Bab 11. Munggahan

🍀 Bulan Mei

Bulan Mei tanggal 14 nanti adalah dimana seluruh umat yang beragama Islam akan menyambut bulan Ramadhan.

Mertua Diah berencana akan membuat Munggahan di rumahnya. Seluruh anak - anaknya sudah di beri tahu dan disuruh datang kerumah ibu mereka malam itu juga.

Mertuanya berencana akan memasak beberapa makanan Indonesia yang biasa selalu di masa saat menyambut Ramadhan telah tiba.

Urap Sayuran hijau

Rendang Daging

Mei Goreng

Seperti biasa, walaupun katanya makan bersama tapi tak ada yang namanya masak bersama.

Semua masakan itu lagi - lagi selalu Diah yang mengerjakan dan menghidangkan.

Hari itu Diah begitu kelelahan dan tidak ada satupun yang membantunya tanpa terkecuali mertuanya sendiri.

Mertuanya hanya berbelanja saja dan setelah itu pergi meninggalkan semua pekerjaan yang begitu menumpuk.

Urap kesukaan seluruh keluarga, ibu mertuanya ingin membuat menu itu untuk malam nanti.

Sedangkan rendang itu permintaan bapak mertuanya yang selalu suka makan tendang daging.

Kalau untuk mie goreng sengaja dibuat tidak pedas, agar anak - anak atau cucu - cucunya bisa makan mie goreng yang biasanya kesukaan mereka.

Diah menyiapkan itu semua mulai dari siang hari, dia sudah mengupas, memotong dan mencuci serta memblender semua bumbunya.

Menyiapkan itu semua dari siang sampai sore sendirian tanpa ada yang membantunya sedikit pun.

" Mengapa mereka semua keterlaluan kepada ku." ucapnya dalam hati.

Bahkan satu harian Aira anak Diah tidak diperhatikan, tetapi dia anak yang bisa mengerti dengan keadaan mama saat sedang sibuk.

🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄

Saat Malam Tiba

Diah menyiapkan dan menghidangkan semuanya di meja makan. Bapak mertuanya pulang dan segera mandi, begitu juga dengan Bima suami Diah yang sedang mandi bersiap untuk makan bersama.

Sekarang sudah pukul 19:30 dan maghrib sudah berlalu dari tadi, namun anak - anak dari mertuanya belum ada juga yang datang.

Sementara mertua dan Diah serta Bima suaminya sudah menunggu dari tadi untuk makan malam.

Diah pun akhirnya menyuapi anaknya makan malam karena biasanya Aira sudah makan malam jam 6 petang.

Sekarang Aira sudah sangat terlambat makan malamnya, Diah khawatir Aira masuk angin nanti.

Seluruh keluarga sudah menunggu namun sudah pukul 20:00 belum juga terlihat ada yang datang.

Diah dan suaminya pun makan duluan, mereka makan bersama di kamar dengan satu piring berdua.

Aira yang sudah siap makan malam, duduk menonton tv dan bermain dengan bonekanya.

Bima dan Diah sering makan berdua dengan satu piring saja.

Diah lebih suka begitu saat makan bersama suaminya, karena lebih bisa merasakan kebersamaan.

Bisa saling menatap satu sama lainnya saat sedang mengunyah makanannya.

Setelah Diah dan Bima selesai makan dan meletakkan piring kotor mereka, Lastri serta anak dan suaminya baru sampai dirumah. Sementara Vera dan Monik baru pulang dari jalan - jalan mereka, dan membawa beberapa kantong plastik ditangannya yang entah apa isinya.

Monik langsung membawa masuk semua barang yang dia bawa itu ke dalam kamarnya. Begitulah kehidupan yang mereka ciptakan dirumah orang tua mereka. Dan semenjak ada Diah dirumah itu, Monik sering tidak perduli lagi dengan rumah dan lainnya.

Lastri dan anak serta suaminya pun langsung makan setelah sampai dirumah ibunya. Tanpa perduli dengan yang lainnya, begitu juga dengan Monik dan Vera. Mereka semua seakan acuh kepada Diah yang sudah menyiapkan semuanya sendirian.

Diah dan Bima keluar rumah tanpa perduli dengan mereka, sudah lama menunggu dan menghargai mereka namun mereka tidak menghargai balik.

" Mas, mama mau beli telurnya yang tempat biasa kita sering beli saja ya ?"

