Bab 8 Tragedi Kamar Mandi

Tengah malam yang gelap, terlihat di ruang perpustakaan dengan cahaya rembulan yang masuk lewat jendela sekolah, seorang murid perempuan terduduk sambil membuka buku yang terlihat terang itu bibirnya terangkat sebelah.

"Gue harap tidak akan terjadi lagi! Dan berjalan sesuai alur" lirihnya, rambut panjang terurai dengan lembut menari di udara bersama angin yang berhembus dari jendela yang terbuka.

Sedangkan dirumah keluarga Elmanno, Annasya terlihat keluar kamar dia merasakan kerongkongannya kering sehingga membutuhkan air untuk dia minum. Belum sampai dapur...

STAKKK

Annasya dikejutkan dengan suara nyaring itu kembali matanya mengerjap dan kini sudah tidak asing lagi kalau badannya tidak bisa di gerakan.

"Ini! Aku ingat kejadian yang akan membuat Annasya ini susah bernafas dikamar mandi, gawat mana gak bisa menghindarinya lagi! "Gumam Annasya dalam hati.

"Annasya! " terdengar suara orang memanggil Annasya pun menoleh dan mendapati Sahara berada dibelakangnya.

"Sudah kuduga! " kembali suara hati Annasya berucap.

"Iya Mih," jawab Annasya lalu menoleh pada sang mertua.

"Bisa ikut saya!" Ucapnya, bukan bertanya melainkan perintah. Setelah berkata demikian Sahara berjalan mendahului Annasya lalu Annasya pun mengikutinya.

Tibalah Annasya dan Sahara dikamar mandi, membuat Annasya tidak enak hati.

"Tuh kan pasti aja, karena gue pernah baca! Susah banget ini kaki hanya untuk menggerakan jarinya saja ishh" kesal hati Annasya.

"Heh anak kurang ajar yang hidupnya hanya menjadi beban orang lain sekarang aku ingin membuat mu lebih menderita! " pekik Sahara, Annasya mengeluarkan wajah yang ketakutan bibirnya bergetar.

Sahara memendat jalan air di wastaple itu lalu mengeluarkan air dari kran sampai memenuhi wastaple itu.

"Wah ini pasti-"

"Sini kau, kau membuat ku sangat marah hari ini! " teriak Sahara menarik tangan Annasya lalu menenggelamkan kepala Anansya ke dalam wastaple yang berisi air itu.

"Rasakan kau tidak layak menjadi bagian dari keluarga ini, kamu tidak pantas bersanding dengan anakku! " kembali suara teriakan itu menggema kamar mandi tanggannya terus menekan kepala Annasua lebih dalam ke dalam wastaple itu.

Annasya terlihat sesak di dalam air sana hidungnya terus mengeluarkan gelembung seiringnya air itu masuk ke dalam hidung matanya meremang melihat penutup aliran air dan tentunya dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Ini nenek lampir kurang ajar!" pekik hati Annasya.

"Mamih, Mamih! " terdengar suara Elmanno memanggil Sahara pun kalang kabut melepaskan tangannya dari kepala Annasya.

"Awas kalau kamu sampai berani mengadu, bisa-bisa nyawamu yang jadi taruhannya! " ancam Sahara, Annasya terbatuk sambil menepuk dadanya yang di rasa sesak kepalanya sedikit terasa pusing.

"Bener tidak punya hati wanita itu, lagian aku gak bisa membalasnya hah sial! " hati Annasya terus berucap.

"El ada apa? " tanya Sahara dan terus curi pandang ke arah kamar mandi.

"Mah El mau tanya, kapan Stepanie pulang? " tanya Elmanno dan membuat Sahara tersenyum.

"Oh, dia pulang tadi sore kenapa bertanya malam-malam gini? " Sahata menarik tangan Elmanno menjauh dari sana.

"Mamih tau lah kalau nanyanya saat papih belum tidur bisa gawat! " sahut Elmanno.

"El bagaimana kalau kita singkiran aja Annasya biar dia tidak betah dirumah ini, kalau dia keluar sendiri dan cerai denganmu itu tidak akan membuat papihmu marah! " usul Sahara sedangkan Elmanno hanya mengerutkan dahinya saja.

"Apa itu maksudnya?" Elmanno merasa belum paham.

"Kau perlu membuat dia kesal terhadapmu terus terusam atau kalau bisa buat dia selalu menagis dan benci kepadamu sehingga dia bisa keluar dari rumah ini karena tidak tahan dengan sikapmu dan kalian bisa berpisah! " Ucap Sahara antusias sedangkan Elmanno hanya menatap mamihnya itu dengan tatapan tidak percaya.

" Mah El rasa sudah melakukannya, dan dia malah terlihat tidak mau berpisah denganku! " Elmanno masih menatap Sahara.

"Maksudnya sedikit pukulan gitu! " bisik Sahara.

