Bab 6. Cobaan

🌻 Saat anak mereka yang pertama ( Aira ) sudah berusia 3 tahun, Bima mendapat ujian yang sangat berat saat itu. Dia tidak ada pekerjaan dan dapat menghasilkan uang, karena tidak adanya barang di tempat dia ku bekerja jadi sementara waktu akan tutup.

Bima tidak tahu kapan akan dibuka lagi dan dapat bekerja lagi.

Bima hari ini hanya dirumah saja, dan sambil mencari - cari tapi belum ada yang menerima lowongan.

Sudah sebulan dia dirumah dan mencoba mencari, untung ada uang simpanan Diah untuk makan dan membeli susu anaknya Aira.

" Memang orang mau enaknya saja, suruh dia kerja."

" Jangan tahunya makan saja dirumah, dan enak - enak makan gratis." ucap Monik mengatai abangnya.

Monik sambil berteriak mengatakan itu dan dia tidak segan - segan membuat hati Diah sakit.

Padahal Diah dan Bima selalu membeli beras dan bahan lainnya beberapa.

Tetapi itu tidak dianggap sama sekali oleh mereka.

Akhirnya Diah pergi sendiri dan menitipkan anaknya Aira ke Bima dirumah. Diah ingin menjual cincin nikahnya yang selama ini dipakainya pemberian dari Bima suaminya.

Itu jalan satu - satunya untuk buat modal berjualan sarapan pagi saat itu.

Diah dan Bima pun sudah sepakat cincin itu dijual untuk modal mereka, dan Bima yang akan berjualan sementara Diah yang akan memasak jualannya.

Diah pun sudah menjualnya dan membawa uangnya pulang kerumah.

Sebenarnya Diah sangat sedih, dia harus menjual cincin itu. Tapi mau bagaimana lagi mereka tidak ada pilihan lain selain menjualnya.

Keesokan harinya Diah bangun pagi - pagi sekali, Aira masih tidur dia sudah ke dapur untuk menyiapkan jualan suaminya.

Bima tidak ada pilihan dan harus melakukannya agar bisa terpenuhi kebutuhan sehari - hari.

Namun yang namanya merintis pasti tidak akan ada untung atau pun modal yang kembali. Disaat itu rumah tangga Bima dan Diah sedang diuji penuh cobaan di dalamnya.

Diah masih bersabar sembari memanjatkan doa selalu untuk suaminya menjemput rizki yang melimpah.

Bima pun pergi berjualan sarapan keliling dengan motornya. Panas terik, hujan dan berbagai macam tetap dia tempuh untuk sesuap nasi.

Diah dirumah menjaga anaknya dan selalu mensuport suaminya ( Bima ).

Diah terkadang sedih dan merasa terluka dengan perkataan dan hinaan yang dia terima, tapi diah yakin semua itu akan ada timbal baliknya dan akan ada kebahagiaan yang lebih dari hinaan tersebut.

Diah selalu menganggap semua itu adalah pembelajaran hidup bagi dirinya.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

" Bremmm...."

Siang itu Bima pulang dengan cepat tidak seperti biasanya. Hati diah menduga bahwa dagangannya sudah habis terjual.

Namun ketika Diah membuka pintu rumahnya dan menyambut suaminya pulang, dia terkejut bahwa masih sangat banyak dagangan suaminya di dalam box dagangannya.

Lalu dia melihat Bima yang lesu dan wajahnya memerah karena terkena panas matahari di luar.

Bima ke kamar mandi dan langsung masuk ke kamarnya lalu tiduran.

" Kamu kenapa mas ?" tanya Diah.

" Mas demam, dan gak kuat diluar."

" Badan mas sangat lemas dan tadi mas hampir saja jatuh saat mengendarai motor." kata Bima yang sudah tidak bisa berbicara lagi.

Diah menyentuh keningnya Bima, ternyata Bima memang demam dan harus minum obat serta istirahat.

" Mas sudah makan apa belum ?" tanya Istrinya.

Bima hanya menggelengkan kepalanya.

Diah pun mengerti dan segera pergi mengambilkan makan siang untuk suaminya.

makan dan minum sudah disiapkan, Bima pun duduk makan sendiri di dalam kamarnya. Diah pergi ke warung sebelah untuk membelikan Bima obat penurun panas disana.

