Mengurus suami

Keesokan harinya, Anyelir sudah duduk di meja makan, padahal Larissa belum membangunkan Anyelir, itu semua terjadi karena Anyelir tidak tidur lagi setelah dia bangun jam 1 pagi untuk menghadap Devan. Larissa dan pelayan lain sudah menghidangkan sarapan di atas meja, tinggal menunggu Devan untuk turun.

“Permisi Nona Anyelir,” salah satu pelayan datang menghampiri Anyelir.

“Ada apa?” tanya Anyelir penasaran.

“Anda diminta datang ke kamar tuan,” Anyelir menautkan alisnya, dia nampak tidak percaya dengan apa yang didengarnya saat ini.

“Aku?” Anyelir kembali memastikan, dan pelayan itu masih memberikan jawaban yang sama. Anyelir pun merapihkan pakiannya, dan melangkah naik ke lantai atas menuju kamar Devan. Tangan Anyelir masih belum terayun untuk mengetuk pintu kamar Devan, karena dia nampak ragu, tapi Anyelir kembali memantapkan hatinya, dia takut kalau Devan akan marah jika dia tidak kunjung datang.

“Tuan, ini saya Anyelir,” seru Anyelir.

Pintu kamar terbuka, dan menampilkan Devan yang masih memakai handuk kimononya, “masuklah,” titah Devan, Anyelir pun melangkah dengan perlahan memasuki kamar suaminya. Warna kamar dominan abu-abu dan putih dan menambah kesan maskulin. Aroma parfum yang tercium tidak terlalu menyengat, namun membuat Anyelir mengingat aroma parfum milik Devan.

“Ada yang bisa saya bantu Tuan?” tanya Anyelir dengan sopan.

“Ambilkan pakaian untukku,” titah Devan, dan diangguki oleh Anyelir. Dia langsung mengambil setelan kemeja, dan jas beserta dasi yang dinilai cocok untuk dikenakan oleh Devan.

“Ini Tuan,” Anyelir memperlihatkan hasil pilihannya kepada Devan.

“Lumayan, tidak buruk,” Devan mengakui kalau pilihan Anyelir memang baik, “pakaikan,” titah Devan lagi. Namun kali ini Anyelir cukup terkejut, ah bukan cukup lagi bahkan sudah sangat terkejut.

“A-apa Tuan? memakaikan?” Anyelir hampir saja tidak percaya dengan pendengarannya, jadi dia mencoba memastikan kembali.

“Kenapa? tidak mau?” wajah Devan sudah berubah serius.

“Bu-bukan begitu Tuan, saya  hanya …” Anyelir bingung harus berkata apa, dia tahu dia sudah menjadi istr Devan, tapi memakaikan baju Devan? Rasanya tidak mungkin, dia teramat malu untuk melakukannya. Devan mengambil celana panjang dan juga kemejanya, dia langsung memakainya di hadapan Anyelir, namun Anyelir sigap langsung membuang mukanya dan membelakangi Devan, dia belum siap melihat semua itu, karena dia masih teramat malu.

“Sekarang pakaikan dasi dan jas ku,” titah Devan, rupanya dia sudah selesai memakai celana panjangnya dan juga kemeja, dan kini tinggal memakai dasi. Anyelir menatap Devan yang jauh lebih tinggi darinya, hal ini membuat Anyelir susah untuk memakaikan dasi pada leher Devan.

“Seem Tuan, bisa kita ke kursi panjang itu? Saya tidak sampai,” cicit Anyelir.

“Dasar pendek,” lirih Devan, yang hampir tidak didengar oleh Anyelir.

“Ada apa Tuan? anda bicara sesuatu?” tanya Anyelir, dia takut Devan membutuhkan sesuatu namun dia tidak mendengarnya dengan baik.

