" Bu, nanti Minggu tolong kakak ya bu ?" kata Lastri yang main kerumah.
" Iya Lastri ada arisan dari keluarga
Bimo ( suaminya Lastri )." ucapnya lagi.
" Ya sudah nanti kalau ibu sehat bisa ibu bantu kami." kata ibunya.
Arisannya 2 Minggu lagi, tapi Lastri sudah heboh meminta bantuan kepada ibunya. Dia selalu begitu kalau mau ada acara, sementara sewaktu ada acara dirumah ibunya dia tak mau datang membantu dengan alasan sibuk dirumahnya.
Lastri sangat pandai bersandiwara dan menarik perhatian dan membuat orang iba kepadanya.
Mulutnya sangat berbahaya dan juga ekspresi wajahnya yang selalu sedih dan sendu, padahal itu semua bohong.
Setiap datang kerumah ibunya Lastri sangat sinis melirik matanya ke arah Diah. Namun Diah tidak perduli atas pandangan Lastri ke dirinya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Hari Tiba Arisan
Minggu itu Diah tidak ingat kalau itu tepat hari dimana ada arisan dirumah Lastri.
Mertuanya sudah sibuk dari pagi ke rumah kakak iparnya.
" Diah, ayo kita pergi sekarang ya." kata ibu mertuanya.
" Mau kemana bu rupanya ?" Dia tak tahu dan bertanya.
" Loh, ya bantu kakak dirumahnya."
" Kan hari ini dia arisannya." kata mertuanya.
Diah merasa kesal karena baru di ingatkan saat pagi hari, padahal dia ada pekerjaan yang belum dia lakukan lagi.
Sementara Lastri gak pernah bicara atau basa basi meminta untuk membantunya.
Diah yang berniat akan membantu kini harus membiarkan segala pekerjaannya. Diah pun mulai bersiap dan segera pergi ikut bersama mertuanya ke rumah Lastri.
Mereka naik becak untuk pergi kesana, sekalian membawa alat - alat masak yang baru hari itu akan dibawa.
Sungguh merepotkan sekali kalau harus membawa dan memenuhi becak itu.
Sementara Lastri sendiri hanya bersantai dirumahnya, padahal anak - anaknya banyak yang laki - laki dan bisa membawanya dari kemarin - kemarin.
Sesampainya disana Diah turun dan mengangkat barang - barang itu satu persatu. Anak Lastri tidak ada yang perduli dan ikut mengangkat.
Lastri juga hanya diam saja dengan anaknya yang masih kecil, bahkan Aira harus mengerti disaat Diah sedang sibuk.
Dirumahnya itu Lastri hanya duduk saja dan meladeni anaknya, tanpa menegur Diah yang sedang bantu - bantu dirumahnya.
Arisannya di gabung dengan aqiqah anak perempuannya yang baru lahir sebulan yang lalu.
Dia sama sekali tidak ada menegur atau menyediakan minum untuk Diah, bahkan anak Diah saja Aira pun tidak di hiraukan.
Sementara adik - adiknya yang lain Monik dan Vera tidak datang ikut membantu disana, padahal mereka tahu ada acara dirumah kakaknya.
Diah tidak pernah berbuat keji dan selalu menjaga perasaan orang, tetapi Lastri selalu tidak suka dengan Diah dan Bima yang adik kandungnya sendiri.
pemikirannya selalu tidak bisa di tebak dan suka berprasangka buruk terhadap orang lain.
Setelah selesai masak memasak, Diah meminta suaminya untuk mengantarnya pulang kerumah.
Dan tidak mau berada disana, yang terpenting sudah ikut membantu dan gak perlu menjadi pembantu.
" Kak, aku pulang dulu ya kak.." kata Diah.
" Bu, pulang duluan ya bu." masih ada kerjaan lagi yang mau dilakukan." ucap Diah yang langsung pergi.
Lastri hanya diam saja dan tidak menghiraukan ucapan Diah, mertuanya sibuk membungkus nasi untuk Diah dan Bima.
Namun Diah menolak dan tidak mau membawanya, dia beralasan nanti juga mau pergi keluar dan tidak sempat makan dirumah.
Diah pun pergi dengan di bonceng Bima pakai motornya, Aira duduk di depan dan Diah merangkul suaminya dari belakang.
Bima menuruti keinginan istrinya itu, mereka pun pergi tanpa ada nasi bungkus yang Diah terima.
