Aira sekarang sudah berusia 5 tahun, dan dia sudah siap untuk masuk TK di dekat rumahnya.
Dari uang Diah selama ini menabung, dia bisa mendaftarkan Aira anaknya ke sekolah tersebut.
Membelikan anaknya tas dan keperluan yang lainnya, Diah ingin anaknya senang dan merasa semangat saat sekolah nanti.
Bima juga semakin semangat bekerja, karena anaknya sudah masuk sekolah dan butuh biaya. Setiap hari Diah mengantar Aira untuk pergi ke sekolahnya.
" Mama.., jangan pulang dulu ya ?"
" Duduk disini saja dulu, Aira takut sendirian." ucap Aira yang baru masuk ke sekolahnya.
" Mama gak pergi pulang kok, mama tunggu Aira." tapi mama tunggunya diluar gak disini." nanti gurunya mau belajar sama Aira." ucap Diah membujuk mamanya.
" Aira kan anak pemberani kan... ?"
" Kalau anak mama harus berani belajar sendiri." ujar Diah lagi ke anaknya.
Aira pun mengerti dan dia mau di tinggal, sementara Diah menunggunya diluar ruangan. Selama seminggu, Aira masih di izinkan untuk menunggu di sekolah. Nanti setelah itu baru tidak boleh ditunggu lagi sekolahnya.
Begitu banyak tangisan dan drama anak - anak disana. Ada yang tidak mau sekolah kalau tidak ditunggu, ada yang tidak perduli kalau mamanya pulang, dan ada yang sibuk bermain disana.
Gurunya pun pusing melihatnya, mereka sangat ribut sekali dan ramai berlarian. Aira terlihat hanya duduk saja menatap teman - temannya yang kesana kemari. Dia masih takut dan belum banyak berkenalan dengan teman - temannya.
Sekarang sudah pukul 11 Siang, dan anak - anak pada mulai berhamburan pulang dari sekolah.
" Mama... !" teriak Aira yang tersenyum.
" Aira, sudah pulang rupanya." gimana belajarnya suka gak ?" tanya Diah.
" Suka ma, banyak teman dan Aira tuh paling suka naik seluncuran ma.." ucapnya polos.
Diah tersenyum mendengar ocehannya Aira, mereka bercerita dan bicara sambil pulang jalan ke rumah.
Aira sangat antusias sekali dengan sekolah dan teman - teman barunya.
Diah juga sangat senang bisa bercerita dengan orang tua murid - murid disana.
Mendapat teman baru juga dan berkumpul bersama mereka.
Diah suka mengantar Aira ke sekolahnya, dia sedikit hilangkan penat dan jenuhnya dirumah dengan bertemu ibu - ibu orang tua murid yang lain.
Terkadang Diah tidak ingin pulang kerumahnya yang membuatnya sumpek di rumah.
Aira sangat pintar di sekolahnya, Diah selalu memantau dan sering bertanya tentang Aira setiap hari.
Seperti bertanya apa kekurangan Aira dalam belajar dan yang mana kurang dipahami oleh Aira anaknya.
Diah mungkin terlalu ketat dalam mengajar anaknya, karena dia tak mau orang lain nanti bisa meremehkan anaknya Aira.
Aira layaknya anak perempuan yang suka bermain, suka dengan gaun dan ornamen princess. Aira juga suka bernyanyi dan menari di rumah, dia termaksud anak yang periang dan ceria.
Aira sangat sayang pada mamanya ( Diah ), bahkan dia anak yang penurut dan tidak sulit untuk di kasih tahu.
Diah suka membawanya kemana - mana karena tipe anak yang tidak rewel kalau kemana pun.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Malam ini orang tua Diah harus pindah ke luar kota, dan Diah tidak bisa ikut kesana.
Dalam hatinya ingin ikut kesana, namun Aira dan suami tidak bisa diabaikan oleh Diah.
Diah dilema dan bingung mau bagaimana, dan dia berencana akan bertanya pada suaminya sore nanti setelah pulang dari kerjanya.
Diah memasak hari ini untuk makan malamnya, masakan pagi sudah habis saat siang tadi.
Setiap hari Diah sangat repot dengan semua pekerjaan rumahnya. Bahkan terkadang untuk istirahat tidur siang terganggu dengan ajakan main dari Aira anaknya.
