Awal mula kemewahan yang didapatkan

Aku bergegas keluar dari rumah,  untuk pergi ke kampus, karena jadwal kuliah sedang padat akhir-akhir ini. Aku masih mematung di teras, aku berpikir akan naik apa ke kampus? Sedangkan mobil milikku saja ada di rumah. Disaat kebingungan tengah melandaku, aku dikejutkan dengan kedatangan Asisten Felix.

“Pagi Nona Anyelir,” dia menyapaku dengan sangat sopan.

“Pa-pagi asisten Felix,” jawabku terbata.

“Anda akan pergi ke kampus?” aku hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan asisten kulkas di hadapanku ini. kulkas? Iya karena dia dingin, persis seperti atasannya.

‘Ya iyalah ke mana lagi? duh mana udah siang banget, bisa nggak sih keponya nanti aja, gue aja belum dapet kendaraan buat berangkat,’ batin ku menggurutu.

“Silahkan Nona, itu kendaraan anda,” asiseten menunjuk satu mobil, dan membuat aku langsung terpana, tapi aku tersadar, bahwa mobil itu bukanlah mobil sembarangan dan aku yakin harga mobil itu pasti sangat fantastis.

“Itu?” tanyaku lagi memastikan, dan asisten kulkas itu hanya mengangguk, “punya siapa?” tidak salahkan aku bertanya begini? Bisa saja aku hanya dipinjami.

“Milik anda, mahar dari tuan Devan,” jawab asisten Felix, dia menyerahkan kunci mobil padaku, dan anehnya ada dua kartu yang dia berikan padaku juga.

“Ini black card,” dia menunjukkan benda tipis itu dengan menyebutkan namanya, meski sebenarnya tanpa dia menjelaskan pun aku sudah tahu, tapi aku bingung dia memberikan aku ini untuk apa?

“Ini untuk anda belanja Nona, dan satu kartu itu, adalah uang saku anda selama 1 bulan,” jelas sekretaris Felix, dan aku masih menatap tidak percaya, dia memberikan buku tabungan dan juga pin yang sudah dia kirimkan lewat pesan.

“Saya rasa sudah sangat jelas semuanya Nona, dan anda bisa berangkat sekarang sebelum terlambat,” ternyata atasan dan asisten sama-sama suka mengusirku  dengan cara halus,  hal itu membuat aku hanya bisa tersenyum pasrah.

“Sampaikan terimakasihku pada tuan Devan,” ujar ku dengan senyum yang terukir.

“Anda bisa menyampaikan sendiri bukan?” dan sialnya dia menolakku, aku sendiri bingung bagaimana aku bicara dengan suamiku sendiri, kalau kami saja jarang bertemu dan malah jarang bicara. Aku seolah hanya berubah tempat tinggal, bukan berubah status. Tapi itu malah membuat aku tidak harus menjalankan kewajibanku secara langsung di atas ranjang. Aku masuk ke dalam mobil, design interior mobil benar-benar membuat aku terpukau, aku semakin yakin kalau mobil yang diberikan oleh tuan Devan bukanlah mobil sembarang, pastinya mobil ini bernilai fantastis.

#Author Pove

Devan melihat situasi yang sudah cukup aman, karena Anyelir nampaknya sudah berangkat ke kampusnya, dan urusannya kali ini adalah dengan Laura, istri pertamanya yang tengah mencak-mencak karena merasa tidak adil dengan sikap Devan.

“Devan, aku mau dia dipindahkan, aku sebagai istri pertama nggak rela kalau dia menempati kamar utama!” seru Laura penuh emosi.

“Jangan melampaui batasmu,” nada bicara Devan terdengar dingin, meskipun dia mungkin tidak berbicara sekeras Laura, tapi jangan salah. Karena tutur kata Devan yang penuh penekanan malah membuat bulu kuduk Laura merinding, apalgi ditambah dengan tatapan intimidasi dari Devan, membuat nyali Laura semakin menciut, keberanian yang tadi dia tunjukkan benar-benar sirna begitu saja.

