Terus membela

Selesai pergi belanja dengan sahabat-sahabtku, aku memutuskan untuk pulang karena memang sudah jam 5 sore. Padahal tadi aku merasa baru masuk sebentar ke pusat perbelanjaan, tapi ternyata kami sudah menghabiskan waktu ssekitar 3 ½ jam disana. Aku memarkirkan mobil milik kak Gita digarasi, tapi mataku menyipit kala aku melihat motor yang sangat aku kenal, yaitu Arman.

‘Ternyata Arman disini?’ batinku, aku melangkah memasuki rumah.

“Asslammualaikum,” tidak ada yang menjawab salamku, karena hanya terdengar suara gelak tawa dari Ibu. Aku menatap Ibu, Armand an kak Gita yang tengah mengobrol bersama, melihat kakraban mereka entah kenapa hatiku merasa sangat sakit, aku tidak cemburu sama sekali dengan kedekatan Arman dan kak Gita, hanya saja aku kecewa dengan ibu, jelas-jelas ibu tahu kalau Arman waktu itu masih menjadi kekasihku dan direbut oleh kak Gita. Tapi ibu tidak melakukan apapun bahkan terkesan lebih membela kak Gita. Rupanya tempatku dihati ibu sudah benar-benar tergantikan oleh kak Gita.

Aku terus melangkah menuju kamarku, malas rasanya menyapa mereka. Yang ada nanti aku hanya akan diceramahi panjang lebar. Saat aku hendak masuk ke dalam kamar mandi, aku mendengar suara ketukan pintu di kamarku yang cukup keras.

“Anyelir !!!” itu adalah suara kak Gita, aku yakin dia ingin meminta kunci mobilnya.

“Nih,” aku membuka pintu kamar dan langsung memberikan kunci mobilnya, “makasih ya,” ujarku dan

hendak menutup pintu kembali,

“Tunggu!” cegah kak Gita, membuat aku memutar bola mataku malas.

“Apalagi?” tanyaku dengan malas.

Kak Gita bersedekap dada, “mulai ngelunjak loe yah,” ujar kak Gita, dia pastinya tidak suka dengan sikapku sekarang yang nampak mulai berani dengannya.

“Kenapa?” aku menatap kak Gita dengan berani.

“Anyelir!” terdengar suara lantang ibu yang baru saja datang, aku sudah bisa menebak apa yang akan terjadi berikutnya.

“Jangan lancang kamu! hormat sedikit dengan kakak kamu!”  hardik ibu, bisa aku lihat senyum smirk kak Gita, dan dia sudah merasa menang sekarang.

“Hormat sedikit? Selama ini aku sudah bersikap baik dan sopan ya Bu sama kak Gita, tapi apa? dia nggak pernah menghargai aku sedikitpun, bahkan Ibu selalu terkesan selalu membelanya!” seruku.

“Kamu…”

“Ada apa ini?” Ayah yang beru saja pulang kerja nampaknya mendengar suara kebisingan dari kamarku, dan membuatnya datang untuk mengecek.

‘Kali ini, akan aku perlihatkan bagaimana aku membalas kalian,’ batinku kesal, aku langsung berlari mendekati Ayah dan memeluknya manja mencoba mengadu pada Ayah apa yang sudah mereka lakukan.

“Ayah ... ibu dan kakak memerahiku,” aku memperlihatkan wajah sendu ku.

“Apa? mereka memarahi kamu?” tanya Ayah.

“Iya Ayah, aku takut Ibu menamparku lagi seperti waktu itu…”

“Benar Rose? Kamu pernah menampar Anye?” tanya Ayah dengan nada marah.

“Ahh itu … mas aku bisa jelaskan,” Ibu nampak takut dengan tatapan Ayah, perkataannya pun mulai terbata. Karena Ayah memang paling tidak suka jikalau ada yang bermain tangan dengan putri-putrinya.

“Tidak ada penjelasan!” jelas Ayah.

