Saat Monik sudah lulus dari sekolah SMA nya dia bekerja sambil kuliah. Keinginannya untuk bisa meraih cita - cita sangatlah tinggi, dia rela kuliah malam dan bekerja di pagi.
Setelah beberapa lamanya kuliah dia pun mendapat pekerjaan yang lumayan dan bergengsi menurutnya.
Bekerja di perusahaan pemerintahnya semakin sombong dan angkuh dengan keluarga yang hanya sederhana.
Kakak ya mulai melirik dan mencari muka kepada Monik adiknya. Dia mencoba menghasut dan mencari kepercayaan pada Monik.
Keesokan harinya Monik bangun pagi - pagi sekali dan memasak sendiri untuk sarapan pagi dirinya. Dia sengaja berbuat seperti itu ke Diah dan abangnya.
Monik begitu karena hasutan Lastri kakaknya yang paling tua dari semua saudaranya.
Mulai saat itu Diah pun pisah dapur dari mertuanya, padahal dari awal ibu mertuanya yang mengatakan untuk satu dapur saja.
Karena mertuanya merasa terbantu dengan adanya Diah dirumah.
Ibunya Bima masih bekerja diluar, secara otomatis karena adanya Diah istrinya Bima mertuanya merasa terbantu pekerjaan rumah.
Tetapi Monik yang tidak suka dengan Diah semakin menunjukkan kebenciannya karena sudah diprovokasi oleh Lastri kakaknya.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Suatu pagi Diah yang sudah selesai mencuci piring dan segala urusan dapurnya, mengambil sapu dan ingin membereskan ruang tamu serta yang lainnya.
Disana ada Monik yang ingin sarapan pagi dengan seragam kerjanya.
Di atas meja tersebut ada mantel hujan milik abangnya sementara dia ingin makan dan duduk disana.
Betapa terkejutnya Diah saat sedang berjalan melewati Monik, mantel itu dicampakkannya ke lantai di hadapan Diah.
Setelah itu Monik duduk dan makan dengan tenang seperti tidak ada kejadian apa - apa.
Mantel itu di ambil Diah dari hadapannya yang tepat berada di depan kakinya saat itu.
" Hah..." Diah hanya menghela nafasnya saja.
Dan tidak berkata apa pun ke Monik adik iparnya itu, mantel itu pun diletakkannya di dalam kamarnya dan tidak akan meletakkannya lagi diluar kamarnya.
Diah Menyapu kamarnya
Jam sudah menunjukkan pukul 07 : 00 pagi, Monik segera berangkat ke tempat kerjanya.
Saat diah selesai menyapu kamarnya dan sekalian menyapu ruang tamu, tanpa sengaja mata Diah melihat piring bekas makan Monik tidak beranjak dari sana.
Yang berarti Monik tidak meletakkan piring kotor itu di wastafel dan pergi begitu saja.
" Apakah aku sudah dianggapnya pembantu dirumah ini ?"
" Sebegitu bencinya kah dia pada ku dan sebegitu hina aku dimatanya ya Allah.." Diah tak tahan dengan semua ini.
Namun dia tidak bisa berbuat apa pun disana, Diah hany ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan. Dan hanya stay dirumah momong anaknya dan bekerja seperti biasanya ibu rumah tangga.
Pernah dalam benaknya dia sangat ingin bekerja, namun Bima suaminya tidak memperbolehkannya. Semua ipar selalu memandangnya sebelah mata dan tidak ada sedikit pun mempunyai rasa kasih sayang untuk dirinya.
🌼🌼🌼🌼🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Hari ini hari Minggu, tepat dirumah mertuanya mendapat giliran arisan keluarga. Dari semalam mertua sudah sibuk berbelanja bahan untuk membuat makanan untuk arisan tersebut.
Namun saat itu tidak ada satu orang pun anaknya yang perempuan datang untuk membantu ibunya dirumah.
Diah yang dari subuh sudah sibuk masak untuk sarapan, dan meracik semua bumbu untuk memasak makanan untuk acara.
Diah sangat kelelahan, dari pagi dia belum makan. Menyiapkan semua makanan dan juga anaknya yang harus di perhatikan mandi dan makannya, sungguh membuat dia merasa pusing kepalanya.
Sementara setelah siang disaat para tamu arisan sudah datang, Lastri dan seluruh ke lima anaknya datang untuk makan siang dirumah.
" Kakak sudah datang, makan nak !"
" Ajak anaknya makan semua, ibu sudah siap masak kok." ucap Mertua Diah kala itu.
Lastri dan ke lima anaknya semua pada makan bersama di ruang tv tanpa menghiraukan siapa pun dan tanpa tahu malu sedikit pun.
