" Diah, Minggu depan kita akan buka bersama di rumah kakak" semua nanti akan ibu kabari, dan nanti ibu akan buat sesuatu untuk di bawa" ucap mertuanya.
Diah hanya mendengarkan tanpa merespon perkataan mertuanya. Diah selalu berpikir, kenapa setiap ada acara di rumah kakak iparnya tidak pernah mengatakannya langsung ke Diah.
Melainkan mertuanya yang sibuk menceritakan pada Diah. Dan yang selalu antusias mengajak Diah kesana kemari dan harus repot mempersiapkan kalau ada acara.
Sementara tiba Diah ingin membuat sesuatu dan mengadakan acara tidak ada satupun yang membantunya.
Berbuka puasa disana ramai dan semua berkumpul, namun setelah selesai sholat berjamaah Bima dan Diah segera pulang kerumahnya.
Disana Diah hanya menyuapi anaknya saja, dirinya sendiri tidak makan nasi. Melainkan hanya makan kue dan minum saja, begitu pun Diah menyapa kakak iparnya tapi tidak di sambut hangat oleh Lastri.
Di bulan yang suci itu tetap hati Lastri tidak berniat untuk berubah atau mencoba lebih peduli dengan kerabat dan lainnya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Monik yang sudah pulang kerja selalu mandi dan masuk ke kamarnya. Dia tak pernah menyapa Diah sama sekali tanpa ada keperluannya.
Saat hari libur, Monik yang sedang bersantai dirumahnya rebahan sambil mengotak - atik ponsel miliknya di depan tv.
Sementara siang itu Diah sangat kelelahan seharian sudah bekerja dan mencuci pakaian yang begitu banyak karena sudah 3 hari tidak mencuci.
Diah pun tertidur bersama anaknya karena sangat lelah dan mengantuk.
Pakaiannya yang basah masih di jemurnya diluar rumah saat itu.
Hari ternyata gelap dan mendung sekali, Monik masih terus bermain dengan ponselnya.
Diah sangat nyenyak dan terlelap dalam mimpi bersama anaknya Aira, udara terasa sedikit sejuk menambah mereka semakin tertidur lagi.
Ternyata hujan turun dengan derasnya, dan Diah tidak menyadari akan hal itu.
Sementara Monik sudah siap mengangkat pakaian milik ibunya, yang memang mencuci juga saat itu.
Monik terlalu benci dengan Diah, sehingga dia tak mengangkat jemuran pakaian milik kakak iparnya itu ( Diah ).
Monik masih slow dengan ponselnya, lalu sudah ada setengah jam Diah terbangun karena suara dari gemuruh dan kilat yang menyambar.
" Astagfirullah !" ucapnya Diah.
" Jemuran ku, oh tidak hujan sudah dari jam berapa ya ?" berbicara sendiri.
Diah keluar dari kamar, ditinggalkannya Aira yang masih tidur pulas didalam.
Diah melihat di kursi ruang tamu sudah tergeletak pakaian yang di angkat oleh Monik tadi. Dalam hati Diah mungkin sudah diangkat oleh Monik saat itu.
" Tapi kok tidak ada pakaian ku deh disana ?" dalam hatinya berkata.
" Mungkin tertimpa kali ya ?" tapi Diah masih penasaran dan dia berpura - pura keluar melihat pakaian yang di jemurnya tadi.
Dan benar saja, pakaian Diah sudah basah kembali karena tertimpa air hujan yang begitu derasnya.
Diah terkejut menundukkan kepalanya dan meletakkan tangannya dadanya.
" Ya ampun..." ternyata begini sifatnya yang asli.
Biar bagaimana pun kalau benci tidaklah sampai begitu sekali, pikir Diah yang baru tahu ternyata Monik orangnya mampu dan setega itu terhadap orang lain.
Diah baru sadar ternyata orang - orang diluar sana lebih tidak berperasaan, tapi dia tidak berpikir untuk semua orang.
Diah pun akhirnya masuk lagi ke dalam dan tidak menghiraukan jemurannya lagi. Karena sudah basah semua dan diluar masih hujan deras.
Monik yang tadinya di ruang tv sekarang sudah masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan keras.
" Bum !"
Diah sedikit terkejut, namun hanya diam saja masuk kedalam kamarnya lagi untuk melihat Aira anaknya.
