Sekarang sudah lewat seminggu berpuasa, dan Aira setiap hari belajar berpuasa. Walau puasanya tidak full seperti yang seharusnya, namun Aira sangat antusias ingin terus ikut berpuasa.
Diah dan Bima sangat senang melihat anak mereka bersemangat dalam berpuasa.
Bima juga selalu memberikan hadiah kepada Aira saat setelah buka puasa di malam harinya.
Bima memberikan uang pada Aira sebesar lima ribu agar dia bertambah semangat besok berpuasa.
Diah juga selalu mengajarkan anaknya menabung dari sebelum bersekolah.
Dan Aira selalu menyisihkan uangnya bila dikasih dari neneknya.
🌻 Masa kecil anak harus bisa kita ciptakan masa yang indah semampu kita sebagai orang tua. Jangan biarkan dia berpikir lebih dewasa dari pada usianya.
Karena masa kecil itu tidak dapat diputar kembali sekali lagi. Jadi kita sebagai orang tua nikmatilah masa anak kita yang masih belia, dan biarkan mereka merasakan masa indah mereka.
Diah juga selalu mengingatkan suaminya untuk meluangkan waktu untuk mereka berdua.
" Mas, kalau haru libur luangkanlah waktu untuk kami, setidaknya untuk Aira." walau hanya sekedar membawanya jalan - jalan ke taman kota dan menikmati permainan yang ada disana." ujar Diah ke suaminya.
" Kalau hanya dirumah saja kasihan dia bisa jenuh dan kurang perhatian untuknya." kata Diah lagi.
Bima hanya diam tapi menganggukkan kepalanya, Bima berpikir bahwa apa yang dikatakan istrinya ada benarnya.
" Bahwa mereka sudah seharian dirumah saja, bahkan selama seminggu tidak kemana - mana."
" Lagian tidak ada salahnya dan tidak banyak keluar biaya kalau hanya pergi jalan ke taman kota dan bermain disana." Ucapnya dalam hati.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Hari sudah mulai sore, Bima yang hari ini tidak kerja segera mandi dan mengajak istri serta anaknya naik ke motornya.
" Mas, mau kemana kita ini ?" tanya Diah.
" Sebentar lagi sudah mau buka puasa loh mas, mama belum sempat buat teh dan camilan dirumah." nanti kalau ibu dan bapak pulang bagaiman ?" ucap Diah lagi.
" Sudah..., ini hari tidak usah dipikirkan masalah dirumah."
" Diam dan duduklah dengan baik di belakang mas." kata Bima ke istrinya.
" Ayah, kita mau main kemana ?" tanya Aira.
" Rahasia dong.., ayah mau ajak Aira jalan - jalan suka gak ?" tanya Bima dengan menggemaskan.
" Aira sangat suka ayah, hore... !" Aira kegirangan.
Diah tersenyum melihat tingkah suami dan anaknya Aira. Diah semakin erat berpegangan dan memeluk tubuh Bima dari belakang. Bima melirik istrinya dari kaca spion motornya sambil tersenyum.
Bima pun menambah kecepatan motornya karena memang sudah sangat sore dan sebentar lagi maghrib akan berkumandang.
Bima membelokkan stang motornya dan berhenti di warung makan lesehan.
Diah dan Aira pun turun dari motor Bima, mata Aira menjelajah disana.
Aira melompat dan ingin cepat - cepat masuk kesana, karena dia melihat ada permainan anak - anak dan kolam ikan kecil menghiasi warung makan itu.
" Kita kok kesini mas ?" Diah bertanya heran kepada Bima.
" Iya mau makanlah sayang..." masak cuma numpang duduk ?" Bima membalas ucapan Diah.
" Mama..., Aira mau kesana..!" rengek Aira yang mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Diah.
" Aira sayang..., sebentar ya." kita tunggu ayah dulu parkir motornya" ucap Diah ke anaknya.
" Iya ma" Aira menurut perkataan Diah.
Bima menghampiri istri dan anaknya yang telah menunggu mereka di ayunan depan warung itu.
" Ayo ma kita masuk" kata Bima mengajak mereka.
Diah dan Aira pun mengikuti Bima dari belakang, saat masuk kedalam Bima langsung memesan menu makanan dan minumnya.
