Makan malam

Malam ini kami semua sudah duduk ditempat masing-masing, saat aku keluar dari kamar karena dipanggil oleh Ibu,  aku melihat dua orang lelaki asing, dan salah satunya tengah bercengkrama dengan

Ayah.

‘Yang mana calon suamiku?’ batin  ku. Kemudian aku diajak duduk oleh Ayah.

“Ini wanita yang akan menikah dengan ku?” tanya seorang pria yang tadi tengah berbincang dengan Ayah.

Dari cara bicaranya, pria itu terlihat angkuh dan sombong, aku tidak menyangka akan menikah dengan lelaki sepertinya.

“Benar tuan, namayan Anyelir,” dengan sopan Ayah

menjawab pertanyaan lelaki itu, yang kutafsir berusia 26 tahu, bertubuh tegap dan tinggi.

“Apa kelebihannya sampai kau menawarkan dia sebagai jaminan hutang mu?” kata-kata lelaki itu sungguh menyinggung perasaan ku, apa katanya? Aku penebus hutang? Ingin sekali aku melawan, tapi melihat bagaimana

Ayah yang berbicara dengan takut-takut kepada pria itu, aku yakin pria

dihadapanku ini bukanlah orang sembarangan.

“Eemmm, saya jamin tuan, putri saya ini akan sangat menurut kepada tuan dan tidak banyak bertingkah seperti yang tuan mau,” jawab Ayah meyakinkan. Aku merasa seperti barang dagangan yang tengah ditawarkan, dan malam ini orangtuaku sendiri yang menjatuhkan harga diriku.

“Baiklah, aku tidak mau bertele-tele, satu minggu lagi pernikahan akan segera digelar,” lelaki itu memutuskan secara sepihak, dan tentunya kedua orangtuaku hanya mengangguk patuh. Tapi, setelah mengatakan hal itu, dia langsung pergi begitu saja dengan lelaki yang ditengarai adalah asisten pribadinya. Padahal, Ibu sudah memasak cukup banyak karena berpikir mungkin akan makan malam bersama.

Aku hendak melangkah meninggalkan kedua orangtuaku, karena aku merasa tidak ada lagi yang akan kami bicarakan. Semuanya sudah sangat jelas, bahwa satu minggu lagi aku akan angkat kaki dari rumah ini dan

menyandang status istri? Istri? Aku bahkan tidak pernah membayangkan kalau aku akan menikah diusia muda, yaitu 22 tahun.

“Anyelir,” suara lirih Ayah memanggilku, membuat ku memutar tubuh dan menjawab panggilannya.

“Ada apa Yah?” tanyaku dengan lembut.

“Bisa kita bicara Nak?” dari nada suaranya, sangat nampak kalau Ayah ingin berbicara tentang pernikahanku nanti, akhirnya aku putuskan untuk kembali duduk berhadapan dengan Ayah, sedangkan Ibu sudah masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya.

“Ayah ingin bicara apa?” tukasku setelah aku duduk berhadapan dengan Ayah.

Nampak Ayah menghela napasnya berat, “Ayah tahu, mungkin kamu merasa marah dan kecewa dengan semua yang terjadi Nak, tapi Ayahpribadi juga ingin meminta maaf serta mengucapkan terimakasih atas pengorbanan

kamu untuk keluarga kita,” kata-kata Ayah terdengar tulus, hingga aku hanya mampu terdiam untuk mendengarkannya.

“Ayah akan terima kalau kamu akan membenci Ayah, itu wajar karena mungkin kamu belum siap dengan semua ini, tapi Ayah tidak punya pilihan lain Nak. Tuan Devan sudah banyak membantu Ayah, dan sekarang perusahaan Ayah benar-benar diambang kehancuran, dan tuan Devan adalah satu-satunya orang yang bisa membantu Ayah. Tapi, tuan Devan memberikan syarat, supaya Ayah memberikan jaminan, dan jaminannya adalah pernikahan,” aku sempat menutup mataku saat Ayah mencoba menjelaskan semuanya, entah kenapa ada gemuruh

yang bergejolak dalam dadaku, rupanya aku belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan bahwa pernikahan ini hanyalah penebus hutang.

