Memasak

Melihat bagaimana cueknya Devan kepada Della, entah kenapa membuat Anyelir tersenyum, ada rasa lega karena Devan tidak memanfaatkan Della, kalau dipikir mungkin lelaki lain malah akan senang karena digoda lebih dulu, namun nampaknya hal ini tidak berlaku pada Devan.

“Nye loe kenapa?” tanya Nabila yang melihat Anyelir tengah tersenyum sendiri.

“Nggak apa-apa,” jawab Anyelir bohong, bukan maksud untuk berbohong atau menutupi dari Nabila, namun sekarang ini bukan waktu tepat bagi Anyelir untuk mengatakan siapa sebenarnya Devan, karena saat ini suasana tengah ramai.

Jam istirahat belum selesai, tapi Anyelir dan Nabila memutuskan untuk masuk ke ruangan mereka, karena suasana di luar kantor memang cukup panas karena sinar matahari yang sedang terik-teriknya. Melihat suasana yang tengah sepi, Anyelir pun membisikkan sesuatu pada Nabila, yang membuat Nabila tentu saja terkejut bukan main.

“Hah?” Nabila hampir saja berteriak, tapi Anyelir sigap membekap mulut Nabila.

“Jangan teriak,” bisik Anyelir, dia tidak mau kalau sampai mereka berdua menjadi pusat perhatian.

“Oh sorry-sorry gue kaget banget soalnya,” ujar Nabila sambil cengengesan, “leo serius?” tanya Nabila memastikan, dan Anyelir mengangguk tanda dia mengiyakan bahwa Devan adalah suaminya.

“Kalian berdua tuh jodoh apa gimana sih, dimana-mana ketemu,” ucap Nabila meledek sahabatnya, namun Anyelir merasa ini bukan kebetulan yang baik.

“Loe kenapa kaya nggak seneng gitu?” tanya Nabila, dia bingung dengan sikap Anyelir.

“Kalau gue terus ketemu sama dia, gimana gue dapet pacarnya?” Anyelir memang tidak berharap banyak pada pernikahannya bersama Devan, karena dia berpikir mungkin saja pernikahan ini hanya bertahan sebentar. Bukankah dia hanya menjadi penebus hutang?

“Loe mikir apa sih? Loe udah nikah?” Nabila melihat situasi, dia juga berbicara dengan sangat pelan hanya mereka berdua yang mendengar.

“I know, tapi loe tahu kan status nya gimana? Dan gue nggak bisa berharap banyak, sebagai istri siri mungkin gue bakal ditinggalin, dicampakkan pada suatu saat nanti ketika Devan merasa bosan sama gue,” jawab Anyelir pasrah, mendengar cerita Anyelir, membuat Nabila merasa iba. Nabila tahu kalau sahabatnya itu cukup memiliki potensi jika berkari suatu saat nanti, namun dengan statusnya yang sekarang, apa mungkin Devan akan mengizinkan begitu saja? sedangkan Devan saja memiliki perusahaan raksasa.

“Semoga kebahagiaan akan selalu datang dalam kehidupan loe Nye, apapun itu gue berharap semoga jalan hidup loe akan lebih mulus dari apa yang loe bayangkan,” hanya kata-kata penyemangat serta doa dan harapan yang bisa Nabila ucapkan, dan semoga saja dengan begini Anyelir akan lebih semangat dalam menjalani hidup.

“Makasih ya?” Anyelir begitu terharu, dia sangat beruntung karena memiliki sahabat yang selalu ada di sisinya. Tapi, mengingat perbincangan ketika mereka berada di ruang divisi pemasaran, Anyelir kembali teringat dengan perkataan Della, soal Devan yang belum menikah, hal ini tentu saja memunculkan pertanyaan besar bagi Anyelir.

‘Devan Willson, aku harus mencari tahu,’ batin Anyelir. Sesampainya di ruangan divisi pemasaran, Anyelir duduk di tempatnya, begitu juga dengan Nabila. Anyelir menatap layar ponselnya dengan serius, karena dia tengah mencari artikel soal Devan Willson, disemua artikel yang Anyelir cari, hanya ada pemberitaan soal perusahaan dan kesuksessan Devan, hal ini membuat Anyelir mengernyit bingung.

