Bab 16. Rasa Cinta

Sudah belakangan ini Bima begitu romantis kepada Diah, setiap mengambil bekal yang sudah disiapkan Bima mengucapkan terima kasih kepada istrinya ( Diah ).

" Sayang terima kasih." Bima langsung pergi setelah Diah mencium tangan suaminya saat bersalaman.

" Mas Bima sudah beberapa hari ini sungguh berbeda. Kenapa ya ?" bertanya dalam hatinya.

Diah langsung sadar dan tidak memikirkannya lagi. Pekerjaan rumah sudah menanti, cucian masih menumpuk kembali. Dan belum mengantar Aira pergi ke sekolah lagi.

Diah langsung buru - buru mengerjakan semuanya, mumpung Aira masih tidur bekalnya Aira juga belum di siapkan.

Beberapa menit kemudian

" Sekarang semua sudah beres, tapi Aira kok belum bangun ya ?"

" Sepertinya dia kecapean kemarin kesana kemari pergi berkunjung sanak keluarga. Dan sekarang harus sudah masuk sekolah." Diah dengan pemikirannya.

" Aira sayang... ?"

" Kok masih tidur sih, hari ini kamu gak mau pergi ke sekolah bertemu dengan teman - teman ?" tanya Diah ke anaknya.

" Em_ mau ma..., tapi kok mata Aira masih mau tidur terus ya ma ?" tanya Aira dengan polosnya.

Diah tersenyum mendengar ucapan Aira tentang matanya.

" Sudah ayo mandi, ayah sudah pergi dari tadi kamu nanti bisa terlambat sampai disana." kata Diah yang menyemangati anaknya.

Aira pun bangun dari tidurnya, dia duduk di tempat tidur sambil menggosok - gosok matanya.

Lalu Diah menuntunnya untuk mandi dan berpakaian seragam sekolahnya.

Makan pagi sudah siap disuapi ke mulut Aira, dan sekarang tinggal memakai sepatu dan kaos kakinya saja.

" Baiklah ayo kita pergi Aira.." kata Diah menuntun Aira anaknya pergi ke sekolah.

Diah setiap hari mengantar anaknya pergi sekolah selalu jalan dari rumahnya.

Jarak antar sekolah dan rumahnya tidak terlalu jauh. Jadi Diah antar dan jemput Aira hanya jalan kaki saja.

Sampai di sekolah semua murid ramai berlarian, dan tidak beberapa lama bel sekolah pun berbunyi.

" Tet_, tet_, tet_ !" suara bel sekolah Aira.

" Mama, Aira duduk disana ya ma.." kata Aira.

" Iya sayang, mama pulang dulu ya..., nanti kalau sudah pulang mama jemput lagi. Oke ?!" Diah mencium anaknya karena akan pulang ke rumah.

" Iya ma, dah mama...!" Aira melambaikan tangannya.

Diah pun pulang dan melanjutkan pekerjaan rumahnya. Hari ini cuciannya telah menumpuk, dan sudah direndam pakai deterjen. Kini Diah akan mencucinya dengan tangan secara manual.

Setengah jam sudah berlalu, pakaiannya tinggal di jemur segera karena matahari sudah bersinar terang sekali. Satu jam lagi Aira sudah akan pulang sekolah, dan Diah sehabis menjemur akan pergi menjemput Aira di sekolahnya.

Sesampainya disana, Diah di berikan kertas selebaran dari sekolahnya Aira.

" Bu, ini ada kegiatan anak - anak Minggu depan. Kita akan mengadakan jalan keluar dan berenang bersama di kolam xxx." kata guru Aira.

" Oh, baiklah bu. Besok saja akan saya kasih pembayarannya ya bu.. ?" kata Diah yang berdiri di depan pintu sambil menunggu Aira keluar dari kelasnya.

" Mama_ ?!" Aira memanggil mamanya.

Aira lari dengan ceria, anak - anak kali ini sangat senang karena sudah mengetahui kalau mereka akan pergi berenang Minggu depan.

Aira pun pulang dengan Diah dengan hati riang, mereka sudah tidak sabar untuk pergi berenang bersama - sama temannya.

" Ma, Aira mau beli pelampung ya ma ?" kata Aira saat jalan menuju ke rumah.

" Iya sayang..., nanti kita beli pelampungnya." Diah menyetujuinya.

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Ketika hari sudah malam, Aira sudah tidur pulas di kasur.

" Ma, badan ayah capek banget. Tolong ayah di pijat ya ma ?" ucap Bima.

" Nanti ayah pijat mama juga." katanya lagi.

Diah yang sudah mengantuk pun memijat suaminya, matanya sudah tidak tahan lagi untuk terbuka mata.

