Bab 15. Idul Fitri

Hari ini merupakan hari terakhir berpuasa, besok umat Islam akan merayakan hari kemenangan karena sudah menahan segala rasa dan nafsu saat berpuasa.

Mertua Diah ibunya Bima berencana akan membuat makanan khas mereka disaat lebaran.

Nantinya akan dimakan bersama saat berkumpul dirumah ibunya.

Hari ini mertua belanja berbagai macam sayur serta bumbu, Diah dan Bima hanya memberikan uang saja untuk di belanjakan apa pun terserah ibunya.

Diah saat ini benar - benar sangat sibuk mempersiapkan semuanya, dari yang masak, membersihkan rumah, dan yang lainnya. Monik dirumah hanya menyapu dan mengepel lantai, dan mendekor rumahnya agar terlihat indah saat keluarga pada datang berkunjung.

Namun Monik hanya perduli pada hari itu saja, sementara setiap hari dirumah tidak mau perduli dan saat datang rajinnya baru mengerjakan.

Dari pagi Diah sudah membersihkan rumah, ibu mertua pulang dari pasar Diah langsung menyiapkan bumbu dan menggoreng apa yang perlu digoreng.

Saat itu ibu mertuanya bilang malam saja memasaknya dan lontong sudah ada dari Lastri nanti di beri.

Mertuanya pun langsung pergi, katanya mau menjahitkan bajunya yang belum selesai.

Pikir Diah akan dikerjakan sama - sama dengan mertuanya, namun Diah lebih memilih mengerjakannya sendiri sampai selesai.

Ibu mertuanya pergi dari pagi jam 10 malam baru sampai pulang kerumah.

Untung semua masakan sudah di masak oleh Diah, dan sudah siap terhidang di meja makan saat itu.

Bima yang sangat lapar dan suka sekali dengan lontong, dia langsung mengambil satu porsi besar untuk di santap nya.

Lontong Medan ini sangat enak dan juga pedas, sangat terkenal dengan ciri khasnya pasti ada sambal teri kacang diatasnya.

Seluruh keluarga Bima sangat suka lontong sayur ini, lain lagi dari keluarga Diah yang lebih suka lontong kacang atau lontong sate kacang.

Lontong bumbu kacang ini lebih ke tradisional, dan bisa memakai macam - macam toping. Semua sekeluarga Diah sangat menyukai lontong itu, tapi tahun ini Diah tidak dapat berkumpul dengan keluarganya, mama dan ayahnya sudah pindah. Dan Diah belum bisa melihat mereka kesana, jadi Diah hanya mengunjungi yang ada di sekitar daerahnya saja. Itu pun keluarga dari Bima mau pergi ke kampung Diah dan Bima hanya dirumah saja.

Semua sudah selesai di siapkan malam itu oleh istri Bima, sampai Diah belum mandi karena mau menyiapkannya semua, badannya sudah terlalu letih dan tak sanggup lagi untuk keluar hanya sekedar jalan - jalan melihat kota yang penuh akan orang - orang takbiran.

Diah lebih memilih untuk mandi dan segera tidur untuk bisa besok bangun lebih awal dan pergi sholat bersama keluarganya Bima.

Malam itu Bima masih terjaga dan dia belum tidur, Bima masih asyik dengan ponselnya saat itu.

Lalu Diah terbangun dan ingat bahwa dia belum menyetrika pakaian dia, Bima dan Aira untuk besok di pakai.

Diah pun bangun dan mengambil setrikaannya, dia menyiapkan alasnya dan duduk di lantai kamarnya.

" Sayang kamu mau apa ?"

" Ini sudah malam loh ma..." ucap Bima suaminya.

Namun Diah diam saja, dan terus bergerak menyetrika pakaian mereka.

Bima pun tidak bisa bilang apa pun, Bima membiarkan apa yang ingin dikerjakan oleh istrinya.

Bima duduk di samping istrinya yang sedang menyetrika itu. Bima masih memegang ponselnya dan memainkan game kesukaannya sampai Diah selesai dengan pekerjaannya.

Diah keluar dari kamarnya dengan setrikaan di tangannya. Dan meletakkan setrikaannya di mana tadi dia ambil sebelumnya.

