Transmigrasi Mendadak Jadi Istri
Happy Reading
"Dasar kau yah! "
Terdengar suara teriakan dan makian menggema seluruh ruangan, seorang perempuan terlihat kesakitan dengan rambut yang di jambak oleh wanita setengah baya itu. Tiba-tiba terlihat mata perempuan itu membulat sempurna.
"Hey apa yang kalian lakukan! " teriak perempuan yang tengah di jambak itu.
"Kau berani meneriaki ku? " sahut wanita setengah baya itu tidak kalah kerasnya membuat perempuan itu memejamkan mata dan menutup hidungnya.
"Anda kenapa menjambak saya, mana mulut bau jengkol lagi! " Ucapan perempuan itu membuat semua yang berada di sana terkejut bercambur tawa ditahan tanpa terkecuali.
"Anak kurang ajar! " seiring suara yang nyaring tangan wanita setengah paruh baya itu semakin mengencangkan cengkramannya dikepala perempuan itu.
"Arraghh, lepaskan tangan peotmu itu! " perempuan itu mengerang kesakitan sambil berusaha menyingkirkan tangan ibu setengah baya itu dari atas kepalanya.
"Annasya, kamu mulai membantahku kau adalah anak yang dijual kekeluarga ini maka kau harus tunduk dan patuh padaku!" ucap wanita setengah baya membuat perempuan itu mengerutkan keningnya bingung.
"Hiaaahhhh! " suara dari mulut perempuan yang dipanggil Annasya oleh wanita setengah baya itu menggelager, tentu saja karena Annasya memegang tangan wanita itu lalu dengan semua kekuatannya dia cengkram dan setelah terlepas dari kepalanya dia lempar wanita setengah baya itu ke lantai, bagai wonder woman.
"Benarkah itu Non Annsya? "
"Dia menjadi berani dan kuat? "
"Perdebatan bakalan panas!"
"Mungkin Non Annasya sudah lelah dijahatin mulu jadi dia mencoba untuk membela diri sekarang, "
"Itu sebuah keajaiban bagi Non Annasya, kalian denger kan kalau Non Annasya bilang mulut Nyonya bau jengkol, ngakak sumpah! "
"Ini yang kita harapkan dari Non Annasya menjadi berani, lelah rasanya melihat Non Annasya selalu di siksa dan tanpa melawan. "
Semua pembantu yang berada di sana berbisik setelah melotot melihat kejadian di hadapannya dan menutup mulutnya masing-masing saat seorang wanita dewasa berbicara menghardik Annasya.
"Woy Annasya jangan harap selamat setelah melukai ibuku! " tangan wanita dewasa itu melayang dan akan menampar pipi Annasya, tapi gagal karena Annasya menahannya.
"Lho siapa? " tanya Annasya, akhirnya dia bisa bicara demikian setelah kebingungan melanda pikirannya.
"Gue orang yang sangat membenci lho, hidup adek gue Elmanno menjadi terpuruk karena harus berpisah dengan kekasihnya dan menikah dengan budak ingusan macam lho! " mata yang menatap tajam Annasya serta telunjuk yang tajam menghantam kening Annasya. Sedangkan Annasya sendiri semakin dibuat bingung, dia melilitkan telunjuk wanita dewasa itu hingga kesakitan.
"Awas lho! " teriak wanita dewasa itu menghampiri dan membangunkan sang ibu yang tadi tersungkur di lantai lalu membawanya pergi.
Annasya melihat sekeliling yang nampak asing, bukan rumahnya karena itu terlalu mewah dan bukan pakaiannya karena seingat dia baru saja tengah berpakaian seragam leb dikampusnya tapi kenapa bisa begini. Lama larut dalam pikirannya seorang pembantu menyadarkannya.
"Non Annasya apa anda baik-baik saja? " tanya pembantu itu, Annasya menoleh pada pembantu itu lalu menatapnya intens.
"Kamu tadi panggil aku siapa? " tanya Annasya.
