Bab 10. Arisan dan Aqiqah

" Bu, nanti Minggu tolong kakak ya bu ?" kata Lastri yang main kerumah.

" Iya Lastri ada arisan dari keluarga

Bimo ( suaminya Lastri )." ucapnya lagi.

" Ya sudah nanti kalau ibu sehat bisa ibu bantu kami." kata ibunya.

Arisannya 2 Minggu lagi, tapi Lastri sudah heboh meminta bantuan kepada ibunya. Dia selalu begitu kalau mau ada acara, sementara sewaktu ada acara dirumah ibunya dia tak mau datang membantu dengan alasan sibuk dirumahnya.

Lastri sangat pandai bersandiwara dan menarik perhatian dan membuat orang iba kepadanya.

Mulutnya sangat berbahaya dan juga ekspresi wajahnya yang selalu sedih dan sendu, padahal itu semua bohong.

Setiap datang kerumah ibunya Lastri sangat sinis melirik matanya ke arah Diah. Namun Diah tidak perduli atas pandangan Lastri ke dirinya.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Hari Tiba Arisan

Minggu itu Diah tidak ingat kalau itu tepat hari dimana ada arisan dirumah Lastri.

Mertuanya sudah sibuk dari pagi ke rumah kakak iparnya.

" Diah, ayo kita pergi sekarang ya." kata ibu mertuanya.

" Mau kemana bu rupanya ?" Dia tak tahu dan bertanya.

" Loh, ya bantu kakak dirumahnya."

" Kan hari ini dia arisannya." kata mertuanya.

Diah merasa kesal karena baru di ingatkan saat pagi hari, padahal dia ada pekerjaan yang belum dia lakukan lagi.

Sementara Lastri gak pernah bicara atau basa basi meminta untuk membantunya.

Diah yang berniat akan membantu kini harus membiarkan segala pekerjaannya. Diah pun mulai bersiap dan segera pergi ikut bersama mertuanya ke rumah Lastri.

Mereka naik becak untuk pergi kesana, sekalian membawa alat - alat masak yang baru hari itu akan dibawa.

Sungguh merepotkan sekali kalau harus membawa dan memenuhi becak itu.

Sementara Lastri sendiri hanya bersantai dirumahnya, padahal anak - anaknya banyak yang laki - laki dan bisa membawanya dari kemarin - kemarin.

Sesampainya disana Diah turun dan mengangkat barang - barang itu satu persatu. Anak Lastri tidak ada yang perduli dan ikut mengangkat.

Lastri juga hanya diam saja dengan anaknya yang masih kecil, bahkan Aira harus mengerti disaat Diah sedang sibuk.

Dirumahnya itu Lastri hanya duduk saja dan meladeni anaknya, tanpa menegur Diah yang sedang bantu - bantu dirumahnya.

Arisannya di gabung dengan aqiqah anak perempuannya yang baru lahir sebulan yang lalu.

Dia sama sekali tidak ada menegur atau menyediakan minum untuk Diah, bahkan anak Diah saja Aira pun tidak di hiraukan.

Sementara adik - adiknya yang lain Monik dan Vera tidak datang ikut membantu disana, padahal mereka tahu ada acara dirumah kakaknya.

Diah tidak pernah berbuat keji dan selalu menjaga perasaan orang, tetapi Lastri selalu tidak suka dengan Diah dan Bima yang adik kandungnya sendiri.

pemikirannya selalu tidak bisa di tebak dan suka berprasangka buruk terhadap orang lain.

Setelah selesai masak memasak, Diah meminta suaminya untuk mengantarnya pulang kerumah.

Dan tidak mau berada disana, yang terpenting sudah ikut membantu dan gak perlu menjadi pembantu.

" Kak, aku pulang dulu ya kak.." kata Diah.

" Bu, pulang duluan ya bu." masih ada kerjaan lagi yang mau dilakukan." ucap Diah yang langsung pergi.

Lastri hanya diam saja dan tidak menghiraukan ucapan Diah, mertuanya sibuk membungkus nasi untuk Diah dan Bima.

Namun Diah menolak dan tidak mau membawanya, dia beralasan nanti juga mau pergi keluar dan tidak sempat makan dirumah.

Diah pun pergi dengan di bonceng Bima pakai motornya, Aira duduk di depan dan Diah merangkul suaminya dari belakang.