“Sudahlah Yah, tidak perlu dilanjutkan … toh semua sudah terjadi,” pungkasku, aku tidak mau lagi mendengar penjelasan Ayah yang nantinya hanya akan membuat hatiku semakin pedih.

“Baiklah Nak,” Ayah pun mengangguk paham, nampaknya Ayah mulai mengerti perasaan ku kini, atau mungkin dia hanya ingin menjaga perasaan ku agar tidak merubah keputusan.

“Tapi apa ada yang kamu inginkan Nak?” tanya Ayah, aku pun terdiam sejenak, karena terlintas satu rencana diotak ku.

“Apa Ayah akan mengabulkannya?” aku mencoba memastikan.

“Tentu saja, apapun itu akan Ayah usahakan,” Ayah menjawab dengan sangat yakin.

“Baiklah,” akupun mengatakan dan menjelaskan semua keinginanku pada Ayah, tentu saja Ayah langsung mengangguk setuju.

^^^

Keesokan harinya, aku sudah bersiap untuk pergi ke kampus, iya aku adalah seorang mahasiswi semester 5 sekarang, sedangkan kak Gita mahasisiwi semester 6 seangkatan dengan Arman. Lagi-lagi aku teringat

dengan lelaki yang sudah mengkhianati ku. Kuhembuskan napasku pelan, dan mengayunkan kaki keluar dari kamar untuk sarapan.

“Pagi Ayah …” kusapa Ayah yang tengah membaca Koran seraya menunggu kopinya.

“Pagi putri Ayah,” dengan lembut Ayah menjawab sapaanku, aku bisa melihat bagaimana kak Gita nampak menatapku aneh. Mungkin dia bingung, kenapa aku masih terlihat baik-baik saja, padahal semalam aku baru

saja bertemu dengan calon suamiku.

Aku nampak acuh dengan tatapan aneh dari kak Gita dan Ibu, aku langsung mengambil roti dan slai strawberry kesukaanku. Terlintas ide jahil diotaku yang akan menjadi pembuka sampai 7 hari kedepan.

“Ayah … tanganku pegal, tapi aku pengen makan roti,” aku merajuk manja pada Ayah, membuat kak Gita dan juga Ibu semakin merasa curiga, karena ini bukanlah sifatku.

“Rose, tolong siapkan roti selai Strawberry untuk Anyelir,” titah Ayah pada Ibu.

“Ayah, jangann perlakukan Anyelir begitu manja, sebentar lagi dia akan menjadi istri, dan seharusnya dia mulai belajar mandiri,” Ibu mencoba menasehati ku, tapi kupasang wajah sendu didepan Ayah.

“Rose, saat ini Anyelir masih putri kita, biarkan dia merasakan masa-masa lajangnya,” terdengar nada membela Ayah yang membuat kak Gita tak suka, dia sudah menatapku dengan memicing, tapi aku masih berusaha

cuek.

Akhirnya, mau tidak mau Ibu membuatkan aku roti yang aku minta, dengan tersenyum manis aku ucapkan terimakasih pada Ibu. Aku marasa senang karena Ibu kembali membuatkan aku sarapan, karena semenjak kami pindah di rumah ini, Ibu tidak lagi memperhatikan aku.

Aku selesia sarapan lebih dulu disbanding yang lain, “Yah, aku boleh nggak pakai mobil yang merah,” mobil itu adalah mobil milik kak Gita.

“Apa!? enggak!” kak Gita tentu langsung menolak dengan keras.

“Boleh,” tapi jawaban berbeda diberikan oleh Ayah, membuat kak Gita menatap Ayah tidak percaya.

