Diah yang selalu kepikiran untuk pindah, kini menurutnya hanya mimpi.
Suaminya tak mau meninggalkan ibunya sendiri, karena menurutnya ibunya adalah tanggung jawabnya.
Namun rasa tanggung jawabnya itu tidak di imbangi dengan perasaan istrinya ( Diah ).
Dari awal masuk ke rumah itu Diah sudah penuh dengan hinaan dan cercaan dari ipar - iparnya. Diah juga gak mengerti kenapa bisa begitu, dan tak tahu salahnya ada dimana.
Di dalam keluarga Bima yang Diah lihat, bila kita ada uang kita yang disayang. Namun bila kita tak ada uang kita yang jadi babunya, dan yang mempunyai uang akan menjadi ratu dan juga di sayang.
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
Hari ini keluarga dari kampung akan datang ke rumah, namun Diah tidak tahu ada acara apa dan seberapa banyak yang datang.
Bibi mereka sudah sampai duluan ke rumah dan sudah menginap di rumah.
Paginya ada kabar lagi kalau mereka akan datang dan sampai siang hari.
Mertuanya pergi belanja untuk menyambut keluarga dari suaminya.
" Dek, kamu ngapain saja sih.. ?" itu mereka sudah mau datang, masaklah nasi lagi." Ini mana teh untuk diminum pagi ini ?" Kenapa semuanya gak disiapkan semua harus pakai di bilang." ucap ketus bibinya itu.
Diah yang tidak tahu kalau tamu dari kampung datang lagi yang lain jadi bingung sendiri. Bibinya itu selalu menyuruh - nyuruh Diah buat ini dan itu.
Sementara anak Diah belum di bereskan makan dan mandinya, Diah sebenarnya kesal karena semua orang pergi hanya ada Diah dirumah yang harus siapkan semuanya.
" Huaa..., mama !"
" Huaa..., mama !"
Aira menangis karena terlalu lama ditinggal oleh Diah di dapur, bibi itu dari tadi selalu memerintah dan menyuruh saja. Aira datang menghampiri Diah, Aira yang menangis langsung di gendong oleh Diah dan dia pun diam.
Bibi itu hanya duduk dan bersantai dengan tv nya dan teh pagi harinya.
Sementara Diah sendirian yang sibuk kesana kemari mengerjakan semuanya.
" Huf..." Diah menghela nafasnya.
" Semua akan baik - baik saja Diah, bersabarlah ini hanya masalah kecil di dalam hidup mu." Diah berbicara sendiri dan memberi support pada dirinya.
Diah kembali tersenyum dan bersikap lembut tanpa ada banyak bicara.
Mertuanya pulang dari pasar dengan becak dan barang belanjaannya.
" Diah... !"
" Diah...!"
" Tolong belanjaannya di bawa kedalam, ibu sudah tidak sanggup lagi mengangkatnya." kata mertuanya.
Diah pun datang dan meninggalkan anaknya yang sudah selesai makan dan mandi. Aira sekarang sedang main dengan mainannya dan menonton tv dikamarnya.
Diah berjalan dan mengangkat barang belanjaan yang berat itu ke dapur.
" Dari mana mbak ?" tanya bibi ke kakaknya yang baru pulang dari pasar.
" Inilah belanja disuruh abang mu tuk makan siang mereka nanti yang datang." ucap Mertuanya Diah.
" Iya orang itu paling sampai siang nanti itu mbak." ucap bibi lagi.
" Iya, ini biar masak dulu kita." kata mertuanya lagi.
Ibu mertuanya langsung ke kamar mandi membersihkan diri dan berganti pakaian. Mertuanya sudah memberi tahu bahwa akan masak soto ayam dan sambal kecap saja permintaan dari suaminya.
Suaminya suka makan soto dan gulai ayam, semua itu adalah favoritnya.
" Ibu mau makan dulu ya."
" Nanti ibu bantu masaknya, dan bumbu semua sudah pakai bumbu jadi saja biar gak ribet."
" Mereka sudah ibu kabari bahwa orang kampung akan datang." ucap ibu itu yang memberi tahu kepada anak - anaknya.
Mertuanya membawa piring makannya keluar rumah dan duduk di rumah orang. Dia selalu suka makan di rumah tetangga sambil bergosip dan bersantai.