"Non Annasya, non hari ini sangat berani saya sampai terkejut melihatnya karena kemarin-kemarin Non selalu saja pasrah kalau di siksa Nyonya. " beritahu pembantu itu dengan senyumnya.
"Annasya? Aku Sarani bukan Annasya apa aku sudah meninggal dan hidup dibelahan dunia lain? " gumam Annasya mencubit pipinya dan menepuk keningnya di rasa kalau dia tengah mimpi.
"Jangan sakiti diri Non. Bibi ngerti menjadi menantu yang tidak di inginkan memang harus sabar. Mendingan Non cepat ke kamar, bersihkan tubuh Non lalu istirahat karena sebentar lagi Tuan dan Tuan Muda akan pulang tentunya Nyonya tidak akan berani berbuat jahat lagi sama Non kalau mereka ada. " suruh pembantu itu, bukannya menuju kamar Annasya malah menajamkan tatapannya pada sang Bibi.
"Apa! Menantu? Aku-"
"Non pasti tengah banyak pikiran, mendingan cepat lari ke kamar! " pembantu itu mendorong paksa Annasya yang tengah di liputi pertanyaan dari otaknya.
"Ini tahun berapa? " tanya Annasya, mungkin saja dia terlempar ke masa depan atau masa lalu.
"Ini tahun 2022 Non, " jawab pembantu itu dan menggiring Annasya menuju ruang kamar yang berada di lantai dua.
"Ini kan tahun sekarang, kalau
bukan terhempas kemasa lalu atau depan ini di belahan dunia mana?" pikir Annasya yang berjiwa Sarani itu, pintu kamar terbuka dan segera Annasya masuk kedalamnya dan tidak lupa pembantu tadi meninggalkan dirinya sendiri di sana.
Pemandangan kamar yang luas bak seorang kolongmerat terpampang jelas dipandangannya, tidak ada bingkai poto atau lukiasan di sana hanya ada tv led dan beberapa sofa serta laci. Annasya perlahan melangkahkan kakinya menuju kaca besar di sudut ruangan wajahnya yang kusam rambutnya acak-acakan serta pakaian kusut dan membuat dirinya bergidik.
"Wajah masih wajah gue, badan ramping masih milik gue tapi mereka siapa mana manggil gue Annasya padahal kan gue Sarani! Baju dekil kek gini mana gak bermerek lagi tuh nenek lampir main jambak rambut aja tadi berani banget ma gue, emang gak ada akhlah dia! "Annasya yang berjiwa Sarani itu kembali berjalan menuju lemari pakaian lalu membukanya.
"Walah, ini baju laki-laki semua? Dan ini kamar siapa? Kok gue digiring ke kamar ni! Ah ini ada yang gak beres gue dimana?" Annasya melangkahkan kakinya kekamar mandi karena dirinya bau amis dan terlihat dekil.
Satu jam berlalu Annasya keluar dengan bibir yang merekah sempurna diwajahnya. Kini handuk yang melilit di tubuh rampingnya yang hanya menutupi bagian dada dan setengah pahanya dengan rambut yang tergetai basah mengeluarkan bau yang sangat harum.
Setelah berendam dan menggosok tubuhnya yang penuh dengan sel kulit mati itu, Annasya menjadi fress dan terlihat bercahaya. Kaki jenjangnya menghampiri lemari yang penuh dengan pakaian laki-laki itu hingga dia mengingat pembicaraannya tadi bersama sang bibi.
"Bibi tadi bilang gue menantu, apa artinya gue udah menikah. Ya Tuhan padahal gue masih mahasiswa mana gak pernah pacaran nah sekarang main jadi menantu aja! Ishhhh! "
"Ngapain lho di sana? " tanya seorang pria yang memiliki suara briton itu, membuat Annasya segera menoleh ke sumber suara.
"Lho siapa? " Annasya malah bertanya balik membuat laki-laki yang sekarang tengah di ambang pintu itu mengerutkan keningnya bingung.
