Bab 8. Seperti Berkasta

Diah yang selalu kepikiran untuk pindah, kini menurutnya hanya mimpi.

Suaminya tak mau meninggalkan ibunya sendiri, karena menurutnya ibunya adalah tanggung jawabnya.

Namun rasa tanggung jawabnya itu tidak di imbangi dengan perasaan istrinya ( Diah ).

Dari awal masuk ke rumah itu Diah sudah penuh dengan hinaan dan cercaan dari ipar - iparnya. Diah juga gak mengerti kenapa bisa begitu, dan tak tahu salahnya ada dimana.

Di dalam keluarga Bima yang Diah lihat, bila kita ada uang kita yang disayang. Namun bila kita tak ada uang kita yang jadi babunya, dan yang mempunyai uang akan menjadi ratu dan juga di sayang.

🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄

Hari ini keluarga dari kampung akan datang ke rumah, namun Diah tidak tahu ada acara apa dan seberapa banyak yang datang.

Bibi mereka sudah sampai duluan ke rumah dan sudah menginap di rumah.

Paginya ada kabar lagi kalau mereka akan datang dan sampai siang hari.

Mertuanya pergi belanja untuk menyambut keluarga dari suaminya.

" Dek, kamu ngapain saja sih.. ?" itu mereka sudah mau datang, masaklah nasi lagi." Ini mana teh untuk diminum pagi ini ?" Kenapa semuanya gak disiapkan semua harus pakai di bilang." ucap ketus bibinya itu.

Diah yang tidak tahu kalau tamu dari kampung datang lagi yang lain jadi bingung sendiri. Bibinya itu selalu menyuruh - nyuruh Diah buat ini dan itu.

Sementara anak Diah belum di bereskan makan dan mandinya, Diah sebenarnya kesal karena semua orang pergi hanya ada Diah dirumah yang harus siapkan semuanya.

" Huaa..., mama !"

" Huaa..., mama !"

Aira menangis karena terlalu lama ditinggal oleh Diah di dapur, bibi itu dari tadi selalu memerintah dan menyuruh saja. Aira datang menghampiri Diah, Aira yang menangis langsung di gendong oleh Diah dan dia pun diam.

Bibi itu hanya duduk dan bersantai dengan tv nya dan teh pagi harinya.

Sementara Diah sendirian yang sibuk kesana kemari mengerjakan semuanya.

" Huf..." Diah menghela nafasnya.

" Semua akan baik - baik saja Diah, bersabarlah ini hanya masalah kecil di dalam hidup mu." Diah berbicara sendiri dan memberi support pada dirinya.

Diah kembali tersenyum dan bersikap lembut tanpa ada banyak bicara.

Mertuanya pulang dari pasar dengan becak dan barang belanjaannya.

" Diah... !"

" Diah...!"

" Tolong belanjaannya di bawa kedalam, ibu sudah tidak sanggup lagi mengangkatnya." kata mertuanya.

Diah pun datang dan meninggalkan anaknya yang sudah selesai makan dan mandi. Aira sekarang sedang main dengan mainannya dan menonton tv dikamarnya.

Diah berjalan dan mengangkat barang belanjaan yang berat itu ke dapur.

" Dari mana mbak ?" tanya bibi ke kakaknya yang baru pulang dari pasar.

" Inilah belanja disuruh abang mu tuk makan siang mereka nanti yang datang." ucap Mertuanya Diah.

" Iya orang itu paling sampai siang nanti itu mbak." ucap bibi lagi.

" Iya, ini biar masak dulu kita." kata mertuanya lagi.

Ibu mertuanya langsung ke kamar mandi membersihkan diri dan berganti pakaian. Mertuanya sudah memberi tahu bahwa akan masak soto ayam dan sambal kecap saja permintaan dari suaminya.

Suaminya suka makan soto dan gulai ayam, semua itu adalah favoritnya.

" Ibu mau makan dulu ya."

" Nanti ibu bantu masaknya, dan bumbu semua sudah pakai bumbu jadi saja biar gak ribet."

" Mereka sudah ibu kabari bahwa orang kampung akan datang." ucap ibu itu yang memberi tahu kepada anak - anaknya.

Mertuanya membawa piring makannya keluar rumah dan duduk di rumah orang. Dia selalu suka makan di rumah tetangga sambil bergosip dan bersantai.