“Ingat baik-baik posisimu, kenapa aku masih berbaik hati mempertahankan kamu,” Devan berucap dengan menakan kata-kata posisi, seolah mengingatkan Laura dengan suatu hal, setelah berucap demikian, Devan langsung meninggalkan Laura sendirian di meja makan, tanpa protes atau berniat mengejar Devan.

“Pagi tuan,” Felix menyapa atasannya dengan sedikit menundukkan tubuhnya.

“Kau sudah memberikan apa yang aku perintahkan?” tidak menjelaskan detail, tapi nampaknya Felix sudah paham apa maksud dari sang atasan.

“Sudah tuan, nona Anyelir sudah menerima pemberian anda,” rupanya ini perihal mobil dan juga uang bulanan untuk Anyelir.

“Pastikan kau mengawasinya, dia tidak boleh banyak tahu tentang aku dan keluargaku, semakin dia tidak mengerti apa-apa, maka akan semakin baik,” titah Devan.

“Baik tuan,” sigap Felix menjawab setiap apa yang Devan katakan, entah apa yang mereke berdua bahas dan apa yang mereka sembunyikan dari Anyelir? Lalu apa sebenarnya yang terjadi antara Devan dengan Laura? Sifat dinginnya tidak pernah lepas dari istri pertamanya itu, seolah Laura bukanlah wanita yang diinginkan Devan. Akhirnya mobil melaju menuju perusahaan Willson Group, salah satu perusahaan raksasa yang dipimpin oleh Devan Willson, satu-satu pewaris keluarga Willson.

Disisi lain, Laura mengepalkan tangannya karena dia tidak bisa berbuat banyak, dia menghancurkan semua yang ada di hadapannya, dia meluapkan semua emosi yang bersarang dari dalam hati.

‘Wanita itu sudah mereut posisis ku, seharusnya aku yang merasakan ranjang kamar utama yang Devan tempati, tapi kenapa dia!’ batin Laura penuh emosi.

“Aku harus menghancurkan, aku tidak bisa tinggal diam dan membiarkan wanita itu terus menjadi istri Devan! Hanya aku! dan cuman aku pantas!!!’ seru Laura, membuat semua pekerja tidak berani mendekati Laura, mereka takut kalau Laura akan melampiaskan kekesalannya pada orang yang di sekitar.

Laura memang menjadi istri pertama Devan, dan mereka sudah cukup lama menikah, tapi tidak sekalipun Devan mengajak Laura untuk masuk ke kamar utama, bahkan untuk sekedar berhubungan dalam urusan ranjang, mereka sangat jarang melakukan. Laura masih sangat ingat bagaimana mereka melewati malam pertama, Devan sama sekali tidak mau menyentuhnya sampai satu bulan pernikahan mereka pun Devan nampak enggan untuk menyentuh Laura, hal itu membuat Laura muak, berbagai cara sudah dia coba, seperti memakai pakaian yang sexy di hadapan Devan, menggoda Devan dengan menyentuh bagian-bagian sensitive suaminya, tapi sama sekali Devan tidak menghiraukannya, Devan malah seolah jijik dengan tingkah Laura.

Sampai terbesit ide konyol Laura, dia memberikan obat perangsang kepada suaminya supaya dia bisa mendapatkan apa yang diinginkan, yaitu pelukan hangat dari suaminya, dan menjalankan hubungan selayaknya suami istri. Laura berpikir mungkin setelah malam itu mereka menikmati dan bersama-sama mereguk surge dunia, maka hubungan mereka akan membaik, tapi Laura salah. Devan begitu marah besar dan tahu bahwa ada yang tidak beres dengan dirinya, dan kecurigaan Devan benar, setelah Felix melaporkan adanya obat perangsang dalam minuman Devan yang diberikan oleh Luna. Dan sejak saat itu, Devan tidak lagi menerima  apapun yang diberikan oleh tangan Luna.