"Sejak kapan bicara lho gue! " laki-laki itu dengan santai menutup pintunya lalu meletakan tas disofa sedangkan Annasya sadar kalau dirinya belum memakai baju.
"Lho keluar! " teriak Annasya, tentu saja laki-laki itu malah di buat bingung dan menghampiri Annasya yang kini sedikit gugup di hadapkan laki-laki tampan dan terlihat gagah, nasib jomblo emang.
"Ngapain kemari sana jauh-jauh! " Annasya yang melihat laki-laki itu semakin menghampirinya membuatnya berjalan mundur dan mentok dilemari tanpa bisa berjalan lagi.
Brrakkkk
"Ya Ampun! " gumam Annasya terkejut karena laki-laki itu menepuk lemari tepat di bagian samping Annasya.
"Bagaimana pun loe godain gue, tetap gak kegoda! " ucap laki-laki itu di muka Annasya, sedangkan Annasya yang terlihat menelan ludahnya gugup, mengeratkan pegangannya pada handuk bagian depan agar tidak lepas.
"Mana ada gue ngegodain orang macam kaya om om gini," gumam Annasya tapi masih terdengar oleh laki-laki itu.
"Apa loe bilang, bukannya perjodohan ini loe yang ingin dan membuat gue harus putus sama Stepanie semua gara-gara loe! " teriak laki-laki itu dan rahangnya terlihat mengeras, Annasya yang tidak suka dibentak pun mendorong kuat laki-laki itu hingga terhunyung kebelakang, dan tanpa sadar laki-laki itu pun menarik tangan Annasnya sehingga mereka terjatuh bersamaan di lantai dengan posisi Annasya diatas laki-laki itu.
Sesaat pandangan mereka bertemu, Annasya yang berdegup karena baru kali ini dia menatap laki-laki dengan jarak sangat dekat sedangkan laki-laki itu setelah menatap mata Annasya beralih kebawah. Annasya yang melihat hal itu segera bangkit dan membenarkan handuknya.
"Om-om mesum! " hardik Annasya.
"Kenapa bukankah loe selalau berpakaian kurang bahan itu untuk menggoda gue, sekarang so jual mahal bagaimana pun gue gak bakalan tertarik. " Laki-laki itu bangun lalu merenggangakan dasi di lehernya, sedangkan Annasya merasa bahaya akan selalu menghantuinya.
"Dimana pakaian gue! " ucap Annasya dia pikir belum waktunya berdebat dia harus pake baju dulu.
"Noh di laci! Loe hilang ingatan! " Laki-laki itu duduk di sofa lalu memijit pelipisnya.
"Parah nyimpen baju aja sampai di laci, semenderita apa ini tubuh! " Annasya berjalan menuju laci dan menemukan pakaian wanita di sana tidak banyak hanya tiga laci saja. Annasya membuaka semua lacinya lalu terkejut dengan penemuannya.
"Seragam SMA!" teriak Annasya dambil melotot membuat laki-laki itu geram karena Annasya berteriak.
"Kenapa mulut loe jadi cempreng dan banyak omong sekali, emang kenapa ilang baju sekolah loe! " laki-laki itu berdiri dan beranjak ke kamar mandi tapi di hentikan oleh Annasya.
"Sumpah ini semua maksudnya apa, masa gue masih sekolah menengah atas . Dan masa pula anak SMA udah menikah. Mana mertuanya galak banget lagi. Woy apa gue sudah gila karena sering menghalu gara-gara baca novel, sadar lah sadarlah! " Annasya menepuk kembali kepalanya, dia merasa sedikit ketakutan pasalnya semua orang disana tidak ada yang dikenalnya.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, VOTE DAN FAVORIT YA...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
mmpir thor
msih nyimak
smoga X ini cweknya strong, bsa beladiri trus jenius, lelah hayati bca novel cweknya nangis muluuuu
2024-04-19
0
Dede Mila
masih nyimak
2024-01-06
0
Septi Verawati
👍👍👍👍🤔🤔🤔🤔
2023-02-04
0