tayang film jam 19.30 dan sekarang masih pukul 18.30.

Rian mengajak Alena makan malam di sebuah restoran Italia. Terdapat lilin dan bunga di setiap meja, yang membuat kesan romantis bagi yang makan di sini. Rian memilih tempat ini karena kesan romantisnya.

"Mau pesan apa?" Seorang pelayan bertanya.

Sambil membaca buku menu, Rian mulai memesan. "Saya pesan Fettuccine 3 Colors sama Mocktail Tea Party. Kalau kamu Alena?"

"Saya pesan Fedelini, Mango Pudding, Vanilla Cream Puff Pizza, Caramelize Banana, Orange Juice, dan Seared Salmon."

Mendengar apa yang Alena pesan, bayangan Dokter Denis terlintas di pikirannya. 'Ayah mertua, kata - kata Ayah memang benar. Untuk bisa bersama Alena, benar - benar butuh kekuatan finansial!'

Saat makan, mereka berbincang lebih dekat lagi. Entah tentang masa kecil, makanan favorit, dan lain sebagainya. Dari situ Rian lebih mengenal karakter Alena. Alena sangat dekat dengannya karena ia tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya bisa bikin salah paham lawan jenis. Hal itu membuat Rian lebih semangat dalam mendapatkan hati Alena. Rian juga baru mengetahui bahwa Ibu Alena telah meninggal 2 tahun yang lalu. Rian tak habis pikir, kenapa teman wanitanya selalu memiliki salah satu atau kedua orang tuanya yang meninggal. 'Livia, Rina, Ajeng, Kak Vio, Reashita, dan sekarang Alena hmmm… Nggak nyangka lumayan banyak juga.'

Setelah selesai makan, Alena sempat menawarkan diri untuk membayar makanannya. Karena Alena tahu Rian tidak memiliki banyak uang. Namun Rian menolaknya, dengan Alasan ia telah mendapat uang dari TeckTock. Padahal Rian sama sekali belum mengecek pendapatannya di TeckTock. Total biaya makan mereka menghabiskan Rp 723.000. Rian pun merogoh Kantong dimensinya dan membayarnya secara tunai.

Kemudian mereka langsung menuju bioskop karena waktu sudah dekat dengan jam main. Rian sengaja membeli tiket dengan posisi 2 kursi pojok kanan paling atas yang notabene kursi untuk orang pacaran. Di dalam Bioskop, Rian memberanikan diri untuk menggenggam tangan Alena. Alena seakan tak peduli dengan Rian, ia tampak sangat serius menonton film yang diputar. 'Haah~, sudah kuduga Alena tidak akan bereaksi sama sekali.'

Walau Alena terlihat serius menonton, namun pikirannya tidak tenang. 'Perasaan apa ini, kenapa rasanya gugup sekali. Jantungku juga berdetak lebih kencang. Apakah karena Rian menggenggam tanganku? Tapi biasanya aku memegang tangannya nggak pernah kayak gini.'

Tiba - tiba, muncul dorongan dalam diri Alena untuk menyandarkan kepalanya di bahu Rian. Alena pun mencoba melakukannya. 'Baru pertama kali aku melakukan ini, ternyata nyaman juga. Dan juga aroma tubuh Rian harum sekali. Aku ingin sekali terus begini selamanya. Aku menginginkan Rian terus ada di sisiku … Astaga!!! Apa yang aku pikirkan!'

Rian cukup terkejut dengan Alena yang mendadak menyandarkan kepalanya. Rian melepas genggamannya dan merangkul Alena. 'Harum sekali rambut Alena. Ahh, indahnya surga dunia, aku jadi ingin sekali menciumnya. Astaga, apa yang aku pikirkan! Tenang Rian, tenang … Jangan terbawa nafsu karena suasana seperti ini. Lagian mungkin Alena tidak sadar bahwa yang ia lakukan sekarang ini biasa dilakukan oleh sepasang kekasih. Mungkin ia sering begini dengan Ayahnya. Jangan salah paham Rian, jangan salah paham!'