"Apakah ini mamih? Bisa-bisanya mamih bicara seperti itu. Dia wanita dan masih sekolah aku tidak bisa berbuat kasar padanya! Walau pun dia telah memisahkan aku dan Stepanie bukan berarti dia juga harus mendapatkan siksaan dia juga menikah karena di jodohkan sama aku! Dan pastinya El bukan orang yang suka memukul, terutama pada wanita itu terlalu kejam! " tolak Elmanno sambil menggeleng menandakan kalau dirinya tidak percaya sang mamih akan berkata demikian.

"Yak El, tunggu dulu! " sergah Sahara tapi tidak di gubris oleh Elmanno dia terus berjalan kembali ke kamarnya.

Annasya keluar dengan rambut dan wajah yang basah, dia mendengar semua percakapan Sahara dan Elmanno.

"Elmanno ini benar-benar tidak tau kalau gue selalu di siksa sama mamihnya, gak nyangka juga gue bisa merasakan penyiksaan ini. Gue gak mau terus begini, harus cari cara agar gue bisa bergerak dan bicara saat berada di dalam alur cerita! " batin Annasya lalu mengambil handuk di gantungan kamar mandi dan melilitkanya ke kepala dan segera ke kamar.

Annasya membuka pintu pelan lalu kembali menutupkannya sama pelannya juga dia tidak ingin mengganggu Elmanno yang terlihat baring di kasur. Kakinya perlahan mendekati kasur lalu duduk tepat di samping Elmanno terpejam.

"Padahal tadi dia bangun sekarang udah tidur lelap lagi aja! " hardik hati Annasya.

"Makasih Mas setidaknya kamu masih menghargaiku sebagai wanita yang tidak pantas untuk kau siksa dengan tanganmu! Aku sebenarnya sudah tidak tahan sebelum mamihmu merencanakan hal itu, tapi aku tidak mau berpisah denganmu mas! " gumam Annasya sembari mengusap puncak kepala Elmanno.

"Idih bisa-bisanya gue bicara kaya gini ama nih om-om, lebai banget mana hharus ngelus kepala lagi! " omel batin Annasya.

"Loe mau godain gue lagi, gue udah bosen lihat loe kaya gini gimana kalau loe pergi saja dari rumah ini! Walau pun gue gak tergoda sama loe lama-lama gue juga bakalan nyerang loe, gue juga laki-laki normal! " tiba-tiba Elamanno membuka matanya dan membuat Annasya terkejut.

"Walau sudah seharusnya! " Ucap Annasya.

"Nah ayo udah keluar aja dari ni rumah jangan mau jadi wanita murahan. " batin Annasya.

Annasya berjalan kesofa lalu tidur di sana tanpa sepatah kata.

"Loe mau keluar dari rumah ini? " Elmanno terbangun dan menatap Annasya yang tiduran di sofa.

"Ngga Mas, Nasya harap pernikahan kita harus tetap di jaga. " ucapan itu sangat mulus keluar dari mulut Annasya membuat batinnya geram gak karuan.

"Oh oyolah jangan jadikan dirimu lebih menderita! " pekik suara hati Annasya.

"Terserah loe, jangan deket-deket gue risih bagus lah loe di sana saja! " Elmanno kembali tertidur.

STAKKKK

Annasya bangkit dari sofa menuju kasur lalu berbaring di samping Elmanno lalu membelakanginya, merasa ada pergerakan disampingnya Elmanno pun menoleh kesamping dan mendapati Annasya senyum miringnya terukir di wajah tampan Elmanno.

"Loe gak denger apa tadi kata gue! " Elmanno berucap.

"Berisik loe, tidur sana!" sentak Annasya lalu menaruh kedua tangannya dipipi dijadikan bantalan.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK HARGAI AUTOR YANG KETAK KETIK UNTUK MENULIS. DAN TENTUNYA KASIH SEMANGAT DENGAN LIKE, KOMEN, FAVORIT JUGA VOTE........