Namun sekarang setelah bersekolah, Diah masih harus mengajar Aira dan pantau Aira menyiapkan pekerjaan rumahnya.
Diah benar - benar lelah setiap hari, dia pernah terbayang ingin kerja menghasilkan uang diluar.
Namun suaminya tidak mengizinkannya dengan alasan anaknya tidak terjaga nantinya.
Sementara setiap hari orang dirumah tidak ada yang bisa di titipkan.
💜💜💜💜💜💕💕💕
Mertuanya biasanya kerja keluar rumah, namun karena sakit dan keluar rumah sakit terus jadi ibu mertuanya berencana akan membuka warung sayuran dan macam - macam ikan.
Mertuanya bermaksud menghasilkan uang dari rumah saja.
Tak terasa ibu mertuanya menyiapkan itu semua, Minggu depan meja warung akan dibuat oleh suaminya dan Bima bersama - sama.
Bima sekarang kerja masuk jam 7 pagi, dan baru pulang jam 5 sore. Jadi setiap pagi Diah harus bangun jam 5 pagi untuk memasak dan beberes rumah.
Setelah itu membangunkan Aira dan menyiapkannya untuk mengantar ke sekolah.
Aira masuk sekolah pukul 9 pagi, jadi masih ada waktu untuk Diah menyiapkan pekerjaan rumah dulu sebelum mengantar.
🍀 Malam itu orang tua Diah dan adiknya pun pergi ke luar kota, Diah tidak dapat ikut bersama yang lainnya untuk mengantar mereka.
Bima menyadari keterbatasan uangnya, dan belum lagi pengeluaran yang lainnya.
" Maafkan mas ya ma..." mama jadi gak bisa ikut mereka mengantar ibu dan ayah mama." kata Bima memeluk istrinya saat mereka akan tidur.
" Gak apa - apa kok yah." nanti juga bisa kesana dan menjenguk ibu dan ayah." kita bisa kumpulkan uang untuk pulang kesana." kata Diah sambil menyeka air matanya.
Bima sangat paham bagaimana perasaan istrinya sekarang ini, walau dia berkata tidak mengapa.
Namun dari lubuk hatinya dia sangat menginginkannya dan pasti teringat akan berkumpul bersama.
Diah dan Bima pun segera tidur dalam kamar mereka bersama Aira anaknya.
Bima diam - diam meneteskan air mata dan langsung ditepisnya dengan baju miliknya.
Keinginan membahagiakan istrinya masih belum tersampaikan. Dan Diah sudah merelakan cincin mas kawin miliknya dijual begitu saja.
Bima sangat sedih Diah begitu sabar dan ikhlas dalam mendampinginya.
Bima pun tertidur di samping Diah yang sudah tidur duluan darinya.
💮💮💮💮💮💮💮💮💮
" Diah kenapa tidak ikut saja ya yah ?"
" Apa dia tidak bisa meninggalkan suaminya ya ?" mamanya penuh pertanyaan.
" Sudahlah ma, mungkin ada hal yang tidak bisa dia katakan semuanya."
" Kapan - kapan pasti dia akan datang kerumah kita bersama keluarga kecilnya."
" Mama jangan sedih ya..?" ujar ayahnya.
" Iya yah, mama gak sedih lagi." kata mama setelah di hibur suaminya.
Mereka semua pindah hanya 2 orang saja adiknya Diah yang tinggal bersama satu daerah dengannya.
Mereka sudah menikah dan berkeluarga, jadi ikut suaminya masing - masing dengan hidupnya masing - masing.
Dari kecil Diah sudah sering di tinggal sama mama dan ayahnya. Mereka juga sering pindah - pindah rumah, menyewa kesana dan kemari.
Jadi Diah sudah terbiasa dengan hal itu, tapi kini dia merasa benar - benar kehilangan sosok ibunya.
Semenjak menjadi ibu, Diah sekarang lebih paham dan mengerti bagaimana rasanya.
Diah termaksud anak yang sangat dekat dengan keluarganya terutama sama mamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ghiie-nae
aku mampir sampai di sini dulu ya, Kak...
teruslah berkarya..💪💪💪
2022-09-26
6
manda_
lanjut
2022-09-08
4
Elisabeth Ratna Susanti
ada Alfa juga di sini 😍
2022-08-24
6