Bima tidak mau terlalu lama nanti menunggu, sementara waktu berbuka puasa sudah hampir tiba. Waktu berbuka tinggal 15 menitan lagi, dan Bima gak mau menunda saat berbuka.
Diah dan Aira sudah berjalan duluan ke dalam dan memilih tempat duduk mereka. Aira suka duduk di tepi dekat kolam ikan disudut kanan, dan Diah pun mengikuti Aira untuk duduk disana juga.
" Mama, lihat ikannya banyak sekali " kata Aira yang sangat senang melihat ikan - ikan itu.
Bima datang menghampiri mereka yang sedang melihat ikan - ikan di samping tempat duduk mereka.
Bima pun duduk bersama mereka, pesanan mereka akan diantar 10 menit lagi.
Bima memperhatikan anak dan istrinya yang terlihat senang dari tadi, diam - diam Bima memandangi istrinya yang membuatnya gemas ingin menarik dan melakukan sesuatu.
Bima menggelengkan kepalanya dan tersadar dari lamunannya karena terpesona. Dan sekarang waktu sudah mau masuk maghrib, Bima melihat menu makanan mereka siap diantar.
" Permisi pak, ini pesanan bapak tadi " kata pelayan warung.
Ayam Bakar Madu
Nasi Putih
Sate Padang
" Dug, dug, dug...!" terdengar suara beduk dari masjid sebelah warung tersebut.
Dan adzan berkumandang terdengar secara jelas dan indah. Itu menandakan bahwa sudah waktunya berbuka puasa, Bima dan keluarga kecilnya pun berbuka puasa dengan menyantap makanan yang sudah dipesan oleh Bima tadi.
Hari ini Bima ingin makan sate padang, dan memesan ayam bakar serta dua nasih untuk anak dan istrinya.
Aira sangat suka makan ayam bakar mentega, dan begitu juga dengan Diah istrinya.
Bima hanya bisa mengajak makan anak dan istrinya di warung pinggir jalan. Namun Diah istrinya tidak pernah mempermasalahkannya, dibawa jalan saja sama suaminya sudah bahagia hatinya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Sementara dirumah tidak ada orang, orang tua Bima entah pergi kemana tanpa beri tahu.
Untunglah Bima membawa mereka keluar rumah untuk berbuka diluar.
Dalam perjalanan hidup dan rumah tangganya itu Diah hanya pasrah saja.
Dan berusaha untuk bisa bertahan, tapi tidak tahu pada dirinya akan mampu bertahan atau tidak bila harus hidup bersama mertuanya terus.
Satu sisi suami berbakti dan memenuhi permintaan ibunya, namun di satu sisi tidak menyadari hati istri selalu terluka.
Sering kalau mau keluar rumah selalu ditanya, mau kemana dan mau apa kesana. Diah merasa tidak punya privasi dirumah itu, mau kemana dan mau apa harus memberi tahu dahulu sebelumnya.
Bahkan Lastri kakak iparnya pernah tidur sekeluarga di kamar Diah dan suaminya, mereka masuk tanpa permisi atau memberi tahu pada Diah saat mereka tidak berada dirumah.
Diah merasa dirumah itu tidak di hargai dan seperti tidak memiliki hak untuk apa pun. Kamar pribadinya saja bisa mereka keluar masuk sesuka hati.
Bisa di bayangkan seperti apa rasanya tinggal dirumah yang seperti itu, sesuka hati membuka lemari milik Diah dikamarnya dan mengobrak - abrik seprei dan yang lainnya.
Miris sekali rasanya, orang bisa sesuka hati membuka pintu kamarnya tanpa permisi atau mengetuk pintu saat Diah sedang berada didalam.
Mengeluh pun dengan suaminya juga percuma, Bima tetap membela keluarganya dan akhirnya membuat Diah dan suaminya bertengkar dengan hal itu.
Jadi mulai sekarang Diah hanya diam saja dan tidak mau mengatakan apapun yang dia rasakan dan apa yang terjadi di dalam hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
auliasiamatir
kalau aku jadi diah katanya gak bakalan tahan deh Thor
2022-10-10
3
manda_
lanjut thor bikin laper liat sate Padang sama ayam bakar madu
2022-09-08
5
Abidzar Zaira
lanjut kk
2022-08-29
2