Makan siang panas

Karena masih hari pertama magang, jadi Anyelir dan Nabila masih belum mendapatkan tugas yang, mereka juga masih mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar, dan belajar dari karyawan bagian divisi pemasaran tentang tatacara kerja mereka selama ini. Rupanya, bagian Divisi pemasaran terbilang sering berhadapan langsung dengan CEO, karena perusahaan willson group menaungi bidang property biasanya Devan akan mengutus salah satu karyawan bagian divisi pemasaran untuk menjelaskan dengan detail kepada kolega.

Willson group tak hanya mengelola perusahaan, mereka juga memiliki beberapa hotel bintang 5 serta pusat perbelanjaan dibeberapa kota besar, maka tidak heran jika harta yang dimiliki oleh Devan tidak akan habis dimakan 7 turunan, 7 tanjakan, dan 7 belokan sangkin banyaknya. Meski Devan terbilang lelaki yang sukses dan mapan, namun orang-orang menanyakan kenapa Devan belum juga menikah? wajar jika mereka belum tahu tentang status pernikahan Devan dengan Laura, karena Devan menikahi Laura secara siri dan hanya orang tertentu yang tahu, hal ini juga sangat dirahasiakan dari khalayak umum, seperti halnya pernikahan Devan dengan Anyelir.

Devan tengah menatap Felix dengan tatapan penuh pertanyaan, karena Devan sama sekali tidak tahu tentang istri keduanya yang magang di kantor miliknya sendiri, jadi Devan pikir Felix sengaja menyembunyikan ini.

“Kenapa kau sembunyikan?” tanya Devan dengan tegas.

“Saya tidak menyembunyikan apapun tuan,” jawab Felix, dia nampak bingung dengan pertanyaan Devan.

“Anyelir, kenapa kau tidak bilang kalau Anyelir akan magang di kantor ku!” seru Devan kesal, namun sekesalnya Devan, Felix masih bisa menanganinya.

“Bukankah persetujuan magang Tuan sendiri yang menandatangani, dan setau saya persetujuan itu ditanda tangani saat saya tidak tengah bertugas di kantor Tuan, tepatnya 1 bulan lalu,” jawab Felix santai, dia tidak berbohong jadi dia tidak merasa gugup sekalipun. Devan nampak berpikir, dan benar penjelasan Felix, dia sendiri yang menerima surat persetujuan itu dari sekretarisnya, namun pada saat itu Devan belum mengenal Anyelir.

“Apa anda mau saya melakukan sesuatu Tuan?” tawar Felix.

“Jangan!” tolak Devan dengan tegas, “memangnya apa yang akan kamu lakukan?” tanya Devan dengan was-was, dia tahu kalau Felix jauh lebih kejam darinya. Devan sebenarnya tipe lelaki yang tidak bisa main tangan, namun Felix bisa melakukan apapun demi melindungi Devan.

“Ya mungkin anda ingin saya melakukan seuatu, supaya nona muda tidak magang di sini?” jawab Felix tanpa raut bersalah.

“jangan lakukan, biarkan saja,” jawab Devan dan diangguki oleh asisten pribadinya. Devan kembali berpikir, apakah Anyelir menanyakan keberadaannya kemarin yang tidak pulang ke rumah? Apalagi Devan sempat berkata, agar Anyelir bersiap karena akan melewati malam panjang dengannya, yaitu malam pertama, namun hal lain malah terjadi, membuat Devan mau tidak mau harus menginap di rumah sakit.

“Apa yang anda pikirkan Tuan?” Felix memang asisten yang sangat peka, dia tahu kalau ada yang dipikirkan oleh Devan.

“Ibu, aku khawatir dengan kondisinya, tapi aku juga mulai bingung, karena Ibu ingin pulang dan tinggal bersama ku, kamu tahu kan kalau sekarang sudah ada Anyelir?” ujar Devan menceritakan apa yang tengah mengganggu pikirannya saat ini.

“Kenapa anda tidak mencoba terbuka dengan nona muda?” saran Felix, dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Devan. Kalau orang lain, mungkin akan langsung beringsut takut, namun tidak dengan Felix.