Bima yang melihat istrinya ada rasa kasihan ketika istrinya menangis.
Bima sebenarnya sangat sayang pada istri dan anaknya, namun apalah daya keadaan ekonomi lah yang membuatnya harus seperti ini.
Apalagi orang tuanya yang meminta untuk dia tetap tinggal bersama mereka.
Bima anak laki - laki satu dari yang lainnya, namun dia belum bisa berbuat sesuatu dalam hal materi. Dalam hatinya dia selalu terbesit ingin membahagiakan istrinya, tapi apalah daya kehidupannya belum mapan juga untuk bisa pindah dari rumah ibunya.
🌼🌼🌼🌼🌼🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Sekarang sudah pukul 15:30, Lastri dan anak - anaknya sudah selesai makan semua.
Mereka hanya duduk saja berdiam diri, piring kotor menumpuk, orang arisan ada yang datang dan pergi dari tadi.
" Oh iya bang, kita belum buat itu dirumah."
" Atau kita sekarang pulang saja yuk nanti kita baru balik lagi." ucap kak Lastri dengan anak lelakinya.
Tanpa basa - basi mereka pun pulang kerumah setelah selesai makan siang dirumah.
Tidak ada berkata sesuatu apa pun dari mulutnya kepada Diah. Karena sudah terbiasa dan menganggap Diah bukan siapa - siapa.
Sedangkan Monik yang dari tadi pagi tidur dan baru bangun jam 10 pagi. Begitu bangun mandi dan sarapan, di hari libur itu dia beralasan ada urusan diluar bersama temannya.
Padahal Monik sengaja keluar rumah karena ingin menghindari pekerjaan dan acara arisan tersebut saja.
Begitu setiap harinya kehidupan Diah yang harus dia lakukan dirumah mertuanya.
" Ma..., makan yuk !" ayah mau makan nih. ayah ambilkan ya kita makan bersama." ucap Bima ke istrinya yang tahu dari tadi belum makan.
Diah tiduran dikamar disebelah anaknya, setelah selesai mencuci piring yang begitu banyaknya.
Lastri pulang dengan rasa tidak perduli bahwa ada acara dirumah ibunya sendiri.
Dan lagi pula ibunya Lastri saja hanya diam saja dan tidak pernah berkata atau meminta tolong ke semua anak perempuannya.
Bima datang dengan piring dan nasinya, dia mengajak istrinya untuk makan bersama.
Bima membelai istrinya yang sedang tiduran memeluk anak mereka.
" Ma, ayo makan dulu."
" Ayah sudah bawakan nasi untuk kita makan berdua." ucap Bima mengajak istrinya.
Diah pun duduk dari tidurannya, melihat sepiring nasi dan lauk disana. Bima menyediakan dua sendok untuk Diah dan dirinya. Bima memberikan sendok dan mengajak istrinya untuk makan bersama. Bima menatap Diah yang sedang menyendok nasinya dan memakannya dengan penuh rasa cinta. Tiba - tiba dia mencium keningnya Diah sambil berbicara dalam hatinya.
" Sabar ya sayang, mas akan usahakan untuk bahagiakan kamu dan anak kita." berkata dalam hatinya.
Diah dan Bima pun makan bersama di dalam kamar sambil menatap anaknya yang sedang tidur setelah tadi makan siangnya.
Diah pun sedikit lega hatinya karena ada perhatian dari Bima suaminya, Diah pun bersabar untuk ujian hidupnya yang harus memang seperti itu.
Arisan sudah selesai, rumah dibereskan dan piring dicuci oleh Diah. Bima ikut membantu membereskan rumah dan mengepel lantainya.
Anak mereka sudah bangun saat Diah sudah selesai mencuci piring - piring kotor itu.
Diah langsung sambung memandikan anaknya dan memberinya susu karena sudah haus dari tadi. Semua pekerjaan itu membuat Diah sangat kelelahan seharian penuh.
Tiba - tiba Monik pulang langsung masuk dan berjalan ke kamarnya. Bima hanya melihat adiknya itu dengan menghela nafas saja.
" Monik, kamu bantu kenapa ibu dirumah..!"
" Sudah tahu ada acara kamu malah keluar gak perduli." ucap Abangnya.
Monik malah menutup pintu kamar dengan membantingnya.
" Bam !" suara pintu yang di tutup dengan keras.
Dan dia berdiam diri dikamarnya dengan masa bodoh disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
WILUJENG TEPANG TAUN SUHU⁶⁹
gedek aku sama adeknya s Bima.. klakuan nya kayak yg ga d sekolahin
2022-10-11
7
Rairin_P
Next
2022-09-11
4
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya adek gak ada ahlak
2022-09-07
5