Perjanjiann

Anyelir Pove

Aku begitu terkejut kala membaca pesan dari asisten pria yang akan menikahi ku, tuan Felix mengajakku bertemu, tapi lebih gilanya  dia hanya memberiku waktu 15 menit. Aku bergegas melajukan mobil menuju tempat yang sudah ditentukan oleh tuan Felix. Aku mencoba mengatur napasku sesaat setelah aku sampai di restaurant, aku menatap restaurant tersebut yang memang sangat terkenal.

Aku melangkah masuk dan diarahkan ke ruang VIP,  disana aku melihat seorang lelaki yang tengah duduk dengan tenang, aku pun mendekat  menyapa.

“Siang tuan Felix,” sapa ku.

“Siang nona Anyelir, silahkan duduk,” aku pun duduk berhadapan dengan tuan Felix, sejujurnya aku bingung, kenapa tiba-tiba tuan Devan mengutus seseorang untuk menemuiku? Tentunya bukan untuk memajukan tanggal pernikahan kan? karena aku benar-benar belum siap.

“Maaf tuan Felix, ada perlu apa kita harus bertemu disini?” tanyaku sopan.

“Panggil saja saya Felix nona,” ujarnya membuat ku mengernyit.

Aku tersenyum canggung, “tapi itu terdengar tidak sopan, bagaimana kalau aku panggil kak?” aku kurang setuju dengan ucapannya jadi aku mengganti nama panggilannya saja, tapi nampaknya tuan Felix sama sekali tidak mau ambil pusing. Ya mungkin karena dia tahu, aku akan dinikahi oleh tuan Devan hanya karena aku akan menjadi penebus hutang-hutang ayah.

“Bacalah lebih dulu nona Anyelir,” kak Felix memberikan aku sebuah berkas yang aku sendiri bingung apa itu, tapi tanpa banyak tanya aku pun mengambil berkas tersebut dan membacanya secara perlahan.

Aku terkejut kala aku membaca kata demi kata tulisan yang tertera, surat perjanjian pernikahan? Aku terus membaca dan memahami berkas itu, yang inti dari surat perjanjian itu adalah, aku harus menuruti semua perintah suamiku nanti yang tidak lain tuan Devan, aku juga harus mematuhi setiap peraturan yang sudah dibuat oleh tuan Devan, jika aku melanggar maka akan berdampak pada perusahaan ayah. Aku tentunya tidak punya pilihan lain selain setuju dengan semua perjanjian yang sudah dibuat oleh tuan Devan sendiri.

“Sudah nona?” tanya Kak Felix padaku.

“Sudah kak Felix,” jawab ku, tapi nampaknya panggilan itu masih terdengar kurang pas ditelingaku.

“Nona bisa memanggil saya hanya sebutan Felix,” lelaki dihadapanku ini nampaknya kurang setuju dengan panggilan yang aku buat.

“Baiklah, Pak Felix saya sudah membaca semuanya, dan saya setuju,” jawabku, padahal sudah aku bilang, kalau aku hanya memanggil namanya akan terlihat kurang sopan, karena bagaimanapun juga usianya jauh lebih tua diatasku.

Terlihat helaan napas pasrah dari pak Felix, tapi aku tidak mau ambil pusing. Dia menunjukkan dimana aku bisa membubuhkan tanda tanganku sebagai tanda persetujuan.

“Bagaimana kalau saya panggil asisten Felix?” aku masih terus berpikir untuk mencari panggilan yang tepat.

“Terserah nona saja,” hanya itu jawabannya, biasanya kan yang bilang terserah itu perempuan. Ternyata begini yang dirasakan lelaki kalau wanita menjawab dengan kata terserah? Rasanya kesal, karena jawabannya menjadi tidak pasti.

“Baiklah, apa masih ada yang ingin dibahas asisten Felix?” tanyaku lagi, sejujurnya aku ingin sekali segera pergi dari hadadapannya.

