Kini, Anyelir baru saja tiba di kampusnya, dan hari ini dia menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak? Anyelir menggunakan mobil yang bahkan para dosan di sana tidak pernah memakainya, karena harga mobil yang terbilang fantastis. Semua orang di kampus tentu masih bertanya-tanya, siapakah gerangan orang yang memiliki mobil tersebut? Karena sampai saat ini Anyelir masih berada dalam mobil, nampaknya menjadi pusat perhatian public membuat Anyelir risih, karena dia tidak terbiasa.
“Kalau gue di sini terus? Bisa terlat, tapi kalau turun sekarang?” Anyelir nampak menimang, dia juga menyesal karena datang ke kampus menggunakan mobil mahar dari Devan, seharusnya dia menolak saja, tapi kalau Anyelir menolak, dia takut kalau malah menjadi masalah karena Devan berpikir Anyelir tidak mengharagai pemberiannya.
Akhirnya, Anye memutuskan untuk keluar dari mobil dengan wajah menunduk. Tapi, meskipun Anyelir sudah berusaha untuk tidak menunjukka wajahnya, tetap saja teman-teman yang sudah biasa melihat Anyelir akan paham dengan gerak-gerik tubuh Anyelir.
“Jadi yang pakai mobil itu Anye?”
“Gila ya keren banget!!!” suara-suara riuh mahasiswa dan mahasiswi kampus mulai terdengar, dan tentang Anyelir yang menggukan mobil berharga fantastis pun mulai dibicarakan, sampai terdengar oleh Gita dan Arman. Dua sejoli itu saling pandang mendengar teman-teman mereka membicarakan soal Anyelir.
“Ada apa sih?” karena rasa penasaran yang semakin besar, Gita pun akhirnya bertanya kepada salah satu mahasiswi lain.
“Adik loe Gita, si Anyelir dia bikin heboh, dia pakai mobil yang gue yakin harganya sangat fantastis,” jawab teman Gita dengan menunjukkan raut wajah kagumnya.
“Gita, adek loe dapet mobil baru, loe dapet apa?” cetus salah satu mahasiswi lain yang ikut menimpali, namun bukannya menjawab dia malah berlalu meninggalkan kelas diikuti oleh Arman. Gita ingin membuktikan sendiri, apakah benar yang teman-temannya katakana itu? Gita memang sempat mendengar bahwa Devan memberikan mahar mobil, tapi Gita tidak membayangkan bahwa mobil bernilai fantastis yang akan Devan berikan, karena Gita menganggap pernikahan ini hanyala penebus hutang ayahnya.
‘Ini dia mobilnya?’ batin Gita, dia membenarkan bahwa mobil yang dipakai oleh adik tirinya itu memiliki harga yang tidak main-main.
“Gita, adik loe punya mobil baru, terus loe dapet apa dari bokap?” teman-teman kampus Gita pasti berpikir bahwa ini adalah pemberian ayahnya, melihat semua ini membuat Gita semakin membenci Anyelir, karena berpikir keberuntungan selalu saja berpihak pada Anyelir. Gita tersenyum smirk, mendapatkan pertanyaan itu, dia sudah merancang ide untuk memutar balikkan semuanya.
“Ini mobil mahal banget, dan gue nggak yakin bokap bakal beliin, dan gue juga sama sekali nggak tahu soal mobil ini,” jawab Gita, dia memang berbicara jujur , tapi ini semua belum berakhir, jawaban ini adalah awal dari rencananya.
“Loh bukan? Terus yang beliin siapa? Nggak mungkin Anye dong?” timpal yang lain mulai bertanya-tanya, dan semakin membuat Gita tersenyum kemenangan karena berpikir sudah berhasil menggiring teman-temannya mulai berpikir buruk tentang Anyelir.
“Yaa kecuali jadi simpenan om-om, atau sebutannya sugar baby,” jawab Gita dengan terang-terangan, orang-orang nampaknya mulai setuju dengan apa yang Gita ucapkan, dengan sekejap mereka semua sudah menyebarkan gossip yang bermula dari Gita.
“Git, kamu yakin ini bukan ayah kamu yang beli?” Arman nampaknya tidak langsung percaya dengan perkataan Gita, karena selama dia bersama Anyelir, dia cukup paham bahwa Anyelir adalah wanita yang baik.
Gita memutar bola matanya malas, dia paling tidak suka kalau Arman nampak membela adik tirinya yang juga berstatus mantan kekasih Arman, “kalau kamu nggak percaya, kamu bisa tanya sama ayah,” jawaban mutlak, membuat Arman percaya, karena kalau Gita berbohong pasti tidak akan mungkin Gita berani membawa nama ayahnya. Melihat Arman yang juga sudah percaya dengan ucapannya, membuat Gita semakin tersneyum penuh kemenangan.