“Cobalah anda mengenal nona muda, saya yakin anda akan mulai percaya dengannya,” ujar Felix lagi.

“Kenapa kau sepertinya sangat mengenal istriku?” tanya Devan, dari nada bicaranya terdengar dia tidak suka, atau mungkin dia cemburu?

“Jangan bilang anda cemburu Tuan, saya hanya menyampaikan apa yang saya nilai sejak bertemu dengan nona muda, saya rasa nona muda sangat berbeda, dan saya yakin nona muda bisa mengerti kondisi Tuan,” ujar Felix menjelaskan, Devan pun nampak berpikir sejenak, tapi kembali ragu. Dia belum bisa percaya dengan wanita manapun, entah hal apa yang sudah terjadi pada Devan, sampai-sampai dia nampak trauma hanya untuk percaya pada wanita.

“Anda harus mulai membuka hati anda Tuan, agar anda bisa melupakan masa kelam dan terbebas dari semua ini,” kali ini pembicaraan Felix nampak serius.

“Tapi aku takut kembali kecewa,” mata sedih nan sendu yang hanya bisa dilihat oleh orang terdekat, termasuk Felix, hanya mereka yang akan tahu betapa tersiksanya Devan.

“Maka saya akan memastikan terlebih dahulu, wanita seperti apa yang bisa anda percaya, berikan saya kesempatan Tuan,” pinta Felix, seketika Devan menatap Felix dengan raut wajah yang sulit diartikan.

“Lakukanlah,” hanya itu yang keluar dari bibir Devan, nampak pasrah dengan keadaan.

**

Jam makan siang sudah tiba, Renata dan Nabila ikut bergabung dengan karyawan dari bagian Divisi pemasaran, yaitu Mike, Daniel, Ayu dan Della. Diantara mereka bertiga, hanya ada satu wanit yang nampak sangat berambisi, yaitu Della, dari segi penampilan Della sangat mencolok, bisa terbilang berani, rok span selutut ditambah dengan kemeja yang nampak ketat dia pakai, malah menampilkan lekuk tubuh Della. Bahkan menurut informasi yang diberika oleh Ayu, Della pernah ke ruangan presdir untuk mengantarkan berkas, dan dengan sengaja Della membuka 2 kancing kemeja sampai terlihat bagian belahan dada, seolah tengah menggoda Devan.

Sepanjang jalan menuju kantin, semua mata karyawan lelaki menatap Della denga lapar, sesekali terdengar suara yang menggoda Della, namun Della hanya membalas dengan senyum, dan berjalan berlenggak-lenggok selayaknya model yang tengah fashion show. Pemandangan seperti itu memang sudah biasa terjadi, tapi bagi Nabila dan Renata yang baru pertama kali melihat, hal ini nampak kurang sopan, karena berada di lingkungan kerja.

“Gue males banget sebenarnya kalau sama Della, malu-maluin,” bisik Ayu kepada Renata dan Nabila.

“Emang nggak pernah ditegur ya kak?” bisik Renata bertanya.

“Pernah, tapi ya gitu, dia lagi coba menggaet pak Devan,” bisik Ayu lagi, memang menurut Daniel dan Mike, Della sudah sangat percaya diri kalau Devan akan meliriknya, karena keseksian yang sering ditunjukkan oleh Della. Mendengar nama Devan, Renata kembali berpikir tentang suaminya, apakah Devan benar-benar akan tergoda dengan Della? Wanita yang terus menggoda suaminya dan dengan berani memperlihatkan lekuk tubuhnya? Sedangkan Anyelir, dia nampak berbeda, dia berpenampilan sederhana, make up? Anye malah lebih suka make up yang tipis, dibanding denga makeup bold seperti Laura dan Della.

“Oh iya, kalian udah punya pacar?” tanya Daniel kepada Anyelir.

“Kalau aku udah kak,” jawab Nabila cepat.

“Kalau Anyelir?” tanya Daniel penasaran, namun Anyelir nampak berpikir, masa iya dia harus menjawab jujur bahwa dia sudah memiliki suami?

