Bab 13. Demi Buah Hati

" Diah, Minggu depan kita akan buka bersama di rumah kakak" semua nanti akan ibu kabari, dan nanti ibu akan buat sesuatu untuk di bawa" ucap mertuanya.

Diah hanya mendengarkan tanpa merespon perkataan mertuanya. Diah selalu berpikir, kenapa setiap ada acara di rumah kakak iparnya tidak pernah mengatakannya langsung ke Diah.

Melainkan mertuanya yang sibuk menceritakan pada Diah. Dan yang selalu antusias mengajak Diah kesana kemari dan harus repot mempersiapkan kalau ada acara.

Sementara tiba Diah ingin membuat sesuatu dan mengadakan acara tidak ada satupun yang membantunya.

Berbuka puasa disana ramai dan semua berkumpul, namun setelah selesai sholat berjamaah Bima dan Diah segera pulang kerumahnya.

Disana Diah hanya menyuapi anaknya saja, dirinya sendiri tidak makan nasi. Melainkan hanya makan kue dan minum saja, begitu pun Diah menyapa kakak iparnya tapi tidak di sambut hangat oleh Lastri.

Di bulan yang suci itu tetap hati Lastri tidak berniat untuk berubah atau mencoba lebih peduli dengan kerabat dan lainnya.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Monik yang sudah pulang kerja selalu mandi dan masuk ke kamarnya. Dia tak pernah menyapa Diah sama sekali tanpa ada keperluannya.

Saat hari libur, Monik yang sedang bersantai dirumahnya rebahan sambil mengotak - atik ponsel miliknya di depan tv.

Sementara siang itu Diah sangat kelelahan seharian sudah bekerja dan mencuci pakaian yang begitu banyak karena sudah 3 hari tidak mencuci.

Diah pun tertidur bersama anaknya karena sangat lelah dan mengantuk.

Pakaiannya yang basah masih di jemurnya diluar rumah saat itu.

Hari ternyata gelap dan mendung sekali, Monik masih terus bermain dengan ponselnya.

Diah sangat nyenyak dan terlelap dalam mimpi bersama anaknya Aira, udara terasa sedikit sejuk menambah mereka semakin tertidur lagi.

Ternyata hujan turun dengan derasnya, dan Diah tidak menyadari akan hal itu.

Sementara Monik sudah siap mengangkat pakaian milik ibunya, yang memang mencuci juga saat itu.

Monik terlalu benci dengan Diah, sehingga dia tak mengangkat jemuran pakaian milik kakak iparnya itu ( Diah ).

Monik masih slow dengan ponselnya, lalu sudah ada setengah jam Diah terbangun karena suara dari gemuruh dan kilat yang menyambar.

" Astagfirullah !" ucapnya Diah.

" Jemuran ku, oh tidak hujan sudah dari jam berapa ya ?" berbicara sendiri.

Diah keluar dari kamar, ditinggalkannya Aira yang masih tidur pulas didalam.

Diah melihat di kursi ruang tamu sudah tergeletak pakaian yang di angkat oleh Monik tadi. Dalam hati Diah mungkin sudah diangkat oleh Monik saat itu.

" Tapi kok tidak ada pakaian ku deh disana ?" dalam hatinya berkata.

" Mungkin tertimpa kali ya ?" tapi Diah masih penasaran dan dia berpura - pura keluar melihat pakaian yang di jemurnya tadi.

Dan benar saja, pakaian Diah sudah basah kembali karena tertimpa air hujan yang begitu derasnya.

Diah terkejut menundukkan kepalanya dan meletakkan tangannya dadanya.

" Ya ampun..." ternyata begini sifatnya yang asli.

Biar bagaimana pun kalau benci tidaklah sampai begitu sekali, pikir Diah yang baru tahu ternyata Monik orangnya mampu dan setega itu terhadap orang lain.

Diah baru sadar ternyata orang - orang diluar sana lebih tidak berperasaan, tapi dia tidak berpikir untuk semua orang.

Diah pun akhirnya masuk lagi ke dalam dan tidak menghiraukan jemurannya lagi. Karena sudah basah semua dan diluar masih hujan deras.

Monik yang tadinya di ruang tv sekarang sudah masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan keras.

" Bum !"