“Tidak, lupakan saja,” Devan sudah berdiri di depan kursi panjang, kemudian Anyelir naik ke atas kursi tersebut, dan dipasangkannya dasi itu ke leher Devan dengan hati-hati. Anyelir bersorak dalam hatinya, karena tidak sia-sia dias sering memasangkan dasi ayahnya, dia jadi tahu bagaimana cara memasang dasi yang baik dan benar.

Devan melihat penampilannya kembali lewat pantulan cermin, terlihat sudah rapih dan dia nampak puas dengan dengan hasil kerja Anyelir, setelah itu dia mengajak Anyelir untuk sarapan bersama. Anyelir nampak bingung dengan sikap Devan, yang nampak tidak mencari keberadaan Laura istri pertamanya. Dia nampak tidak perduli dengan ada atau tidaknya Laura di rumah.

“Tuan maaf mengganggu, ini ada telepon dari nyonya Laura,” pelayan membawakan telepon rumah kepada Devan, awalnya Devan agak sungkan untuk menerima panggilan telepon tersebut, karena dia malas untuk berdebat dengan Laura.

“Kemari,” Devan akhirnya mengambil alih telepon tersebut, “ada apa? katakan dengan cepat,” ujar Devan dengan dingin.

[“Dev, aku mau pulang,”]   rajuk Laura, rupanya Devan lah yang meminta Laura untuk pergi sementara dari rumah, sebagai hukuman karena dia sudah banyak protes dan membangkang.

[“Belum waktunya, aku masih menikmati masa-masa bulan madu di rumah,”] nampaknya Devan lagi-lagi menjual nama Anyelir. Mendengar perkataan Devan tentang bulan madu bersama dengan Anyelir, membuat hati Laura langsung memanas.

“Tapi Devan,” Laura hendak protes, bagaimanapun caranya dia tidak ingin berlama-lama berada di hotel tempatnya menginap, dia harus pulang ke rumah dan mengamati bagaimana kegiatan antara suami dan madunya itu.

“Jika kau terus mengeluh, maka aku akan mengirimmu ke luar negeri dengan waktu yang sangat lama,” ujar Devan mengancam, setelah dia pun menutup panggilan telepon karo malas untuk berdebat dengan Laura di pagi hari.

Anyelir hanya diam, dia tidak menanggapi sama sekali tentang pembicaran suaminya dengan istri pertama, karena Anyelir takut Devan menganggap dia penasaran dengan kehidupan Devan. Namun, akhirnya Anyelir tahu bahwa ternyata Devan yang mengirim Laura ke luar kota, jadi ini adalah alasan kenapa Devan tidak mencari Laura atau khawatir dengan Laura. Sebenarnya Anyelir juga cukup terkejut dengan pernyatan Devan yang mengatakan bahwa mereka tengah berbulan madu, Anyelir cukup kesal dengan alasan yang diberikan Devan dengan menjual namanya, karena itu akan berdampak pada hubunga dia dan Laura yang menjadi tidak akur.

“Ada yang ingin kamu tanyakan?” kali ini Devan menawarkan terlebih dahulu, tapi Anyelir nampak ragu untuk menjawab.

“Aku menawarkan untuk kamu bertanya,” ujar Devan sekali lagi. Anyelir hampir tidak percaya dengan perubahan Devan yang mendadak, padahal baru semalam dia marah-marah karena Anyelir bertanya seputar kehidupan pribadi Devan.

“Baiklah Tuan, saya ingin bertanya, kenapa Tuan mengirim kak Laura ke luar kota?” akhirnya Anyelir bertanya hal demikian, dia merasa serba salah berhadapan dengan suaminya itu.

“Bukankah saya sudah menjawab, bahwa kita sedang menikmati bulan madu?” Devan masih menjawab dengan jawaban yang sama dia berikan pada Laura.

“Bulan madu? Bukankah kita tidak melakukan apapun?” dengan bodohnya, Anyelir justru berkata demikian, yang seolah malah memancing Devan, menyadari hal itu Anyelir pun langsung menutupi mulutnya yang dia nilai terlalu berani.