“Ayah …” kak Gita nampak merajuk, tapi bukannya pembelaan yang kak Gita dapatkan, dia malah dinasehati Ayah panjang lebar. Ayah berkata kalau satu minggu lagi aku akan menikah, jadi semua  orang di rumah ini harus bisa bersikap lebih baik kepadaku, bahkan kak Gita juga harus lebih banyak mengalah, kalau kak Gita tidak mau, maka Ayah mengancam kalau kak Gita lah yang akan menikah dengan pria bernama Devan.

Mendengar ancaman Ayah, tentu saja kak Gita tidak bisa berkutik sedikitpun, hal itu membuat aku tersenyum senang, karena sekarang aku bisa merasakan bagaimana rasanya diprioritaskan. Dan aku juga ingin menunjukkan, bagaimana rasanya ketika milik kita direbut dengan paksa, karena aku sangat tahu betul kalau kak Gita paling tidak suka jikalau miliknya dipakai oleh oranglain juga.

Terpopuler

Comments

Louisa Janis

Louisa Janis

adakah orangtua begitu

2022-09-01

2

lihat semua
Episodes
1 Terlilit hutang?
2 Tidak adil
3 Makan malam
4 Membalas tipis-tipis
5 Perjanjiann
6 Terus membela
7 Kabar mengejutkan
8 Pilihan sulit
9 Menjadi kedua
10 Awal mula kemewahan yang didapatkan
11 Fitnah Gita
12 Hukuman
13 Kemarahan Devan
14 Bukan wanita lemah
15 Mengurus suami
16 Perjanjian dengan Ayah
17 Rumah sakit
18 Makan siang panas
19 Memasak
20 perasaan Devan
21 Masa lalu kelam
22 Peringatan Devan
23 Bekerja dengan suami
24 Mengunjungi Ibu
25 Tidak lagi serumah
26 Berkunjung
27 Godaan istri pertama
28 Mungkinkah jatuh cinta?
29 Perasaan
30 Nama panggilan baru
31 Berhati-hatilah
32 Bahagianya Devan
33 Rencana yang gagal
34 Perhatian Devan
35 Kebohongan Devan
36 Undangan makan malam
37 Terboongkar
38 Keputusan
39 Mencari gaun
40 Dimana Ibu?
41 Akhirnya tahu
42 Kehidupan setelah menikah
43 Kejujuran Devan
44 Masih berhubungan baik
45 Membagi waktu
46 Cemburu
47 Sifat kekanakkan
48 Dihubungi Ibu mertua
49 Alasan
50 pengumuman group chat
51 Makan malam menyakitkan
52 Menahan sakit hati
53 Kerinduan Ayah
54 Datang tak terduga
55 Berbicara dengan Ayah mertua
56 pembelaan dari suami
57 Gengsi atau uang
58 Hanya sandiwara
59 Berani
60 Tragedi makan siang
61 Pembalasan
62 Pengakuan
63 Talak
64 Permintaan maaf
65 Restu
66 Menjenguk Ibu
67 Kabar bahagia
68 Rencana makan malam
69 Makan malam
70 Kabar baik
71 Parsel Buah
72 Parsel buah
73 Bukan parsel berbahaya
74 Bukan parsel berbahaya
75 Menjalankan misi bersama
76 Menjalankan misi bersama
77 Menjalankan misi bersama
78 Permintaan maaf yang gagal
79 Permintaan maaf yang gagal
80 Permintaan maaf yang gagal
81 Akhirnya, mengakui
82 Akhirnya, mengakui
83 Akhirnya, mengakui
84 Akhirnya, mengakui
85 Akhirnya, mengakui
86 Undangan makan malam 2
87 Kejujuran
88 Kejujuran
89 Cerita masa lalu
90 Cerita masa lalu
91 Permintaan istri muda
92 Permintaan istri muda
