Bab 3

Happy Reading

.

.

Meong

Meong

"KUCING! " teriak Annasya lalu loncat pada Elmanno. Kini kedua tangannya melilit di bahu Elmanno serta kedua kakinya yang menghimpit perut serta pinggangnya dan secara sepontan juga Elmanno menangkap Annasya.

"Singkirkan dia dari gue! " Annasya melirik kasana kemari mencari keberadaan kucing itu walau pada kenyataannya itu hanya suara ponsel milik Annasya, sedangkan sedikit Elmmano menyeruakan senyumnya melihat ekspresi ketakuatan Annasya.

"Turun jangan caper sama gue! " ucap Elmanno menurunkan tangannya sehingga Annasya semakin mengeratkan pegangannya pada leher Elmanno dan begitu juga kaki semakin erat dipinggangnya.

Meong

Meong

"Turun! " sentak Elmanno, tapi Annasya malah tertawa membuat Elmanno semakin geram.

"Suara ponsel gue emang ya! " Annasya akhirnya turun dari tubuh Elmanno dan memeriksa ponselnya ditas celananya.

Terlihat panggilan dari sang mamah membuat Annasya segera mengangkat telepon itu.

"Sayang bagaimana kabarmu? " tanya sang mamah dari sebrang sana.

"Aku baik-baik saja, " sahut Annasya lalu menjauh dari Elmanno.

"Elmanno gimana dia sehat? " kembali mamah bertanya.

"Dia mah sugar bugar melulu mah, apa lagi pac-"

"Mah apa kabar? " Tanya Elmanno, merebut ponsel yang ada di genggaman Annasya.

"Mamah baik, "jawab sang mamah Annasya.

"Nanti besok setelah Annasya pulang sekolah dan kalau nak Elmanno tidak sibuk bisa kerumah mamah ya, karena hari ini tepat hari ke seratus kematian papah Annasya kita berjiarah bersama." ucap Sang mamah, membuat Elmanno terdiam sedangkan Annasya menatap Elmanno dengan tatapan menyelidik.

"Ia nanti besok kami ke sana Mah! " jawab Elmanno tentu saja Annasya berfikir kalau dirinya akan pindah gak bakalan ke rumah ini lagi.

Sambungan telpon pun terputus, Elmanno pun berkata" Besok kita kerumah mamahmu, "

Annasya segera merebut kembali ponselnya lalu berjalan ke sofa dan sibuk membuka ponsel itu sedangkan Elmanno terlihat ke luar entah kemana? Hingga akhirnya dia menemukan sesuatu di sana.

"Aku memang telah masuk pada raga orang lain, tapi anehnya kenapa mukanya sama aja ama gue ya?" Kembali setelah berucap demikian dia mengutak ngatik ponsel itu.

Di dalam ponsel ada aplikasi bernama notebook, Annasya membukanya yang ternyata itu di jadikan dairy.

"Oh si Annasya ini memang cinta banget ama si Herman eh Elmanno maksudnya, tapi cintanya tidak terbalaskan malah keluarga Elmanno beranni nampar menampar ,ini keterlaluan. Tapi kenapa harus gue yang terdampar di sini." Gumam Annasya.

Kembali dia melihat layar ponsel itu, melihat beberapa foto Elmanno yang di ambil dari berbagai sudut dan Elmanno tidak menyadarinya itu terlihat dari hasil fotonya. Ada foto Elmanno saat mengancingkan baju kerah, memakai jam, memakai dasi, terdiam duduk di sofa serta ada juga foto saat hanya memakai handuk saja.

"Waduh ini harus dihapus nih bahaya, mata gue udah gak perawan nih! " Annasya pun akan menekan tombol delete, tapi tiba-tiba

Stakk

Suara anah itu terdengar nyaring di telinga Annasya lalu semua tubuhnya jadi kaku dia tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya, hingga seseorang datang.

"Annasya besok gue bakalan jemput Stepanie ke bandara kebetulan baju gue belum distrika nih!" Naraya rupanya yang begitu saja masuk kamar dan melemparkan baju tepat ke muka Annasya.

"Baiklah! " ucapan itu begitu mulus keluar dari mulutnya, bahkan Annasya mengambil baju itu lalu berjalan ke ruang strika.

"Kenapa gue merasa berjalan sendiri, bibir gue juga merasa bicara sendiri kenapa semua anggota tubuh gue seperti ada yang menggerakan. Ini susah untuk aku gerakan sendiri. " Annasya terkejut, beberapa kali dia mencoba untuk putar balik dan menolak suruhan Naraya tapi tidak bisa.