“Kalau aku tidak bisa menjadi istri kesayangan Devan, maka aku tidak akan membiarkan ada orang lain yang menjadi istri Devan, termasuk Anyelir,” tatapan mata Laura yang begitu menakutkan membuat para pekerja merinding, mereka juga takut kalau Laura akan menyakiti Anyelir, nona muda mereka yang baru. Tatapan mata Laura yang menyiratkan penuh denddam nampaknya tidak bisa dianggap enten, bagaimana pun Anyelir harus bisa berhati-hati .

Terpopuler

Comments

Pahriah Paud

Pahriah Paud

kok alur ceritanya sama dengan pengganti istri kedua tuan zein , trus ini mana yg plagiat ya ?

2022-11-30

0

Anggi Anggraini

Anggi Anggraini

cerita sebagus ini kenapa masih sepi 🥺🥺

2022-11-28

1

Louisa Janis

Louisa Janis

berlaku yang wajar saja bos Laura tampilkan keunggulan masing-masing saja siapa nanti yang di pilih

2022-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 Terlilit hutang?
2 Tidak adil
3 Makan malam
4 Membalas tipis-tipis
5 Perjanjiann
6 Terus membela
7 Kabar mengejutkan
8 Pilihan sulit
9 Menjadi kedua
10 Awal mula kemewahan yang didapatkan
11 Fitnah Gita
12 Hukuman
13 Kemarahan Devan
14 Bukan wanita lemah
15 Mengurus suami
16 Perjanjian dengan Ayah
17 Rumah sakit
18 Makan siang panas
19 Memasak
20 perasaan Devan
21 Masa lalu kelam
22 Peringatan Devan
23 Bekerja dengan suami
24 Mengunjungi Ibu
25 Tidak lagi serumah
26 Berkunjung
27 Godaan istri pertama
28 Mungkinkah jatuh cinta?
29 Perasaan
30 Nama panggilan baru
31 Berhati-hatilah
32 Bahagianya Devan
33 Rencana yang gagal
34 Perhatian Devan
35 Kebohongan Devan
36 Undangan makan malam
37 Terboongkar
38 Keputusan
39 Mencari gaun
40 Dimana Ibu?
41 Akhirnya tahu
42 Kehidupan setelah menikah
43 Kejujuran Devan
44 Masih berhubungan baik
45 Membagi waktu
46 Cemburu
47 Sifat kekanakkan
48 Dihubungi Ibu mertua
49 Alasan
50 pengumuman group chat
51 Makan malam menyakitkan
52 Menahan sakit hati
53 Kerinduan Ayah
54 Datang tak terduga
55 Berbicara dengan Ayah mertua
56 pembelaan dari suami
57 Gengsi atau uang
58 Hanya sandiwara
59 Berani
60 Tragedi makan siang
61 Pembalasan
62 Pengakuan
63 Talak
64 Permintaan maaf
65 Restu
66 Menjenguk Ibu
67 Kabar bahagia
68 Rencana makan malam
69 Makan malam
70 Kabar baik
71 Parsel Buah
72 Parsel buah
73 Bukan parsel berbahaya