Terpopuler

Comments

Littlefairy Bundle

Littlefairy Bundle

hahahaha. ceritanya membingungkan

2023-08-10

0

Al

Al

Bisa dibaca bab pengumuman ya kak

2022-10-29

0

Meyga Ega

Meyga Ega

ga jelas alurnya
bingung

2022-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6 Kembalinya Stepanie
7 bab 7 Pemakaman
8 Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9 Bab 9 Pengakuan Alenza
10 Bab 10 Dunia Novel
11 Bab 11 Pengakuan Bhadra
12 Bab 12 tamparan suami selingkuh
13 Bab 13 Mati Lampu
14 bab 14 Luka yang hilang
15 Bab 15 Menangnya pelakor
16 Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17 Bab 17 Perdebatan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Buku Masa Depan.
20 Bab 20 Bertemu Plakor
21 Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22 Bab 22 Keanehan Elmanno
23 Bab 23 Amarah Alenza
24 Bab 24 Rio Menyadarinya
25 Bab 25 Sadarnya Elmanno
26 Bab 26 Penasaran Bhadra
27 Bab 27 Rencana Annasya
28 PENGUMUMAN
29 Bab 28 Penukaran minuman
30 Bab 29 Akibat obat itu
31 Bab 30 peringatan alenza
32 BAB 31 Pengakuan Elmanno
33 Bab 32 Rio sang penguasa
34 Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35 BAB 34 Pengendali alur
36 Mengorbankan Annasya
37 Kata hati Bhadra
38 Bab 37 Amarah Rio
39 Bab 38 Penculikan
40 Bab 39 perlakuan kasar
41 BAB 40 Pengorbanan Rio
42 Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43 Bab 42 Adanya Alenza Granita
44 Penyelamatan Annasya
45 Alenza hilang ingatan
46 Pecakapan di kamar
47 Hilang ingatan Alenza
48 Kecewa Annasya pada Bhadra
49 Antara Annasya dan Stepanie
50 Maaf
51 Kaleng dan bakso
52 Pengakuan Bhadra
53 I love u Sarani
54 Kesepakan El dan Rio
55 Kesal Elmanno
56 Hukuman dari Alenza Granita
57 Elmanno yang jahat kembali
58 Sakit hatinya Rio
59 Penyebab Alenza hilang ingatan
60 Khawatiran Alenza
61 Labrak
62 Seperti saputangan
63 penghinaan
64 cerita tamat
65 Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66 Dokter Ruslan apa Elmanno?
67 Kepulangan dari RS
68 Sebuah novel yang menyatukan
69 Kisah Alenza dan Rio
70 Acara Pernikahan.
71 Pengantin Pria diculik
72 Rencana jahat Sindi
73 Menikah dadakan
74 PENGUMUMAN
75 Sah suami istri dadakan
76 Hatiku berkata kau miliku
77 Malam dan pagi pertama
78 Kisah yang menjadi nyata
79 lamaran dadakan
80 Diterima
81 Sahabat luknut
82 Konsep pernikahan
83 Pernikahan Sarani
84 Hadiah
85 Mainan Mahal
86 London
87 Tentang rasa
88 Lahirnya baby twins
89 I love u
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6 Kembalinya Stepanie
7
bab 7 Pemakaman
8
Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9
Bab 9 Pengakuan Alenza
10
Bab 10 Dunia Novel
11
Bab 11 Pengakuan Bhadra
12
Bab 12 tamparan suami selingkuh
13
Bab 13 Mati Lampu
14
bab 14 Luka yang hilang
15
Bab 15 Menangnya pelakor
16
Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17
Bab 17 Perdebatan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Buku Masa Depan.
20
Bab 20 Bertemu Plakor
21
Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22
Bab 22 Keanehan Elmanno
23
Bab 23 Amarah Alenza
24
Bab 24 Rio Menyadarinya
25
Bab 25 Sadarnya Elmanno
26
Bab 26 Penasaran Bhadra
27
Bab 27 Rencana Annasya
28
PENGUMUMAN
29
Bab 28 Penukaran minuman
30
Bab 29 Akibat obat itu
31
Bab 30 peringatan alenza
32
BAB 31 Pengakuan Elmanno
33
Bab 32 Rio sang penguasa
34
Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35
BAB 34 Pengendali alur
36
Mengorbankan Annasya
37
Kata hati Bhadra
38
Bab 37 Amarah Rio
39
Bab 38 Penculikan
40
Bab 39 perlakuan kasar
41
BAB 40 Pengorbanan Rio
42
Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43
Bab 42 Adanya Alenza Granita
44
Penyelamatan Annasya
45
Alenza hilang ingatan
46
Pecakapan di kamar
47
Hilang ingatan Alenza
48
Kecewa Annasya pada Bhadra
49
Antara Annasya dan Stepanie
50
Maaf
51
Kaleng dan bakso
52
Pengakuan Bhadra
53
I love u Sarani
54
Kesepakan El dan Rio
55
Kesal Elmanno
56
Hukuman dari Alenza Granita
57
Elmanno yang jahat kembali
58
Sakit hatinya Rio
59
Penyebab Alenza hilang ingatan
60
Khawatiran Alenza
61
Labrak
62
Seperti saputangan
63
penghinaan
64
cerita tamat
65
Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66
Dokter Ruslan apa Elmanno?
67
Kepulangan dari RS
68
Sebuah novel yang menyatukan
69
Kisah Alenza dan Rio
70
Acara Pernikahan.
71
Pengantin Pria diculik
72
Rencana jahat Sindi
73
Menikah dadakan
74
PENGUMUMAN
75
Sah suami istri dadakan
76
Hatiku berkata kau miliku
77
Malam dan pagi pertama
78
Kisah yang menjadi nyata
79
lamaran dadakan
80
Diterima
81
Sahabat luknut
82
Konsep pernikahan
83
Pernikahan Sarani
84
Hadiah
85
Mainan Mahal
86
London
87
Tentang rasa
88
Lahirnya baby twins
89
I love u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!