Diah sedikit terkejut, namun hanya diam saja masuk kedalam kamarnya lagi untuk melihat Aira anaknya.

Mereka semua memaklumi sifat adiknya yang menurut mereka masih terlalu anak - anak. Sementara usia Monik saat ini sudah 21 tahun yang menurut mereka sah - sah saja manjanya dan tidak menghormati orang lain.

📳 " Drrt..., drrt..." ponsel bergetar tidak ada yang mengangkat dan menjawabnya.

Diah menelpon mamanya yang sudah 4 bulan di Kalimantan. Namun ponselnya tidak ada yang menjawab panggilan dari Diah.

Lalu Diah menelpon Sania adiknya, di lihatnya nomer kontak di ponselnya.

Diah menelpon adiknya karena merasa kesepian, dan hanya sekedar mengobrol saja sekedar bertanya kabarnya.

📞 " Hallo San... ?!" Diah menyapa adiknya.

📞 " Iya mbak ?" ada apa ?" tanya Sania.

📞 " Tak ada apa - apa, cuma mau telpon kamu saja" ujarnya lagi.

📞 " Bagaimana kabar kamu San ?" anak - anak sehat kah semua ?" Diah bertanya lagi.

📞 " Iya mbak semua sehat, mbak gak main kesini mbak ?" tanya Sania.

📞 " Belum sempat dek, Aira sekolah dan lagian kalian sudah pulang mbak gak tahu" katanya lagi.

📞 " Bagaimana kamu dirumah mama, dek ?" tanya Diah ingin tahu keadaan rumah baru mamanya.

📞" Mama dan ayah masih tinggal sementara di rumah ibu Risa, kata ayah rumahnya mau di bangun di dekat rumah bu Risa saja" ujar Sania menjelaskan.

📞 " Oh iya mbak, nanti Minggu mainlah kerumah ya mbak" anak - anak selalu tanya Aira, nanti biar mereka bermain kolam renang balon di samping rumah ku" Sania mengajak Diah bertemu.

Sania sebenarnya ada yang ingin dia bicarakan, namun tidak bisa di bicarakan dirumah mertuanya Diah saat ini.

📞 " Ya sudah ya San, mbak mau ada yang di kerjakan lagi." nanti lain kali kita sambung kembali." ucap Diah.

📞" Baiklah mbak, assalamualaikum.." pembicaraan pun di tutup.

Diah kembali rebahan di kasurnya di samping anaknya. Perasaan Diah saat ini sebenarnya kacau, lantara dia gak habis pikir dengan Monik adik dari suaminya yang tidak punya perasaan sama sekali.

Rasa ingin menangis dan berteriak saat itu juga yang dia rasakan. Namun tidak bisa dilampiaskannya saat itu.

" Andai kamu tahu mas Bima, aku sudah hancur saat kau bawa aku masuk dan tinggal disini." ucapnya dalam hati sambil menangis.

Hatinya sekarang sangat hancur sehancur - hancurnya, bahkan hatinya hampir beku untuk bisa menerima kembali lagi semuanya.

Suami masih belum bisa sepenuhnya percaya dengan yang selalu di katakan olehnya. Semua ditelannya demi Aira, bertahan juga demi Aira anaknya.

Selalu dalam hatinya menyemangati diri sendiri agar biar bisa waras dalam menjalankan hidupnya.

" Akan aku coba lagi mas, bertahan bersama mu."

" Mungkin nanti akan ada jalan atau bahagia bagi keluarga kecil kita di masa akan datang kedepannya." doa Diah dalam hatinya.

Diah memandangi anaknya dan memeluk dengan kasih sayang yang tulus.

" Nak, bila kau besar nanti sayangilah mama ya nak..?!"

" Biar yang lain tidak mau perduli dengan mama, asal kamu bersama mama."

" Tak akan ada yang mama risau kan lagi di dunia ini." ungkapan hati Diah yang berharap anaknya mengerti dan bisa sayang padanya.

Semua Diah curahkan pada anaknya itu, dan tak kan membuatnya merasakan apa yang dia rasakan dulu.

Sebisa mungkin membahagiakan anaknya dengan kemampuannya.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

ini mah salah lakinya yang gak ada otak

2022-10-10

3

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

Rumah tangga rumit

2022-09-16

3

Yukity

Yukity

Seru👍🏻😘

2022-09-10

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!