Dilema Suami Dan Mertua

Dilema Suami Dan Mertua

Bab 1. Selalu Terjadi

Pagi Hari

" Kau bilang ya sama dia itu istri mu besok tidak usah masak lagi !"

" Bukan dibereskan sampahnya selesai masak, malah pergi begitu saja di tinggalkan !" kata Monik adik ipar Diah yang berbicara pada abang kandungnya.

Diah yang mendengarnya menangis di dalam kamar sambil menyuapi anaknya yang baru berusia 7 bulan. Diah yang selesai masak langsung menyuapi dan memandikan bayinya. Maksud hatinya setelah bayinya mandi dan makan serta yang lainnya dia baru akan merapikan dapur dan piring kotor yang ada disana.

Namun adik iparnya itu kurang terima akan hal itu, dia mengira Diah tidak perduli dan pergi dengan meninggalkan sampah yang menumpuk untuk dirinya ( Monik adik iparnya ).

Abang dan adik bertengkar di dapur, Bima suami Diah mau mandi dan berangkat ke tempat kerjanya. Monik terus saja mengomel dan mengeluarkan kata - kata yang menyakitkan hati Diah.

Setiap hari Diah selalu memasak dan menyiapkan bekal untuk suami dan ayah mertuanya. Sementara adik iparnya bangun selalu siang dan selalu marah - marah saja kerjanya.

@@@@@@@@@🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Bima suami Diah sudah pergi kerja, dia terburu - buru karena sudah terlambat meladeni adiknya yang mencari masalah.

Setelah abang, ayah, dan ibu pergi bekerja semua tinggallah Diah, anaknya dan Monik dirumah.

" Bag !"

" Bug !"

Terdengar suara dari luar kamarnya Diah, Monik selalu melakukan itu kalau dia sedang marah kepada orang lain.

Monik tidak suka dengan Diah, tidak tahu mengapa Monik begitu sikapnya terhadap Diah.

Sementara Diah hanya menahan rasa sakit hatinya dari dalam kamarnya.

Hidup bersama mertua beginilah jadinya, selalu ada saja yang tidak suka.

Diah selalu rajin, setiap pagi masak untuk semua orang dirumah mertuanya.

Membereskan rumah juga dilakukan sendirian, dan mencuci pakaiannya sendiri dan suami serta anaknya yang masih kecil.

Monik anak paling kecil dalam keluarganya, dia terbiasa dimanja oleh kedua orang tuanya.

Mereka ada empat bersaudara, tiga perempuan dan satu laki - laki yang sekarang sudah menjadi suaminya Diah.

Siang itu Lastri datang ke rumah ibunya bersama semua keluarga kecilnya. Mereka semua disana makan dan tiduran diruang tv tanpa mau mencuci piring bekas makannya.

Nasi dan semua lauk habis mereka makan, dan Lastri ( kakak ipar Diah ) tidak mau hanya sekedar memasakkan nasi untuk menggantikan yang sudah habis.

Setelah selesai makan, sorenya mereka pulang semua ke rumah mereka.

Piring kotor menumpuk, nasi belum dimasak, dan lauk juga tidak ada lagi.

Anak Diah terus menangis dan tidak bisa ditinggalkan. Sementara Monik adik iparnya tiduran di depan tv sambil melipatkan kakinya.

Diah sungguh bingung mau bagaimana, bisa dibilang hampir semua pekerjaan dirumah Diah yang mengerjakannya.

Anak gadis dirumah hanya nonton tv dan bermain game dengan ponselnya saja.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼❤️

Bima suaminya pulang jam 21 : 00 setiap hari sampai dirumah. Diah setiap hari kelelahan dengan pekerjaannya, mertua dan suaminya tidak tahu bagaimana Monik dirumahnya.

Setiap kali Diah bercerita tentang keluhannya yang lelah dan lainnya Bima tidak percaya dengan semua cerita Diah.

" Kau jangan mengada - ada dengan ucapan mu, dan mas bilang jangan berpikir dan berprasangka yang tidak baik." Bima suaminya tidak terima bila keluarganya di ceritakan.

" Tapi mas, aku tidak berbicara yang tidak benar. Itulah kenyataan tentang semuanya." ucap Diah ke Bima.

" Sudahlah kau selalu menjelekkan keluarga ku saja." kata suaminya.

Bima mengambil handuk dan pergi mandi dengan hati kesalnya. Sedangkan Diah menangis karena selalu disalahkan suaminya.

Mereka selalu sering bertengkar karena keluarga dari suaminya selalu menindas Diah.

Bima dulu pernah berjanji untuk pindah rumah setelah 2 tahun dirumah ibunya itu.

Namun setelah 2 tahun berlalu janjinya itu nihil dan tak pernah ditepati.

