🍀 Bulan Mei
Bulan Mei tanggal 14 nanti adalah dimana seluruh umat yang beragama Islam akan menyambut bulan Ramadhan.
Mertua Diah berencana akan membuat Munggahan di rumahnya. Seluruh anak - anaknya sudah di beri tahu dan disuruh datang kerumah ibu mereka malam itu juga.
Mertuanya berencana akan memasak beberapa makanan Indonesia yang biasa selalu di masa saat menyambut Ramadhan telah tiba.
Urap Sayuran hijau
Rendang Daging
Mei Goreng
Seperti biasa, walaupun katanya makan bersama tapi tak ada yang namanya masak bersama.
Semua masakan itu lagi - lagi selalu Diah yang mengerjakan dan menghidangkan.
Hari itu Diah begitu kelelahan dan tidak ada satupun yang membantunya tanpa terkecuali mertuanya sendiri.
Mertuanya hanya berbelanja saja dan setelah itu pergi meninggalkan semua pekerjaan yang begitu menumpuk.
Urap kesukaan seluruh keluarga, ibu mertuanya ingin membuat menu itu untuk malam nanti.
Sedangkan rendang itu permintaan bapak mertuanya yang selalu suka makan tendang daging.
Kalau untuk mie goreng sengaja dibuat tidak pedas, agar anak - anak atau cucu - cucunya bisa makan mie goreng yang biasanya kesukaan mereka.
Diah menyiapkan itu semua mulai dari siang hari, dia sudah mengupas, memotong dan mencuci serta memblender semua bumbunya.
Menyiapkan itu semua dari siang sampai sore sendirian tanpa ada yang membantunya sedikit pun.
" Mengapa mereka semua keterlaluan kepada ku." ucapnya dalam hati.
Bahkan satu harian Aira anak Diah tidak diperhatikan, tetapi dia anak yang bisa mengerti dengan keadaan mama saat sedang sibuk.
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
Saat Malam Tiba
Diah menyiapkan dan menghidangkan semuanya di meja makan. Bapak mertuanya pulang dan segera mandi, begitu juga dengan Bima suami Diah yang sedang mandi bersiap untuk makan bersama.
Sekarang sudah pukul 19:30 dan maghrib sudah berlalu dari tadi, namun anak - anak dari mertuanya belum ada juga yang datang.
Sementara mertua dan Diah serta Bima suaminya sudah menunggu dari tadi untuk makan malam.
Diah pun akhirnya menyuapi anaknya makan malam karena biasanya Aira sudah makan malam jam 6 petang.
Sekarang Aira sudah sangat terlambat makan malamnya, Diah khawatir Aira masuk angin nanti.
Seluruh keluarga sudah menunggu namun sudah pukul 20:00 belum juga terlihat ada yang datang.
Diah dan suaminya pun makan duluan, mereka makan bersama di kamar dengan satu piring berdua.
Aira yang sudah siap makan malam, duduk menonton tv dan bermain dengan bonekanya.
Bima dan Diah sering makan berdua dengan satu piring saja.
Diah lebih suka begitu saat makan bersama suaminya, karena lebih bisa merasakan kebersamaan.
Bisa saling menatap satu sama lainnya saat sedang mengunyah makanannya.
Setelah Diah dan Bima selesai makan dan meletakkan piring kotor mereka, Lastri serta anak dan suaminya baru sampai dirumah. Sementara Vera dan Monik baru pulang dari jalan - jalan mereka, dan membawa beberapa kantong plastik ditangannya yang entah apa isinya.
Monik langsung membawa masuk semua barang yang dia bawa itu ke dalam kamarnya. Begitulah kehidupan yang mereka ciptakan dirumah orang tua mereka. Dan semenjak ada Diah dirumah itu, Monik sering tidak perduli lagi dengan rumah dan lainnya.
Lastri dan anak serta suaminya pun langsung makan setelah sampai dirumah ibunya. Tanpa perduli dengan yang lainnya, begitu juga dengan Monik dan Vera. Mereka semua seakan acuh kepada Diah yang sudah menyiapkan semuanya sendirian.
Diah dan Bima keluar rumah tanpa perduli dengan mereka, sudah lama menunggu dan menghargai mereka namun mereka tidak menghargai balik.
" Mas, mama mau beli telurnya yang tempat biasa kita sering beli saja ya ?"