Devan menautkan kedua alisnya dan menatap Anyelir dengan tatapan intens, “baiklah, kalau begitu bersiap untuk nanti malam,” ucap Devan, dan seketika detak jantung Anyelir berdegup dengan cepat.

“Ta-tapi,” Anyelir hendak mencoba meluruskan kesalah pahaman maksud perkataannya barusan, namun sepertinya Devan tidak mau menerima penjelasan Anyelir.

“Makan sarapanmu dan lekas berangkat, jangan membuat aku rugi sudah membiayai kuliah kamu,” ujar Devan dengan cepat, dia langsung menyuapkan makanan ke mulutnya. Sedangkan Anyelir diam tidak berkutik sama sekali, dia masih ingat peraturan di rumah ini, bahwa jika mereka sudah memulai acara makan, maka tidak boleh ada pembicaraan atau lain halnya. Tapi, pikiran tentang malam pertama benar-benar membuat Anyelir tidak bisa berpikir dengan tenang.

Terpopuler

Comments

Louisa Janis

Louisa Janis

bingung juga dengan Devan banyak rahasianya

2022-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 Terlilit hutang?
2 Tidak adil
3 Makan malam
4 Membalas tipis-tipis
5 Perjanjiann
6 Terus membela
7 Kabar mengejutkan
8 Pilihan sulit
9 Menjadi kedua
10 Awal mula kemewahan yang didapatkan
11 Fitnah Gita
12 Hukuman
13 Kemarahan Devan
14 Bukan wanita lemah
15 Mengurus suami
16 Perjanjian dengan Ayah
17 Rumah sakit
18 Makan siang panas
19 Memasak
20 perasaan Devan
21 Masa lalu kelam
22 Peringatan Devan
23 Bekerja dengan suami
24 Mengunjungi Ibu
25 Tidak lagi serumah
26 Berkunjung
27 Godaan istri pertama
28 Mungkinkah jatuh cinta?
29 Perasaan
30 Nama panggilan baru
31 Berhati-hatilah
32 Bahagianya Devan
33 Rencana yang gagal
34 Perhatian Devan
35 Kebohongan Devan
36 Undangan makan malam
37 Terboongkar
38 Keputusan
39 Mencari gaun
40 Dimana Ibu?
41 Akhirnya tahu
42 Kehidupan setelah menikah
43 Kejujuran Devan
44 Masih berhubungan baik
45 Membagi waktu
46 Cemburu
47 Sifat kekanakkan
48 Dihubungi Ibu mertua
49 Alasan
50 pengumuman group chat
51 Makan malam menyakitkan
52 Menahan sakit hati
53 Kerinduan Ayah
54 Datang tak terduga
55 Berbicara dengan Ayah mertua
56 pembelaan dari suami
57 Gengsi atau uang
58 Hanya sandiwara
59 Berani
60 Tragedi makan siang
61 Pembalasan
62 Pengakuan
63 Talak
64 Permintaan maaf
65 Restu
66 Menjenguk Ibu
67 Kabar bahagia
68 Rencana makan malam
69 Makan malam
70 Kabar baik
71 Parsel Buah
72 Parsel buah
73 Bukan parsel berbahaya
74 Bukan parsel berbahaya
75 Menjalankan misi bersama
76 Menjalankan misi bersama
77 Menjalankan misi bersama
78 Permintaan maaf yang gagal
79 Permintaan maaf yang gagal
80 Permintaan maaf yang gagal
81 Akhirnya, mengakui
82 Akhirnya, mengakui
83 Akhirnya, mengakui
84 Akhirnya, mengakui
85 Akhirnya, mengakui
86 Undangan makan malam 2
87 Kejujuran
88 Kejujuran
89 Cerita masa lalu
90 Cerita masa lalu
91 Permintaan istri muda