Setelah semua selesai, Diah baru naik ke tempat tidurnya dan segera tidur kembali. Perasaan Diah baru tenang dan bisa tidur nyenyak kembali malam itu.

Bima juga sudah mulai mengantuk, dan malam itu jam dinding sudah menunjukkan pukul 02 : 00 pagi.

Bima meletakkan ponselnya di lantai samping tempat dia akan tidur.

Dan malam itu pun telah sunyi tanpa ada suara - suara lagi di dalam rumah. Semua sudah tertidur lelap dalam mimpi masing - masing mereka.

…………………………………………………………

Keesokan paginya

Pagi ini terlihat sedikit mendung manja dan udara agak sedikit sejuk di tubuh.

Seluruh keluarga pergi semua ke masjid depan dekat rumahnya. Tidak ada satu pun orang di dalam rumah mereka, rumah pun di kunci dari luar dan Bima membawa kunci rumahnya.

Aira yang begitu sampai melihat teman - temannya yang sudah duluan menyapanya.

" Aira !"

Seseorang memanggil dirinya dari kejauhan, Aira langsung mencari sumber suara tersebut.

Aira terkejut ternyata teman - temannya semua ada dalam satu barisan syaf berkumpul disana.

" Ma, Aira boleh ke sana ya ma ?" tanya Aira.

" Iya sayang, tapi ketika sholat kamu jangan bermain dan membuat keributan." kata Diah kepada anaknya.

Aira mengangguk dan mengerti, dia lalu berlari ke arah teman - temannya.

Bima sudah masuk ke dalam duluan bersama bapaknya dan Diah sholat di dekat anaknya.

Ibu mertua dan Monik masuk kedalam, mereka tidak mau di luar, maka mereka masuk dan bergabung dengan yang lain.

---------- --------------- ------------

1Jam kemudian

Setelah selesai Bima, istri dan anaknya pulang kerumah bersama. Sampai dirumah Aira sudah merasa lapar dan ingin segera makan.

" Ma, makan ya ma... ?" kata Aira yang menatap mamanya.

" Iya tunggu sebentar, kamu buka dulu dan rapikan mukenanya disana ya... ?" ucap Diah mengajari anaknya.

" Iya ma." Aira langsung pergi menurutinya.

Diah keluar dari kamarnya hendak menyiapkan sarapan pagi anaknya.

Tapi tiba - tiba mertuanya menyuruhnya sesuatu.

" Diah buat dulu lontong untuk uwak yang di depan itu. Dan buatlah beberapa piring lagi untuk para tetangga kita." ucapnya dengan buru - buru.

" Iya bu, sebentar." Diah menjawab.

Sementara mereka duduk bercanda diruang tamu, dan tiap tahun ini sering terjadi di keluarga Bima.

" Sudah dibuat tadi yang ibu bilang ?" tanya mertuanya.

" Ini mau di buat bu, tinggal satu lagi." Diah masih sibuk menyiapkan sepiring lontong lagi.

Diah merasa sangat lelah dengan begitu banyak tekanan untuknya. Diah pun pergi mengantarkan lontong - lontong itu untuk para tetangganya.

Dan setelah selesai dia baru bisa duduk dan sarapan, sementara yang lain semua sudah duduk sarapan sedari tadi.

Namun Diah tetap bersabar dan kembali berpikir positif, semua pasti sudah tujuan dari Allah kepadanya.

Hari ini semua keluarga akan datang berkumpul dan Diah tak mau merusak moodnya dengan pikiran yang tidak - tidak.

Pagi itu Diah setelah selesai sarapan dengan lontongnya, lalu menghampiri suaminya dan meminta maaf ( sungkeman ). Begitu juga Aira yang di ajarkan oleh Diah agar bersalaman ke ayahnya.

Bima lalu memberikan selembar uang 20 ribu kepada Aira karena sudah mau belajar puasa.

" Aira, tahun depan berpuasa lagi yah ?"

" Ini ada uang untuk kamu, boleh buat kamu jajan nanti." kata seorang ayah kepada anaknya.

" Iya ayah, terima kasih." Aira terlihat sangat senang.

wajahnya berseri sekali dan tersenyum sangat manis.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

selamat idul Fitri yah Diah

2022-10-10

3

Yukity

Yukity

Eh, Idul fitri

2022-09-19

3

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

lontong medan favorit ku

2022-09-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!