“Saya hanya ingin berpesan agar nona menjaga kesehatan, karena acara pernikahan tinggal menghitung hari,” saran asisten Felix padaku. Sebenarnya aku sangat kesal karena harus mengingat kalau sebentar lagi aku akan menikah, tapi mau bagaimana lagi? memang itu kenyataannya.

“Terimakasih atas sarannya,” aku menampilkan senyum terbaikku.

“Baiklah, kalau begitu saya harus pamit, karena ada hal penting yang harus saya urusu, kalau nona ingin makan siang, nona tinggal pesan dan tidak perlu memikirkan biaya. Terimakasih atas waktunya nona,” asisten Felix berlalu pergi, meninggalkan kekesalan dihatiku yang hanya bisa kuucapkan dalam hatiku sendiri.

‘Dia pikir dia siapa? Memangnya aku terlihat seperti anak yang tidak punya uang? Aku punya kok uang,’ batinku kesal, aku ingat kalau tadi ayah memberiku uang sebesar 500 ribu,tapi … itu semua sudah masuk kedalam tabunganku beserta uang jajan bulanan yang sudah ayah berikan.

Aku berpikir, suatu saat pastinya tuan Devan akan mendepak ku dan menceraikan aku menjadi istrinya, dan saat itu aku yakin keluargaku tidak akan ada yang mau menerimaku, dan pada akhirnya aku harus bisa berjuang sendiri. Mungkin dengan uang itu aku bisa memulai kehidupanku, yaa meskipun uang tabunganku belum banyak tapi setidaknya aku punya pegangan.

Aku langsung pergi dari restaurant tempat aku dan asisten Felix bertemu, niatnya aku ingin langsung pulang karena memang sudah cukup terlambat dari jam pulangku seperti biasanya, aku takut kalau ibu akan khawatir. Benar dugaanku, ibu mengirimkan aku pesan, yang kupikir ibu mungkin menanyakan keberadaanku. Tapi, ternyata salah.

[Cepat pulang, kak Gita ingin menggunakan mobilnya,] hanya itu lah pesan yang ibu kirim, membuat aku tersenyum miris.

“Rasanya gue nggak pengen pulang deh,” aku merasa malas untuk pulang, tidak lama Nabila menghubungiku untuk mengajak membeli beberapa perlengkapan untuk magang nanti.

“Arrrggghhh gara-gara mikirin soal masalah di rumah, sampe lupa kan gue kalau bentar lagi mau magang,” ujar ku kesal, aku bersyukur karena setidaknya aku akan magang bersama sahabat ku Nabila, dan kami akan magang disalah satu perusahaan besar. Akhirnya kulajukan mobil menuju pusat perbelanjaan membeli beberapa keperluan ku untuk magang nanti, yaa setidaknya juga untuk mendinginkan pikiranku yang terus saja dibuat panas saat di rumah.

Beberapa kali aku mendengar dering ponselku, itu pun dari ibu yang sudah bisa ku tebak, ibu ingin menceramahiku agar segera pulang. Tapi, aku mengabaikannya, tidak baik bukan mengemudia seraya menerima telepon? Setelah sampai di parkiran, aku mengirim pesan pada Ayah, dan mengatakan bahwa aku sedang bersama teman-temanku untuk menenangkan pikiran. Tentu saja Ayah tidak akan melarang ku, karena sekarang ini Ayah akan sangat menjaga moodku supaya aku tidak merubah keputusanku.

‘Hari ini, intinya gue mau have fun,’ batinku tersenyum senang. Mungkin saja masa-masa seperti sekarang ini akan jarang aku rasakan setelah menikah nanti, aku tidak bisa sering bermain bersama teman-temanku, dan aku akan sulit untuk menikmati waktu santai, karena aku masih belum tahu kehidupan seperti apakah yang nantinya akan aku jalanani setelah menikah nanti. Intinya, aku selalu berdoa dan berharap kalau nantinya aku akan menemukan kebahagiannku, semoga saja kelak aka nada pria yang mau menerimaku dengan setulus hatinya dan mau mencintaiku dengan sepenuh hatinya.

