Diah hari ini sudah mulai jualan meneruskan warung ibu mertuanya.
Jam 4 pagi Diah dan suami sudah pergi ke pasar untuk belanja sayuran dan ikan untuk dijual kembali.
Aira yang masih tidur di tinggal sendirian oleh mereka di kamar, tapi di rumah ada ibu dan bapak mertuanya.
Bima dan Diah yang masih merasa ngantuk harus menepis semua itu demi mendapat barang jualan yang bagus dan segar - segar.
Udara yang dingin dan gelap mencekam tak membuat mereka pasangan ini gentar untuk pergi ke pasar pagi.
Diah dan Bima pergi memakai jaket tebal dan bertahan dengan mata yang harus tetap terjaga.
Hari ini hari pertama Diah berjualan, dan dia sedikit gugup karena harus bertemu orang banyak.
" Jujur aku sebenarnya tidak suka keramaian, tapi apa boleh buat. Aku harus mencobanya biar bisa menambahi uang untuk wisuda TK nya Aira nanti." dalam hatinya.
Diah pun bersiap untuk berjualan, jam 05:25 sudah sampai dirumah dan membuka warung sayur mereka.
Bima mengantar barang - barang dari rumah ke warungnya, seperti timbangan, dan tempat bumbu - bumbunya.
Diah menata semua sayuran dan barang dagangannya, banyak yang di jual oleh Diah.
Mulai dari sayuran, ikan, cabe, bawang dan bahkan shampo dan sabun cuci juga ada disana.
Minyak dan gula juga tersedia di warungnya Diah, setelah sudah tertata tapi, para ibu - ibu pun satu persatu berdatangan ke warungnya.
" Kakak yang jualan sekarang ?"
" Dimana ibu itu kak ?" tanya pelanggan ibu mertuanya.
" Iya kak, ibu itu sedang tidak sehat jadi saya yang menggantikan." kata Diah dengan ramah dan senyuman.
" Oh, begitu..., kalau gitu saya minta yang ini satu ons dan ini, sama ini saja kak." ucap pelanggan menunjuk barang yang mau di belinya.
Diah dengan cekatan menimbang dan memasukan belanjaan kakak itu ke kantung plastiknya.
Dan dia membayar semua belanjaan yang dia beli dengan uangnya, lalu pergi setelah mendapat kembaliannya.
Bima yang pulang sebentar lalu datang kembali bersama Aira yang digendongnya.
" Mama... !" Aira memanggil.
" Hiks, hiks, mama kemana..., tadi Aira bangun mama sama ayah gak ada di kamar." Aira berbicara sambil menangis.
" Iya mama kan hari ini sudah mulai jualan, jadi setiap pagi ya mama belanja dulu terus jualan disini."
" Aira ngapain nangis..., mama gak kemana - mana kok. sudah jangan menangis lagi ya..?" Diah menenangkan anaknya Aira.
Hari sudah sedikit terang, Aira dari tadi belajar membaca dengan Diah di warungnya. Bima pun sudah mau berangkat kerja karena sudah pukul 06:40, sementara Bima masuk kerja pukul 07:00 pagi.
Sementara Aira masih belum mandi dan sarapan, lalu Diah mengambil sarapannya dan membawanya ke warung agar bisa menyuapi Aira makan paginya.
Setelah jam 8 pagi, ibu mertuanya datang untuk melihat sebentar warungnya. Sementara Diah akan menyiapkan Aira untuk pergi ke sekolahnya.
Setelah selesai Diah mengantarkan Aira dengan berjalan kaki ke sekolahnya. Aira dengan semangat pergi ke sekolahnya hari itu, dan sempat memeluk mamanya dan mencium pipi Diah dengan senangnya.
Diah sedikit heran dengan Aira yang tidak seperti biasanya, hari ini Diah merasa anaknya berbeda. Namun Diah hanya merasakan saja tanpa ada rasa curiga dengan anaknya tersebut.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Saat pulang sekolah, Diah sedikit terlambat menjemputnya karena Diah asik dengan pekerjaannya yang belum selesai. Diah sampai lupa melihat jam yang ada di dinding kamarnya, yang ternyata sudah jam 12:00.
Saat tersadar Diah menatap jam dinding dan segera berlari menjemput anaknya di sekolah.
Diah dengan cepat berjalan ke sekolah Aira, dilihatnya semua anak - anak sudah tidak ada di sekolah.
Mata Diah mencari kesana dan kemari dari satu tempat ke tempat yang lain.
" Permisi bu guru.." Diah menyapa gurunya yang sedang bersiap untuk pulang kerumah.
" Oh, mamanya Aira, ada apa ya bu ?" tanya guru tersebut.
" Aira nya dimana ya bu ?"