“Mereka tidak akan lagi mengganggumu Anye … kalau mereka berani melakukan itu, maka mereka akan langsung berhadapan dengan Ayah,” ujar Ayah meyakinkan aku.

Dapat aku lihat bagaimana kak Gita dan Ibu sama-sama tertunduk mendengar ancaman dari Ayah, bukannya aku ingin mberbuat jahat atau ingin membalas semua perbuatan buruk ku pada mereka selama ini, hanya saja aku ingin bisa dianggap di rumah ini. Aku memang ada di hadapan Ibu, tapi perasaan ku sering diabaikan olehnya, dan itu membuat aku sedih.

Author pove

Devan tersenyum, kala dia melihat tandatangan milik Anyelir yang sudah dibubuhkan diatas kertas perjanjian yang dibuat olehnya, Devan berpikir rupanya tidak sulit untuk bisa mengendalikan wanita itu ditangannya.

“Bagaimana tuan?” tanya Felix menunggu titah selanjutnya.

“Surat perjanjian sudah ada ditangan, sudah ada tanda tangannya juga. Aku yakin, dia tidak akan melakukan hal yang merugikan keluarganya,’ ujar Devan masih terus menatap surat perjanjian itu.

“Mulai lakukan rencana selanjutnya, bantu perusahaan Agam Soedrajat dan hubungi dia,” titah Devan.

“Baik tuan,” Felix segera melakukan perintah dari Devan.

Agam yang tengah memberikan ultimatum untuk istri dan juga putri sulungnya, mengatur napasnya kala dia melihat nomor telepon milik Felix yang tidak lain asisten pribadi Devan. Perasaan Agam mulai was-was dia takut kalau ada kesalahan yang dilakukan oleh Anyelir dan akan membuat Devan mengurungkan niatnya untuk membantumperusahaannya.

[“Selamat sore tuan Felix?”] ujar Agam menyapa.

[“Sore pak Agam, saya mendapat perintah dari tuan Devan untuk menghubungi anda, bahwa mulai besok orang

kepercayaan tuan Devan akan mulai melakukan pekerjaannya di perusahaan anda, dan kami akan melakukan sesuai perjanjian,”] ujar Felix. Agam cukup tahu dengan arah pembicaraan dari Felix, tapi ada hal yang membuat Agam bingung, seharusnya hal ini dilakukan setelah Devan dan Anyelir resmi menikah nanti.

[“Tuan, tolong sampaikan terimakasih banyak atas bantuan yang diberikan oleh tuan Devan, saya sangat berhutang budi. Tapi tuan, bukankah diperjanjian, tuan Devan mau membantu saya ketika pernikahan sudah terjadi?”] Agam memberanikan diri untuk bertanya.

[“Nona Anyelir sudah menandatangani surat perjanjian diatas materai, bahwa dia bersedia menikah dengan tuan Devan, dan menurut tuan Devan itu sudah lebih dari cukup. Hanya itu yang bisa saya sampaikan, selamat sore.”]

[“Oh iya, terimakasih tuan Felix, selamat sore.”] akhirnya panggilan telepon berakhir. Agam begitu lega mendengar kabar yang baru saja didengarnya, dia tidak menyangka kalau Devan akan secepat itu membantunya, dan itu berkat Anyelir.

“Ada apa Yah?” Gita mencoba memberanikan diri untuk bertanya, dia berharap Ayahnya sudah lupa akan amarahnya tadi.

“Hari ini, kita mendapatkan kabar baik, dan itu berkat Anyelir,” jawab Agam seraya tersenyum, hal ini membuat Gita memutar bola matanya malas karena dia mendengar kata-kata pujian untuk Anyelir.

“Rose, untuk menu makan malam, masak makanan kesukaan Anyelir,” titah Agam.

“Tapi …” Rose hendak membantah, tapi langsung mendapatkan tatapan ultimatum dari Agam yang membuat

Rose kembali menunduk.