“Jangan bertanya hal aneh, mereka anak magang yang harus menimba ilmu, jangan mengajak hal yang tidak-tidak atau nama baik perusahaan akan tercemar,” seketika Daniel langsung menunduk, begitu juga Anyelir dan yang lainnya, karena yang berbicara dengan mereka adalah Devan sendiri. Ini adalah pemandangan yang langka, melihat Devan datang ke kantin kantor, biasanya untuk makan siang, Devan memilih makan di ruangannya atau kalau tidak ke restaurant terdekat. Anyelir hanya bisa melihat dari ekor matanya, entah kenapa jantungnya berdegub dengan kencang, seolah dia tengah ketahuan melakukan kesalahan, padahal dia sama sekali tidak berbuat salah, karena dia cuman sedang menikmati makan siang seraya mengobrol. Tapi, kedatangan Devan malah dimanfaatkan oleh Della, dia langsung mengeluarkan jurusnya.

“Duh panas banget ya,” keluh Della, dia menyibakkan rambutnya dan mengikat menjadi satu, membuat leher jenjangnya terekspose, dia juga membuka satu kancing kemejanya.

“Gaji kamu kurang ya? sampai nggak bisa beli kemeja? Kemeja kekecilan begitu masih dipakai,” ujar Devan dengan sarkas, dia meninggalkan meja Anyelir dan teman-temannya, namun setelah kepergian Devan, mereka malah menertawakan Della yang jelas-jelas usahanya untuk menggoda Devan gagal. Della pun mengerucutkan bibirnya kesal.

Terpopuler

Comments

Fitri Nur'aini

Fitri Nur'aini

karyawan ga tau diri

2022-10-21

0

Louisa Janis

Louisa Janis

biasa aja kali Della sampai kapan pun kamu berjuang nggak akan ada hasil Devan sudah beristz

