Bab 6 Kembalinya Stepanie

Siang hari Annasya sudah berada di rumah, masih dengan otak yang di penuhi rasa bingung dan merasa kalau dirinya gila. Annasya hendak akan mengganti baju untuk sekedar berkeliling menikmati pemandangan taman belakang tapi suara ketukan pintu menggema membuat niat Annasya ganti baju urung.

"Nasya buka pintunya! " teriak seseorang tentunya sang merttua.

Annasya yang tau kalau itu adalah Sahara, mertuanya awalnya dia merasa enggan untuk membuka pintu tapi dia pun akhirnya membuka pintunya juga.

"Ingat ya, Stepanie hari ini akan ke rumah loe pura-pura jadi sepupu Elmano saja, mengerti? " Ucapan tegas itu membuat Annasya membulatkan matanya malas.

"Jangan membuat Stepanie curiga atau kau akan aku jambak lagi seperti kemarin! " terlihat mata Sahara melotot pada Annasya.

"Maaf, tapi aku tidak bisa seperti itu aku juga punya hati dan kalian tidak bisa berbuat sesuka hatimu untuk menyiksaku!" sahut Annasya dan membuat Sahara geram lalu dia pun menendang betis Annasya.

"Aww! " rintih Annasya saat Sahara menendang betisnya.

"Kamu perlu nurut! Jangan ada bantahan!" ucap tegas Sahara dengan jari telunjuknya yang tajam menyentuh kening Annasya. Tentu saja Annasya geram di buatnya mau di tampar dia tak tega karena sudah agak tua.

"Aku juga harus mementingkan hidupku!" sahut Annasya.

"Hey hari ini kamu keliatannya berani sekali sama saya! Ingat walau pun kamu melawan aku tidak akan kalah darimu! " pekik Sahara.

"Kemarin saja Anda saya banting ke lantai gak ingat? " tanya Annasya dan malah membuat Sahara tertawa.

"Jangan mimpi kemarin kamu di jambak aja diam aja, bagaimana kamu bisa membantingku ke lantai, mimpi! Kamu itu wanita lemah masih sekolah juga masih bocah bau kencur mana bisa melakukan hal itu! " gelak tawa Sahara menggelegar di lorong kamar Annasya.

"Apa! Apakah dia lupa atau pura-pura tidak ingat karena terlalu malu untuk memberitahukannya padaku!" kembali hati Annasya bergunan.

Stakkk

Kini Annasya kembali merasakann kekakuannya, dirinya tiba-tiba berada di ruang tamu dengan nampan dan tiga buah gelas berisi jus jeruk.

"Mulai nih! Sekarang aku harus terbiasa kaya gini! Hidup di dunia novel memang bikin otak tidak waras, " Annasya membulatkan matanya malas, dan kakinya juga begitu saja berjalan menuju meja di mana ada sang mertua, Naraya juga Stepanie di sana.

Annasya menaruh gelas itu di meja lalu berbalik meninggalkan mereka, tapi suara stepanie menghentikan langkahnya.

"Hai kamu Nasya keponakan Naraya sama Elmanno ya?" tanya stepanie.

Annasya pun menoleh, "Iya! " sahut Annasya.

"Gue istrinya! " sentak Annasya dalam hati.

"Sini gabung aja kita ngobrol!" ucap Stepanie.

"Maaf aku harus mengerjakan tugas sekolah dulu!" Annasya berjalan menjauh tentunya dengan keamarahan jiwa Sarani yang ada pada tubuh Annasya.

"Heh kapan suara stakk itu muncul lagi, gue jadi pengen berdebat ini! Hah model emang cantik ya, gak aneh! " gumam hati Annasya.

"Kasian non Annasya, dia suka di jahatin mulu tanpa bisa melawan padahal dia wanita baik dan cantik. " ucap salah satu pembantu di rumah itu. Annasya mendengar mereka berbicara di balik pintu niatnya untuk menaruh nampan tidak jadi melainkan dia terdiam menantikan percakapan mereka selanjutnya.

"Kemarin saja di jambak non Annasya diam saja, aku liatnya sampai berderai air mata. Benar-benar tega nyonya Sahara pada non Annasya padahal dia adalah anak yang tidak tau apapun dan masih sangat kecil untuk mengerti rumah tangga." ucap pembantu yang lainnya.

"Andai ada keajaiban bagi non Annasya, dia masih sekolah dan harus merasakn penderitaan selain ditinggal papahnya dia juga harus menikah dengan laki-laki jauh di atasnya lagi mertua dan ipar yang sangat tega padanya!" pembantu itu terlihat meneteskan air matanya.

Annasya yang mendengar semua ucapan pembatu di rumah itu bukan bersimpari pada nasib Annasya dia malah sangat terkejut karena kemarin dia memang membalas perlakuan jahat Sahara dan Naraya tapi semua orang jadi lupa seakan hanya dia saja yang mengingatnya.