Aku tidak terlalu berharap dengan pernikahanku yang hanya dijadikan sebegai penebus hutang itu, aku sepenuhnya sadar, kalau tuan Devan adalah orang yang jelas penting dan bukan orang biasa, mungkin saja suatu saat dia ingin meninggalkan aku yang bukan wanita special beginya dan menikah dengan wanita idamannya, aku

akan terima karena aku tahu, aku hanya wanita yang sudah dikorbankan oleh kedua orangtuaku sendiri untuk menjadi penebus hutang.

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

heran sy sm mamanya si An,kan dia yg udh jdi pelkor...trs knp mesti anakny yg nanggung

2023-03-04

0

Louisa Janis

Louisa Janis

semoga saja tuan Devan perilakunya baik dan Anyelir masih bisa kuliah 🙏

2022-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 Terlilit hutang?
2 Tidak adil
3 Makan malam
4 Membalas tipis-tipis
5 Perjanjiann
6 Terus membela
7 Kabar mengejutkan
8 Pilihan sulit
9 Menjadi kedua
10 Awal mula kemewahan yang didapatkan
11 Fitnah Gita
12 Hukuman
13 Kemarahan Devan
14 Bukan wanita lemah
15 Mengurus suami
16 Perjanjian dengan Ayah
17 Rumah sakit
18 Makan siang panas
19 Memasak
20 perasaan Devan
21 Masa lalu kelam
22 Peringatan Devan
23 Bekerja dengan suami
24 Mengunjungi Ibu
25 Tidak lagi serumah
26 Berkunjung
27 Godaan istri pertama
28 Mungkinkah jatuh cinta?
29 Perasaan
30 Nama panggilan baru
31 Berhati-hatilah
32 Bahagianya Devan
33 Rencana yang gagal
34 Perhatian Devan
35 Kebohongan Devan
36 Undangan makan malam
37 Terboongkar
38 Keputusan
39 Mencari gaun
40 Dimana Ibu?
41 Akhirnya tahu
42 Kehidupan setelah menikah
43 Kejujuran Devan
44 Masih berhubungan baik
45 Membagi waktu
46 Cemburu
47 Sifat kekanakkan
48 Dihubungi Ibu mertua
49 Alasan
50 pengumuman group chat
51 Makan malam menyakitkan
52 Menahan sakit hati
53 Kerinduan Ayah
54 Datang tak terduga
55 Berbicara dengan Ayah mertua
56 pembelaan dari suami
57 Gengsi atau uang
58 Hanya sandiwara
59 Berani
60 Tragedi makan siang
61 Pembalasan
62 Pengakuan
63 Talak
64 Permintaan maaf
65 Restu
66 Menjenguk Ibu
67 Kabar bahagia
68 Rencana makan malam
69 Makan malam
70 Kabar baik
71 Parsel Buah
72 Parsel buah
73 Bukan parsel berbahaya
74 Bukan parsel berbahaya
75 Menjalankan misi bersama
76 Menjalankan misi bersama
77 Menjalankan misi bersama
78 Permintaan maaf yang gagal
79 Permintaan maaf yang gagal
80 Permintaan maaf yang gagal
81 Akhirnya, mengakui
82 Akhirnya, mengakui
83 Akhirnya, mengakui
84 Akhirnya, mengakui
85 Akhirnya, mengakui
86 Undangan makan malam 2
87 Kejujuran
88 Kejujuran
89 Cerita masa lalu
90 Cerita masa lalu
91 Permintaan istri muda
92 Permintaan istri muda
93 Tidak tahu diri!
94 Melahirkan
95 Melahirkan
96 Kabar bahagia
97 Kabar duka
98 Keras kepala