‘Tidak ada artikel yang menampilkan soal keluarga, istri dan hal lainnya yang menyangkut hal pribadi Devan, ini semua hanya tentang bisnis. Apa jangan-jangan Devan sedetail itu menutupi tentang informasi pribadinya?’ batin Anyelir bertanya, Anyelir menaruh curiga pada semua artikel yang tidak ada sedikitpun media memberitakan seputar kehidupa pribadi Devan, dan Anyelir sangat yakin, kalau ini semua pasti karena kekuasan Devan sampai-sampai Devan bisa membungkam semua media. Dan yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa Devan sama sekali tidak mau dan sangat menutup rapat soal keluarganya, bahkan Laura sekalipun.

‘Aku harus mencari tahu sendiri, dan aku harus berhati-hati, aku tidak mau kalau ini sampai menyakiti orang lain, seperti yang terjadi waktu itu,’ rasa penasaran Anyelir semakin besar, dan itu semua menjadi tekad bulat bagi Anyelir.

**

Jam pulang kantor sudah tiba, saatnya semua karyawa pulang, termasuk Anyelir. Tapi sebelum Anyelir keluar dari ruangan, Anyelir memutuskan untuk ke toilet lebih dulu, karena ingin buang air kecil, dia pun meminta Nabila untuk lebih dulu ke tempat parkir. Setelah selesai dari toilet , Anyelir menatap dirinya lewat pantulan cermin, memastikan penampilannya masih baik, barulah Anyelir menuju ke lift, karena ruangannya yang berada di lantai 3. Tepat pada saat itu, salah satu lift terbuka dan terkejutnya Anyelir, karena di sana hanya ada Devan dan Felix. Seolah tahu, Felix langsung menahan lift.

“Masuklah, akan lama jika menunggu lift di sebelah,” titah Devan, namun Anyelir nampak ragu, sampai akhirnya Devan menarik tangan Anyelir, sampai-sampai Anyelir terjatuh dalam dekapan Devan karena terkejut. Beruntung pada saat jatuhnya Anyelir, pintu lift tertutup jadi tidak ada yang melihat kecuali Felix.

‘Nasib Cuma ngontrak di bumi,’ batin Felix.

#Anyelir Pove

Aku begitu terkejut saat aku tahu bahwa perusahaan tempat aku magang adalah perusahan milik tuan Devan, yang tidak lain suamiku sendiri, ada rasa was-was sebenarnya dalam hatiku, karena aku takut bisa timbul masalah suatu hari nanti, namun aku kembali menekan perasaank dan hanya satu yang bisa aku lakukan, jangan membuat masalah. Aku harus bisa lebih berhati-hati, dan jangan sampai mereka semua tahu bahwa taun Devan adalah suamiku.

Saat pulang kantor, aku tidak menyangka kalau aku akan bertemu dengan tuan Devan, apalagi saat ini posisi kami sangat dekat, aku tidak sengaja terjatuh dalam dekapan tuan Devan, dan saat aku menyadarinya aku langsung menarik diri sebelum ada orang lain yang melihat.

“Maafkan saya Tuan,” ujarku seraya menunduk, tapi tidak ada jawaban sama sekalai dari Tuan Devan. Aku pun berdiri di sampingnya, sebenarnya tidak cukup nyaman bagiku, karena aku takut kalau aka nada karyawan lain yang melihat. Dan benar saja, saat lift berhenti di lantai bawah, pintu lift terbuka, masih ada beberapa karyawan rupanya namun, dan juga satpam.

“Loh kamu anak magang?” satpam yang berjaga langsung menghampiriku.

“I-iya Pak, ada apa ya?” tanyaku bingung.

“Ini lift khusus untuk Pak Devan dan juga tamu, sedangkan lift untuk karyawan ada di sini,” aku mendengarkan dengan seksama penjelasan dari satpam.

“Tidak apa-apa,” tuan Devan keluar dari lift bersama asisten Felix, membuat satpam tadi langsung membungkuk hormat.