"Kejadian ini mirip dengan kejadian tadi di sekolah! " Gumam hati Annasya.

Tanpa sadar ternyata Elmanno sudah datang kerja, dia terlihat tersenyum melihat Stepanie berada di rumahnya.

"Hai El apa kabar? " tanya Stepanie membuat Elmanno menghembuskan nafasnya menetralkan degupan jantungnya.

"Aku baik! " jawab singkat Elmanno, dan tanpa sengaja tatapannya mengarah pada Annasya tapi di detik berikutnya dia pun kembali menoleh pada Stepanie.

"Kalian perlu bicara kan, El sebaiknya kamu bicara sama Stepanie! " Sahara sengaja memberi ruang buat Elmanno dan Stepanie mengobrol, lalu Naraya yang tau kode sang ibu pun segera beranjak dari sana.

"El aku merindukanmu! " ucap Stepanie, bahkan Annasya juga mendengat pengakuan rindu Stepanie pada suaminya itu tapi dia hanya acuh dan terdiam.

"Kalau ini kaki bisa digerakin gue bakan pergi dari sini males banget harus liat orang saling melepas rindu itu! " ucap Annasya dalam hati.

"Aku juga-"

"Khm! " suara deheman Elga membuat ucapan Elmanno terhenti.

"Papih! " Elmanno terkejut mendapati papihnya yang kini berada di sampingnya.

"Hai Stepanie apa kabar? " tanya Elga.

"Saya baik om," sahut Stepanie.

"El sepertinya kamu juga baru pulang, apa tidak sekalian jemput istri mu? " tanya Elga membuat Stepnie teramat terkejut mendengarnya, sedangkan Elmanno terlihat mengepalkan tangannya.

"Oh El rupanya sudah memiliki istri," nada getir itu keluar dari mulut Stepanie dan menatap nanar ke arah Elmanno.

"Apa El tidak memberitahumu? " tanya Elga menarik sebelah bibirnya.

"Dia masih ada urusan sehingga tidak bisa aku jemput!" ucap Elmanno lalu begitu saja melongos meninggalkan Stepanie dan berjalan ke kamarnya.

Sahara dan Naraya pun keluar melihat hal itu, "Papih udah pulang? "

"Belum ini masih raganya, jiwanya masih di kantor! " sahut Elga mendelik pada istrinya, dia sudah menungga kalau istrinya itu berniat menghancurkan rumah tangga Elmanno dan Annasya.

"Step mendingan kita ngobrol-ngobrol ditaman belakang saja! " Naraya menarik tangan Stepanie lalu meninggalakan Sahara dan Elga disana.

"Hah papih mertua yang the bast! " ucap hati Annasya.

"Mih, papih kan sudah bilang hargai Annasya dia adalah menantumu istri Elmanno! " sentak Elga.

"Sampai kapanpun juga mamih gak akan merestui pernikahan mereka!" Sahara melipat kedua tangannya di dada merasa kesal pada sang suami dihadapannya itu.

"Apa yang salah dengan Annasya, dia lebih baik keetimbang Stepanie! " ucap Elga.

"Dia masih sekolah dan tentunya Elmanno juga tidak pernah menginginkan pernikahan ini! " pekik Sahara.

"Kenapa memang kalau masih sekolah, jangan mandang orang dari luarannya saja kita harus melihat ketulusannya. Apa kamu tidak merasa ada yang salah dalam diri Stepanie?" tidak kalah kencangnya teriakan Elga.

"Stepanie itu wanita yang seumuran dan cocok buat Elmanno, dia seorang Model dan Elmanno adalah sang pemimpin perusaha . Masa dia harus menikah dengan anak kecil! " Sahara negitu saja masuk kedalam kamar.

Terpopuler

Comments

aya_lu

aya_lu

sumpah kagak jelas dah ni bacaan bikin aing pusing, critanya membingungkan sekali tor, aku ahhh gelap konsepnya