2022-09-01

2

lihat semua
Episodes
1 Terlilit hutang?
2 Tidak adil
3 Makan malam
4 Membalas tipis-tipis
5 Perjanjiann
6 Terus membela
7 Kabar mengejutkan
8 Pilihan sulit
9 Menjadi kedua
10 Awal mula kemewahan yang didapatkan
11 Fitnah Gita
12 Hukuman
13 Kemarahan Devan
14 Bukan wanita lemah
15 Mengurus suami
16 Perjanjian dengan Ayah
17 Rumah sakit
18 Makan siang panas
19 Memasak
20 perasaan Devan
21 Masa lalu kelam
22 Peringatan Devan
23 Bekerja dengan suami
24 Mengunjungi Ibu
25 Tidak lagi serumah
26 Berkunjung
27 Godaan istri pertama
28 Mungkinkah jatuh cinta?
29 Perasaan
30 Nama panggilan baru
31 Berhati-hatilah
32 Bahagianya Devan
33 Rencana yang gagal
34 Perhatian Devan
35 Kebohongan Devan
36 Undangan makan malam
37 Terboongkar
38 Keputusan
39 Mencari gaun
40 Dimana Ibu?
41 Akhirnya tahu
42 Kehidupan setelah menikah
43 Kejujuran Devan
44 Masih berhubungan baik
45 Membagi waktu
46 Cemburu
47 Sifat kekanakkan
48 Dihubungi Ibu mertua
49 Alasan
50 pengumuman group chat
51 Makan malam menyakitkan
52 Menahan sakit hati
53 Kerinduan Ayah
54 Datang tak terduga
55 Berbicara dengan Ayah mertua
56 pembelaan dari suami
57 Gengsi atau uang
58 Hanya sandiwara
59 Berani
60 Tragedi makan siang
61 Pembalasan
62 Pengakuan
63 Talak
64 Permintaan maaf
65 Restu
66 Menjenguk Ibu
67 Kabar bahagia
68 Rencana makan malam
69 Makan malam
70 Kabar baik
71 Parsel Buah
72 Parsel buah
73 Bukan parsel berbahaya
74 Bukan parsel berbahaya
75 Menjalankan misi bersama
76 Menjalankan misi bersama
77 Menjalankan misi bersama
78 Permintaan maaf yang gagal
79 Permintaan maaf yang gagal
80 Permintaan maaf yang gagal
81 Akhirnya, mengakui
82 Akhirnya, mengakui
83 Akhirnya, mengakui
84 Akhirnya, mengakui
85 Akhirnya, mengakui
86 Undangan makan malam 2
87 Kejujuran
88 Kejujuran
89 Cerita masa lalu
90 Cerita masa lalu
91 Permintaan istri muda
92 Permintaan istri muda
93 Tidak tahu diri!
94 Melahirkan
95 Melahirkan
96 Kabar bahagia
97 Kabar duka
98 Keras kepala
99 Keras kepala
100 Perasaan Rose
101 Perasaan Rose
102 Tertekan
103 Bercengkrama dengan Ibu
104 Bercengkrama dengan Ibu
105 Hampir saja
106 Hampir saja
107 Hampir saja
108 Akhirnya tahu
109 Menceritakan
110 Gertakan jadi kenyataan
111 Memulangkan
112 Meminta maaf
113 Membela
114 Hal tidak biasa
115 Ketusnya mertua
116 Ketusnya mertua
117 Pembalasan dari Gita
118 Hampir saja
119 Memutar balikkan fakta
120 Meminta penjelasan
121 Meminta bersabar
122 Membujuk
123 Amarah Desi
124 Nasihat ibu mertua
125 Nasihat dari Ibu mertua
126 Hubungan membaik
127 Tidak akan meninggalkan
128 Berkunjung
129 Surat dan rahasia
130 Memperkenalkan
131 Ajakan makan siang
132 Rencana keluarga Herlambang
133 Tragedi
134 Musuh?
135 Sadap suara?
136 Bantuan Devan
137 Musuh?
138 Siuman
139 Menemui
140 Tidak mau menjawab
141 Kabur
142 Gagal
143 Gagal
144 Ketahuan?
145 Ketahuan
146 Nonton Drakor?
147 Siapa dia?
148 Siapa dia?
149 Penjelasan
150 Penawaran
151 Penawaran
152 Penawaran
153 Berdebat
154 Berdebat
155 Pindah?
156 pindah?
157 Pindah?
158 Memberitahukan
159 Desi mulai was-was
160 Desi mulai was-was
161 Makan malam
162 Tamu lain
163 Tamu lain
164 Tamu lain
165 Tamu lain
166 Pengakuan
167 Pengakuan
168 Pengakuan
169 Berpisah menjadi hukuman
170 Berpisah menjadi hukuman
171 Berpisah menjadi hukuman
172 Berpisah menjadi hukuman
173 Hancur
174 Hancur
175 Hancur
176 Hancur
177 Hancur
178 Kuat demi suami
179 Kuat demi suami
180 kuat demi suami
181 Kuat demi suami
182 Syarat?
183 Syarat?
184 Syarat?
185 Syarat?
186 Syarat?
187 syarat?
188 Syarat?
189 Syarat?
190 Syarat?
191 Syarat?
192 Syarat?
193 Syarat?
194 Syarat?
195 Syarat?
196 Syarat?
197 Syarat?
198 Percaya
199 Melahirkan?