“Saya yang mengajaknya, karena saya lihat lift penuh dan dia menunggu cukup lama,” jelas tuan Devan, dia  pun melangkah bersama asisten Felix, mendahuluiku. Aku menatap punggungnya yang mulai menjauh, entah kenapa dengan begini aku jadi sadar, kalau aku dan tuan Devan memang berbeda. Banyak hal yang aku tidak tahu tentang dirinya, dan nampaknya tuan Devan juga berusaha untuk menutupinya dariku. Mungkin karena aku istri siri, jadi menurut tuan Devan aku tidak berhak ikut andil mencampuri urusan pribadinya, ya kalau dipikir-pikir hubungan pernikahan ini memang hanya untuk menjamin perusahaan ayah agar bisa terbebas dari kebangkrutan.

Aku melajukan kendaraanku untuk pulang ke rumah, mala mini aku ingin memasak makanan yang sangat ingin aku rindukan, yaitu seblak. Jangan heran, aku memang sangat menyukai makanan yang sering orang sebut kerupuku direndam, tapi menurutku seblak memiliki cita rasa sendiri, yaitu pedas. Aku berpikir, mumpung tuan Devan tidak di rumahkan? Dan benar dugaanku, saat aku memarikirkan mobil, aku tidak melihat adanya mobil tuan Devan di rumah, aku jadi semakin semangat untuk memasak. Aku melangkahkan kaki dengan sangat ringan menuju dapur, awalnya tentu saja Larissa sangat menentang keras, tapi aku meyakinkan Larissa bahwa aku tidak akan membuat dapur kacau.

“Bukan begitu maksud saya Nona, tapi saya di sini sebagai penanggung jawab segala kebutuhan Nona, jikalaupun ada yang ingin Nona makan, maka Nona bisa memintanya pada saya,” ujar Larissa.

Aku mencoba berpikir sebentar, “bagaimana kalau begini, aku memasak dan kamu membantuku,” ujarku memberikan ide, rasanya berdebat dengan Larissa tidak akan menang.