Annasya kini mulai menggosokan strikaan itu, dan kembali suara..

STAKKK

Terdengar hingga matanya mengerjap dan kini semua anggota tubuhnnya kembali bisa dia gerakan. Annasya pun segera mencabut kabel strikaan lalu melemparkan pakaian Naraya, dia mana sudi disuruh orang yang hanya memanfaatkannya apa lagi yang berani menyiksanya.

Sesaat dia merasa aneh dengan dirinya, kenapa kejadian tadi menimpa dirinya. Apakah tadi yang menggerakan tubuh ini si Annasya asli?

Annasya berlari kembali menuju kamar tapi diambang pintu ternyata ada Elmanno yang tengah memperhatikannya sehingga dahi Annasya harus bertabrakan dengan dada bidang milik Elmanno karena Annasya tidak tau kalau ada orang di sana.

"Minggir! " Titah Anansya mendorong tubuh Elmanno, tapi Elmanno tetap diam.

"Heh dasar! " Annasya melipat kedua tanganya di dada lalu mengerucutkan kedua bibirnya.

"Jadi benar ibu dan kakak gue suka jahatin lo? " tanya Elmanno menatap lekat Annasya.

"Iya bahkan dia suka suruh-suruh gue! Kenapa lo mau tertawa dan bilang puas, silahkan! " sentak Annasya.

"Wah berarti lo emang nyebelin orang nya, mana bisa ibu sama kakak gue kaya gitu kalau loe nya yang kurang ajar sama mereka. " Elmanno seakan membela keluarganya.

"Eh Om, merasa bingung gak sih kalau kelakuan gue jadi rubah! Dulu gue pendiam jadi mana mungkin gue kurang ajar dan bersikap kasar, sekarang anugrah datang untuk membalas perlakuan kalian! Minggir! " Annasya mendorong tubuh Elmano dan kini akhirnya berhasil tapi,

Grep

Elmanno menarik lengan Annasya sehingga dia terhunyung dan mukanya terbentur pada dada bidang Elmanno, seketika Annasya menelan ludahnya susah.

"Waduh harum dan terlihat sekali kekarnya, bikin hati deg degan aduh jiwa jomblo gue meronta ini! " ucap hati Annasya masih dengan tangan yang di pegang Elmanno.

Pandangan mereka bertemu, Annasya menoleh ke atas sedangkan Elmanno menunduk untuk melihat Annasya.

"Terkesima! " ucap Elmanno dengan senyum smirknya.

"Hah ngapain narik tangan gue?" tanya Annasya dengan nada malas.

"Siapa Sarani Nabiha yang lo sebut itu! "

"Itu gue, Sarani Nabiha itu nama gue! "

STAKKK

Kembali suara itu berdengung di telinga Annasya dan tentu saja matanya mengerjap dia begitu saja ada di kamar, tepatnya sedang tidur dengan Elmanno di kasur.

"Apa ini? Tadi masih di ruang tempat strika baju kanapa jadi di kamar dan tiduran sama dia satu ranjang lagi! " pikir Annasya dan segera menggerakan tubuhnya agar menjauh dari sana tapi tetap tubuhnya tidak bisa di gerakan sesuka dirinya.

"Begini lagi, sebenarnya ini kenapa apa tubuh Annasya ini punya penyakit atau ini memang Annasya asli yang menggerakan! " kembali hatinya bermonolog sendiri.

Annasya terlihat mengusap pipi Elminno dengan lembut, lalu bergerak ke arah bibir.

"Tidak jangan dampai dia bangun sumpah ini bukan gue yang gerakin, kenapa jadi merinding gini, ini tubuh bikin horor aja!" kening Annasya penuh dengan peluh, dia dan matanya terlihat membesar tatkala kepalanya malah mencondongkan sendiri ke wajah Elmanno.

"Tidak! tidak ! Kenapa ini gue kok jadi mau nyium dia. Woy mulut gue juga susah untuk bicara jangan bangun jangan bangun! " Annasya menutup matanya.

Brukkk

Annasya terhempas dan terbaring lalu terlihat dia membuka matanya dan sungguh sangat terkejut karena kini dirinya berada di dalam kungkungan Elmanno.

"Dia bangun! " lirih Annasya dengan hati yang berdebar.

