Bab 5. Banyak Konflik

🍀 " Kapan kamu bisa mengerti aku mas.. ?"

" Aku sudah gak tahan lagi rasanya bersama kamu mas, bagaimana kalau kita bercerai saja !" terdengar suara tv dari ruang kamar rumah sakit mertuanya yang sedang menonton tv.

Kegemaran mertuanya selalu menonton tv sinetron yang digandrungi oleh ibu - ibu sekarang. Dari pagi sampai tengah malam masih ada teru inis filmnya.

" Bu..., sudah malam kenapa belum tidur ?" tanya Diah ke mertuanya.

" Iya Diah ibu kok gak bisa tidur, kaki ibu sakit sekali." kata mertuanya.

Tak beberapa lama Bima dan ayahnya datang kerumah sakit dan masuk ke kamar.

Diah mematikan tv nya karena menurutnya mengganggu sekali suaranya.

" Mas, kamu sudah datang."

" Pak ?" Diah menyapa mertuanya.

" Bagaimana dengan ibu ?" tanya bapak mertuanya.

" Ibu katanya kakinya sakit pak, jadi gak bisa tidur." Diah menjelaskan.

Ibu menangis menahan rasa sakitnya, lalu Bima memanggil suster dan menanyakan kaki ibunya yang masih sakit.

" Ibu.., itu kaki ibu sakit karena adanya pembusukan."

" Saya kasih kompres saja ya bu.., biar tidak terlalu sakit dan ibu bisa tidur." suster itu pun mengompres kakinya ibu mertua Diah.

Tak beberapa lama Diah dan suaminya Bima pun pulang kerumah. Anaknya sudah tidur dari tadi dia angkat dan di gendongnya dengan kain.

❇️❇️❇️

Keesokan harinya Lastri kakaknya baru datang menjenguk ibunya di rumah sakit. Lastri datang dengan membawa sayur rebusan kesukaan ibunya. Lastri selalu pandai mencari muka dan perhatian ke ibunya, untuk menutupi perilakunya.

Sekarang sudah tiga hari ibu Bima dirumah sakit, dan dua hari lagi diperbolehkan untuk pulang kerumah.

Setiap siang, Diah datang ke rumah sakit bergantian untuk menjaga disana.

Nanti sore Monik yang pulang kerja akan menjaga dan Diah menunggu Bima datang menjemputnya pulang.

Setelah itu Monik masuk kuliah malamnya dan bergantian suami ibu yang berjaga sampai Monik kembali dan tidur disana.

Monik dan bapaknya yang menginap dirumah sakit untuk menjaga.

Sedangkan Diah dan Bima pulang kerumah untuk menjaga rumah dan merapikan rumah.

Setiap hari tugas rumah tangga selalu dikerjakan oleh Diah.

Mulai dari memasak, menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci dan lainnya selalu dia yang mengerjakan.

Namun karena dia suka bekerja, orang - orang dirumah malah menganggapnya seperti pembantu yang selalu senantiasa membereskan rumah mereka.

❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️❇️

Hari ini mertua Diah akan pulang kerumah, Diah sibuk membereskan kamar mertuanya dan membersihkan rumah. Kamar di ganti seprainya atas permintaan ibu mertuanya sendiri.

Kamar disapu dan dipel dengan wanginya dan semua kain kotor di kumpulkan di keranjang kotor.

Semua sudah disiapkan, dan ibu mertuanya meminta baju ganti untuk pulang kerumah nanti siang.

Karena tidak ada orang yang bisa menemani pulang kerumah dari sana, Diah lah yang pergi kesana setelah beberes rumahnya selesai.

Sampai disana ternyata ibu mertuanya sudah tidak sabaran ingin pulang kerumahnya. Ibunya sudah beberes dan mengganti bajunya untuk pulang segera. Suster sudah siapkan obat dan vitamin untuk ibu mertuanya Diah agar dibawa pulang kerumah.

" Bu..., ini obatnya jangan lupa diminumkan ya bu."

" Setelah makan siang dan ini obat mag nya sebelum makan diminum terlebih dahulu." ucap Suster itu.

" Oh baik suster nanti akan saya berikan." kata Diah menerima obat tersebut.

Diah dan mertuanya pulang dengan becak bermotor, yang memang jaraknya tidak jauh dari rumah mertuanya.

Naik becak hanya cukup membayar 7 ribu saja dari rumah sakit kerumah.

Hanya beberapa menit mereka pun sampai dirumah, Diah turun dan memapah mertuanya turun dari becak tersebut.

" Terima kasih ya mang." ucap Diah sambil membayar uang becaknya.

" Iya bu, mari." kata tukang becaknya.