Terpopuler

Comments

Louisa Janis

Louisa Janis

lucu aja nonamu Larissa mau makan seblak

2022-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 Terlilit hutang?
2 Tidak adil
3 Makan malam
4 Membalas tipis-tipis
5 Perjanjiann
6 Terus membela
7 Kabar mengejutkan
8 Pilihan sulit
9 Menjadi kedua
10 Awal mula kemewahan yang didapatkan
11 Fitnah Gita
12 Hukuman
13 Kemarahan Devan
14 Bukan wanita lemah
15 Mengurus suami
16 Perjanjian dengan Ayah
17 Rumah sakit
18 Makan siang panas
19 Memasak
20 perasaan Devan
21 Masa lalu kelam
22 Peringatan Devan
23 Bekerja dengan suami
24 Mengunjungi Ibu
25 Tidak lagi serumah
26 Berkunjung
27 Godaan istri pertama
28 Mungkinkah jatuh cinta?
29 Perasaan
30 Nama panggilan baru
31 Berhati-hatilah
32 Bahagianya Devan
33 Rencana yang gagal
34 Perhatian Devan
35 Kebohongan Devan
36 Undangan makan malam
37 Terboongkar
38 Keputusan
39 Mencari gaun
40 Dimana Ibu?
41 Akhirnya tahu
42 Kehidupan setelah menikah
43 Kejujuran Devan
44 Masih berhubungan baik
45 Membagi waktu
46 Cemburu
47 Sifat kekanakkan
48 Dihubungi Ibu mertua
49 Alasan
50 pengumuman group chat
51 Makan malam menyakitkan
52 Menahan sakit hati
53 Kerinduan Ayah
54 Datang tak terduga
55 Berbicara dengan Ayah mertua
56 pembelaan dari suami
57 Gengsi atau uang
58 Hanya sandiwara
59 Berani
60 Tragedi makan siang
61 Pembalasan
62 Pengakuan
63 Talak
64 Permintaan maaf
65 Restu
66 Menjenguk Ibu
67 Kabar bahagia
68 Rencana makan malam
69 Makan malam
70 Kabar baik
71 Parsel Buah
72 Parsel buah
73 Bukan parsel berbahaya
74 Bukan parsel berbahaya
75 Menjalankan misi bersama
76 Menjalankan misi bersama
77 Menjalankan misi bersama
78 Permintaan maaf yang gagal
79 Permintaan maaf yang gagal
80 Permintaan maaf yang gagal
81 Akhirnya, mengakui
82 Akhirnya, mengakui
83 Akhirnya, mengakui
84 Akhirnya, mengakui
85 Akhirnya, mengakui
86 Undangan makan malam 2
87 Kejujuran
88 Kejujuran
89 Cerita masa lalu
90 Cerita masa lalu
91 Permintaan istri muda
92 Permintaan istri muda
93 Tidak tahu diri!
94 Melahirkan
95 Melahirkan
96 Kabar bahagia
97 Kabar duka
98 Keras kepala
99 Keras kepala
100 Perasaan Rose
101 Perasaan Rose
102 Tertekan
103 Bercengkrama dengan Ibu
104 Bercengkrama dengan Ibu
105 Hampir saja
106 Hampir saja
107 Hampir saja
108 Akhirnya tahu
109 Menceritakan
110 Gertakan jadi kenyataan
111 Memulangkan
112 Meminta maaf
113 Membela
114 Hal tidak biasa
115 Ketusnya mertua
116 Ketusnya mertua
117 Pembalasan dari Gita
118 Hampir saja
119 Memutar balikkan fakta
120 Meminta penjelasan
121 Meminta bersabar
122 Membujuk
123 Amarah Desi
124 Nasihat ibu mertua
125 Nasihat dari Ibu mertua
126 Hubungan membaik
127 Tidak akan meninggalkan
128 Berkunjung
129 Surat dan rahasia
130 Memperkenalkan
131 Ajakan makan siang
132 Rencana keluarga Herlambang
133 Tragedi
134 Musuh?
135 Sadap suara?
136 Bantuan Devan
137 Musuh?
138 Siuman
139 Menemui
140 Tidak mau menjawab
141 Kabur
142 Gagal
143 Gagal
144 Ketahuan?
145 Ketahuan
146 Nonton Drakor?
147 Siapa dia?
148 Siapa dia?
149 Penjelasan
150 Penawaran
151 Penawaran
152 Penawaran
153 Berdebat
154 Berdebat
155 Pindah?
156 pindah?
157 Pindah?
158 Memberitahukan
159 Desi mulai was-was
160 Desi mulai was-was
161 Makan malam
162 Tamu lain
163 Tamu lain
164 Tamu lain
165 Tamu lain
166 Pengakuan
167 Pengakuan
168 Pengakuan
169 Berpisah menjadi hukuman
170 Berpisah menjadi hukuman
171 Berpisah menjadi hukuman
172 Berpisah menjadi hukuman
173 Hancur
174 Hancur
175 Hancur
176 Hancur
177 Hancur
178 Kuat demi suami
179 Kuat demi suami
180 kuat demi suami
181 Kuat demi suami
182 Syarat?
183 Syarat?
184 Syarat?
185 Syarat?
186 Syarat?
187 syarat?
188 Syarat?
189 Syarat?
190 Syarat?
191 Syarat?
192 Syarat?
193 Syarat?
194 Syarat?
195 Syarat?
196 Syarat?
197 Syarat?