"Jelas-jelas lo ingin mencium gue, kenapa? gak tahan ingin di anuin ama gue hm! " Ucapan Elmanno berbisik sambil menyatukan kening mereka membuat Annasya yang berjiwa Sarani itu ketakutan.

"Hm! " Annasya begitu saja memanggutkan kepalanya menandakan dia menginginkan ucapan Elmanno itu.

"Parah ini kepala main ngagguk aja, Gue ogah gituan, belum siap dan gue masih perawan ting ting ini gimana? Tolong gue!" ucap Annasya matanya membulat sempurna peluh dingin bercucuran di dahinya dadanya bergemuruh.

Elmanno menurunkan tali baju dari pundak Annasya, bahkan Annasya juga kini di buat bingung juga dengan pakaiannya yang tadinya memakai kaos kini menjadi memakai pakaian kurang bahan itu.

"Jangan! JANGAN LAKUKAN ITU, GUE MASIH PERAWAN,!" Suara Annasya tertahan dia begitu susah untuk bicara.

STAKKKK

"Ya Tuhan tolonglah hambamu ini, aku didunia ku masih perawan belum menikah masa harus merasakan ini duluan. Kasian suami hamba nanti kalau dapat istri udah gak perawan! " Gumam Annnasya menggerakan bibirnya.

"Apa maksud ucapan loe! " terdengar suara Elminno, Annasya pun mengerjap.

"Nyingkir dari tubuh gue! " teriak Annasya, menyadari dirinya kembali bisa berbicara tangannya sepontan membungkam bibirnya. Padahal samar-samar dia mendengar kata stak itu.

"Bukannya loe tadi ingin gituan sama gue! " celetuk Elmanno membuat Annasya mati kutu, memang dirinya tadi menganggukan kepala tapi bukan dirinya yang ingin.

"Ogah! " Annasya mendorong kedua bahu Elmanno lalu berdiri dan duduk di sofa, membuat Elmanno menampakan raut muka bingung.

Sesaat Annasya merasa adegan tadi pernah ia temui atau kenal hingga dia mencoba untuk mengingat sesuatu.

"Eh gue pernah baca adegan yang baru saja terjadi pada novel yang aku baca sebelum masuk keruangan leb itu, dan oh astaga kalau di ingat-ingat juga pas di jambak, disentak dan disuruh serta perlakuan Elmanno yang kurang ajar persis seperti karakter tokoh dalam novel itu, dan gue? kok kaya pemeran utama yang di siksa, diacuhkan suami, di selingkuhi bahkan sangat menyedihkan dan gue baru ingat Annasya! Itu memang karakter utama wanita dalam novel tersebut! Apa gue masuk kedunia Novel?" Annasya betanya pada dirinya sensiri dengan pandangan cengo.

"Tidak mungkin ini terjadi! Apakah gue sedang bemimpi? " tanya Hati Annasya lalu tangannya terangkay mencubit pipinya.

"Aw! " lirih Annasya kesakiatan.

"Berisik! " sentak Elmanno di atas kasur.

"Ini nyata, gue masuk dunia novel! " Annasya melebarkan matanya.