93 Tidak tahu diri!
94 Melahirkan
95 Melahirkan
96 Kabar bahagia
97 Kabar duka
98 Keras kepala
99 Keras kepala
100 Perasaan Rose
101 Perasaan Rose
102 Tertekan
103 Bercengkrama dengan Ibu
104 Bercengkrama dengan Ibu
105 Hampir saja
106 Hampir saja
107 Hampir saja
108 Akhirnya tahu
109 Menceritakan
110 Gertakan jadi kenyataan
111 Memulangkan
112 Meminta maaf
113 Membela
114 Hal tidak biasa
115 Ketusnya mertua
116 Ketusnya mertua
117 Pembalasan dari Gita
118 Hampir saja
119 Memutar balikkan fakta
120 Meminta penjelasan
121 Meminta bersabar
122 Membujuk
123 Amarah Desi
124 Nasihat ibu mertua
125 Nasihat dari Ibu mertua
126 Hubungan membaik
127 Tidak akan meninggalkan
128 Berkunjung
129 Surat dan rahasia
130 Memperkenalkan
131 Ajakan makan siang
132 Rencana keluarga Herlambang
133 Tragedi
134 Musuh?
135 Sadap suara?
136 Bantuan Devan
137 Musuh?
138 Siuman
139 Menemui
140 Tidak mau menjawab
141 Kabur
142 Gagal
143 Gagal
144 Ketahuan?
145 Ketahuan
146 Nonton Drakor?
147 Siapa dia?
148 Siapa dia?
149 Penjelasan
150 Penawaran
151 Penawaran
152 Penawaran
153 Berdebat
154 Berdebat
155 Pindah?
156 pindah?
157 Pindah?
158 Memberitahukan
159 Desi mulai was-was
160 Desi mulai was-was
161 Makan malam
162 Tamu lain
163 Tamu lain
164 Tamu lain
165 Tamu lain
166 Pengakuan
167 Pengakuan
168 Pengakuan
169 Berpisah menjadi hukuman
170 Berpisah menjadi hukuman
171 Berpisah menjadi hukuman
172 Berpisah menjadi hukuman
173 Hancur
174 Hancur
175 Hancur
176 Hancur
177 Hancur
178 Kuat demi suami
179 Kuat demi suami
180 kuat demi suami
181 Kuat demi suami
182 Syarat?
183 Syarat?
184 Syarat?
185 Syarat?
186 Syarat?
187 syarat?
188 Syarat?
189 Syarat?
190 Syarat?
191 Syarat?
192 Syarat?
193 Syarat?
194 Syarat?
195 Syarat?
196 Syarat?
197 Syarat?
198 Percaya
199 Melahirkan?
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Terlilit hutang?
2
Tidak adil
3
Makan malam
4
Membalas tipis-tipis
5
Perjanjiann
6
Terus membela
7
Kabar mengejutkan
8
Pilihan sulit
9
Menjadi kedua
10
Awal mula kemewahan yang didapatkan
11
Fitnah Gita
12
Hukuman
13
Kemarahan Devan
14
Bukan wanita lemah
15
Mengurus suami
16
Perjanjian dengan Ayah
17
Rumah sakit
18
Makan siang panas
19
Memasak
20
perasaan Devan
21
Masa lalu kelam
22
Peringatan Devan
23
Bekerja dengan suami
24
Mengunjungi Ibu
25
Tidak lagi serumah
26
Berkunjung
27
Godaan istri pertama
28
Mungkinkah jatuh cinta?
29
Perasaan
30
Nama panggilan baru
31
Berhati-hatilah
32
Bahagianya Devan
33
Rencana yang gagal
34
Perhatian Devan
35
Kebohongan Devan
36
Undangan makan malam
37
Terboongkar
38
Keputusan
39
Mencari gaun
40
Dimana Ibu?
41
Akhirnya tahu
42
Kehidupan setelah menikah
43
Kejujuran Devan
44
Masih berhubungan baik
45
Membagi waktu
46
Cemburu
47
Sifat kekanakkan
48
Dihubungi Ibu mertua