Diah mencuci ayam dan menumis bumbu serta memeras santan untuk masak sotonya. Sementara bibi itu menonton tv sambil rebahan dengan bantalnya di depan tv.

Diah bekerja sendirian dan mengurus semuanya. Nasi sudah masak, dan sekarang sudah pukul sebelas lebih dan semua masakan hampir selesai.

Sementara mertuanya belum juga pulang dari makan sarapannya dirumah tetangganya.

" treet...."

" treet...."

Diah sedang haluskan untuk bumbu sambalnya. Mertuanya pulang dan langsung duduk setelah meletakan piring kotornya.

Tak beberapa lama tamu yang ditunggu datang dan masuk kedalam rumah mereka.

" Assalam'alaikum..." ucap tamu yang masuk ke dalam rumah.

" Wa'alaikumsalam..." ucap bersamaan.

" Sudah pada datang semua ya ?" tanya mertuanya.

" Iya nek..." ucap cucunya yang ikut ke rumah kami juga.

Semua tamu duduk di sofa, mereka bercerita - cerita. Dan anak - anak ibu mertua pada datang kerumah, Vera membawa semangka.

Lalu dengan sibuknya bapak mertuanya menyuruh Diah untuk membelah semangka itu. Diah bekerja di dapur menyiapkan semangka dan teh yang akan disuguhkan.

Sementara mereka asik mengobrol duduk di ruang tamu. Anak - anak dari mertuanya Diah tidak ada yang membantunya di dapur, hanya mengangkat teh dan semangka saja.

🌼🍀

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 12, Diah masih sibuk menyiapkan peralatan untuk makan.

" Hahaha..."

" Begitu ya wak, jadi ini baru pulang antar cucu uwak yang mau berangkat lagi ?" tanya Vera dan ibunya.

" Iya, dia di tempatkan di Batam."

" Dari rumah uwak kan gak da yang kesana klau jalan darat jauh kali." ucap uwak itu.

" Mana ini makan siangnya ?!" tanya bapak mertuanya.

" Lihatlah sana dulu Mir ?" kata suaminya yang terus mendesak dan ribut menanyakan.

Istrinya pun berjalan melihat apakah sudah selesai di hidangkan.

" Sudah siap dek, orang ini sudah pada lapar dan sudah siang."

" Mereka mau pulang lagi ke kampungnya." ucap bibi yang tadi malam menginap dirumah.

" Iya bi, ini sudah selesai menyiapkannya."

" Ayo bu, sudah bisa makan sekarang." semua sudah saya siapkan dimeja makan." kata Diah perlahan.

Ibu mertuanya pun segera pergi dan memberi tahu bahwa semua sudah siap di hidangkan. Lalu mereka semua pergi ke ruang makan dan makan bersama.

Begitu bahagia mereka makan siang disana, Diah pun pergi mengambil makanan untuk anaknya dan menyuapinya.

Dari mereka tidak ada yang mengajaknya makan siang bersama mereka. Bahkan bapak mertuanya menanyakan yang kurang kepada Diah terus tanpa bertanya ke istrinya sendiri.

Posisi Diah tidak lain bagai suruhan mereka dalam rumah itu ( Art ). Suami Diah mas Bima tidak tahu tentang itu, dia sedang bekerja diluar mencari rezeki.

Dalam rumah di bedakan seperti ada kasta, menantu di jadikan pela**n dirumah mereka.

Sementara dalam keluarganya sendiri dia anak tersayang ayahnya yang sangat dicintai.

Mertua ingin anak perempuannya di ratu kan di rumah mertuanya. Namun dia lupa untuk menjadikan ratu menantunya.

Dunia dalam keluarga mereka begitu kolot dan konyol, masih melihat dari segala sisi ke uang dan kekayaan. Sementara yang hanya dapat membantu tenaga perhatian dan waktu selalu kalah dengan beberapa kertas yang begitu tinggi kedudukannya dimata mereka.

Terpopuler

Comments

Ghiie-nae

Ghiie-nae

Kerumah=> Ke rumah...

apa bila menyatakan tempat maka Ke dan Di dipisahkan, kecuali masuk ke dalam kata kerja..

2022-09-26

6

auliasiamatir

auliasiamatir

gerem sendiri aku bacanya.

2022-09-14

4

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi bener2 keluarga suami nya gak ada yg menghargai menantunya kasihan diah jadi pembantu

2022-09-08

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!