Bab 4. Saat Sakit

🏵️ Setelah siap arisan dan ditambah harus bekerja lagi diluar rumah, mertuanya jatuh sakit dan terbaring tak berdaya.

" Hoek... !"

" Hoek... !"

Mertuanya muntah - muntah di dalam kamarnya, semua berserak dimana - mana. Sementara suami dan anaknya semua pada pergi kerja.

Ibu itu mencoba menelpon Lastri anaknya yang paling besar dan tertua dari yang lain.

" Tut..., tut..." telpon sedang tersambung.

" Hallo ?"

" Ya bu, ada apa ?" tanya Lastri.

" Nak, tolong kerumah ya nak."

" Ibu sakit dan minta tolong panggil kak Susi untuk mengurut ibu, sepertinya ibu masuk angin." itulah yang disampaikan oleh ibunya ke Lastri.

"Iya bu, nanti aku akan kesana." ucap Lastri yang sebenarnya tidak senang.

Lastri mengiyakan ucapan ibunya, dan ibu pun tenang menunggu kedatangan Lastri dirumah.

Sudah 1 jam ibunya menunggu namun tidak terlihat Lastri datang kerumah.

Bahkan tidak ada memberikan kabar atau menelpon ibunya kembali.

Ibunya sudah gak tahan dan merasa kesakitan, sekarang dia sudah buang air kecil dan pup pun di tempat tidur.

Ibunya kembali lagi menelpon Lastri tapi tidak ada yang menjawab panggilan ibu itu dari ponselnya.

Diah yang sudah siap menyiapkan anaknya dan menidurkan dalam buai ayunan, segera mengecek keadaan mertuanya.

" Ibu mau apa bu.. ?"

" Kenapa kak Lastri belum juga datang ?"

" Ibu bilang mau diurut saja dengan kak Susi, dan nanti kak Lastri yang menjemputnya." ujar Diah.

" Iya, tadi sudah ibu telpon lagi tapi tidak ada yang jawab telpon dari ibu." ucap mertuanya sambil menangis menahan rasa sakitnya.

" Ya sudah, biar Diah saja ya yang urus ibu."

" Nanti kita ke rumah sakit saja ya bu ?"

" Jangan di diamkan saja sakit ibu, nanti Diah biar telpon mas Bima untuk pulang dan mengantar ibu ke rumah sakit." ucap Diah yang langsung mengambil air untuk membasuh mertuanya.

Kamar itu menjadi sangat bau, aroma semuanya ada disitu. Diah membersihkan muntahan, pipis dan pup mertuanya semua.

Mertuanya kalau sudah sakit tidak bisa jalan ke kamar mandi untuk buang air bahkan muntahnya.

Diah mengelap dan menyeka seluruh badan mertuanya dengan air bersih, dan menggantikan pakaiannya yang sudah kotor dengan yang baru.

Anaknya yang ditunggu dan diharapkan tidak ada yang datang melihat ke adaan ibunya.

Sementara anak perempuannya yang ke tiga ( Vera ) sedang berada di Jakarta mencari nafkah disana. Dia tidak bisa mengurus ibunya yang sedang sakit, Vera harus banting tulang untuk kehidupannya yang singel parent saat ini.

🏵️ Diah menelpon Bima suaminya

" Tut.., tut.." hallo ma iya ada apa ?" tanya Bima.

" Mas, pulanglah saat makan siang nanti."

" Kasihan ibu, sudah menahan sakit dari tadi."

" Biar ibu kita bawa saja kerumah sakit mas... ?"

" Nanti kita bisa antar pakai becak kesana." ucap Diah dari tadi.

Bima yang mendengarkannya pun menyetujuinya dan ponsel pun ditutup. Diah mulai menyiapkan semua perlengkapan dan surat - surat untuk membawa mertuanya kerumah sakit.

Kamar itu dibersihkan oleh Diah dan semua yang kotor dia letakkan di kamar mandi untuk dia cuci.

Sprei dan selimut semua kena kotoran, sampai tempat tidur kasurnya pun sudah terkena semuanya.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Tepat pukul 12 siang Bima sampai dirumah dengan sepeda motornya.

" Dimana ibu, ma ?" Bima bertanya.

" Ada dikamar mas."

" Dari tadi ibu menangis terus." ujarnya.

" Bapak kemana ?"

" Kenapa gak minta tolong bapak tadi bawa ibu ke rumah sakit kalau memang sudah parah.. !" kata Bima yang sedikit meninggi.