Bagi Diah sudah cukup kalau iparnya selalu meremehkannya.
" Mudah - mudahan diberikan hidayah kepadanya, amiin..." doa Diah untuk kakak iparnya itu.
" Mas, maaf ya sikap mama seperti itu ?"
" Mas bisa lihat sendiri kalau Diah tidak kakak mu anggap apa - apa dan malah cuek pada mama."
" Tapi saja mama pamit kepadanya tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya." Diah menjelaskan perilaku kakaknya terhadap istrinya.
" Iya ma, ayah tahu." sabar ya ma, dan maafkan ayah yang belum bisa berbuat apa - apa." Bima bingung karena dia orangnya tidak mau ribut - ribut dalam keluarga.
Memang sebenarnya dari awal Diah yang melarang untuk tidak mencari keributan. Dan memilih diam dan tidak ambil pusing untuk permasalahan apa pun. Maksud hati Diah agar keluarga suaminya tidak menjadi hancur hanya karena dirinya.
Namun sepertinya diamnya sikap Diah dan Bima malah semakin membuat mereka bertepuk tangan dan merasa senang.
Kali ini Diah sudah mewanti - wanti untuk kejadian atau tuduhan yang akan datang kepadanya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Diah kembali ke rumah, yang sebenarnya mau pergi itu cuma bohong. Diah gak tahu mau pergi kemana, mama dan ayahnya sudah pindah jauh darinya. Biasanya setiap Minggu dia selalu pergi atau menginap dirumah mamanya bersama Aira. Setiap Minggu dirumah mamanya selalu semua ngumpul rame - rame dan Aira ada banyak teman jadi tidak bosan.
🍀 Diah sekarang hanya dirumah dan menyetrika pakaian untuk besok suaminya kerja dan baju sekolah anaknya.
Diah sekarang paling kerumah adiknya saja, namun tidak pernah menginap disana. Diah hanya main membawa anaknya sebentar dan di jemput oleh suaminya Bima.
Bima dan Aira bermain bersama dirumah, mereka menonton tv atau hanya sekedar bermain ponselnya.
Diah selalu mengusir kejenuhannya dengan bernyanyi sendiri bila tidak ada orang dirumah.
Kali ini banyak sekali pakaian yang mau disetrika, dan itu harus di siapkan hari itu juga. Karena bila di tunda pekerjaan hari esok sudah menumpuk lagi yang lainnya.
" Hari ini sangat melelahkan badan, dan begitu melelahkan pikiran." berkata - kata sendiri.
" Kenapa sayang ?" tanya Bima yang memeluknya dari belakang saat sedang menyetrika.
" Aira... !"
" Mama capek nih, dipijat dong Ai... ?" ucap Bima kepada anaknya.
Diah tersenyum tangan Bima memijat bahu Diah sambil diah terus menyetrika.
" Terima kasih ya mas..." ucapnya.
Diah sedikit terhibur dengan perlakuan suaminya, namun Aira tidak datang dan tidak ada sahutan.
Bima pergi melihat Aira dikamar, ternyata Aira sudah tidur terlelap dengan senyum manisnya.
" Ma, Aira sudah tidur rupanya." kita tidur juga yuk ma ?" kata Bima menggoda Diah.
" Hem, kalau ayah nih gak bisa lihat ada kesempatan langsung deh." ucap Diah.
" Mumpung lagi pada gak dirumah loh ma.." katanya lagi.
" Ayah...!" teriak Diah yang mencubit Bima.
" Iya ma, ampun sakit...!" Bima berlari menjauh dari Diah.
Diah cemberut dan terlihat tidak senang, namun tiba - tiba dia tersenyum saat melihat Bima berlari.
Menurutnya Bima sangat lucu saat itu, terkadang Bima ngeselin, namun juga pandai membuat istrinya tersenyum.
Memang suami istri harus pandai mengambil hati pasangannya dikala saat pasangannya sedang tidak happy.
Bersambung....! 💕💕💕💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
auliasiamatir
bisa yah, Diah betah di keluarga kek gitu, apa lagi punya ipar dajal
2022-09-14
6
Yukity
S7👍🏻
2022-09-08
4
manda_
lanjut thor bima sebenarnya sayang sama diah cuma gak punya duit yg cukup tuk pisah rmh
2022-09-08
5