“Aku tidak mau, kalau kalian kembali membuat masalah dengan Anyelir, ingat! Kalian masih bisa hidup mewah berkat Anyelir,” Agam kembali mengingatkan bahwa keadaan mereka masih baik-baik saja karena Anyelir. Setelah mengatakan itu, Agam pun melangkahkan kaki menuju kamarnya meninggalkan Rose dan Gita masih terdiam satu sama lain.

“Gita … ibu minta maaf,” nada bicara Rose terdengar sangat halus.

“Maaf? Atas semua yang sudah terjadi kamu minta maaf? Nggak akan!” Gita meninggalkan Rose yang masih menunduk dalam, semua jerih payahnya untuk bisa mengambil hati Gita yang tidak lain putri sambungnya, samuanya hancur karena perlakuan Anyelir beberapa hari ini yang membuat Gita marah baik pada Anyelir maupun Rose.

Terpopuler

Comments

Astrid Ratnaningrum

Astrid Ratnaningrum

ibu rose...ibu model apa ini😓

2022-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 Terlilit hutang?
2 Tidak adil
3 Makan malam
4 Membalas tipis-tipis
5 Perjanjiann
6 Terus membela
7 Kabar mengejutkan
8 Pilihan sulit
9 Menjadi kedua
10 Awal mula kemewahan yang didapatkan
11 Fitnah Gita
12 Hukuman
13 Kemarahan Devan
14 Bukan wanita lemah
15 Mengurus suami
16 Perjanjian dengan Ayah
17 Rumah sakit
18 Makan siang panas
19 Memasak
20 perasaan Devan
21 Masa lalu kelam
22 Peringatan Devan
23 Bekerja dengan suami
24 Mengunjungi Ibu
25 Tidak lagi serumah
26 Berkunjung
27 Godaan istri pertama
28 Mungkinkah jatuh cinta?
29 Perasaan
30 Nama panggilan baru
31 Berhati-hatilah
32 Bahagianya Devan
33 Rencana yang gagal
34 Perhatian Devan
35 Kebohongan Devan
36 Undangan makan malam
37 Terboongkar
38 Keputusan
39 Mencari gaun
40 Dimana Ibu?
41 Akhirnya tahu
42 Kehidupan setelah menikah
43 Kejujuran Devan
44 Masih berhubungan baik
45 Membagi waktu
46 Cemburu
47 Sifat kekanakkan
48 Dihubungi Ibu mertua
49 Alasan
50 pengumuman group chat
51 Makan malam menyakitkan
52 Menahan sakit hati
53 Kerinduan Ayah
54 Datang tak terduga
55 Berbicara dengan Ayah mertua
56 pembelaan dari suami
57 Gengsi atau uang
58 Hanya sandiwara
59 Berani
60 Tragedi makan siang
61 Pembalasan
62 Pengakuan
63 Talak
64 Permintaan maaf
65 Restu
66 Menjenguk Ibu
67 Kabar bahagia
68 Rencana makan malam
69 Makan malam
70 Kabar baik
71 Parsel Buah
72 Parsel buah
73 Bukan parsel berbahaya
74 Bukan parsel berbahaya
75 Menjalankan misi bersama
76 Menjalankan misi bersama
77 Menjalankan misi bersama
78 Permintaan maaf yang gagal
79 Permintaan maaf yang gagal
80 Permintaan maaf yang gagal
81 Akhirnya, mengakui
82 Akhirnya, mengakui
83 Akhirnya, mengakui
84 Akhirnya, mengakui
85 Akhirnya, mengakui
86 Undangan makan malam 2
87 Kejujuran
88 Kejujuran
89 Cerita masa lalu
90 Cerita masa lalu
91 Permintaan istri muda
92 Permintaan istri muda
93 Tidak tahu diri!
94 Melahirkan