Mereka semua memaklumi sifat adiknya yang menurut mereka masih terlalu anak - anak. Sementara usia Monik saat ini sudah 21 tahun yang menurut mereka sah - sah saja manjanya dan tidak menghormati orang lain.
📳 " Drrt..., drrt..." ponsel bergetar tidak ada yang mengangkat dan menjawabnya.
Diah menelpon mamanya yang sudah 4 bulan di Kalimantan. Namun ponselnya tidak ada yang menjawab panggilan dari Diah.
Lalu Diah menelpon Sania adiknya, di lihatnya nomer kontak di ponselnya.
Diah menelpon adiknya karena merasa kesepian, dan hanya sekedar mengobrol saja sekedar bertanya kabarnya.
📞 " Hallo San... ?!" Diah menyapa adiknya.
📞 " Iya mbak ?" ada apa ?" tanya Sania.
📞 " Tak ada apa - apa, cuma mau telpon kamu saja" ujarnya lagi.
📞 " Bagaimana kabar kamu San ?" anak - anak sehat kah semua ?" Diah bertanya lagi.
📞 " Iya mbak semua sehat, mbak gak main kesini mbak ?" tanya Sania.
📞 " Belum sempat dek, Aira sekolah dan lagian kalian sudah pulang mbak gak tahu" katanya lagi.
📞 " Bagaimana kamu dirumah mama, dek ?" tanya Diah ingin tahu keadaan rumah baru mamanya.
📞" Mama dan ayah masih tinggal sementara di rumah ibu Risa, kata ayah rumahnya mau di bangun di dekat rumah bu Risa saja" ujar Sania menjelaskan.
📞 " Oh iya mbak, nanti Minggu mainlah kerumah ya mbak" anak - anak selalu tanya Aira, nanti biar mereka bermain kolam renang balon di samping rumah ku" Sania mengajak Diah bertemu.
Sania sebenarnya ada yang ingin dia bicarakan, namun tidak bisa di bicarakan dirumah mertuanya Diah saat ini.
📞 " Ya sudah ya San, mbak mau ada yang di kerjakan lagi." nanti lain kali kita sambung kembali." ucap Diah.
📞" Baiklah mbak, assalamualaikum.." pembicaraan pun di tutup.
Diah kembali rebahan di kasurnya di samping anaknya. Perasaan Diah saat ini sebenarnya kacau, lantara dia gak habis pikir dengan Monik adik dari suaminya yang tidak punya perasaan sama sekali.
Rasa ingin menangis dan berteriak saat itu juga yang dia rasakan. Namun tidak bisa dilampiaskannya saat itu.
" Andai kamu tahu mas Bima, aku sudah hancur saat kau bawa aku masuk dan tinggal disini." ucapnya dalam hati sambil menangis.
Hatinya sekarang sangat hancur sehancur - hancurnya, bahkan hatinya hampir beku untuk bisa menerima kembali lagi semuanya.
Suami masih belum bisa sepenuhnya percaya dengan yang selalu di katakan olehnya. Semua ditelannya demi Aira, bertahan juga demi Aira anaknya.
Selalu dalam hatinya menyemangati diri sendiri agar biar bisa waras dalam menjalankan hidupnya.
" Akan aku coba lagi mas, bertahan bersama mu."
" Mungkin nanti akan ada jalan atau bahagia bagi keluarga kecil kita di masa akan datang kedepannya." doa Diah dalam hatinya.
Diah memandangi anaknya dan memeluk dengan kasih sayang yang tulus.
" Nak, bila kau besar nanti sayangilah mama ya nak..?!"
" Biar yang lain tidak mau perduli dengan mama, asal kamu bersama mama."
" Tak akan ada yang mama risau kan lagi di dunia ini." ungkapan hati Diah yang berharap anaknya mengerti dan bisa sayang padanya.
Semua Diah curahkan pada anaknya itu, dan tak kan membuatnya merasakan apa yang dia rasakan dulu.
Sebisa mungkin membahagiakan anaknya dengan kemampuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
auliasiamatir
ini mah salah lakinya yang gak ada otak
2022-10-10
3
Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻
Rumah tangga rumit
2022-09-16
3
Yukity
Seru👍🏻😘
2022-09-10
3