Diah mencuci ayam dan menumis bumbu serta memeras santan untuk masak sotonya. Sementara bibi itu menonton tv sambil rebahan dengan bantalnya di depan tv.
Diah bekerja sendirian dan mengurus semuanya. Nasi sudah masak, dan sekarang sudah pukul sebelas lebih dan semua masakan hampir selesai.
Sementara mertuanya belum juga pulang dari makan sarapannya dirumah tetangganya.
" treet...."
" treet...."
Diah sedang haluskan untuk bumbu sambalnya. Mertuanya pulang dan langsung duduk setelah meletakan piring kotornya.
Tak beberapa lama tamu yang ditunggu datang dan masuk kedalam rumah mereka.
" Assalam'alaikum..." ucap tamu yang masuk ke dalam rumah.
" Wa'alaikumsalam..." ucap bersamaan.
" Sudah pada datang semua ya ?" tanya mertuanya.
" Iya nek..." ucap cucunya yang ikut ke rumah kami juga.
Semua tamu duduk di sofa, mereka bercerita - cerita. Dan anak - anak ibu mertua pada datang kerumah, Vera membawa semangka.
Lalu dengan sibuknya bapak mertuanya menyuruh Diah untuk membelah semangka itu. Diah bekerja di dapur menyiapkan semangka dan teh yang akan disuguhkan.
Sementara mereka asik mengobrol duduk di ruang tamu. Anak - anak dari mertuanya Diah tidak ada yang membantunya di dapur, hanya mengangkat teh dan semangka saja.
🌼🍀
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 12, Diah masih sibuk menyiapkan peralatan untuk makan.
" Hahaha..."
" Begitu ya wak, jadi ini baru pulang antar cucu uwak yang mau berangkat lagi ?" tanya Vera dan ibunya.
" Iya, dia di tempatkan di Batam."
" Dari rumah uwak kan gak da yang kesana klau jalan darat jauh kali." ucap uwak itu.
" Mana ini makan siangnya ?!" tanya bapak mertuanya.
" Lihatlah sana dulu Mir ?" kata suaminya yang terus mendesak dan ribut menanyakan.
Istrinya pun berjalan melihat apakah sudah selesai di hidangkan.
" Sudah siap dek, orang ini sudah pada lapar dan sudah siang."
" Mereka mau pulang lagi ke kampungnya." ucap bibi yang tadi malam menginap dirumah.
" Iya bi, ini sudah selesai menyiapkannya."
" Ayo bu, sudah bisa makan sekarang." semua sudah saya siapkan dimeja makan." kata Diah perlahan.
Ibu mertuanya pun segera pergi dan memberi tahu bahwa semua sudah siap di hidangkan. Lalu mereka semua pergi ke ruang makan dan makan bersama.
Begitu bahagia mereka makan siang disana, Diah pun pergi mengambil makanan untuk anaknya dan menyuapinya.
Dari mereka tidak ada yang mengajaknya makan siang bersama mereka. Bahkan bapak mertuanya menanyakan yang kurang kepada Diah terus tanpa bertanya ke istrinya sendiri.
Posisi Diah tidak lain bagai suruhan mereka dalam rumah itu ( Art ). Suami Diah mas Bima tidak tahu tentang itu, dia sedang bekerja diluar mencari rezeki.
Dalam rumah di bedakan seperti ada kasta, menantu di jadikan pela**n dirumah mereka.
Sementara dalam keluarganya sendiri dia anak tersayang ayahnya yang sangat dicintai.
Mertua ingin anak perempuannya di ratu kan di rumah mertuanya. Namun dia lupa untuk menjadikan ratu menantunya.
Dunia dalam keluarga mereka begitu kolot dan konyol, masih melihat dari segala sisi ke uang dan kekayaan. Sementara yang hanya dapat membantu tenaga perhatian dan waktu selalu kalah dengan beberapa kertas yang begitu tinggi kedudukannya dimata mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ghiie-nae
Kerumah=> Ke rumah...
apa bila menyatakan tempat maka Ke dan Di dipisahkan, kecuali masuk ke dalam kata kerja..
2022-09-26
6
auliasiamatir
gerem sendiri aku bacanya.
2022-09-14
4
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi bener2 keluarga suami nya gak ada yg menghargai menantunya kasihan diah jadi pembantu
2022-09-08
5