Sampai suatu hari Diah sudah lelah bertanya kepada suaminya untuk pindah rumah.

Diah pun pasrah dan menerima dengan lapang dada dan bersabar untuk berada dirumah mertuanya.

Diah juga selalu berdoa dalam ibadahnya agar ada jalan untuk hidup dan keluarga kecilnya.

Saat baru nikah dan sampai anak pertama lahir Bima selalu egois dan tidak terlalu perduli pada Diah. Sifatnya berubah setelah menikah, tidak seperti pertama kali mereka berkenalan dan saling mengenal.

Sifat Bima yang terlalu ke kanak - kanakan dan tidak suka bila istrinya menasehati masalah pakaian dan yang lainnya.

Seakan menurutnya Diah mengatur hidupnya setelah menikah dengannya.

Adiknya Monik setelah semua orang pergi kerja selalu menelpon teman lelakinya untuk datang ke rumahnya.

Hampir setiap hari seperti itu, dan mereka pergi jalan entah kemana.

Sementara yang dipikir ibu mertua dan suami Diah itu Monik selalu dirumah dan membereskan rumah bersama Diah.

Namun pada kenyataannya seluruh pekerjaan rumah dari pagi sampai sore Diah lah yang mengerjakan semuanya.

Monik selalu pulang kerumah sebelum semuanya pulang dari kerja, dan cepat berganti pakaian rumahnya. Jadi semua orang mengira dia selalu dirumah seharian.

Diah tidak pernah membicarakan tentang Monik adiknya yang selalu tidak pernah dirumah dan mengajak teman lelakinya kerumah.

Diah dirumah itu seperti orang lain yang tidak pernah dihargai oleh adiknya dan kakaknya Bima.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Lastri kakak ipar Diah bila berkunjung kerumah ibunya.

" Dirumah mana pernah kerja itu bu, kerjanya makan tidur saja. Dia selalu dikamarnya, lihat saja tubuhnya sudah gendut karena kebanyakan makan dan tidur." ucap Kakak iparnya ke para tetangga dirumah mertua Diah.

Diah menjadi bahan gosip kakak iparnya bila datang kerumah ibunya.

Setiap Diah keluar rumah dan ingin ke warung mata para tetangga selalu melirik sinis dan tajam kepadanya.

" Bu.." Diah menyapa tetangganya.

Namun tetangganya itu selalu melengos dan tidak membalas sapaan Diah kepadanya.

Diah selalu bingung dan tidak tahu kalau namanya sudah seperti selebritis dan selalu menjadi bahan cerita dari kakak iparnya.

Sampai suatu hari ada yang berkata buruk kepadanya.

" Hai Diah, kamu dirumah ngapain saja sih ?"

" Jangan tidur saja dirumah, lihat tuh badan sudah seperti lembu saja. Lagian dirumah apa tidak ada kerjaannya sampai - sampai bisanya tidur ?" tetangganya berkata sangat tidak enak di dengar.

Diah hanya diam saja, dan tidak berkata apa pun. Hatinya sangat sakit sekali dituduh seperti itu, namun Diah tidak memperdulikan ucapan pemilik warung di dekat rumahnya itu.

" Mengapa mereka bisa berkata seperti itu ya ?"

" Sementara aku tidak pernah keluar dan berbicara atau bergosip dengan mereka."

" Apalah salah ku sehingga mereka seperti itu kepada ku.. ?" berkata dalam hatinya.

Tubuh Diah memang membesar setelah habis melahirkan, beda dengan tubuh para ipar - iparnya yang tetap tidak ada perubahan sama sekali disaat hamil dan setalah melahirkan.

Namun bukan salah dirinya yang menjadikan seperti itu, dari keluarganya Diah tinggi dan besar. Sementara dari keluarga suaminya kecil dan pendek, hanya suaminya yang tinggi.

Diah selalu menjadi cibiran saat dia keluar rumah namun dia tidak menghiraukan cibiran itu lagi.

Tetapi tak di pungkiri hatinya sakit bila mendengar ucapan mereka dan perkataan yang sinis tentang dirinya.

Bima tidak tahu istrinya selalu menderita dari pertama kali hadir dan datang dirumah ibunya.

Terpopuler

Comments

Nm@

Nm@

Sabar ya, Diah!

2022-12-23

4

Buthet Bnd

Buthet Bnd

bersabar lah....Krn PD dasarnya istri adalah penolong bg suami dan anak...dan melayani mertua ketika kita seatap dgn mertua....
dan suatu saat kesabaranmu akan d bayar kas oleh Tuhan 🙏🙏

2022-11-15

10

B⃟cMarwa

B⃟cMarwa

itulah tugas seorang istri yang baik

2022-10-18

8

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!