99 Keras kepala
100 Perasaan Rose
101 Perasaan Rose
102 Tertekan
103 Bercengkrama dengan Ibu
104 Bercengkrama dengan Ibu
105 Hampir saja
106 Hampir saja
107 Hampir saja
108 Akhirnya tahu
109 Menceritakan
110 Gertakan jadi kenyataan
111 Memulangkan
112 Meminta maaf
113 Membela
114 Hal tidak biasa
115 Ketusnya mertua
116 Ketusnya mertua
117 Pembalasan dari Gita
118 Hampir saja
119 Memutar balikkan fakta
120 Meminta penjelasan
121 Meminta bersabar
122 Membujuk
123 Amarah Desi
124 Nasihat ibu mertua
125 Nasihat dari Ibu mertua
126 Hubungan membaik
127 Tidak akan meninggalkan
128 Berkunjung
129 Surat dan rahasia
130 Memperkenalkan
131 Ajakan makan siang
132 Rencana keluarga Herlambang
133 Tragedi
134 Musuh?
135 Sadap suara?
136 Bantuan Devan
137 Musuh?
138 Siuman
139 Menemui
140 Tidak mau menjawab
141 Kabur
142 Gagal
143 Gagal
144 Ketahuan?
145 Ketahuan
146 Nonton Drakor?
147 Siapa dia?
148 Siapa dia?
149 Penjelasan
150 Penawaran
151 Penawaran
152 Penawaran
153 Berdebat
154 Berdebat
155 Pindah?
156 pindah?
157 Pindah?
158 Memberitahukan
159 Desi mulai was-was
160 Desi mulai was-was
161 Makan malam
162 Tamu lain
163 Tamu lain
164 Tamu lain
165 Tamu lain
166 Pengakuan
167 Pengakuan
168 Pengakuan
169 Berpisah menjadi hukuman
170 Berpisah menjadi hukuman
171 Berpisah menjadi hukuman
172 Berpisah menjadi hukuman
173 Hancur
174 Hancur
175 Hancur
176 Hancur
177 Hancur
178 Kuat demi suami
179 Kuat demi suami
180 kuat demi suami
181 Kuat demi suami
182 Syarat?
183 Syarat?
184 Syarat?
185 Syarat?
186 Syarat?
187 syarat?
188 Syarat?
189 Syarat?
190 Syarat?
191 Syarat?
192 Syarat?
193 Syarat?
194 Syarat?
195 Syarat?
196 Syarat?
197 Syarat?
198 Percaya
199 Melahirkan?
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Terlilit hutang?
2
Tidak adil
3
Makan malam
4
Membalas tipis-tipis
5
Perjanjiann
6
Terus membela
7
Kabar mengejutkan
8
Pilihan sulit
9
Menjadi kedua
10
Awal mula kemewahan yang didapatkan
11
Fitnah Gita
12
Hukuman
13
Kemarahan Devan
14
Bukan wanita lemah
15
Mengurus suami
16
Perjanjian dengan Ayah
17
Rumah sakit
18
Makan siang panas
19
Memasak
20
perasaan Devan
21
Masa lalu kelam
22
Peringatan Devan
23
Bekerja dengan suami
24
Mengunjungi Ibu
25
Tidak lagi serumah
26
Berkunjung
27
Godaan istri pertama
28
Mungkinkah jatuh cinta?
29
Perasaan
30
Nama panggilan baru
31
Berhati-hatilah
32
Bahagianya Devan
33
Rencana yang gagal
34
Perhatian Devan
35
Kebohongan Devan
36
Undangan makan malam
37
Terboongkar
38
Keputusan
39
Mencari gaun
40
Dimana Ibu?
41
Akhirnya tahu
42
Kehidupan setelah menikah
43
Kejujuran Devan
44
Masih berhubungan baik
45
Membagi waktu
46
Cemburu
47
Sifat kekanakkan
48
Dihubungi Ibu mertua
49
Alasan
50
pengumuman group chat
51