Mang becak langsung pergi lanjut mencari rezeki lagi.

Mertua Diah sudah masuk duluan kedalam rumah dan istirahat di dalam kamarnya.

Diah membawa masuk barang - barang dari rumah sakit ke dalam rumah sambil menggendong anaknya.

Tidak ada anak dan suaminya yang mau mengantar pulang ibu ke rumah.

Padahal sudah tahu kalau ibu mereka akan pulang hari itu juga.

Diah menyuruh mertuanya untuk minum obat sebelum makannya terlebih dahulu. Lalu Diah siapkan makan siang dan minum untuk ibu mertuanya. Dan tidak lupa dia menyiapkan obat yang untuk di minum sesudah makan siang.

Lalu diah menyuapi anaknya makan dan mengajaknya bermain sebentar.

Lalu Diah membereskan piring mertuanya yang telah selesai makan siang.

Diah pun kembali bersama anaknya lagi di dalam kamar. Ada beberapa menit kemudian Lastri datang dan mengetuk pintu kamar Diah dengan kasar.

" Tok, tok, tok !"

" Diah !"

" Diah !"

" Dimana ibu sekarang ?!" tanya Lastri dengan lantang.

" Ada di kamar kok kak." Diah berkata yang hanya dia ketahui.

" Mana ada ibu di kamar, kau biarkan saja ibu pergi - pergi sendiri ya ?!"

" Dah tahu ibu baru baik sakit, malah di biarkan saja keluar rumah tanpa dicegah." ucap Lastri dengan suaranya yang masih lantang.

" Memang kau menantu gak tahu diri, dibela sama mertua kau malah makin ngelunjak !" kakak iparnya semakin naik darah.

" Kau jangan merasa seperti ratu dirumah ini, dibelain mertua malah gak mengurus mertuanya." Lastri semakin lantang membuat Diah sedikit naik darah dan keberaniannya muncul.

" Oh iya kah kak ?"

" Dari mana kakak tahu bagaiman aku dirumah ?"

" Atau ada yang ngadu ke kakak rupanya ?" tanya Diah ke Lastri.

" Siapa yang bilang seperti itu ke kakak ?"

" Coba bilang ke aku, biar tahu aku orangnya." Diah makin bertanya dan ingin tahu.

Lastri hanya mengomel dan pergi begitu saja, dia tidak menjawab pertanyaan dari Diah kepadanya.

Sambil berjalan Lastri pergi menjauh seakan dia takut menjawab pertanyaannya dari Diah istri Bima.

Diah sangat kesal dengan perkataan Lastri tersebut.

" Huh.." Diah menghela nafasnya dan kembali lagi ke kamar menemani anaknya yang sedang tidur.

Lastri tidak langsung pulang ke rumahnya, dia malah duduk bergosip di rumah tetangga ibunya.

Lastri menceritakan Diah yang tidak tahu mengurus ibu mereka dengan baik.

Dan setelah itu, ibu mereka balik pulang melewati Lastri yang sedang membicarakan Diah dari tadi.

Ibunya tidak menegur dan bahkan diam saja sambil berjalan dengan santainya. Ibu sangat kesal dan marah karena Lastri menceritakan Diah kepada tetangganya yang tidak benar.

Sampai dirumah mertuanya menutup pintu rumahnya, dan masuk ke dalam kamar. Lastri langsung datang dan balik lagi kerumah ibunya.

" Bu, ibu sudah makan ?"

" Ayo kita makan yuk !"

" Ibu sudah makan tadi di siapkan makanan sama Diah dan sudah minum obat juga." ucap ibunya.

" Ayo makan diluar kita, mau makan dimana ibu." Di resto mana aku bawa ibu makan disana." kata Lastri yang semakin meninggi.

" Sudahlah, ibu capek dan mau istirahat." Pergilah pulang dan kasih makan anak - anak mu saja." ucap ibunya yang tidak suka dengan perilaku Lastri hari itu.

Lastri mengira ibunya tidak di beri makan dan tidak diperhatikan. Dia bergaya tinggi ingin mengajak ibunya makan diluar, padahal Lastri sendiri saja beberapa hari yang lalu meminjam uang pada bapaknya untuk anaknya masuk sekolah.

Karena uang yang dia miliki tidak cukup untuk mendaftar dan membelikan perlengkapan sekolah anaknya.

Namun Lastri selalu membusungkan dadanya di hadapan Diah, seolah - olah dia lebih dari iparnya itu ( Diah ).