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Terlilit hutang?
2
Tidak adil
3
Makan malam
4
Membalas tipis-tipis
5
Perjanjiann
6
Terus membela
7
Kabar mengejutkan
8
Pilihan sulit
9
Menjadi kedua
10
Awal mula kemewahan yang didapatkan
11
Fitnah Gita
12
Hukuman
13
Kemarahan Devan
14
Bukan wanita lemah
15
Mengurus suami
16
Perjanjian dengan Ayah
17
Rumah sakit
18
Makan siang panas
19
Memasak
20
perasaan Devan
21
Masa lalu kelam
22
Peringatan Devan
23
Bekerja dengan suami
24
Mengunjungi Ibu
25
Tidak lagi serumah
26
Berkunjung
27
Godaan istri pertama
28
Mungkinkah jatuh cinta?
29
Perasaan
30
Nama panggilan baru
31
Berhati-hatilah
32
Bahagianya Devan
33
Rencana yang gagal
34
Perhatian Devan
35
Kebohongan Devan
36
Undangan makan malam
37
Terboongkar
38
Keputusan
39
Mencari gaun
40
Dimana Ibu?
41
Akhirnya tahu
42
Kehidupan setelah menikah
43
Kejujuran Devan
44
Masih berhubungan baik
45
Membagi waktu
46
Cemburu
47
Sifat kekanakkan
48
Dihubungi Ibu mertua
49
Alasan
50
pengumuman group chat
51
Makan malam menyakitkan
52
Menahan sakit hati
53
Kerinduan Ayah
54
Datang tak terduga
55
Berbicara dengan Ayah mertua
56
pembelaan dari suami
57
Gengsi atau uang
58
Hanya sandiwara
59
Berani
60
Tragedi makan siang
61
Pembalasan
62
Pengakuan
63
Talak
64
Permintaan maaf
65
Restu
66
Menjenguk Ibu
67
Kabar bahagia
68
Rencana makan malam
69
Makan malam
70
Kabar baik
71
Parsel Buah
72
Parsel buah
73
Bukan parsel berbahaya
74
Bukan parsel berbahaya
75
Menjalankan misi bersama
76
Menjalankan misi bersama
77
Menjalankan misi bersama
78
Permintaan maaf yang gagal
79
Permintaan maaf yang gagal
80
Permintaan maaf yang gagal
81
Akhirnya, mengakui
82
Akhirnya, mengakui
83
Akhirnya, mengakui
84
Akhirnya, mengakui
85
Akhirnya, mengakui
86
Undangan makan malam 2
87
Kejujuran
88
Kejujuran
89
Cerita masa lalu
90
Cerita masa lalu
91
Permintaan istri muda
92
Permintaan istri muda
93
Tidak tahu diri!
94
Melahirkan
95
Melahirkan
96
Kabar bahagia
97
Kabar duka
98
Keras kepala
99
Keras kepala
100
Perasaan Rose
101
Perasaan Rose
102
Tertekan
103
Bercengkrama dengan Ibu
104
Bercengkrama dengan Ibu
105
Hampir saja
106
Hampir saja
107
Hampir saja
108
Akhirnya tahu
109
Menceritakan
110
Gertakan jadi kenyataan
111
Memulangkan
112
Meminta maaf
113
Membela
114
Hal tidak biasa
115
Ketusnya mertua
116
Ketusnya mertua
117
Pembalasan dari Gita
118
Hampir saja
119
Memutar balikkan fakta
120
Meminta penjelasan
121
Meminta bersabar
122
Membujuk
123
Amarah Desi
124
Nasihat ibu mertua
125
Nasihat dari Ibu mertua
126
Hubungan membaik
127
Tidak akan meninggalkan
128
Berkunjung
129
Surat dan rahasia
130
Memperkenalkan
131
Ajakan makan siang
132
Rencana keluarga Herlambang
133
Tragedi
134
Musuh?
135
Sadap suara?
136
Bantuan Devan
137
Musuh?
138
Siuman
139
Menemui
140
Tidak mau menjawab
141
Kabur
142
Gagal
143
Gagal
144
Ketahuan?
145
Ketahuan
146
Nonton Drakor?
147
Siapa dia?
148
Siapa dia?
149
Penjelasan
150
Penawaran
151
Penawaran
152
Penawaran
153
Berdebat
154
Berdebat
155
Pindah?
156
pindah?
157
Pindah?
158
Memberitahukan
159
Desi mulai was-was
160
Desi mulai was-was
161
Makan malam
162
Tamu lain
163
Tamu lain
164
Tamu lain
165
Tamu lain
166
Pengakuan
167
Pengakuan
168
Pengakuan
169
Berpisah menjadi hukuman
170
Berpisah menjadi hukuman
171
Berpisah menjadi hukuman
172
Berpisah menjadi hukuman
173
Hancur
174
Hancur
175
Hancur
176
Hancur
177
Hancur
178
Kuat demi suami
179
Kuat demi suami
180
kuat demi suami
181
Kuat demi suami
182
Syarat?
183
Syarat?
184
Syarat?
185
Syarat?
186
Syarat?
187
syarat?
188
Syarat?
189
Syarat?
190
Syarat?
191
Syarat?
192
Syarat?
193
Syarat?
194
Syarat?
195
Syarat?
196
Syarat?
197
Syarat?
198
Percaya
199
Melahirkan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!