95 Melahirkan
96 Kabar bahagia
97 Kabar duka
98 Keras kepala
99 Keras kepala
100 Perasaan Rose
101 Perasaan Rose
102 Tertekan
103 Bercengkrama dengan Ibu
104 Bercengkrama dengan Ibu
105 Hampir saja
106 Hampir saja
107 Hampir saja
108 Akhirnya tahu
109 Menceritakan
110 Gertakan jadi kenyataan
111 Memulangkan
112 Meminta maaf
113 Membela
114 Hal tidak biasa
115 Ketusnya mertua
116 Ketusnya mertua
117 Pembalasan dari Gita
118 Hampir saja
119 Memutar balikkan fakta
120 Meminta penjelasan
121 Meminta bersabar
122 Membujuk
123 Amarah Desi
124 Nasihat ibu mertua
125 Nasihat dari Ibu mertua
126 Hubungan membaik
127 Tidak akan meninggalkan
128 Berkunjung
129 Surat dan rahasia
130 Memperkenalkan
131 Ajakan makan siang
132 Rencana keluarga Herlambang
133 Tragedi
134 Musuh?
135 Sadap suara?
136 Bantuan Devan
137 Musuh?
138 Siuman
139 Menemui
140 Tidak mau menjawab
141 Kabur
142 Gagal
143 Gagal
144 Ketahuan?
145 Ketahuan
146 Nonton Drakor?
147 Siapa dia?
148 Siapa dia?
149 Penjelasan
150 Penawaran
151 Penawaran
152 Penawaran
153 Berdebat
154 Berdebat
155 Pindah?
156 pindah?
157 Pindah?
158 Memberitahukan
159 Desi mulai was-was
160 Desi mulai was-was
161 Makan malam
162 Tamu lain
163 Tamu lain
164 Tamu lain
165 Tamu lain
166 Pengakuan
167 Pengakuan
168 Pengakuan
169 Berpisah menjadi hukuman
170 Berpisah menjadi hukuman
171 Berpisah menjadi hukuman
172 Berpisah menjadi hukuman
173 Hancur
174 Hancur
175 Hancur
176 Hancur
177 Hancur
178 Kuat demi suami
179 Kuat demi suami
180 kuat demi suami
181 Kuat demi suami
182 Syarat?
183 Syarat?
184 Syarat?
185 Syarat?
186 Syarat?
187 syarat?
188 Syarat?
189 Syarat?
190 Syarat?
191 Syarat?
192 Syarat?
193 Syarat?
194 Syarat?
195 Syarat?
196 Syarat?
197 Syarat?
198 Percaya
199 Melahirkan?
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Terlilit hutang?
2
Tidak adil
3
Makan malam
4
Membalas tipis-tipis
5
Perjanjiann
6
Terus membela
7
Kabar mengejutkan
8
Pilihan sulit
9
Menjadi kedua
10
Awal mula kemewahan yang didapatkan
11
Fitnah Gita
12
Hukuman
13
Kemarahan Devan
14
Bukan wanita lemah
15
Mengurus suami
16
Perjanjian dengan Ayah
17
Rumah sakit
18
Makan siang panas
19
Memasak
20
perasaan Devan
21
Masa lalu kelam
22
Peringatan Devan
23
Bekerja dengan suami
24
Mengunjungi Ibu
25
Tidak lagi serumah
26
Berkunjung
27
Godaan istri pertama
28
Mungkinkah jatuh cinta?
29
Perasaan
30
Nama panggilan baru
31
Berhati-hatilah
32
Bahagianya Devan
33
Rencana yang gagal
34
Perhatian Devan
35
Kebohongan Devan
36
Undangan makan malam
37
Terboongkar
38
Keputusan
39
Mencari gaun
40
Dimana Ibu?
41
Akhirnya tahu
42
Kehidupan setelah menikah
43
Kejujuran Devan
44
Masih berhubungan baik
45
Membagi waktu
46
Cemburu
47
Sifat kekanakkan
48
Dihubungi Ibu mertua
49
Alasan
50