Terpopuler

Comments

G** Bp

G** Bp

ipar lacknut

2024-12-30

1

auliasiamatir

auliasiamatir

ipar dajal

2022-09-12

6

manda_

manda_

lanjut thor

2022-09-07

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Selalu Terjadi
2 Bab 2. Hasutan Kakak
3 Bab 3. Ingin Cerai
4 Bab 4. Saat Sakit
5 Bab 5. Banyak Konflik
6 Bab 6. Cobaan
7 Bab 7. Memulai dari Awal
8 Bab 8. Seperti Berkasta
9 Bab 9. Sekolah dan Merindu
10 Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11 Bab 11. Munggahan
12 Bab 12. Belajar Puasa
13 Bab 13. Demi Buah Hati
14 Bab 14. Menginap
15 Bab 15. Idul Fitri
16 Bab 16. Rasa Cinta
17 Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18 Bab 18. Kisah Oma
19 Bab 19. Diculik
20 Bab 20. Firasat
21 Bab 21. Terbukti
22 Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23 Bab 23. Mulai Berbeda
24 Bab 24. Emosinya Bima
25 Bab 25. Jawaban
26 Bab 26. Tak Perduli
27 Bab 27. Masa Bodoh Saja
28 Bab 28. Terjatuh dari Motor
29 Bab 29. Durhaka
30 Bab 30. Keras Kepala
31 Bab 31. Terpaksa
32 Bab 32. Mau Lamaran part 1
33 Bab 33. Mau Lamaran part 2
34 Bab 34. Ulang tahun
35 Bab 35. Membingungkan
36 Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37 Bab 37. Akad Nikah
38 Bab 38. Tak Tahu
39 Bab 39. Sebuah Perjanjian
40 Bab 40. Terbongkar
41 Bab 41. Sebuah keputusan
42 Bab 42. Tak Perduli.
43 Bab 43. Pertengkaran
44 Bab 44. Berduka
45 Bab 45. Pindah Rumah
46 Bab 46. Ternyata
47 Bab 47. 2 tahun kemudian
48 Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51 Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52 Bab 52. Kelihatannya
53 Bab 53. Suka Berulah
54 Bab 54. Bima dalam dilema
55 Bab 55. Tak Tega Berkata
56 Bab 56. Karena Ulang Tahun
57 Bab 57. Ketahuan Juga
58 Bab 58. Rencana Pergi
59 Bab 59. Pergi dan Berpesan
60 Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61 Bab 61. Pikiran Kacau
62 Bab 62. Mertua Bima
63 Bab 63. Sudah Hari Kamis
64 Bab 64. Dendam
65 Bab 65. Orang Tua Mereka
66 Bab 66. Tiara Bertindak
67 Bab 67. Semakin Berkembang
68 Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69 Bab 69. Mulai Bersemangat
70 Bab 70. Sangat Merindukan
71 Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72 Bab 72. Menikah Kembali
73 Bab 73. Menghindar Dan Lari
74 Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75 Bab 75. Bertemu Kembali
76 Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77 Bab 77. Kembali Ke Bali
78 Bab 78. Surat Sudah di Baca
79 Bab 79. Kebodohan Lastri
80 Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81 Bab 81. Di Ceraikan
82 Bab 82. Kembali Dari Awal
83 Bab 83. Cerita Mereka
84 Bab 84. Mencoba Menerima
85 Bab 85. Mendapat Pujian
86 Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87 Bab 87. Cerita Kehidupan
88 Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89 Bab 89. Buah Cinta Mereka
90 Bab 90. Monik dan Mertuanya
91 Bab 91. Cincin Itu Kembali
92 Bab 92. Kekantor Bima
93 Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94 Bab 94. Kertas di Balik Buku
95 Bab 95. Mertua Merestui
96 Bab 96. Kepergian Mama
97 Bab 97. Bertemu Kembali
98 Bab 98. Wasiat dan Amanah
99 Bab 99. Kondisi Mertua
100 Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101 Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102 Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103 Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104 Bab 104. Istirahat
105 Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106 Bab 106. Suka Merendahkan
107 Bab 107. Terkena Stroke
108 Bab 108. Boy di Penjara