49
Alasan
50
pengumuman group chat
51
Makan malam menyakitkan
52
Menahan sakit hati
53
Kerinduan Ayah
54
Datang tak terduga
55
Berbicara dengan Ayah mertua
56
pembelaan dari suami
57
Gengsi atau uang
58
Hanya sandiwara
59
Berani
60
Tragedi makan siang
61
Pembalasan
62
Pengakuan
63
Talak
64
Permintaan maaf
65
Restu
66
Menjenguk Ibu
67
Kabar bahagia
68
Rencana makan malam
69
Makan malam
70
Kabar baik
71
Parsel Buah
72
Parsel buah
73
Bukan parsel berbahaya
74
Bukan parsel berbahaya
75
Menjalankan misi bersama
76
Menjalankan misi bersama
77
Menjalankan misi bersama
78
Permintaan maaf yang gagal
79
Permintaan maaf yang gagal
80
Permintaan maaf yang gagal
81
Akhirnya, mengakui
82
Akhirnya, mengakui
83
Akhirnya, mengakui
84
Akhirnya, mengakui
85
Akhirnya, mengakui
86
Undangan makan malam 2
87
Kejujuran
88
Kejujuran
89
Cerita masa lalu
90
Cerita masa lalu
91
Permintaan istri muda
92
Permintaan istri muda
93
Tidak tahu diri!
94
Melahirkan
95
Melahirkan
96
Kabar bahagia
97
Kabar duka
98
Keras kepala
99
Keras kepala
100
Perasaan Rose
101
Perasaan Rose
102
Tertekan
103
Bercengkrama dengan Ibu
104
Bercengkrama dengan Ibu
105
Hampir saja
106
Hampir saja
107
Hampir saja
108
Akhirnya tahu
109
Menceritakan
110
Gertakan jadi kenyataan
111
Memulangkan
112
Meminta maaf
113
Membela
114
Hal tidak biasa
115
Ketusnya mertua
116
Ketusnya mertua
117
Pembalasan dari Gita
118
Hampir saja
119
Memutar balikkan fakta
120
Meminta penjelasan
121
Meminta bersabar
122
Membujuk
123
Amarah Desi
124
Nasihat ibu mertua
125
Nasihat dari Ibu mertua
126
Hubungan membaik
127
Tidak akan meninggalkan
128
Berkunjung
129
Surat dan rahasia
130
Memperkenalkan
131
Ajakan makan siang
132
Rencana keluarga Herlambang
133
Tragedi
134
Musuh?
135
Sadap suara?
136
Bantuan Devan
137
Musuh?
138
Siuman
139
Menemui
140
Tidak mau menjawab
141
Kabur
142
Gagal
143
Gagal
144
Ketahuan?
145
Ketahuan
146
Nonton Drakor?
147
Siapa dia?
148
Siapa dia?
149
Penjelasan
150
Penawaran
151
Penawaran
152
Penawaran
153
Berdebat
154
Berdebat
155
Pindah?
156
pindah?
157
Pindah?
158
Memberitahukan
159
Desi mulai was-was
160
Desi mulai was-was
161
Makan malam
162
Tamu lain
163
Tamu lain
164
Tamu lain
165
Tamu lain
166
Pengakuan
167
Pengakuan
168
Pengakuan
169
Berpisah menjadi hukuman
170
Berpisah menjadi hukuman
171
Berpisah menjadi hukuman
172
Berpisah menjadi hukuman
173
Hancur
174
Hancur
175
Hancur
176
Hancur
177
Hancur
178
Kuat demi suami
179
Kuat demi suami
180
kuat demi suami
181
Kuat demi suami
182
Syarat?
183
Syarat?
184
Syarat?
185
Syarat?
186
Syarat?
187
syarat?
188
Syarat?
189
Syarat?
190
Syarat?
191
Syarat?
192
Syarat?
193
Syarat?
194
Syarat?
195
Syarat?
196
Syarat?
197
Syarat?
198
Percaya
199
Melahirkan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!