Untuk menenangkan diri, Rian melirik ke arah belakangnya. Di sana, berdiri seorang wanita berambut panjang yang menutupi wajahnya. Wanita tersebut memakai dress berwarna merah darah. Terlihat dari sela - sela rambut yang terurai, matanya melotot melihat Rian.

Terpopuler

Comments

Adico

Adico

konan ayo sigap

2022-09-27

1

Rianoir⏳⃟⃝㉉

Rianoir⏳⃟⃝㉉

terima kasih dah dtg🤭
klo denger bukan novel mah🤣

2022-09-09

0

❣️ᴼ̨̄ᵘᶟᶟⁿ ᶠ𝒍ʰ𝒊ʸ𝒔³𝒂❣️

❣️ᴼ̨̄ᵘᶟᶟⁿ ᶠ𝒍ʰ𝒊ʸ𝒔³𝒂❣️

kaga denger 👀, soalnya bunyinya ke tulis 🤭👍

semangat akak

2022-09-09

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Hari Pertama
3 Tantangan Cermin
4 Kemampuan Khusus
5 Pembicaraan Antar Wanita
6 Hantu
7 Kontrak
8 Klub Ekstrakurikuler
9 Misi Baru
10 Petualangan Tak Terduga Risky (I)
11 Rapat Pertama Tim
12 Bapak Kos Yang Tidak Ramah
13 Misteri Terpecahkan
14 Pembunuh
15 Motif
16 Mendadak Viral
17 Perubahan
18 Kencan
19 Mati
20 Resolusi Baru
21 Alicia
22 Tangisan
23 Rika
24 Penelusuran Ditunda
25 Operasi Menangkap Buaya (I)
26 Operasi Menangkap Buaya (II)
27 Penjara
28 Dukun?
29 Petualangan Tak Terduga Risky (II)
30 Dukungan Banyak Orang
31 Sigit
32 Rusak
33 Bebas
34 Nightmare
35 Cincin
36 Salah Paham
37 Penghasilan Dari TeckTock
38 Memulai Kembali Penelusuran
39 Side Story : Yohan (I)
40 Tangga Tak Berujung (I)
41 Tangga Tak Berujung (II)
42 Kemampuan Khusus Mata Baru
43 Alter
44 Kembali
45 Sistem Baru?
46 Pensiun?
47 Konsultasi Tentang Mimpi (I)
48 Konsultasi Tentang Mimpi (II)
49 Apartemen Keluarga Sejahtera
50 Bukan Kamar 303?
51 Penyebab Winny Sering Keramas
52 Misteri Di Balik Kamar 303
53 Masuk Ke Kamar 303
54 Cepat Bangunkan Dia!
55 Kabur
56 Tak Terkontrol
57 Terasa Tidak Enak
58 Keluarga Greywolf
59 Penjelasan Tono (I)
60 Penjelasan Tono (II)
61 Misi Berantai
62 Pak Effendi Kembali
63 Rencana Besar Nightmare
64 Sang Pemimpi
65 Ekstrim
66 Ledakan
67 Marah
68 Melacak
69 Bertemu Dengan Handler
70 Musnahnya Keluarga Sugiharto
71 Berlibur
72 Pak Arta Sang Dewa Judi
73 Bermain Dadu
74 Khilaf
75 Kembali Ke Indonesia
76 Pasien
77 Terkunci Di Dalam
78 Acara Berkabung
79 Tiga Kandang
80 Arti Dan Maksud Kandang Besi
81 Pasien Berbahaya
82 Kisah William
83 Eksperimen Rumah Sakit
84 Catatan Direktur
85 Pentunjuk Tentang Pintu
86 Siaran Dimatikan Paksa
87 Pengakuan Langsung Direktur
88 Winny Alter
89 Kontrak Roh Jahat Pertama
90 Jaka Dan Sigil
91 Janji
92 Kencan Dengan Alicia
93 Kemampuan Khusus Rio
94 Membeli Tanah