Makan malam menyakitkan
52
Menahan sakit hati
53
Kerinduan Ayah
54
Datang tak terduga
55
Berbicara dengan Ayah mertua
56
pembelaan dari suami
57
Gengsi atau uang
58
Hanya sandiwara
59
Berani
60
Tragedi makan siang
61
Pembalasan
62
Pengakuan
63
Talak
64
Permintaan maaf
65
Restu
66
Menjenguk Ibu
67
Kabar bahagia
68
Rencana makan malam
69
Makan malam
70
Kabar baik
71
Parsel Buah
72
Parsel buah
73
Bukan parsel berbahaya
74
Bukan parsel berbahaya
75
Menjalankan misi bersama
76
Menjalankan misi bersama
77
Menjalankan misi bersama
78
Permintaan maaf yang gagal
79
Permintaan maaf yang gagal
80
Permintaan maaf yang gagal
81
Akhirnya, mengakui
82
Akhirnya, mengakui
83
Akhirnya, mengakui
84
Akhirnya, mengakui
85
Akhirnya, mengakui
86
Undangan makan malam 2
87
Kejujuran
88
Kejujuran
89
Cerita masa lalu
90
Cerita masa lalu
91
Permintaan istri muda
92
Permintaan istri muda
93
Tidak tahu diri!
94
Melahirkan
95
Melahirkan
96
Kabar bahagia
97
Kabar duka
98
Keras kepala
99
Keras kepala
100
Perasaan Rose
101
Perasaan Rose
102
Tertekan
103
Bercengkrama dengan Ibu
104
Bercengkrama dengan Ibu
105
Hampir saja
106
Hampir saja
107
Hampir saja
108
Akhirnya tahu
109
Menceritakan
110
Gertakan jadi kenyataan
111
Memulangkan
112
Meminta maaf
113
Membela
114
Hal tidak biasa
115
Ketusnya mertua
116
Ketusnya mertua
117
Pembalasan dari Gita
118
Hampir saja
119
Memutar balikkan fakta
120
Meminta penjelasan
121
Meminta bersabar
122
Membujuk
123
Amarah Desi
124
Nasihat ibu mertua
125
Nasihat dari Ibu mertua
126
Hubungan membaik
127
Tidak akan meninggalkan
128
Berkunjung
129
Surat dan rahasia
130
Memperkenalkan
131
Ajakan makan siang
132
Rencana keluarga Herlambang
133
Tragedi
134
Musuh?
135
Sadap suara?
136
Bantuan Devan
137
Musuh?
138
Siuman
139
Menemui
140
Tidak mau menjawab
141
Kabur
142
Gagal
143
Gagal
144
Ketahuan?
145
Ketahuan
146
Nonton Drakor?
147
Siapa dia?
148
Siapa dia?
149
Penjelasan
150
Penawaran
151
Penawaran
152
Penawaran
153
Berdebat
154
Berdebat
155
Pindah?
156
pindah?
157
Pindah?
158
Memberitahukan
159
Desi mulai was-was
160
Desi mulai was-was
161
Makan malam
162
Tamu lain
163
Tamu lain
164
Tamu lain
165
Tamu lain
166
Pengakuan
167
Pengakuan
168
Pengakuan
169
Berpisah menjadi hukuman
170
Berpisah menjadi hukuman
171
Berpisah menjadi hukuman
172
Berpisah menjadi hukuman
173
Hancur
174
Hancur
175
Hancur
176
Hancur
177
Hancur
178
Kuat demi suami
179
Kuat demi suami
180
kuat demi suami
181
Kuat demi suami
182
Syarat?
183
Syarat?
184
Syarat?
185
Syarat?
186
Syarat?
187
syarat?
188
Syarat?
189
Syarat?
190
Syarat?
191
Syarat?
192
Syarat?
193
Syarat?
194
Syarat?
195
Syarat?
196
Syarat?
197
Syarat?
198
Percaya
199
Melahirkan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!