109 Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110 Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111 Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112 Bab 112. Persiapan Lebaran
113 Bab 113. Kabar dari Rendy
114 Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115 Bab 115. Semua Harus Ikhlas
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1. Selalu Terjadi
2
Bab 2. Hasutan Kakak
3
Bab 3. Ingin Cerai
4
Bab 4. Saat Sakit
5
Bab 5. Banyak Konflik
6
Bab 6. Cobaan
7
Bab 7. Memulai dari Awal
8
Bab 8. Seperti Berkasta
9
Bab 9. Sekolah dan Merindu
10
Bab 10. Arisan dan Aqiqah
11
Bab 11. Munggahan
12
Bab 12. Belajar Puasa
13
Bab 13. Demi Buah Hati
14
Bab 14. Menginap
15
Bab 15. Idul Fitri
16
Bab 16. Rasa Cinta
17
Bab 17. Berenang dan Teman Baru
18
Bab 18. Kisah Oma
19
Bab 19. Diculik
20
Bab 20. Firasat
21
Bab 21. Terbukti
22
Bab 22. Sebuah Kebahagiaan
23
Bab 23. Mulai Berbeda
24
Bab 24. Emosinya Bima
25
Bab 25. Jawaban
26
Bab 26. Tak Perduli
27
Bab 27. Masa Bodoh Saja
28
Bab 28. Terjatuh dari Motor
29
Bab 29. Durhaka
30
Bab 30. Keras Kepala
31
Bab 31. Terpaksa
32
Bab 32. Mau Lamaran part 1
33
Bab 33. Mau Lamaran part 2
34
Bab 34. Ulang tahun
35
Bab 35. Membingungkan
36
Bab 36. Menyalahkan Ibunya
37
Bab 37. Akad Nikah
38
Bab 38. Tak Tahu
39
Bab 39. Sebuah Perjanjian
40
Bab 40. Terbongkar
41
Bab 41. Sebuah keputusan
42
Bab 42. Tak Perduli.
43
Bab 43. Pertengkaran
44
Bab 44. Berduka
45
Bab 45. Pindah Rumah
46
Bab 46. Ternyata
47
Bab 47. 2 tahun kemudian
48
Bab 48. Ibu Tidak Diurus
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Proses Menjadi Ibu
51
Bab 51. Apakah Ada Penyelesaian?
52
Bab 52. Kelihatannya
53
Bab 53. Suka Berulah
54
Bab 54. Bima dalam dilema
55
Bab 55. Tak Tega Berkata
56
Bab 56. Karena Ulang Tahun
57
Bab 57. Ketahuan Juga
58
Bab 58. Rencana Pergi
59
Bab 59. Pergi dan Berpesan
60
Bab 60. Pesan Di Ponsel Bima
61
Bab 61. Pikiran Kacau
62
Bab 62. Mertua Bima
63
Bab 63. Sudah Hari Kamis
64
Bab 64. Dendam
65
Bab 65. Orang Tua Mereka
66
Bab 66. Tiara Bertindak
67
Bab 67. Semakin Berkembang
68
Bab 68. Karyawan Tak Tahu Diri
69
Bab 69. Mulai Bersemangat
70
Bab 70. Sangat Merindukan
71
Bab 71. Dua Tahun Kepergian.
72
Bab 72. Menikah Kembali
73
Bab 73. Menghindar Dan Lari
74
Bab 74. Tak perduli dan Ditipu
75
Bab 75. Bertemu Kembali
76
Bab 76. Ajak Balikan Lagi
77
Bab 77. Kembali Ke Bali
78
Bab 78. Surat Sudah di Baca
79
Bab 79. Kebodohan Lastri
80
Bab 80. Kabar Baik dan Buruk
81
Bab 81. Di Ceraikan
82
Bab 82. Kembali Dari Awal
83
Bab 83. Cerita Mereka
84
Bab 84. Mencoba Menerima
85
Bab 85. Mendapat Pujian
86
Bab 86. Godaan Tak Tertahan
87
Bab 87. Cerita Kehidupan
88
Bab 88. Masak Untuk Keluarga
89
Bab 89. Buah Cinta Mereka
90
Bab 90. Monik dan Mertuanya
91
Bab 91. Cincin Itu Kembali
92
Bab 92. Kekantor Bima
93
Bab 93. Iri Kehidupan Orang
94
Bab 94. Kertas di Balik Buku
95
Bab 95. Mertua Merestui
96
Bab 96. Kepergian Mama
97
Bab 97. Bertemu Kembali
98
Bab 98. Wasiat dan Amanah
99
Bab 99. Kondisi Mertua
100
Bab 100. Suka dan Duka Mereka
101
Bab 101. Perasaan Seorang Anak
102
Bab 102. Menahan Rasa Sakit
103
Bab 103. Perjuangan dan Pembunuhan
104
Bab 104. Istirahat
105
Bab 105. Bekerja dan Bisnis
106
Bab 106. Suka Merendahkan
107
Bab 107. Terkena Stroke
108
Bab 108. Boy di Penjara
109
Bab 109. Mendapat Kepercayaan
110
Bab 110. Orang Baik Pasti akan Baik
111
Bab 111. Semua Sudah Menyadari
112
Bab 112. Persiapan Lebaran
113
Bab 113. Kabar dari Rendy
114
Bab 114. Suasana Yang Dirindukan
115
Bab 115. Semua Harus Ikhlas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!