Hari ini merupakan hari terakhir berpuasa, besok umat Islam akan merayakan hari kemenangan karena sudah menahan segala rasa dan nafsu saat berpuasa.
Mertua Diah ibunya Bima berencana akan membuat makanan khas mereka disaat lebaran.
Nantinya akan dimakan bersama saat berkumpul dirumah ibunya.
Hari ini mertua belanja berbagai macam sayur serta bumbu, Diah dan Bima hanya memberikan uang saja untuk di belanjakan apa pun terserah ibunya.
Diah saat ini benar - benar sangat sibuk mempersiapkan semuanya, dari yang masak, membersihkan rumah, dan yang lainnya. Monik dirumah hanya menyapu dan mengepel lantai, dan mendekor rumahnya agar terlihat indah saat keluarga pada datang berkunjung.
Namun Monik hanya perduli pada hari itu saja, sementara setiap hari dirumah tidak mau perduli dan saat datang rajinnya baru mengerjakan.
Dari pagi Diah sudah membersihkan rumah, ibu mertua pulang dari pasar Diah langsung menyiapkan bumbu dan menggoreng apa yang perlu digoreng.
Saat itu ibu mertuanya bilang malam saja memasaknya dan lontong sudah ada dari Lastri nanti di beri.
Mertuanya pun langsung pergi, katanya mau menjahitkan bajunya yang belum selesai.
Pikir Diah akan dikerjakan sama - sama dengan mertuanya, namun Diah lebih memilih mengerjakannya sendiri sampai selesai.
Ibu mertuanya pergi dari pagi jam 10 malam baru sampai pulang kerumah.
Untung semua masakan sudah di masak oleh Diah, dan sudah siap terhidang di meja makan saat itu.
Bima yang sangat lapar dan suka sekali dengan lontong, dia langsung mengambil satu porsi besar untuk di santap nya.
Lontong Medan ini sangat enak dan juga pedas, sangat terkenal dengan ciri khasnya pasti ada sambal teri kacang diatasnya.
Seluruh keluarga Bima sangat suka lontong sayur ini, lain lagi dari keluarga Diah yang lebih suka lontong kacang atau lontong sate kacang.
Lontong bumbu kacang ini lebih ke tradisional, dan bisa memakai macam - macam toping. Semua sekeluarga Diah sangat menyukai lontong itu, tapi tahun ini Diah tidak dapat berkumpul dengan keluarganya, mama dan ayahnya sudah pindah. Dan Diah belum bisa melihat mereka kesana, jadi Diah hanya mengunjungi yang ada di sekitar daerahnya saja. Itu pun keluarga dari Bima mau pergi ke kampung Diah dan Bima hanya dirumah saja.
Semua sudah selesai di siapkan malam itu oleh istri Bima, sampai Diah belum mandi karena mau menyiapkannya semua, badannya sudah terlalu letih dan tak sanggup lagi untuk keluar hanya sekedar jalan - jalan melihat kota yang penuh akan orang - orang takbiran.
Diah lebih memilih untuk mandi dan segera tidur untuk bisa besok bangun lebih awal dan pergi sholat bersama keluarganya Bima.
Malam itu Bima masih terjaga dan dia belum tidur, Bima masih asyik dengan ponselnya saat itu.
Lalu Diah terbangun dan ingat bahwa dia belum menyetrika pakaian dia, Bima dan Aira untuk besok di pakai.
Diah pun bangun dan mengambil setrikaannya, dia menyiapkan alasnya dan duduk di lantai kamarnya.
" Sayang kamu mau apa ?"
" Ini sudah malam loh ma..." ucap Bima suaminya.
Namun Diah diam saja, dan terus bergerak menyetrika pakaian mereka.
Bima pun tidak bisa bilang apa pun, Bima membiarkan apa yang ingin dikerjakan oleh istrinya.
Bima duduk di samping istrinya yang sedang menyetrika itu. Bima masih memegang ponselnya dan memainkan game kesukaannya sampai Diah selesai dengan pekerjaannya.
Diah keluar dari kamarnya dengan setrikaan di tangannya. Dan meletakkan setrikaannya di mana tadi dia ambil sebelumnya.
Setelah semua selesai, Diah baru naik ke tempat tidurnya dan segera tidur kembali. Perasaan Diah baru tenang dan bisa tidur nyenyak kembali malam itu.
