Bab 20. Firasat

Diah masih menunggu kabar dari polisi tentang keberadaan Aira anaknya.

Sudah 2 hari berlalu namun belum juga mendapatkan kabar tentang anaknya.

Entah apa motif penculikan itu terhadap Aira, bahkan penculiknya tidak meminta uang tebusan atau apa pun kepada Diah dan Bima.

sekarang Diah merasa gelisah dan kacau, anaknya belum ketemu juga.

Diah teringat akan sesuatu, dan dia merasa semua ini sudah pernah dialaminya sebelumnya.

" Ya mimpi itu, aku pernah bermimpi kalau Aira di culik dan di sembunyikan dimana."

" Aku harus bilang ke mas Bima dan melaporkannya kepada polisi itu." berkata dalam hatinya sendiri*.

Akhirnya Diah menelpon Bima dan mengatakan sesuatu kepadanya, Bima awalnya tak percaya akan mimpi itu.

Tapi tak ada salahnya kalau di coba sementara waktu.

Akhirnya Bima menelpon pak polisi tersebut dan memberi tahukan soal mimpi yang di ceritakan oleh Diah.

📞 " Tapi pak, kita tidak bisa berpatokan pada mimpi semata. nanti setelah di telusuri oleh tim kami hasilnya nihil kan jadi membuang - buang waktu." kata polisi tersebut.

📞 " Tapi pak polisi, tolonglah mungkin ini petunjuk untuk kita biar bisa menemukan anak saya pak ...?" Bima memohon kepada polisi tersebut.

📞 " Baiklah pak, besok akan kita telusuri bersama - sama kesana." ucap pak polisi.

📞 " ya pak, kalau begitu terima kasih." Bima mengakhiri pembicaraan.

Diah dirumah mempunyai firasat yang tidak baik dengan seseorang yang tidak suka dengannya.

Hari ini Diah sangat yakin akan hal itu, di mimpinya orang itu sangat tidak punya hati dan ingin membalas dendam kepadanya.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Keesokan harinya, Diah dan Bima serta pak polisi mencari keberadaan tempat yang diah ketahui dari firasat mimpinya.

Tak lama kemudian mereka sampai di suatu gudang yang ada rumah kecil di dekatnya.

Para polisi semua bersembunyi di balik semak, Diah dan Bima mencoba datang mendekat.

" Hiks, hiks, mama..."

" Aira mau pulang...!"

" Aira mau pulang sama mama...!"

" Mama...!" teriakkan Aira terdengar sampai keluar.

" Itu suara Aira anak ku, sabar sayang mama akan melepaskan kamu dari mereka." berkata dalam hatinya.

Polisi yang lain menemukan mobil yang platnya sama seperti yang di katakan Diah saat itu.

" Ya ini benar plat yang di katakan bu Diah." ucap polisi berbisik ke teman polisinya.

" Dor !"

" Dor !" suara tembakan ke udara.

" Jangan bergerak atau coba - coba melarikan diri !"

" Tempat ini sudah di kepung, dan bebaskan anak itu pada kami !"

Para penculik pun terkejut mereka tidak ada yang tahu kalau polisi sudah mengepung tempat persembunyian mereka.

" Bug !"

" Bug !" pintu di dobrak oleh polisi.

" Aira... !" Diah memanggil Aira anaknya.

" Mama...!

" Aira takut ma.. !" ucap Aira sambil menangis.

" Sabar ma, biar polisi menangkap mereka dulu. Takutnya ada yang memegang pistol dan menembak." kata Bima ke Diah.

Diah pun menuruti perkataan Bima, walau dia sudah tidak sabar untuk memeluk anaknya. Rasa rindunya sudah tak bisa di bendung nya lagi.

" Kalian di tahan atas penculikan anak !"

" Dimana bos kalian yang telah menyuruh kalian ?!" polisi itu menanyakan kepada penculik itu.

Diah dan Bima berjalan menghampiri Aira anak mereka. Bima melepaskan ikatan dari tubuh Aira yang membuat dia kesakitan.

Diah ingin tahu siapa yang menculik Aira anaknya yang masih di bawah umur itu. Diah menantikan jawaban penculik yang ditanya oleh polisi.

" Tolong jangan tangkap kami pak, kami hanya menjalankan tugas saja." penculik ketakutan.

" Iya siapa yang menyuruh kalian saat ini ?" tanya polisi lagi.

Mereka ketakutan, dan Diah masih menunggu jawaban dari mereka.

" Bu_ bu Tiara yang menyuruh kami untuk membawa pulang anak ini seminggu saja." kata penculik itu.

" Apa kalian bilang ?!"

" Bu Tiara yang menyuruh kalian ?" ucap Diah tak percaya.