" Mama mau beli satu papan untuk kita buat makan sahur besok." mana tahu lauk yang tadi sudah habis tak tersisa." ucap Diah ke Bima suaminya.
Bima pun melajukan motornya ke tempat biasa mereka belanja telur. Kebetulan sudah langganan, dan telurnya disana sedikit murah harganya.
Dan tak beberapa lama telur pun sudah di beli dan digantung di motornya Bima. Sekarang mereka melaju ke grosir untuk membeli beras dan beberapa kebutuhan dapur lainnya.
Sementara Lastri memprovokasi adik - adiknya tentang istri adiknya sendiri.
" Kebiasaan sekali, kalau lagi ada acara dan kumpul begini pasti suka pergi."
" Gak ada rasa hormat dan menghargai kebersamaan." ucap Lastri ke Vera dan Monik.
Vera yang mengetahui hal itu hanya diam saja tidak membalas perkataan Lastri kakaknya.
Vera tidak mau terhasut oleh perkataan Lastri yang menceritakan Diah ini dan itu.
Vera langsung mengambil ponselnya dan duduk menjauh dari mereka setelah selesai makan.
Vera pura - pura sibuk dengan ponselnya dan tidak memperdulikan ucapan Lastri tadi.
" Tring..." tiba - tiba ada pesan masuk ke ponselnya.
Vera langsung berdiri dari duduknya, dia pun segera pamitan ke orang tuanya.
" Bu, Vera pergi ya buk."
" Ada orang yang mau ambil barang dirumah, sayang kalau gak di iya kan lumayan uangnya untuk tambah uang sekolah anak nanti." ucap Vera.
" Iya nak, hati - hati dijalan." kata ibunya.
Vera sekarang libur membuka usaha onlinenya di kosannya. Lumayan untuk menambah uang di dalam dompetnya.
Ketika Vera akan pergi, Diah dan Bima pun pulang dengan membawa penuh beberapa belanjaannya di motor Bima.
" Hai kak Diah, maaf ya aku pulang." ada urusan yang mendesak, orangnya sudah dijalan mau ambil barang di kos langsung katanya." ucap Vera.
" Oh iya Ver..." hati - hati." kata Bima ke adiknya.
Diah hanya tersenyum saja dan menganggukkan kepalanya. Diah tidak ingin terlalu banyak bicara karena sudah sangat kelelahan hari itu.
Bahkan Aira sudah tertidur di atas motor Bima. Aira di gendong Bima dan membawanya masuk ke kamar dan merebahkannya di kasur.
Diah membawa belanjaannya ke dalam rumah dan langsung ke dapurnya.
Semua disusun dengan rapi oleh Diah, beras di buka dan dituang ke tempatnya.
Lastri sangat sinis melihat Diah yang mondar - mandir membawa barang yang di belinya tadi.
Lastri selalu susah melihat orang senang, dan sangat senang melihat orang susah. Sifatnya Lastri sangat unik dan buruk sekali terhadap orang lain.
Diah tidak perduli dengan matanya yang dari tadi selalu melirik menandakan ke tidak sukanya dia.
Sementara Monik yang sudah siap makan dan mencuci tangannya langsung masuk ke kamarnya dan bersiap untuk tidur.
Monik tidak perduli dengan apa yang terjadi dan yang sudah terjadi.
Dia hanya hidup sesuka hatinya tanpa perduli orang yang sudah capek dari tadi siang.
Sekarang sudah pukul 21:30, Lastri dan anak - anaknya segera pamit pulang dengan beralasan sudah malam.
Meja makan masih berantakan, piring kotor ada dimana - mana dan lantai penuh dengan makanan yang berjatuhan.
" Hem..." Diah hanya menghela nafasnya saja melihat semua itu.
" Ramadhan pertama menguras tenaga dan aku harus bisa menghadapinya." ucapnya dalam hati.
Setelah semua pulang, Diah pun mencuci piring dan membereskan semuanya. Bapak mertuanya pergi tidur, sedangkan ibu mertuanya hanya heboh jalan sana dan sini saja tanpa mau membantu juga.
" Memang nasib ku sekarang belum beruntung kali ya ?" bertanya dalam hatinya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
auliasiamatir
iss jadi ikut jijik aku sama lakinya,
emang kamu nikahin anak orang buat babu di rumah ortu ku yah, Bim,
udah tau bini jadi babu, ngontrak kek... laki lemot
2022-09-14
5
Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻
urap 😄
2022-09-10
3
Yukity
semangat
2022-09-08
3