95 Bunuh Diri Masal
96 Bunuh Diri Berlanjut
97 Memetic Effect
98 Cerita
99 Makan Steak Manusia
100 Jebakan
101 Fase Berikutnya
102 Kesedihan Rian
103 Kekacauan
104 Rio Beraksi Lagi
105 Rata
106 Pertarungan Rio
107 Bertemu Nightmare
108 Berakhir?
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Hari Pertama
3
Tantangan Cermin
4
Kemampuan Khusus
5
Pembicaraan Antar Wanita
6
Hantu
7
Kontrak
8
Klub Ekstrakurikuler
9
Misi Baru
10
Petualangan Tak Terduga Risky (I)
11
Rapat Pertama Tim
12
Bapak Kos Yang Tidak Ramah
13
Misteri Terpecahkan
14
Pembunuh
15
Motif
16
Mendadak Viral
17
Perubahan
18
Kencan
19
Mati
20
Resolusi Baru
21
Alicia
22
Tangisan
23
Rika
24
Penelusuran Ditunda
25
Operasi Menangkap Buaya (I)
26
Operasi Menangkap Buaya (II)
27
Penjara
28
Dukun?
29
Petualangan Tak Terduga Risky (II)
30
Dukungan Banyak Orang
31
Sigit
32
Rusak
33
Bebas
34
Nightmare
35
Cincin
36
Salah Paham
37
Penghasilan Dari TeckTock
38
Memulai Kembali Penelusuran
39
Side Story : Yohan (I)
40
Tangga Tak Berujung (I)
41
Tangga Tak Berujung (II)
42
Kemampuan Khusus Mata Baru
43
Alter
44
Kembali
45
Sistem Baru?
46
Pensiun?
47
Konsultasi Tentang Mimpi (I)
48
Konsultasi Tentang Mimpi (II)
49
Apartemen Keluarga Sejahtera
50
Bukan Kamar 303?
51
Penyebab Winny Sering Keramas
52
Misteri Di Balik Kamar 303
53
Masuk Ke Kamar 303
54
Cepat Bangunkan Dia!
55
Kabur
56
Tak Terkontrol
57
Terasa Tidak Enak
58
Keluarga Greywolf
59
Penjelasan Tono (I)
60
Penjelasan Tono (II)
61
Misi Berantai
62
Pak Effendi Kembali
63
Rencana Besar Nightmare
64
Sang Pemimpi
65
Ekstrim
66
Ledakan
67
Marah
68
Melacak
69
Bertemu Dengan Handler
70
Musnahnya Keluarga Sugiharto
71
Berlibur
72
Pak Arta Sang Dewa Judi
73
Bermain Dadu
74
Khilaf
75
Kembali Ke Indonesia
76
Pasien
77
Terkunci Di Dalam
78
Acara Berkabung
79
Tiga Kandang
80
Arti Dan Maksud Kandang Besi
81
Pasien Berbahaya
82
Kisah William
83
Eksperimen Rumah Sakit
84
Catatan Direktur
85
Pentunjuk Tentang Pintu
86
Siaran Dimatikan Paksa
87
Pengakuan Langsung Direktur
88
Winny Alter
89
Kontrak Roh Jahat Pertama
90
Jaka Dan Sigil
91
Janji
92
Kencan Dengan Alicia
93
Kemampuan Khusus Rio
94
Membeli Tanah
95
Bunuh Diri Masal
96
Bunuh Diri Berlanjut
97
Memetic Effect
98
Cerita
99
Makan Steak Manusia
100
Jebakan
101
Fase Berikutnya
102
Kesedihan Rian
103
Kekacauan
104
Rio Beraksi Lagi
105
Rata
106
Pertarungan Rio
107
Bertemu Nightmare
108
Berakhir?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!