" *Tiara sungguh kejam diri mu !"

" Aku tak percaya kau yang selalu baik kepada ku, ternyata ingin menyakiti anak ku." ucapnya dalam hati*.

Tiara itu adalah sepupunya Diah, dia iri kepada Diah yang memiliki anak sedangkan dia tidak memiliki anak.

Dulu Diah dan Tiara sama - sama hamil, namun anaknya keguguran, tapi tidak ada tanda - tanda kalau dia membenci Diah saat itu.

Malah dia menjadi sangat baik sekali saat Diah melahirkan, dia selalu membantu dirumah sampai malam.

Dan malamnya Bima mengantarnya pulang ke rumah.

Ternyata Tiara menaruh dendam sama Diah, padahal semulanya mereka baik - baik saja dan tidak pernah bertengkar sekali pun.

Tiara mengandung saat itu tetapi suaminya tidak pernah dirumah, suaminya selalu pergi bekerja dan baru 6 sampai 8 bulan baru pulang kerumah.

Suami Tiara seorang nakhoda yang selalu pergi ke berbagai negara.

Tiara selalu berdua dirumah, itupun cuma sama art nya saja dirumahnya.

Ibunya Tiara sudah tiada, sedangkan ayahnya sudah menikah lagi sama yang lain. Tiara tidak mau ikut ayahnya dari sejak dulu, dia lebih memilih untuk hidup sendiri saja.

Polisi sudah membawa penculik - penculik itu ke dalam mobil dan di bawa ke kantor polisi untuk di tahan disana.

Lalu Diah dan Bima pergi kerumah Tiara yang tak jauh dari tempat gudang itu. Mereka juga membawa beberapa polisi untuk menangkap Tiara, namun Diah ingin mendengar dulu dari mulut Tiara tujuannya menculik Aira anaknya.

Tak beberapa lama Diah dan Bima sampai di depan rumahnya, mereka berjalan masuk ke dalam rumahnya Tiara. halamannya begitu luas mereka harus berjalan beberapa langkah untuk menuju ke depan pintu rumahnya.

" Ting, tong...!" bel rumah di tekan oleh Diah.

" Mbak siapa itu yang diluar menekan bel, coba kamu lihat deh." ujar Tiara yang sedang santai duduk membaca berita dari ponselnya sambil makan camilan.

" Dimana bu Tiara kamu ?!" tanya Diah ke art nya Tiara.

" Ada di dalam bu. Silahkan masuk." ucap art nya.

Diah dan Bima pun masuk sekalian membawa Aira masuk kedalam, mereka mengikuti art nya untuk menemui Tiara.

" Bu, ada tamu yang mencari anda, silahkan bu, pak.." ucap art yang′ mempersilahkan Diah dan Bima duduk.

Tiara pun menoleh melihat ke arah mereka tanpa menanyakan siapa yang datang.

" Hah !"

" Kak Diah dan mas Bima ?"

" Datang kenapa gak beri tahu ke Tiara dulu..., eh ada Aira juga ?"

" Bukannya Aira sedang di cul** ?

Tiara keceplosan dengan ucapannya, Diah jadi semakin yakin Tiara adalah dalang dari semua ini.

Tiara langsung membahas yang lain sebagai pengalihan agar tidak ketahuan.

Namun sayang Tiara tak tahu kalau mereka datang kerumahnya ingin menangkap dirinya.

" Tiara maaf jangan mengalihkan pembicaraan lagi, aku tahu kamu yang sudah menculik Aira."

" Anak buah mu sudah mengakuinya di depan polisi, tolong kamu jangan mengelak lagi, kali ini bicaralah dengan jujur."

" Sebenarnya apa tujuan mu menculik Aira anak ku...?!" Diah bertanya dengan nada bicara yang tinggi.

" Oh.., ternyata kalian ingin bertanya hal itu kepada ku ?"

" Kurasa suami mu tahu mengapa aku menculik Aira anak mu."

" Semua ini karena dia !"

" Dan karena kamu juga, yang selalu beruntung mempunyai suami seperti dirinya !"

" Selalu dari dulu aku kesepian dan tidak bisa bahagia seperti diri mu. walau asa banyak harta dan kekayaan tapi aku selalu kesepian dan sendirian." ucap Tiara sambil menangis.

Bersambung.....! ❤️💕❤️

Terpopuler

Comments

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

firasat diah apakah bisa menemukan aira yang di culik

2022-09-26

2

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu

2022-09-08

4

ZasNov

ZasNov

Aku datang membawa dukungan Kak ☺️
Sehat, banyak rezeki & bahagia selalu ya
Semakin sukses 🌹🌟🌟🌟🌟🌟🌹

2022-09-06

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!