‘Hancur loe,” batin Gita.
Sedangkan kini, Anyelir sudah bersama para sahabatnya, mereka semua tengah menanyakan bagaimana kabar Anyelir pasca menikah, karena dari semalam tidak ada kabar sama sekali dari Anyelir, dan itu membuat mereka khawtir. Anyelir pun menjelaskan bahwa dia sudah tidak lagi pindah dengan kedua orangtuanya, dia juga menjelaskan bahwa dia dinikahi siri oleh Devan, dan yang lebih mengejutkan, Anyelir menjadi istri kedua dari Devan Willson. Hal itu tentu saja membuat sahabat-sahabat Anyelir semakin iba dengan nasib Anyelir, disaat mereka masih sibuk memikirkan tentang asmara, hangout, dan lain sebagainya, tapi kini Anyelir sudah berbeda, pemikiran Anyelir bukan lagi tentang dirinya, dia sudah menyandang status istri di usia yang maish terbilang muda.
“Tapi, ini rahasia, pernikahan ini tidak boleh diceritakan kepada siapapun, dan itu berarti mereka nggak akan tahu soal status gue yang udah menikah,” Anyelir, membuat semua sahabatnya mengangguk paham.
**
Jam makan siang, Anyelir dan para sahabatnya, berjalan menuju kantin. Tapi mereka semua merasa aneh, karena merasa tatapan mahasiswa dan mahasiswi terus tertuju kepada mereka.
“Kalian ngerasa nggak sih, kalau mereka semua merhatiin kita,” Nina nampaknya lebih dulu menyadari keanehan pada teman-temannya, dimana mereka nampak tengah berbisik membicarakan salah satu diantara mereka.
“Mungkin karena lihat Anye pakai mobil mahal kali,” Dinda menyahut, karena memang tadi pagi kabar itu yang beredar.
“Tapi kayaknya bukan deh,” Nabila merasa yakin, kalau mereka semua bukan membicarakan perihal itu, karena firasatnya tidak enak.
“Kenapa kalian ngelihatin kita begitu sih,” akhirnya Nabila mencoba menanyakan kepada segerombolan perempuan yang tengah berdiri tidak jauh dari mereka.
“Loe nggak tahu atau Cuman pura-pura nggak tahu?” bukannya memberikan jawaban, mereka malah seolah memberikan teka-teki.
“Maksudnya apa?” kali ini Dinda ikut terpancing, hal apa yang dia belum tahu, dan ada kabar apa sebenarnya sampai-sampai para mahasiswa dan mahasisiwi nampak tengah membicarakannya.
“Soal temen kalian, Anyelir,” jawab salah satu mahasiswi, membuat Anyelir dan para sahabatnya bingung.
“Loe jadi simpenan sugar daddy kan Nye?”
“Iya, sampai-sampai loe dikasih mobil sebagus itu, Gita aja bilang kalau itu bukan dari bokap loe, jadi alasan loe putus sama Arman karena loe lebih milih sugar daddy Nye?” pertanyaan pedas seputar sugar daddy, wanita simpanan dan lainnya mulai tertuju pada Anyelir, dan lebih parahnya Gita adalah biang keladi dari semua ini.
“Jaga ya mulut ya kalian!!” sahabat Anye mulai pasang badan, mencoba membela sahabat mereka yang tidak seperti apa yang dituduhkan.
“Anye tuh nggak seperti yang kalian pikir!!” seru Nabila, namun langsung ditenangkan oleh Anye, karena dia takut kalau Nabila akan kelepasan dan malah mengatakan semuanya bahwa Anyelir sudah menikah. Anye tidak mau semuanya terbongkar, karena Anye yakin Devan tidak akan tinggal diam, jika tahu Anye sudah melanggar larangannya untuk mengekpose pada public bahwa dia sudah menikah.
“Sabar Bila, jangan emosi,” Anye mencoba memegang bagu Nabila dan memberikan tepukan kecil.
“Tapi Nye, mereka ….”
“Bil, aku harap kamu nggak lupa,” ujar Anye tanpa panjang lebar, dia yakin Nabila cukup paham dengan apa yang Anye katakana. Akhirnya Nabila mengangguk, dan mereka akhirnya memilih melangkah dengan menulikan pendengaran mereka seputar cemoohan yang ditujukan untuk Anyelir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Louisa Janis
mana nih asistennya tuan Devan kok nggak di kawal Anye nya takutnya ada yang jahatin gitu
2022-09-01
1