2023-04-23

3

Myraput

Myraput

mau lanjut tapi nanti tambah gak jelas

2022-12-12

1

QUEEN'sエルシャ_98.🌸

QUEEN'sエルシャ_98.🌸

sumpah emosi aku baca... gak jelas

2022-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6 Kembalinya Stepanie
7 bab 7 Pemakaman
8 Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9 Bab 9 Pengakuan Alenza
10 Bab 10 Dunia Novel
11 Bab 11 Pengakuan Bhadra
12 Bab 12 tamparan suami selingkuh
13 Bab 13 Mati Lampu
14 bab 14 Luka yang hilang
15 Bab 15 Menangnya pelakor
16 Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17 Bab 17 Perdebatan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Buku Masa Depan.
20 Bab 20 Bertemu Plakor
21 Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22 Bab 22 Keanehan Elmanno
23 Bab 23 Amarah Alenza
24 Bab 24 Rio Menyadarinya
25 Bab 25 Sadarnya Elmanno
26 Bab 26 Penasaran Bhadra
27 Bab 27 Rencana Annasya
28 PENGUMUMAN
29 Bab 28 Penukaran minuman
30 Bab 29 Akibat obat itu
31 Bab 30 peringatan alenza
32 BAB 31 Pengakuan Elmanno
33 Bab 32 Rio sang penguasa
34 Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35 BAB 34 Pengendali alur
36 Mengorbankan Annasya
37 Kata hati Bhadra
38 Bab 37 Amarah Rio
39 Bab 38 Penculikan
40 Bab 39 perlakuan kasar
41 BAB 40 Pengorbanan Rio
42 Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43 Bab 42 Adanya Alenza Granita
44 Penyelamatan Annasya
45 Alenza hilang ingatan
46 Pecakapan di kamar
47 Hilang ingatan Alenza
48 Kecewa Annasya pada Bhadra
49 Antara Annasya dan Stepanie
50 Maaf
51 Kaleng dan bakso
52 Pengakuan Bhadra
53 I love u Sarani
54 Kesepakan El dan Rio
55 Kesal Elmanno
56 Hukuman dari Alenza Granita
57 Elmanno yang jahat kembali
58 Sakit hatinya Rio
59 Penyebab Alenza hilang ingatan
60 Khawatiran Alenza
61 Labrak
62 Seperti saputangan
63 penghinaan
64 cerita tamat
65 Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66 Dokter Ruslan apa Elmanno?
67 Kepulangan dari RS
68 Sebuah novel yang menyatukan
69 Kisah Alenza dan Rio
70 Acara Pernikahan.
71 Pengantin Pria diculik
72 Rencana jahat Sindi
73 Menikah dadakan
74 PENGUMUMAN
75 Sah suami istri dadakan
76 Hatiku berkata kau miliku
77 Malam dan pagi pertama
78 Kisah yang menjadi nyata
79 lamaran dadakan
80 Diterima
81 Sahabat luknut
82 Konsep pernikahan
83 Pernikahan Sarani
84 Hadiah
85 Mainan Mahal
86 London
87 Tentang rasa
88 Lahirnya baby twins
89 I love u
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6 Kembalinya Stepanie
7
bab 7 Pemakaman
8
Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9
Bab 9 Pengakuan Alenza
10
Bab 10 Dunia Novel
11
Bab 11 Pengakuan Bhadra
12
Bab 12 tamparan suami selingkuh
13
Bab 13 Mati Lampu
14
bab 14 Luka yang hilang
15
Bab 15 Menangnya pelakor
16
Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17
Bab 17 Perdebatan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Buku Masa Depan.
20
Bab 20 Bertemu Plakor
21
Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22
Bab 22 Keanehan Elmanno
23
Bab 23 Amarah Alenza
24
Bab 24 Rio Menyadarinya
25
Bab 25 Sadarnya Elmanno
26
Bab 26 Penasaran Bhadra
27
Bab 27 Rencana Annasya
28
PENGUMUMAN
29
Bab 28 Penukaran minuman
30
Bab 29 Akibat obat itu
31
Bab 30 peringatan alenza
32
BAB 31 Pengakuan Elmanno
33
Bab 32 Rio sang penguasa
34
Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35
BAB 34 Pengendali alur
36
Mengorbankan Annasya
37
Kata hati Bhadra
38
Bab 37 Amarah Rio
39
Bab 38 Penculikan
40
Bab 39 perlakuan kasar
41
BAB 40 Pengorbanan Rio
42
Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43
Bab 42 Adanya Alenza Granita
44
Penyelamatan Annasya
45
Alenza hilang ingatan
46
Pecakapan di kamar
47
Hilang ingatan Alenza
48
Kecewa Annasya pada Bhadra
49
Antara Annasya dan Stepanie
50
Maaf
51
Kaleng dan bakso
52
Pengakuan Bhadra
53
I love u Sarani
54
Kesepakan El dan Rio
55
Kesal Elmanno
56
Hukuman dari Alenza Granita
57
Elmanno yang jahat kembali
58
Sakit hatinya Rio
59
Penyebab Alenza hilang ingatan
60
Khawatiran Alenza
61
Labrak
62
Seperti saputangan
63
penghinaan
64
cerita tamat
65
Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66
Dokter Ruslan apa Elmanno?
67
Kepulangan dari RS
68
Sebuah novel yang menyatukan
69
Kisah Alenza dan Rio
70
Acara Pernikahan.
71
Pengantin Pria diculik
72
Rencana jahat Sindi
73
Menikah dadakan
74
PENGUMUMAN
75
Sah suami istri dadakan
76
Hatiku berkata kau miliku
77
Malam dan pagi pertama
78
Kisah yang menjadi nyata
79
lamaran dadakan
80
Diterima
81
Sahabat luknut
82
Konsep pernikahan
83
Pernikahan Sarani
84
Hadiah
85
Mainan Mahal
86
London
87
Tentang rasa
88
Lahirnya baby twins
89
I love u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!