74 Bukan parsel berbahaya
75 Menjalankan misi bersama
76 Menjalankan misi bersama
77 Menjalankan misi bersama
78 Permintaan maaf yang gagal
79 Permintaan maaf yang gagal
80 Permintaan maaf yang gagal
81 Akhirnya, mengakui
82 Akhirnya, mengakui
83 Akhirnya, mengakui
84 Akhirnya, mengakui
85 Akhirnya, mengakui
86 Undangan makan malam 2
87 Kejujuran
88 Kejujuran
89 Cerita masa lalu
90 Cerita masa lalu
91 Permintaan istri muda
92 Permintaan istri muda
93 Tidak tahu diri!
94 Melahirkan
95 Melahirkan
96 Kabar bahagia
97 Kabar duka
98 Keras kepala
99 Keras kepala
100 Perasaan Rose
101 Perasaan Rose
102 Tertekan
103 Bercengkrama dengan Ibu
104 Bercengkrama dengan Ibu
105 Hampir saja
106 Hampir saja
107 Hampir saja
108 Akhirnya tahu
109 Menceritakan
110 Gertakan jadi kenyataan
111 Memulangkan
112 Meminta maaf
113 Membela
114 Hal tidak biasa
115 Ketusnya mertua
116 Ketusnya mertua
117 Pembalasan dari Gita
118 Hampir saja
119 Memutar balikkan fakta
120 Meminta penjelasan
121 Meminta bersabar
122 Membujuk
123 Amarah Desi
124 Nasihat ibu mertua
125 Nasihat dari Ibu mertua
126 Hubungan membaik
127 Tidak akan meninggalkan
128 Berkunjung
129 Surat dan rahasia
130 Memperkenalkan
131 Ajakan makan siang
132 Rencana keluarga Herlambang
133 Tragedi
134 Musuh?
135 Sadap suara?
136 Bantuan Devan
137 Musuh?
138 Siuman
139 Menemui
140 Tidak mau menjawab
141 Kabur
142 Gagal
143 Gagal
144 Ketahuan?
145 Ketahuan
146 Nonton Drakor?
147 Siapa dia?
148 Siapa dia?
149 Penjelasan
150 Penawaran
151 Penawaran
152 Penawaran
153 Berdebat
154 Berdebat
155 Pindah?
156 pindah?
157 Pindah?
158 Memberitahukan
159 Desi mulai was-was
160 Desi mulai was-was
161 Makan malam
162 Tamu lain
163 Tamu lain
164 Tamu lain
165 Tamu lain
166 Pengakuan
167 Pengakuan
168 Pengakuan
169 Berpisah menjadi hukuman
170 Berpisah menjadi hukuman
171 Berpisah menjadi hukuman
172 Berpisah menjadi hukuman
173 Hancur
174 Hancur
175 Hancur
176 Hancur
177 Hancur
178 Kuat demi suami
179 Kuat demi suami
180 kuat demi suami
181 Kuat demi suami
182 Syarat?
183 Syarat?
184 Syarat?
185 Syarat?
186 Syarat?
187 syarat?
188 Syarat?
189 Syarat?
190 Syarat?
191 Syarat?
192 Syarat?
193 Syarat?
194 Syarat?
195 Syarat?
196 Syarat?
197 Syarat?
198 Percaya
199 Melahirkan?
Episodes