92 Permintaan istri muda
93 Tidak tahu diri!
94 Melahirkan
95 Melahirkan
96 Kabar bahagia
97 Kabar duka
98 Keras kepala
99 Keras kepala
100 Perasaan Rose
101 Perasaan Rose
102 Tertekan
103 Bercengkrama dengan Ibu
104 Bercengkrama dengan Ibu
105 Hampir saja
106 Hampir saja
107 Hampir saja
108 Akhirnya tahu
109 Menceritakan
110 Gertakan jadi kenyataan
111 Memulangkan
112 Meminta maaf
113 Membela
114 Hal tidak biasa
115 Ketusnya mertua
116 Ketusnya mertua
117 Pembalasan dari Gita
118 Hampir saja
119 Memutar balikkan fakta
120 Meminta penjelasan
121 Meminta bersabar
122 Membujuk
123 Amarah Desi
124 Nasihat ibu mertua
125 Nasihat dari Ibu mertua
126 Hubungan membaik
127 Tidak akan meninggalkan
128 Berkunjung
129 Surat dan rahasia
130 Memperkenalkan
131 Ajakan makan siang
132 Rencana keluarga Herlambang
133 Tragedi
134 Musuh?
135 Sadap suara?
136 Bantuan Devan
137 Musuh?
138 Siuman
139 Menemui
140 Tidak mau menjawab
141 Kabur
142 Gagal
143 Gagal
144 Ketahuan?
145 Ketahuan
146 Nonton Drakor?
147 Siapa dia?
148 Siapa dia?
149 Penjelasan
150 Penawaran
151 Penawaran
152 Penawaran
153 Berdebat
154 Berdebat
155 Pindah?
156 pindah?
157 Pindah?
158 Memberitahukan
159 Desi mulai was-was
160 Desi mulai was-was
161 Makan malam
162 Tamu lain
163 Tamu lain
164 Tamu lain
165 Tamu lain
166 Pengakuan
167 Pengakuan
168 Pengakuan
169 Berpisah menjadi hukuman
170 Berpisah menjadi hukuman
171 Berpisah menjadi hukuman
172 Berpisah menjadi hukuman
173 Hancur
174 Hancur
175 Hancur
176 Hancur
177 Hancur
178 Kuat demi suami
179 Kuat demi suami
180 kuat demi suami
181 Kuat demi suami
182 Syarat?
183 Syarat?
184 Syarat?
185 Syarat?
186 Syarat?
187 syarat?
188 Syarat?
189 Syarat?
190 Syarat?
191 Syarat?
192 Syarat?
193 Syarat?
194 Syarat?
195 Syarat?
196 Syarat?
197 Syarat?
198 Percaya
199 Melahirkan?
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Terlilit hutang?
2
Tidak adil
3
Makan malam
4
Membalas tipis-tipis
5
Perjanjiann
6
Terus membela
7
Kabar mengejutkan
8
Pilihan sulit
9
Menjadi kedua
10
Awal mula kemewahan yang didapatkan
11
Fitnah Gita
12
Hukuman
13
Kemarahan Devan
14
Bukan wanita lemah
15
Mengurus suami
16
Perjanjian dengan Ayah
17
Rumah sakit
18
Makan siang panas
19
Memasak
20
perasaan Devan
21
Masa lalu kelam
22
Peringatan Devan
23
Bekerja dengan suami
24
Mengunjungi Ibu
25
Tidak lagi serumah
26
Berkunjung
27
Godaan istri pertama
28
Mungkinkah jatuh cinta?
29
Perasaan
30
Nama panggilan baru
31
Berhati-hatilah
32
Bahagianya Devan
33
Rencana yang gagal
34
Perhatian Devan
35
Kebohongan Devan
36
Undangan makan malam
37
Terboongkar
38
Keputusan
39
Mencari gaun
40
Dimana Ibu?
41
Akhirnya tahu
42
Kehidupan setelah menikah
43
Kejujuran Devan
44
Masih berhubungan baik
45
Membagi waktu
46
Cemburu
47
Sifat kekanakkan
48
