Bab 9. Sekolah dan Merindu

Aira sekarang sudah berusia 5 tahun, dan dia sudah siap untuk masuk TK di dekat rumahnya.

Dari uang Diah selama ini menabung, dia bisa mendaftarkan Aira anaknya ke sekolah tersebut.

Membelikan anaknya tas dan keperluan yang lainnya, Diah ingin anaknya senang dan merasa semangat saat sekolah nanti.

Bima juga semakin semangat bekerja, karena anaknya sudah masuk sekolah dan butuh biaya. Setiap hari Diah mengantar Aira untuk pergi ke sekolahnya.

" Mama.., jangan pulang dulu ya ?"

" Duduk disini saja dulu, Aira takut sendirian." ucap Aira yang baru masuk ke sekolahnya.

" Mama gak pergi pulang kok, mama tunggu Aira." tapi mama tunggunya diluar gak disini." nanti gurunya mau belajar sama Aira." ucap Diah membujuk mamanya.

" Aira kan anak pemberani kan... ?"

" Kalau anak mama harus berani belajar sendiri." ujar Diah lagi ke anaknya.

Aira pun mengerti dan dia mau di tinggal, sementara Diah menunggunya diluar ruangan. Selama seminggu, Aira masih di izinkan untuk menunggu di sekolah. Nanti setelah itu baru tidak boleh ditunggu lagi sekolahnya.

Begitu banyak tangisan dan drama anak - anak disana. Ada yang tidak mau sekolah kalau tidak ditunggu, ada yang tidak perduli kalau mamanya pulang, dan ada yang sibuk bermain disana.

Gurunya pun pusing melihatnya, mereka sangat ribut sekali dan ramai berlarian. Aira terlihat hanya duduk saja menatap teman - temannya yang kesana kemari. Dia masih takut dan belum banyak berkenalan dengan teman - temannya.

Sekarang sudah pukul 11 Siang, dan anak - anak pada mulai berhamburan pulang dari sekolah.

" Mama... !" teriak Aira yang tersenyum.

" Aira, sudah pulang rupanya." gimana belajarnya suka gak ?" tanya Diah.

" Suka ma, banyak teman dan Aira tuh paling suka naik seluncuran ma.." ucapnya polos.

Diah tersenyum mendengar ocehannya Aira, mereka bercerita dan bicara sambil pulang jalan ke rumah.

Aira sangat antusias sekali dengan sekolah dan teman - teman barunya.

Diah juga sangat senang bisa bercerita dengan orang tua murid - murid disana.

Mendapat teman baru juga dan berkumpul bersama mereka.

Diah suka mengantar Aira ke sekolahnya, dia sedikit hilangkan penat dan jenuhnya dirumah dengan bertemu ibu - ibu orang tua murid yang lain.

Terkadang Diah tidak ingin pulang kerumahnya yang membuatnya sumpek di rumah.

Aira sangat pintar di sekolahnya, Diah selalu memantau dan sering bertanya tentang Aira setiap hari.

Seperti bertanya apa kekurangan Aira dalam belajar dan yang mana kurang dipahami oleh Aira anaknya.

Diah mungkin terlalu ketat dalam mengajar anaknya, karena dia tak mau orang lain nanti bisa meremehkan anaknya Aira.

Aira layaknya anak perempuan yang suka bermain, suka dengan gaun dan ornamen princess. Aira juga suka bernyanyi dan menari di rumah, dia termaksud anak yang periang dan ceria.

Aira sangat sayang pada mamanya ( Diah ), bahkan dia anak yang penurut dan tidak sulit untuk di kasih tahu.

Diah suka membawanya kemana - mana karena tipe anak yang tidak rewel kalau kemana pun.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Malam ini orang tua Diah harus pindah ke luar kota, dan Diah tidak bisa ikut kesana.

Dalam hatinya ingin ikut kesana, namun Aira dan suami tidak bisa diabaikan oleh Diah.

Diah dilema dan bingung mau bagaimana, dan dia berencana akan bertanya pada suaminya sore nanti setelah pulang dari kerjanya.

Diah memasak hari ini untuk makan malamnya, masakan pagi sudah habis saat siang tadi.

Setiap hari Diah sangat repot dengan semua pekerjaan rumahnya. Bahkan terkadang untuk istirahat tidur siang terganggu dengan ajakan main dari Aira anaknya.