Terpopuler

Comments

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

g nggak faham thoooooorr

2024-04-19

0

ciber ara

ciber ara

sarani kek nya gk sadar dia masuk dalam novel

2022-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6 Kembalinya Stepanie
7 bab 7 Pemakaman
8 Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9 Bab 9 Pengakuan Alenza
10 Bab 10 Dunia Novel
11 Bab 11 Pengakuan Bhadra
12 Bab 12 tamparan suami selingkuh
13 Bab 13 Mati Lampu
14 bab 14 Luka yang hilang
15 Bab 15 Menangnya pelakor
16 Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17 Bab 17 Perdebatan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Buku Masa Depan.
20 Bab 20 Bertemu Plakor
21 Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22 Bab 22 Keanehan Elmanno
23 Bab 23 Amarah Alenza
24 Bab 24 Rio Menyadarinya
25 Bab 25 Sadarnya Elmanno
26 Bab 26 Penasaran Bhadra
27 Bab 27 Rencana Annasya
28 PENGUMUMAN
29 Bab 28 Penukaran minuman
30 Bab 29 Akibat obat itu
31 Bab 30 peringatan alenza
32 BAB 31 Pengakuan Elmanno
33 Bab 32 Rio sang penguasa
34 Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35 BAB 34 Pengendali alur
36 Mengorbankan Annasya
37 Kata hati Bhadra
38 Bab 37 Amarah Rio
39 Bab 38 Penculikan
40 Bab 39 perlakuan kasar
41 BAB 40 Pengorbanan Rio
42 Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43 Bab 42 Adanya Alenza Granita
44 Penyelamatan Annasya
45 Alenza hilang ingatan
46 Pecakapan di kamar
47 Hilang ingatan Alenza
48 Kecewa Annasya pada Bhadra
49 Antara Annasya dan Stepanie
50 Maaf
51 Kaleng dan bakso
52 Pengakuan Bhadra
53 I love u Sarani
54 Kesepakan El dan Rio
55 Kesal Elmanno
56 Hukuman dari Alenza Granita
57 Elmanno yang jahat kembali
58 Sakit hatinya Rio
59 Penyebab Alenza hilang ingatan
60 Khawatiran Alenza
61 Labrak
62 Seperti saputangan
63 penghinaan
64 cerita tamat
65 Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66 Dokter Ruslan apa Elmanno?
67 Kepulangan dari RS
68 Sebuah novel yang menyatukan
69 Kisah Alenza dan Rio
70 Acara Pernikahan.
71 Pengantin Pria diculik
72 Rencana jahat Sindi
73 Menikah dadakan
74 PENGUMUMAN
75 Sah suami istri dadakan
76 Hatiku berkata kau miliku
77 Malam dan pagi pertama
78 Kisah yang menjadi nyata
79 lamaran dadakan
80 Diterima
81 Sahabat luknut
82 Konsep pernikahan
83 Pernikahan Sarani
84 Hadiah
85 Mainan Mahal
86 London
87 Tentang rasa
88 Lahirnya baby twins
89 I love u
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6 Kembalinya Stepanie
7
bab 7 Pemakaman
8
Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9
Bab 9 Pengakuan Alenza
10
Bab 10 Dunia Novel
11
Bab 11 Pengakuan Bhadra
12
Bab 12 tamparan suami selingkuh
13
Bab 13 Mati Lampu
14
bab 14 Luka yang hilang
15
Bab 15 Menangnya pelakor
16
Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17
Bab 17 Perdebatan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Buku Masa Depan.
20
Bab 20 Bertemu Plakor
21
Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22
Bab 22 Keanehan Elmanno
23
Bab 23 Amarah Alenza
24
Bab 24 Rio Menyadarinya
25
Bab 25 Sadarnya Elmanno
26
Bab 26 Penasaran Bhadra
27
Bab 27 Rencana Annasya
28
PENGUMUMAN
29
Bab 28 Penukaran minuman
30
Bab 29 Akibat obat itu
31
Bab 30 peringatan alenza
32
BAB 31 Pengakuan Elmanno
33
Bab 32 Rio sang penguasa
34
Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35
BAB 34 Pengendali alur
36
Mengorbankan Annasya
37
Kata hati Bhadra
38
Bab 37 Amarah Rio
39
Bab 38 Penculikan
40
Bab 39 perlakuan kasar
41
BAB 40 Pengorbanan Rio
42
Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43
Bab 42 Adanya Alenza Granita
44
Penyelamatan Annasya
45
Alenza hilang ingatan
46
Pecakapan di kamar
47
Hilang ingatan Alenza
48
Kecewa Annasya pada Bhadra
49
Antara Annasya dan Stepanie
50
Maaf
51
Kaleng dan bakso
52
Pengakuan Bhadra
53
I love u Sarani
54
Kesepakan El dan Rio
55
Kesal Elmanno
56
Hukuman dari Alenza Granita
57
Elmanno yang jahat kembali
58
Sakit hatinya Rio
59
Penyebab Alenza hilang ingatan
60
Khawatiran Alenza
61
Labrak
62
Seperti saputangan
63
penghinaan
64
cerita tamat
65
Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66
Dokter Ruslan apa Elmanno?
67
Kepulangan dari RS
68
Sebuah novel yang menyatukan
69
Kisah Alenza dan Rio
70
Acara Pernikahan.
71
Pengantin Pria diculik
72
Rencana jahat Sindi
73
Menikah dadakan
74
PENGUMUMAN
75
Sah suami istri dadakan
76
Hatiku berkata kau miliku
77
Malam dan pagi pertama
78
Kisah yang menjadi nyata
79
lamaran dadakan
80
Diterima
81
Sahabat luknut
82
Konsep pernikahan
83
Pernikahan Sarani
84
Hadiah
85
Mainan Mahal
86
London
87
Tentang rasa
88
Lahirnya baby twins
89
I love u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!