Bima menuruti keinginan istrinya itu, mereka pun pergi tanpa ada nasi bungkus yang Diah terima.

Bagi Diah sudah cukup kalau iparnya selalu meremehkannya.

" Mudah - mudahan diberikan hidayah kepadanya, amiin..." doa Diah untuk kakak iparnya itu.

" Mas, maaf ya sikap mama seperti itu ?"

" Mas bisa lihat sendiri kalau Diah tidak kakak mu anggap apa - apa dan malah cuek pada mama."

" Tapi saja mama pamit kepadanya tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya." Diah menjelaskan perilaku kakaknya terhadap istrinya.

" Iya ma, ayah tahu." sabar ya ma, dan maafkan ayah yang belum bisa berbuat apa - apa." Bima bingung karena dia orangnya tidak mau ribut - ribut dalam keluarga.

Memang sebenarnya dari awal Diah yang melarang untuk tidak mencari keributan. Dan memilih diam dan tidak ambil pusing untuk permasalahan apa pun. Maksud hati Diah agar keluarga suaminya tidak menjadi hancur hanya karena dirinya.

Namun sepertinya diamnya sikap Diah dan Bima malah semakin membuat mereka bertepuk tangan dan merasa senang.

Kali ini Diah sudah mewanti - wanti untuk kejadian atau tuduhan yang akan datang kepadanya.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Diah kembali ke rumah, yang sebenarnya mau pergi itu cuma bohong. Diah gak tahu mau pergi kemana, mama dan ayahnya sudah pindah jauh darinya. Biasanya setiap Minggu dia selalu pergi atau menginap dirumah mamanya bersama Aira. Setiap Minggu dirumah mamanya selalu semua ngumpul rame - rame dan Aira ada banyak teman jadi tidak bosan.

🍀 Diah sekarang hanya dirumah dan menyetrika pakaian untuk besok suaminya kerja dan baju sekolah anaknya.

Diah sekarang paling kerumah adiknya saja, namun tidak pernah menginap disana. Diah hanya main membawa anaknya sebentar dan di jemput oleh suaminya Bima.

Bima dan Aira bermain bersama dirumah, mereka menonton tv atau hanya sekedar bermain ponselnya.

Diah selalu mengusir kejenuhannya dengan bernyanyi sendiri bila tidak ada orang dirumah.

Kali ini banyak sekali pakaian yang mau disetrika, dan itu harus di siapkan hari itu juga. Karena bila di tunda pekerjaan hari esok sudah menumpuk lagi yang lainnya.

" Hari ini sangat melelahkan badan, dan begitu melelahkan pikiran." berkata - kata sendiri.

" Kenapa sayang ?" tanya Bima yang memeluknya dari belakang saat sedang menyetrika.

" Aira... !"

" Mama capek nih, dipijat dong Ai... ?" ucap Bima kepada anaknya.

Diah tersenyum tangan Bima memijat bahu Diah sambil diah terus menyetrika.

" Terima kasih ya mas..." ucapnya.

Diah sedikit terhibur dengan perlakuan suaminya, namun Aira tidak datang dan tidak ada sahutan.

Bima pergi melihat Aira dikamar, ternyata Aira sudah tidur terlelap dengan senyum manisnya.

" Ma, Aira sudah tidur rupanya." kita tidur juga yuk ma ?" kata Bima menggoda Diah.

" Hem, kalau ayah nih gak bisa lihat ada kesempatan langsung deh." ucap Diah.

" Mumpung lagi pada gak dirumah loh ma.." katanya lagi.

" Ayah...!" teriak Diah yang mencubit Bima.

" Iya ma, ampun sakit...!" Bima berlari menjauh dari Diah.

Diah cemberut dan terlihat tidak senang, namun tiba - tiba dia tersenyum saat melihat Bima berlari.

Menurutnya Bima sangat lucu saat itu, terkadang Bima ngeselin, namun juga pandai membuat istrinya tersenyum.

Memang suami istri harus pandai mengambil hati pasangannya dikala saat pasangannya sedang tidak happy.

Bersambung....! 💕💕💕💕💕💕

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

bisa yah, Diah betah di keluarga kek gitu, apa lagi punya ipar dajal

2022-09-14

6

Yukity

Yukity

S7👍🏻

2022-09-08

4

manda_

manda_

lanjut thor bima sebenarnya sayang sama diah cuma gak punya duit yg cukup tuk pisah rmh

2022-09-08

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!