Namun Diah masih terus memijat tubuh Bima suaminya, sampai dia terjatuh dan tertidur di atas badan belakang Bima.

Bima pun sadar bahwa istrinya sudah sangat kelelahan dan dia menggeser tubuh Diah untuk tidur di kasur.

Bima mengambil kesempatan mencium bi**r Diah yang sedang tidur di bantalnya.

Diah sedikit bergerak tapi tidak terbangun dari tidurnya. Dia hanya membalikan badan saja dan itu membuat jantungnya berdetak kencang.

" Hah_, membuat aku jantungan saja ini orang. Padahal dia istri ku sendiri, kenapa aku seperti ini." berkata dalam hatinya.

Bima akhirnya tidak melakukannya lagi, nafasnya Bima terasa sesak. Baginya pesona Diah istrinya itu bisa membuatnya kena sakit jantung.

Setiap Bima mendekati istrinya selalu jantung berpacu lebih cepat dari biasanya. Dan nafasnya selalu memburu di paru - parunya, bahkan Bima terasa kekurangan oksigen.

Bima pun pergi menjauh dan masuk ke dalam kamar mandi. Disana dia bernafas dengan lega dan sambil berjongkok dan menggenggam rambutnya.

Bima lalu mandi lagi karena dia merasa kepanasan sampai berkeringat, maka dia mengambil handuknya dan segera mandi.

" Bur_, bur_, bur_ !" suara air yang di tuang ke kepalanya.

" Hah, hah, hah..., ada apa sama diri ku malam ini." Bima bingung sendiri.

Bima keluar dari kamar mandi setelah memakai pakaiannya kembali, dan segera tidur di samping anaknya Aira.

Mereka akhirnya tidur dalam sunyi nya malam.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

" Tolong.. !"

" Tolong...!"

Suara Diah menjerit meminta tolong kepada orang - orang yang lewat.

" Tring..., tring..., tring..." Diah menelpon Bima di tempat kerjanya.

📞 "Mas, mas Bima !"

📞 "A_ Aira mas.. !" suara Diah terbata - bata.

📞 "Kenapa dengan Aira ma ?!" tanya Bima yang penasaran.

📞 "A_ Aira di culik..!" ucap Diah yang menangis.

📞 "Siapa yang menculik Aira ?"

📞 "Tolong bicara yang benar Diah, kamu jangan bercanda..?!" tanya Bima yang merasa masih ragu.

📞 "Mas, aku gak bercanda !"

📞 "Kau tidak percaya dan menganggap ku berbohong ?!"

📞 "Baiklah mas kalau itu menurut mu !" Diah menutup ponselnya.

" Aira_ !"

" Hah, hah, hah..." Diah terbangun dari tidurnya.

Diah tersadar dan membuka matanya, ternyata itu semua hanya mimpi. Tapi seperti kenyataan yang dia rasa, dilihatnya Aira ada di samping dan sedang tidur pulas.

Diah lalu melirik jam dinding yang tergantung, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 06:15 pagi.

" Astagfirullah...!" ucap Diah terkejut.

" Mas, mas Bima. Sudah siang mas, kamu nanti bisa terlambat berangkat kerja." Diah membangunkan suaminya.

" Iya sayang.., em..." Bima malah memeluk istrinya dan tiduran di dekat istrinya duduk.

" Mas..., aku mau masak dan nanti bisa kesiangan banget. Tolong mas... ?!" ucapnya lagi.

" Iya oke deh sayang. Mas mau mandi dulu, perut mas sakit nih." ucapnya sambil mengambil handuk dan pergi mandi.

Diah segera bangun dan siap - siap untuk menyiapkan bekal dan sarapan untuk semua orang dirumah itu.

Diah pun sibuk dengan dapurnya dan menyiapkan semua hidangan.

Hanya setengah jam kemudian semua hidangan sudah dihidangkan.

Hidangan sederhana yang dimasak oleh Diah dan yang bisa cepat tersaji untuk di bawa bekal oleh suaminya Bima. Betapa senangnya Bima melihat ada tempe goreng dan ikan asin disana, apalagi sambal terasi yang dibuat istrinya menambah seleranya makan.

" Wah, sayang hari ini aku tidak bisa menolak untuk makan. Aku seperti sudah menelan sesuatu di dalam mulut ku." ucapnya.

Diah senang melihat Bima yang sangat antusias sekali ingin sarapan pagi dan mencicipi hidangan lezat itu.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

ngiler 🤤

2022-10-10

2

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

waw manis nya cinta

2022-09-19

2

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi semoga hanya mimpi gak terjadi beneran menu sedrrhana menggugah selera 👍👍👍💪💪

2022-09-08

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!