" Kok saya tidak melihatnya ?" tanya Diah yang mencari - cari.
" Loh, bukannya Aira sudah pulang bersama ibu tadi ?"
" Aira sudah pamitan dengan saya, katanya mamanya yang menjemput. Saya tadi lagi sibuk jadi tidak sempat melihat Aira pergi bu."
" Oh, ya ampun kalau bukan ibu yang menjemputnya, lalu siapa yang menjemput Aira tadi bu ?!" guru itu mulai panik dan merasa bersalah.
" Jadi maksud ibu Aira di culik seseorang bu ?!"
" Astagfirullah...!" Diah langsung lemas dan tak berdaya.
Diah langsung panik dan tak ingat untuk meminta tolong pada siapa.
" Mama...!"
" Ma, tolong ma...!"
" Mama...!" terdengar suara Aira yang meminta tolong.
" Aira... !"
" Aira sayang !" teriak Diah yang melihat Aira di bawa pakai mobil yang melaju dengan kencang.
Diah berlari mengejar mobil itu, namun tidak dapat mengejarnya.
" Tolong...!"
" Tolong anak saya !"
" Tolong...!" Diah meminta tolong, namun siang hari jalanan sangat sepi tidak ada seorang pun yang tahu kalau ada penculikan.
Diah terjatuh ke aspal saat mengejar Aira anaknya yang di bawa penculik itu.
Diah menangis dan merasa ketakutan kalau akan terjadi apa - apa padanya.
" Hiks, hiks.." Diah menangis hanya bisa menatap mobil yang membawa Aira pergi dari jauh.
" Oh ya mas Bima." berkata dalam hati yang teringat akan suaminya.
📞 "Hallo mas.., Aira mas." Diah menelpon suaminya Bima.
📞 "Kenapa dengan Aira ma ?" tanya Bima.
📞 "A_ Aira mas, Aira...!" Diah terbata - bata bicaranya.
📞"Iya Aira kenapa rupanya ma ?!" Bima jadi kesal.
📞 "Mas, Aira di culik. cepat pulang mas, aku melihat dengan mata kepala ku Aira dibawa pergi dengan mobil hitam mas." ucap Diah yang semakin ketakutan.
📞 "Hah ?!"
📞 "Kamu gak salah lihat kan ma ?!"
📞 "Kita harus melaporkan ini ke polisi." kata Bima dengan segera menutup ponselnya.
Bima langsung pulang dan menemui Diah istrinya, Diah yang melangkah perlahan menuju pulang kerumahnya dengan lunglai.
Bima yang naik motornya melihat istrinya dari jauh sedang berjalan lemas di pinggir jalan.
" Tin...!" suara klakson mobil.
Diah hampir tertabrak mobil yang melintas saat itu, dia berjalan dengan tidak stabil.
Bima yang melihatnya segera menghampiri istrinya itu.
Bima sangat kasihan melihat istrinya terjatuh ke aspal jalanan saat berjalan dari tadi.
" Ma.., mama." Bima memanggilnya.
Diah mendongakkan kepalanya ke atas dan menatap Bima suaminya ada di hadapannya.
" Hiks, hiks, mas Bima...!"
" Aira mas...!" tangisan Diah pecah seketika.
Diah masih terduduk di tanah aspal tepi jalan, kakinya tidak kuasa untuk menumpang tubuhnya berdiri kembali.
Bima pun memapah dan membantunya untuk naik ke motornya.
Dan Bima mengajak istrinya langsung ke kantor polisi untuk melaporkan atas penculikan anaknya Aira.
Sampai disana Diah menceritakan peristiwa yang terjadi, dan menuturkan semuanya dengan perlahan.
Sambil menangis Diah menceritakan dan tetap terus berbicara, lalu Diah ingat akan satu hal. Diah sempat mengingat plat mobil yang membawa Aira tersebut.
" Kalau memang ibu ingat, coba katakan berapa nomer platnya bu." kata polisi tersebut.
" Pak seingat saya platnya xx34." kata Diah yang memberi tahu plat mobil penculik itu.
Dan polisi pun mengerti, mereka langsung mengerahkan polisi yang lain untuk mencari keberadaan Aira ada dimana.
" Bapak dan ibu pulanglah dulu, kami akan berusaha untuk mencari keberadaan putri ibu dan bapak segera mungkin." ucap polisi itu.
Bima pun mengajak Diah pulang dari kantor polisi itu. Diah masih terguncang dan shock akan peristiwa tersebut, dia tidak menyangka anaknya akan pergi darinya dengan penculik itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor siapa ya yg nyulik aira
2022-09-08
4
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Semoga Aira cepat ketemu
My Bestie mampir
2022-08-31
5