Diah hanya diam saja dan tidak menjawab, ibu yang mendengar langsung menyahutnya.

" Bapak mu tidak perduli sama ibu nak, sudahlah jangan menyalahkan Diah."

" Diah sudah capek dari tadi mengurus semuanya." kata mertuanya.

Bima pun memanggil becak dan mencari ke depan jalan besar disana.

Becak pun datang dan Bima menggendong ibunya untuk naik becak karena memang tidak bisa jalan.

Diah menggendong anaknya dan ikut bersama becak menuju ke rumah sakit xxx di tempat biasa ibu sering berobat.

Becak jalan dengan hati - hati dan disusul Bima dengan motornya mengikuti mereka dari belakang.

Diah tidak sanggup melihat mertuanya yang menangis dan terus muntah - muntah saat di atas becak tersebut.

Sesampainya di rumah sakit langsung di depan ruang UGD, suster langsung datang dan menolong mertua dan Diah mengangkat ibu mertuanya.

Bima pun juga ikut membantu membawa ibunya untuk masuk kedalam dan menidurkannya di tempat tidur di ruang UGD tersebut.

Diah yang masih menggendong anaknya menunggu di kursi tunggu, sedangkan Bima mengurus dan menyerahkan surat dan berkas agar bisa dirawat di rumah sakit itu.

Lalu Diah segera mengirim pesan ke Monik, bahwa ibunya sekarang masuk rumah sakit dan masih ada di ruangan UGD rumah sakit ditempat biasa.

Suster tunggu itu ada tiga orang yang mengurus, satu menyiapkan berkas dan yang satu lagi sedang memeriksa dan menanyakan keluhan ibu mertuanya. Bima sekarang sedang mengisi formulir dan data pasien untuk segera di proses. Sedangkan suster yang satu lagi mengecek kamar yang kosong dari komputernya.

Diah hanya duduk diam saja di kursi tunggunya, untungnya anak Diah masih tidur dan tidak rewel sedikit pun. Diah menunggu suaminya Bima dan juga adiknya Monik.

Bapak mertuanya juga sudah di beri kabar dan juga anaknya yang lain. Tetapi Bapak mertuanya Diah tidak sedikit pun datang dan meninggalkan pekerjaannya. Mereka sudah terbiasa dengan keadaan istrinya yang begitu.

🏵️🏵️🏵️🌼🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Sampai jam 4 sore masih di ruang UGD, karena seluruh kamar sudah penuh, jadi harus menunggu ada kamar yang kosong terlebih dahulu.

Tiba - tiba Monik datang menghampiri Diah dan menanyakan keadaan ibunya dengan Bina.

Bima ada bersama Diah ikut duduk di kursi tunggu disana.

Lalu setelah ada kamar kosong dan dibersihkan serta di rapikan, baru ibu di bawa mereka dengan kursi roda ke dalam kamar tersebut dan menidurkannya kembali ke ruangan pasien.

Monik, yang baru pulang kerja langsung menunggui ibunya di rumah sakit. Dia menyuruh Bima dan Diah untuk pulang kerumah, karena anak mereka sudah mulai rewel dan meminta susunya. Sementara susunya ada di rumah dan lupa membawanya.

Akhirnya Bima dan Diah pun pulang kerumah, mereka pulang naik motor bersama. Sampai dirumah Diah masih harus mencuci sprei dan baju mertuanya. Sedangkan Bima mengasuh anaknya dan membuatkan susu agar tak menangis lagi.

Air di hidupkan dan sabun dituangkan kedalam ember untuk sebagai bahan siraman untuk saat kain akan dicuci.

Sebenarnya Diah tidak tahan dan dia juga mau muntah mengerjakannya, namun dia bertahan dan terus mencuci sprei dan baju mertuanya.

Lalu setelah selesai mencuci, Diah sambung lagi dengan memasak dan menyiapkan makan malam untuk keluarga.Sebentar lagi bapak mertuanya akan segera pulang untuk makan dirumah.

Lalu akan pergi bermalam dirumah sakit menemani istrinya disana.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

aku salut sama diah

2022-09-10

7

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor mantu yg luar biasa

2022-09-07

4

Ghiie-nae

Ghiie-nae

aku kembali lagi kak....

semangat berkarya...


nanti lanjut lagi ya👍👍👍

2022-09-05

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!