Bima juga sudah mulai mengantuk, dan malam itu jam dinding sudah menunjukkan pukul 02 : 00 pagi.
Bima meletakkan ponselnya di lantai samping tempat dia akan tidur.
Dan malam itu pun telah sunyi tanpa ada suara - suara lagi di dalam rumah. Semua sudah tertidur lelap dalam mimpi masing - masing mereka.
…………………………………………………………
Keesokan paginya
Pagi ini terlihat sedikit mendung manja dan udara agak sedikit sejuk di tubuh.
Seluruh keluarga pergi semua ke masjid depan dekat rumahnya. Tidak ada satu pun orang di dalam rumah mereka, rumah pun di kunci dari luar dan Bima membawa kunci rumahnya.
Aira yang begitu sampai melihat teman - temannya yang sudah duluan menyapanya.
" Aira !"
Seseorang memanggil dirinya dari kejauhan, Aira langsung mencari sumber suara tersebut.
Aira terkejut ternyata teman - temannya semua ada dalam satu barisan syaf berkumpul disana.
" Ma, Aira boleh ke sana ya ma ?" tanya Aira.
" Iya sayang, tapi ketika sholat kamu jangan bermain dan membuat keributan." kata Diah kepada anaknya.
Aira mengangguk dan mengerti, dia lalu berlari ke arah teman - temannya.
Bima sudah masuk ke dalam duluan bersama bapaknya dan Diah sholat di dekat anaknya.
Ibu mertua dan Monik masuk kedalam, mereka tidak mau di luar, maka mereka masuk dan bergabung dengan yang lain.
---------- --------------- ------------
1Jam kemudian
Setelah selesai Bima, istri dan anaknya pulang kerumah bersama. Sampai dirumah Aira sudah merasa lapar dan ingin segera makan.
" Ma, makan ya ma... ?" kata Aira yang menatap mamanya.
" Iya tunggu sebentar, kamu buka dulu dan rapikan mukenanya disana ya... ?" ucap Diah mengajari anaknya.
" Iya ma." Aira langsung pergi menurutinya.
Diah keluar dari kamarnya hendak menyiapkan sarapan pagi anaknya.
Tapi tiba - tiba mertuanya menyuruhnya sesuatu.
" Diah buat dulu lontong untuk uwak yang di depan itu. Dan buatlah beberapa piring lagi untuk para tetangga kita." ucapnya dengan buru - buru.
" Iya bu, sebentar." Diah menjawab.
Sementara mereka duduk bercanda diruang tamu, dan tiap tahun ini sering terjadi di keluarga Bima.
" Sudah dibuat tadi yang ibu bilang ?" tanya mertuanya.
" Ini mau di buat bu, tinggal satu lagi." Diah masih sibuk menyiapkan sepiring lontong lagi.
Diah merasa sangat lelah dengan begitu banyak tekanan untuknya. Diah pun pergi mengantarkan lontong - lontong itu untuk para tetangganya.
Dan setelah selesai dia baru bisa duduk dan sarapan, sementara yang lain semua sudah duduk sarapan sedari tadi.
Namun Diah tetap bersabar dan kembali berpikir positif, semua pasti sudah tujuan dari Allah kepadanya.
Hari ini semua keluarga akan datang berkumpul dan Diah tak mau merusak moodnya dengan pikiran yang tidak - tidak.
Pagi itu Diah setelah selesai sarapan dengan lontongnya, lalu menghampiri suaminya dan meminta maaf ( sungkeman ). Begitu juga Aira yang di ajarkan oleh Diah agar bersalaman ke ayahnya.
Bima lalu memberikan selembar uang 20 ribu kepada Aira karena sudah mau belajar puasa.
" Aira, tahun depan berpuasa lagi yah ?"
" Ini ada uang untuk kamu, boleh buat kamu jajan nanti." kata seorang ayah kepada anaknya.
" Iya ayah, terima kasih." Aira terlihat sangat senang.
wajahnya berseri sekali dan tersenyum sangat manis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
auliasiamatir
selamat idul Fitri yah Diah
2022-10-10
3
Yukity
Eh, Idul fitri
2022-09-19
3
Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻
lontong medan favorit ku
2022-09-19
2