pengumuman group chat
51
Makan malam menyakitkan
52
Menahan sakit hati
53
Kerinduan Ayah
54
Datang tak terduga
55
Berbicara dengan Ayah mertua
56
pembelaan dari suami
57
Gengsi atau uang
58
Hanya sandiwara
59
Berani
60
Tragedi makan siang
61
Pembalasan
62
Pengakuan
63
Talak
64
Permintaan maaf
65
Restu
66
Menjenguk Ibu
67
Kabar bahagia
68
Rencana makan malam
69
Makan malam
70
Kabar baik
71
Parsel Buah
72
Parsel buah
73
Bukan parsel berbahaya
74
Bukan parsel berbahaya
75
Menjalankan misi bersama
76
Menjalankan misi bersama
77
Menjalankan misi bersama
78
Permintaan maaf yang gagal
79
Permintaan maaf yang gagal
80
Permintaan maaf yang gagal
81
Akhirnya, mengakui
82
Akhirnya, mengakui
83
Akhirnya, mengakui
84
Akhirnya, mengakui
85
Akhirnya, mengakui
86
Undangan makan malam 2
87
Kejujuran
88
Kejujuran
89
Cerita masa lalu
90
Cerita masa lalu
91
Permintaan istri muda
92
Permintaan istri muda
93
Tidak tahu diri!
94
Melahirkan
95
Melahirkan
96
Kabar bahagia
97
Kabar duka
98
Keras kepala
99
Keras kepala
100
Perasaan Rose
101
Perasaan Rose
102
Tertekan
103
Bercengkrama dengan Ibu
104
Bercengkrama dengan Ibu
105
Hampir saja
106
Hampir saja
107
Hampir saja
108
Akhirnya tahu
109
Menceritakan
110
Gertakan jadi kenyataan
111
Memulangkan
112
Meminta maaf
113
Membela
114
Hal tidak biasa
115
Ketusnya mertua
116
Ketusnya mertua
117
Pembalasan dari Gita
118
Hampir saja
119
Memutar balikkan fakta
120
Meminta penjelasan
121
Meminta bersabar
122
Membujuk
123
Amarah Desi
124
Nasihat ibu mertua
125
Nasihat dari Ibu mertua
126
Hubungan membaik
127
Tidak akan meninggalkan
128
Berkunjung
129
Surat dan rahasia
130
Memperkenalkan
131
Ajakan makan siang
132
Rencana keluarga Herlambang
133
Tragedi
134
Musuh?
135
Sadap suara?
136
Bantuan Devan
137
Musuh?
138
Siuman
139
Menemui
140
Tidak mau menjawab
141
Kabur
142
Gagal
143
Gagal
144
Ketahuan?
145
Ketahuan
146
Nonton Drakor?
147
Siapa dia?
148
Siapa dia?
149
Penjelasan
150
Penawaran
151
Penawaran
152
Penawaran
153
Berdebat
154
Berdebat
155
Pindah?
156
pindah?
157
Pindah?
158
Memberitahukan
159
Desi mulai was-was
160
Desi mulai was-was
161
Makan malam
162
Tamu lain
163
Tamu lain
164
Tamu lain
165
Tamu lain
166
Pengakuan
167
Pengakuan
168
Pengakuan
169
Berpisah menjadi hukuman
170
Berpisah menjadi hukuman
171
Berpisah menjadi hukuman
172
Berpisah menjadi hukuman
173
Hancur
174
Hancur
175
Hancur
176
Hancur
177
Hancur
178
Kuat demi suami
179
Kuat demi suami
180
kuat demi suami
181
Kuat demi suami
182
Syarat?
183
Syarat?
184
Syarat?
185
Syarat?
186
Syarat?
187
syarat?
188
Syarat?
189
Syarat?
190
Syarat?
191
Syarat?
192
Syarat?
193
Syarat?
194
Syarat?
195
Syarat?
196
Syarat?
197
Syarat?
198
Percaya
199
Melahirkan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!