Namun sekarang setelah bersekolah, Diah masih harus mengajar Aira dan pantau Aira menyiapkan pekerjaan rumahnya.

Diah benar - benar lelah setiap hari, dia pernah terbayang ingin kerja menghasilkan uang diluar.

Namun suaminya tidak mengizinkannya dengan alasan anaknya tidak terjaga nantinya.

Sementara setiap hari orang dirumah tidak ada yang bisa di titipkan.

💜💜💜💜💜💕💕💕

Mertuanya biasanya kerja keluar rumah, namun karena sakit dan keluar rumah sakit terus jadi ibu mertuanya berencana akan membuka warung sayuran dan macam - macam ikan.

Mertuanya bermaksud menghasilkan uang dari rumah saja.

Tak terasa ibu mertuanya menyiapkan itu semua, Minggu depan meja warung akan dibuat oleh suaminya dan Bima bersama - sama.

Bima sekarang kerja masuk jam 7 pagi, dan baru pulang jam 5 sore. Jadi setiap pagi Diah harus bangun jam 5 pagi untuk memasak dan beberes rumah.

Setelah itu membangunkan Aira dan menyiapkannya untuk mengantar ke sekolah.

Aira masuk sekolah pukul 9 pagi, jadi masih ada waktu untuk Diah menyiapkan pekerjaan rumah dulu sebelum mengantar.

🍀 Malam itu orang tua Diah dan adiknya pun pergi ke luar kota, Diah tidak dapat ikut bersama yang lainnya untuk mengantar mereka.

Bima menyadari keterbatasan uangnya, dan belum lagi pengeluaran yang lainnya.

" Maafkan mas ya ma..." mama jadi gak bisa ikut mereka mengantar ibu dan ayah mama." kata Bima memeluk istrinya saat mereka akan tidur.

" Gak apa - apa kok yah." nanti juga bisa kesana dan menjenguk ibu dan ayah." kita bisa kumpulkan uang untuk pulang kesana." kata Diah sambil menyeka air matanya.

Bima sangat paham bagaimana perasaan istrinya sekarang ini, walau dia berkata tidak mengapa.

Namun dari lubuk hatinya dia sangat menginginkannya dan pasti teringat akan berkumpul bersama.

Diah dan Bima pun segera tidur dalam kamar mereka bersama Aira anaknya.

Bima diam - diam meneteskan air mata dan langsung ditepisnya dengan baju miliknya.

Keinginan membahagiakan istrinya masih belum tersampaikan. Dan Diah sudah merelakan cincin mas kawin miliknya dijual begitu saja.

Bima sangat sedih Diah begitu sabar dan ikhlas dalam mendampinginya.

Bima pun tertidur di samping Diah yang sudah tidur duluan darinya.

💮💮💮💮💮💮💮💮💮

" Diah kenapa tidak ikut saja ya yah ?"

" Apa dia tidak bisa meninggalkan suaminya ya ?" mamanya penuh pertanyaan.

" Sudahlah ma, mungkin ada hal yang tidak bisa dia katakan semuanya."

" Kapan - kapan pasti dia akan datang kerumah kita bersama keluarga kecilnya."

" Mama jangan sedih ya..?" ujar ayahnya.

" Iya yah, mama gak sedih lagi." kata mama setelah di hibur suaminya.

Mereka semua pindah hanya 2 orang saja adiknya Diah yang tinggal bersama satu daerah dengannya.

Mereka sudah menikah dan berkeluarga, jadi ikut suaminya masing - masing dengan hidupnya masing - masing.

Dari kecil Diah sudah sering di tinggal sama mama dan ayahnya. Mereka juga sering pindah - pindah rumah, menyewa kesana dan kemari.

Jadi Diah sudah terbiasa dengan hal itu, tapi kini dia merasa benar - benar kehilangan sosok ibunya.

Semenjak menjadi ibu, Diah sekarang lebih paham dan mengerti bagaimana rasanya.

Diah termaksud anak yang sangat dekat dengan keluarganya terutama sama mamanya.

Terpopuler

Comments

Ghiie-nae

Ghiie-nae

aku mampir sampai di sini dulu ya, Kak...

teruslah berkarya..💪💪💪

2022-09-26

6

manda_

manda_

lanjut

2022-09-08

4

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

ada Alfa juga di sini 😍

2022-08-24

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!