Dihubungi Ibu mertua
49
Alasan
50
pengumuman group chat
51
Makan malam menyakitkan
52
Menahan sakit hati
53
Kerinduan Ayah
54
Datang tak terduga
55
Berbicara dengan Ayah mertua
56
pembelaan dari suami
57
Gengsi atau uang
58
Hanya sandiwara
59
Berani
60
Tragedi makan siang
61
Pembalasan
62
Pengakuan
63
Talak
64
Permintaan maaf
65
Restu
66
Menjenguk Ibu
67
Kabar bahagia
68
Rencana makan malam
69
Makan malam
70
Kabar baik
71
Parsel Buah
72
Parsel buah
73
Bukan parsel berbahaya
74
Bukan parsel berbahaya
75
Menjalankan misi bersama
76
Menjalankan misi bersama
77
Menjalankan misi bersama
78
Permintaan maaf yang gagal
79
Permintaan maaf yang gagal
80
Permintaan maaf yang gagal
81
Akhirnya, mengakui
82
Akhirnya, mengakui
83
Akhirnya, mengakui
84
Akhirnya, mengakui
85
Akhirnya, mengakui
86
Undangan makan malam 2
87
Kejujuran
88
Kejujuran
89
Cerita masa lalu
90
Cerita masa lalu
91
Permintaan istri muda
92
Permintaan istri muda
93
Tidak tahu diri!
94
Melahirkan
95
Melahirkan
96
Kabar bahagia
97
Kabar duka
98
Keras kepala
99
Keras kepala
100
Perasaan Rose
101
Perasaan Rose
102
Tertekan
103
Bercengkrama dengan Ibu
104
Bercengkrama dengan Ibu
105
Hampir saja
106
Hampir saja
107
Hampir saja
108
Akhirnya tahu
109
Menceritakan
110
Gertakan jadi kenyataan
111
Memulangkan
112
Meminta maaf
113
Membela
114
Hal tidak biasa
115
Ketusnya mertua
116
Ketusnya mertua
117
Pembalasan dari Gita
118
Hampir saja
119
Memutar balikkan fakta
120
Meminta penjelasan
121
Meminta bersabar
122
Membujuk
123
Amarah Desi
124
Nasihat ibu mertua
125
Nasihat dari Ibu mertua
126
Hubungan membaik
127
Tidak akan meninggalkan
128
Berkunjung
129
Surat dan rahasia
130
Memperkenalkan
131
Ajakan makan siang
132
Rencana keluarga Herlambang
133
Tragedi
134
Musuh?
135
Sadap suara?
136
Bantuan Devan
137
Musuh?
138
Siuman
139
Menemui
140
Tidak mau menjawab
141
Kabur
142
Gagal
143
Gagal
144
Ketahuan?
145
Ketahuan
146
Nonton Drakor?
147
Siapa dia?
148
Siapa dia?
149
Penjelasan
150
Penawaran
151
Penawaran
152
Penawaran
153
Berdebat
154
Berdebat
155
Pindah?
156
pindah?
157
Pindah?
158
Memberitahukan
159
Desi mulai was-was
160
Desi mulai was-was
161
Makan malam
162
Tamu lain
163
Tamu lain
164
Tamu lain
165
Tamu lain
166
Pengakuan
167
Pengakuan
168
Pengakuan
169
Berpisah menjadi hukuman
170
Berpisah menjadi hukuman
171
Berpisah menjadi hukuman
172
Berpisah menjadi hukuman
173
Hancur
174
Hancur
175
Hancur
176
Hancur
177
Hancur
178
Kuat demi suami
179
Kuat demi suami
180
kuat demi suami
181
Kuat demi suami
182
Syarat?
183
Syarat?
184
Syarat?
185
Syarat?
186
Syarat?
187
syarat?
188
Syarat?
189
Syarat?
190
Syarat?
191
Syarat?
192
Syarat?
193
Syarat?
194
Syarat?
195
Syarat?
196
Syarat?
197
Syarat?
198
Percaya
199
Melahirkan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!