" Kamu sudah pulang Bima ?" tanya ibu yang merasa heran anaknya sudah pulang jualan lebih awal.

" I..ya.., bu..." ucapnya sambil gemetaran.

" Kamu kenapa nak ?"

" Kamu sakit ?" tanya ibunya lagi.

" Iya bu, mas Bima sakit." Dia sedang demam sekarang." ujar Diah yang sudah kembali dari warung membeli obat untuk suaminya.

" Oh, makanlah dan minum obatnya." ibu langsung pergi ke kamarnya lagi.

Diah membuka obatnya itu langsung di berikan kepada Bima yang sudah duduk ingin minum obat.

" Hoek !"

" Ah !"

" Kenapa mas ?" tanya Diah.

" Gak apa - apa." jawab Bima karena malu.

Diah melirik obatnya ditutupi dalam genggaman tangannya Bima. Diah mengerti kalau suaminya itu tidak pandai menelan obat sampai sekarang sudah dewasa. Diah berpura - pura tidak tahu dan pergi ke dapur untuk merapikan dagangan Bima yang masih belum terjual.

Semua Diah masukkan kembali kedalam kulkas, dan bisa dipanaskan ketika mau dimakan nanti malam.

Itulah santapan mereka malam nanti, jualan yang tadi tidak terjual sama sekali.

Hari itu Diah tidak ada di berikan uang oleh Bima, karena memang Bima tidak bisa berjualan saat itu.

Diah pun tidak ada berkata apa pun kepada suaminya tentang uang belanja atau yang lainnya. Karena Diah tahu keadaan itu seperti apa dan tidak mau menambah beban suaminya.

🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️

Setiap hari monik selalu nyantai dan berdandan saja, dia tidak perduli dengan yang lainnya.

Hari ini adiknya Lastri yang Vera pulang kerumah, dia mengambil cuti selama 2 Minggu dari tempat dia bekerja diluar kota.

Monik sangat senang kakaknya akan pulang dan dalam pikirannya pasti bawa banyak uang.

Vera dan Monik sangat akrab, mereka suka telpon - telponan. Kali ini Monik berdandan karena Andre pacarnya sudah menjemputnya.

kali ini Monik pacar baru, yang lama sewaktu masih sekolah sudah lama diputuskannya karena tidak ada pekerjaan dan tidak punya uang.

Monik tidak suka dengan pria yang seperti itu, dia lebih suka dengan pria yang bisa memenuhi keinginannya.

Keluarga Monik sangat suka pada Andre pacar Monik yang sekarang karena berduit dan pekerjaan yang bergengsi. Mereka selalu memperlihatkan ke ramah tamah dan senyum yang manis bila Andre datang kerumah mereka.

Monik juga sangat suka sama Andre karena dia sesuai yang diharapkan oleh Monik. Apalagi dengan kereta besarnya yang dimiliki Andre, membuat mereka sekeluarga sangat sumringah kesenangan.

" Ibu, Monik pergi ya sama Andre..!" teriak Monik dari luar yang berpamitan.

" Iya nak." ucap ibunya.

Tidak ada yang melarang Monik jalan sama Andre, bahkan mau pulang jam berapa juga tidak ada yang melarangnya.

Monik juga pernah menginap dirumah Andre dan tidur bersama adik perempuannya, ibu dan bapaknya hanya mengizinkan setelah tahu.

Keluarga yang membuat anak menjadi seenaknya dalam bertindak.

Dan karena Monik bekerja di perusahaan lumayan, orang tua menjadikannya ratu dan membuat diri sendiri budak anak yang berkuasa.

Semua itu karena adanya kuasa uang anak yang berlimpah, dapat melakukan dan berbuat apa saja.

Diah juga merasa heran, karena keluarganya dan keluarga Bima suaminya sangat jauh berbeda sekali.

Dalam peraturan hidup dalam keluarga dan dalam meletakkan kasta - kasta pada anak - anak mereka yang merupakan hal biasa.

Terpopuler

Comments

Pink Blossom

Pink Blossom

3 iklan sdh mndrt, smngtt kak💪💪

2023-02-01

2

manda_

manda_

lanjut thor keluarga bima tuh hidup nya gak saling tolong siapa yg berduit itu yg berkuasa

2022-09-08

8

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

makin seru 😍

2022-08-23

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!