Updated 199 Episodes

1
Terlilit hutang?
2
Tidak adil
3
Makan malam
4
Membalas tipis-tipis
5
Perjanjiann
6
Terus membela
7
Kabar mengejutkan
8
Pilihan sulit
9
Menjadi kedua
10
Awal mula kemewahan yang didapatkan
11
Fitnah Gita
12
Hukuman
13
Kemarahan Devan
14
Bukan wanita lemah
15
Mengurus suami
16
Perjanjian dengan Ayah
17
Rumah sakit
18
Makan siang panas
19
Memasak
20
perasaan Devan
21
Masa lalu kelam
22
Peringatan Devan
23
Bekerja dengan suami
24
Mengunjungi Ibu
25
Tidak lagi serumah
26
Berkunjung
27
Godaan istri pertama
28
Mungkinkah jatuh cinta?
29
Perasaan
30
Nama panggilan baru
31
Berhati-hatilah
32
Bahagianya Devan
33
Rencana yang gagal
34
Perhatian Devan
35
Kebohongan Devan
36
Undangan makan malam
37
Terboongkar
38
Keputusan
39
Mencari gaun
40
Dimana Ibu?
41
Akhirnya tahu
42
Kehidupan setelah menikah
43
Kejujuran Devan
44
Masih berhubungan baik
45
Membagi waktu
46
Cemburu
47
Sifat kekanakkan
48
Dihubungi Ibu mertua
49
Alasan
50
pengumuman group chat
51
Makan malam menyakitkan
52
Menahan sakit hati
53
Kerinduan Ayah
54
Datang tak terduga
55
Berbicara dengan Ayah mertua
56
pembelaan dari suami
57
Gengsi atau uang
58
Hanya sandiwara
59
Berani
60
Tragedi makan siang
61
Pembalasan
62
Pengakuan
63
Talak
64
Permintaan maaf
65
Restu
66
Menjenguk Ibu
67
Kabar bahagia
68
Rencana makan malam
69
Makan malam
70
Kabar baik
71
Parsel Buah
72
Parsel buah
73
Bukan parsel berbahaya
74
Bukan parsel berbahaya
75
Menjalankan misi bersama
76
Menjalankan misi bersama
77
Menjalankan misi bersama
78
Permintaan maaf yang gagal
79
Permintaan maaf yang gagal
80
Permintaan maaf yang gagal
81
Akhirnya, mengakui
82
Akhirnya, mengakui
83
Akhirnya, mengakui
84
Akhirnya, mengakui
85
Akhirnya, mengakui
86
Undangan makan malam 2
87
Kejujuran
88
Kejujuran
89
Cerita masa lalu
90
Cerita masa lalu
91
Permintaan istri muda
92
Permintaan istri muda
93
Tidak tahu diri!
94
Melahirkan
95
Melahirkan
96
Kabar bahagia
97
Kabar duka
98
Keras kepala
99
Keras kepala
100
Perasaan Rose
101
Perasaan Rose
102
Tertekan
103
Bercengkrama dengan Ibu
104
Bercengkrama dengan Ibu
105
Hampir saja
106
Hampir saja
107
Hampir saja
108
Akhirnya tahu
109
Menceritakan
110
Gertakan jadi kenyataan
111
Memulangkan
112
Meminta maaf
113
Membela
114
Hal tidak biasa
115
Ketusnya mertua
116
Ketusnya mertua
117
Pembalasan dari Gita
118
Hampir saja
119
Memutar balikkan fakta
120
Meminta penjelasan
121
Meminta bersabar
122
Membujuk
123
Amarah Desi
124
Nasihat ibu mertua
125
Nasihat dari Ibu mertua
126
Hubungan membaik
127
Tidak akan meninggalkan
128
Berkunjung
129
Surat dan rahasia
130
Memperkenalkan
131
Ajakan makan siang
132
Rencana keluarga Herlambang
133
Tragedi
134
Musuh?
135
Sadap suara?
136
Bantuan Devan
137
Musuh?
138
Siuman
139
Menemui
140
Tidak mau menjawab
141
Kabur
142
Gagal
143
Gagal
144
Ketahuan?
145
Ketahuan
146
Nonton Drakor?
147
Siapa dia?
148
Siapa dia?
149
Penjelasan
150
Penawaran
151
Penawaran
152
Penawaran
153
Berdebat
154
Berdebat
155
Pindah?
156
pindah?
157
Pindah?
158
Memberitahukan
159
Desi mulai was-was
160
Desi mulai was-was
161
Makan malam
162
Tamu lain
163
Tamu lain
164
Tamu lain
165
Tamu lain
166
Pengakuan
167
Pengakuan
168
Pengakuan
169
Berpisah menjadi hukuman
170
Berpisah menjadi hukuman
171
Berpisah menjadi hukuman
172
Berpisah menjadi hukuman
173
Hancur
174
Hancur
175
Hancur
176
Hancur
177
Hancur
178
Kuat demi suami
179
Kuat demi suami
180
kuat demi suami
181
Kuat demi suami
182
Syarat?
183
Syarat?
184
Syarat?
185
Syarat?
186
Syarat?
187
syarat?
188
Syarat?
189
Syarat?
190
Syarat?
191
Syarat?
192
Syarat?
193
Syarat?
194
Syarat?
195
Syarat?
196
Syarat?
197
Syarat?
198
Percaya
199
Melahirkan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!