" Mama mau beli satu papan untuk kita buat makan sahur besok." mana tahu lauk yang tadi sudah habis tak tersisa." ucap Diah ke Bima suaminya.

Bima pun melajukan motornya ke tempat biasa mereka belanja telur. Kebetulan sudah langganan, dan telurnya disana sedikit murah harganya.

Dan tak beberapa lama telur pun sudah di beli dan digantung di motornya Bima. Sekarang mereka melaju ke grosir untuk membeli beras dan beberapa kebutuhan dapur lainnya.

Sementara Lastri memprovokasi adik - adiknya tentang istri adiknya sendiri.

" Kebiasaan sekali, kalau lagi ada acara dan kumpul begini pasti suka pergi."

" Gak ada rasa hormat dan menghargai kebersamaan." ucap Lastri ke Vera dan Monik.

Vera yang mengetahui hal itu hanya diam saja tidak membalas perkataan Lastri kakaknya.

Vera tidak mau terhasut oleh perkataan Lastri yang menceritakan Diah ini dan itu.

Vera langsung mengambil ponselnya dan duduk menjauh dari mereka setelah selesai makan.

Vera pura - pura sibuk dengan ponselnya dan tidak memperdulikan ucapan Lastri tadi.

" Tring..." tiba - tiba ada pesan masuk ke ponselnya.

Vera langsung berdiri dari duduknya, dia pun segera pamitan ke orang tuanya.

" Bu, Vera pergi ya buk."

" Ada orang yang mau ambil barang dirumah, sayang kalau gak di iya kan lumayan uangnya untuk tambah uang sekolah anak nanti." ucap Vera.

" Iya nak, hati - hati dijalan." kata ibunya.

Vera sekarang libur membuka usaha onlinenya di kosannya. Lumayan untuk menambah uang di dalam dompetnya.

Ketika Vera akan pergi, Diah dan Bima pun pulang dengan membawa penuh beberapa belanjaannya di motor Bima.

" Hai kak Diah, maaf ya aku pulang." ada urusan yang mendesak, orangnya sudah dijalan mau ambil barang di kos langsung katanya." ucap Vera.

" Oh iya Ver..." hati - hati." kata Bima ke adiknya.

Diah hanya tersenyum saja dan menganggukkan kepalanya. Diah tidak ingin terlalu banyak bicara karena sudah sangat kelelahan hari itu.

Bahkan Aira sudah tertidur di atas motor Bima. Aira di gendong Bima dan membawanya masuk ke kamar dan merebahkannya di kasur.

Diah membawa belanjaannya ke dalam rumah dan langsung ke dapurnya.

Semua disusun dengan rapi oleh Diah, beras di buka dan dituang ke tempatnya.

Lastri sangat sinis melihat Diah yang mondar - mandir membawa barang yang di belinya tadi.

Lastri selalu susah melihat orang senang, dan sangat senang melihat orang susah. Sifatnya Lastri sangat unik dan buruk sekali terhadap orang lain.

Diah tidak perduli dengan matanya yang dari tadi selalu melirik menandakan ke tidak sukanya dia.

Sementara Monik yang sudah siap makan dan mencuci tangannya langsung masuk ke kamarnya dan bersiap untuk tidur.

Monik tidak perduli dengan apa yang terjadi dan yang sudah terjadi.

Dia hanya hidup sesuka hatinya tanpa perduli orang yang sudah capek dari tadi siang.

Sekarang sudah pukul 21:30, Lastri dan anak - anaknya segera pamit pulang dengan beralasan sudah malam.

Meja makan masih berantakan, piring kotor ada dimana - mana dan lantai penuh dengan makanan yang berjatuhan.

" Hem..." Diah hanya menghela nafasnya saja melihat semua itu.

" Ramadhan pertama menguras tenaga dan aku harus bisa menghadapinya." ucapnya dalam hati.

Setelah semua pulang, Diah pun mencuci piring dan membereskan semuanya. Bapak mertuanya pergi tidur, sedangkan ibu mertuanya hanya heboh jalan sana dan sini saja tanpa mau membantu juga.

" Memang nasib ku sekarang belum beruntung kali ya ?" bertanya dalam hatinya lagi.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

iss jadi ikut jijik aku sama lakinya,
emang kamu nikahin anak orang buat babu di rumah ortu ku yah, Bim,

udah tau bini jadi babu, ngontrak kek... laki lemot

2022-09-14

5

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

urap 😄

2022-09-10

3

Yukity

Yukity

semangat

2022-09-08

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!