198 Percaya
199 Melahirkan?
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Terlilit hutang?
2
Tidak adil
3
Makan malam
4
Membalas tipis-tipis
5
Perjanjiann
6
Terus membela
7
Kabar mengejutkan
8
Pilihan sulit
9
Menjadi kedua
10
Awal mula kemewahan yang didapatkan
11
Fitnah Gita
12
Hukuman
13
Kemarahan Devan
14
Bukan wanita lemah
15
Mengurus suami
16
Perjanjian dengan Ayah
17
Rumah sakit
18
Makan siang panas
19
Memasak
20
perasaan Devan
21
Masa lalu kelam
22
Peringatan Devan
23
Bekerja dengan suami
24
Mengunjungi Ibu
25
Tidak lagi serumah
26
Berkunjung
27
Godaan istri pertama
28
Mungkinkah jatuh cinta?
29
Perasaan
30
Nama panggilan baru
31
Berhati-hatilah
32
Bahagianya Devan
33
Rencana yang gagal
34
Perhatian Devan
35
Kebohongan Devan
36
Undangan makan malam
37
Terboongkar
38
Keputusan
39
Mencari gaun
40
Dimana Ibu?
41
Akhirnya tahu
42
Kehidupan setelah menikah
43
Kejujuran Devan
44
Masih berhubungan baik
45
Membagi waktu
46
Cemburu
47
Sifat kekanakkan
48
Dihubungi Ibu mertua
49
Alasan
50
pengumuman group chat
51
Makan malam menyakitkan
52
Menahan sakit hati
53
Kerinduan Ayah
54
Datang tak terduga
55
Berbicara dengan Ayah mertua
56
pembelaan dari suami
57
Gengsi atau uang
58
Hanya sandiwara
59
Berani
60
Tragedi makan siang
61
Pembalasan
62
Pengakuan
63
Talak
64
Permintaan maaf
65
Restu
66
Menjenguk Ibu
67
Kabar bahagia
68
Rencana makan malam
69
Makan malam
70
Kabar baik
71
Parsel Buah
72
Parsel buah
73
Bukan parsel berbahaya
74
Bukan parsel berbahaya
75
Menjalankan misi bersama
76
Menjalankan misi bersama
77
Menjalankan misi bersama
78
Permintaan maaf yang gagal
79
Permintaan maaf yang gagal
80
Permintaan maaf yang gagal
81
Akhirnya, mengakui
82
Akhirnya, mengakui
83
Akhirnya, mengakui
84
Akhirnya, mengakui
85
Akhirnya, mengakui
86
Undangan makan malam 2
87
Kejujuran
88
Kejujuran
89
Cerita masa lalu
90
Cerita masa lalu
91
Permintaan istri muda
92
Permintaan istri muda
93
Tidak tahu diri!
94
Melahirkan
95
Melahirkan
96
Kabar bahagia
97
Kabar duka
98
Keras kepala
99
Keras kepala
100
Perasaan Rose
101
Perasaan Rose
102
Tertekan
103
Bercengkrama dengan Ibu
104
Bercengkrama dengan Ibu
105
Hampir saja
106
Hampir saja
107
Hampir saja
108
Akhirnya tahu
109
Menceritakan
110
Gertakan jadi kenyataan
111
Memulangkan
112
Meminta maaf
113
Membela
114
Hal tidak biasa
115
Ketusnya mertua
116
Ketusnya mertua
117
Pembalasan dari Gita
118
Hampir saja
119
Memutar balikkan fakta
120
Meminta penjelasan
121
Meminta bersabar
122
Membujuk
123
Amarah Desi
124
Nasihat ibu mertua
125
Nasihat dari Ibu mertua
126
Hubungan membaik
127
Tidak akan meninggalkan
128
Berkunjung
129
Surat dan rahasia
130
Memperkenalkan
131
Ajakan makan siang
132
Rencana keluarga Herlambang
133
Tragedi
134
Musuh?
135
Sadap suara?
136
Bantuan Devan
137
Musuh?
138
Siuman
139
Menemui
140
Tidak mau menjawab
141
Kabur
142
Gagal
143
Gagal
144
Ketahuan?
145
Ketahuan
146
Nonton Drakor?
147
Siapa dia?
148
Siapa dia?
149
Penjelasan
150
Penawaran
151
Penawaran
152
Penawaran
153
Berdebat
154
Berdebat
155
Pindah?
156
pindah?
157
Pindah?
158
Memberitahukan
159
Desi mulai was-was
160
Desi mulai was-was
161
Makan malam
162
Tamu lain
163
Tamu lain
164
Tamu lain
165
Tamu lain
166
Pengakuan
167
Pengakuan
168
Pengakuan
169
Berpisah menjadi hukuman
170
Berpisah menjadi hukuman
171
Berpisah menjadi hukuman
172
Berpisah menjadi hukuman
173
Hancur
174
Hancur
175
Hancur
176
Hancur
177
Hancur
178
Kuat demi suami
179
Kuat demi suami
180
kuat demi suami
181
Kuat demi suami
182
Syarat?
183
Syarat?
184
Syarat?
185
Syarat?
186
Syarat?
187
syarat?
188
Syarat?
189
Syarat?
190
Syarat?
191
Syarat?
192
Syarat?
193
Syarat?
194
Syarat?
195
Syarat?
196
Syarat?
197
Syarat?
198
Percaya
199
Melahirkan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!