"Loe tau semua itu dari mana? Dan loe berasal dari dunia mana? Jadi loe juga bukan Alenza kan! Dan bicaramu tadi saat berdebat bersama Rio juga bukan kehendak loe? Dan apakah loe juga pernah melihat masa depan? " pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan Annasya membuat Alenza memijat kedua pelipisnya.
" Gue bingung jawabnya yang mana dulu!" Alenza menatap Annnasya.
"Tapi ada satu pertanyaan yang asing bagi gue, emang loe bisa lihat masa depan? " bukannya menjawab Alenza malah bertanya balik sama Annasya.
"Mungkin, karena gue pernah merasakannya!"jawab Annnasya dan melirik rak yang tadi terdapat cahaya yang mengkilap.
"Hm, gue nggak kaya gitu deh. Hanya merasakan kekakuan saja! Gue terdampar didunia novel sudah 4 judul, dan itu membuat gue sangat ketakutan karena ada sesuatu jika kita melanggar alur cerita. " tatapan serius Alenza itu menghujam Annnasya sedangkan Annasya yang ditatap pun hanya diam sambil mengerutkan dahi bingung.
"Apa? " sahut Annasya.
"Pokonya kalau ingin selamat jangan mau mengubah alur cerita titik," Alenza semakin dalam menatap pandangan Annasya.
"Kayanya serius," Annsya kikuk.
"Kita sekarang tengah berada di dalam bayangan penulis, dan baru kali ini gue bisa bicara sesama manusia asli rasanya bahagia tau! " Alenza berdiri.
"Gue emang manusia asli, loe nggak jawab semua pertanyaan gue tadi! " Annasya ikut berdiri.
"Nanti semua pertanyaan loe terjawab sesuai alur cerita, gue juga gitu kok! Hah nanti sebentar lagi peran gue akan muncul" Alenza menghembuskan nafasnya dan malah membuat Annasya bingung.
"Peran? " tanya heran Annasya.
STAKKK
Annasya mengejap dan kini melihat mobil berwana hitam berhenti dihadapannya sesaat terlihat kalau Annasya kini berada di sebuah halte.
"Hai kita bertemu lagi, kamu masih sekolah aku terkejut loh! " kepala itu menyambul bersamaan dengan suara yang terdengar menyindir itu keluar dari mulutnya yang seksi, Stepanie dia lah orangnya yang kini berada didalam mobil itu.
"Anak SMA sudah menikah, gue gak yakin kalau semua orang tau benarkah? Dan dirasa juga Elmanno tidak suka sama anak kecil ini, hah tentu saja tante Sahara lebih memilih gue jadi menantunya, kasian Elmanno harus selalu bersama budak ingusan macam loe kan! " kembali suara itu terdengar memuakan di telingan Annasya.
"Jangan urus masalah gue, gue sama suami gue biar kami yang urus loe cukup urus dunia loe saja! Bilang gitu napa susah banget ini mulut mingkem aja! " Geram hati Annasya.
"Baiklah gue mau keapartemen Elmanno kebetulan dia nelpon gue, kasian loe nunggu bus untuk pulang suaminya malah acuh dan lebih memilih gue! Ha! " mobil Stepanie pun menjauh dan air mata itu begitu saja mengalir di pipinya.
"Nasib, nasib diejek diem aja malah nangis cemen banget dasar! Mana suami gak peduli, bener kaya ucapan dia! Gue jadi ingin rubah ini sikap si Annasya, gini amat ya! " Hati Annasya terus saja bermonolog sendiri.
"Nasya kamu kenapa? " tiba-tiba Bhadra menghampiri bersama motor gedenya.
"Tidak! " Annasya menghapus air matanya lalu tersenyum menatap Bhadra.
"Gue antar loe pulang! " ajak Bhadra tapi Annasya langsung menggeleng.
"Gue gak enak sama loe, gak apa-apa yang jemput sebentar lagi kok!" tolak Annasya.
Bhadra turun dari motornya lalu duduk di halte itu dan tangannya menepuk tempat duduk di sampingnya menyuruh Annasya untuk duduk di sana, Annasya pun menurut dia menatap Bhadra yang bersikap hangat padanya lagi-lagi air mata itu menggenang di pelupuknya. Bhadra yang melihat itu membuat hatinya sakit dia pun menatap lekat Annasya.
"Bicaralah apa yang jadi keluh kesah loe pada gue, gue akan selalu setia mendengarkannya dan mencoba mencari solusi untuk maslah itu." ucap Bhadra dan Annasya semakin deras mengeluarkan air mata itu ditambah lagi suara sesegukan itu.
Jika tubuh Annasya menampakan kesedihan beda lagi dengan jiwanya yang tengah mendalami ucapan Bhadra tadi.
"Uluh jiwa jomblo gue meronta, Ah sosweetnya memang dunia novel itu membuat hati terasa ser seran yah. Nyesel gue selalu nolak cowok, padahal kaya gini nih pasti manisnya dicintai dan tentunya gak bakalan di cap jomblo abadi!" suara hati Annasya.
Bhadra menepuk pundak Annasya membiarkannya menangis lalu tangan yang satunya menuntun kepala Annasya untuk bersandar dipundaknya lalu mengelusnya, memberi ketenagan tentunya.
"Ya ampun baru kali ini gue diperhatikan sama cowok, bener nih adegan novel yang selama ini gue idamkan akhirnya terkabul tidak tertolong untuk tidak terharu!" batin Annasya.
"Bhadra gue jadi malu, " Annasya bangun dari sandaran Bhadra dan mengahapus semua air matanya tentunya di bantu oleh Bhadra.
"Kenapa loe malu, hm Nasya gue sayang sama loe jadi gue sakit liat loe sedih kaya gini bisa cerita kenapa? Tapi gak maksa juga sih gue tau kalau privasi keluarga tidak harus diumbar tapi gue harap bisa jadi anggota keluarga juga biar leluasa melindungi dan tau permasalahan loe! " ucap Bhadra.
"Maksud loe! " Annasya menatap Bhadra.
"Gue ngarep kalau loe selalu bersama gue, dan gue selalu ingin lindungi loe dan tentunya selalu ingin dekat dengan loe. Jangan nangis dada gue jadi sesak liat loe kaya gini! " Bhadra menatap teduh Annasya yang kini berada di sampingnya.
"Gue dag dig dug nih, nih bocah bisa bikin gue bapar! " batin Annasya.
"Maaf Bhadra tapi ada alasan gue gak bisa nerima itu semua! Loe baik dan perhatian sama gue tapi gue gak pantas mendapatkannya." Annasya menunduk.
"Kenapa apa loe udah punya kekasih?" tanya Bhadra.
"Gue harus pulang ojol gue udah datang, makasih udah minjamin pundak loe. " Annasya bangun dan menghampiri abang ojek online itu, sebelum berangkat Annasya tersenyum kearah Bhadra.
"Gue gak akan nyerah Annasya, gak peduli apa pun yang penting gue cinta sama loe! " gumam Bhadra sampil menatap kepergian Annasya.
Annasya sudah sampai dirumah dan melihat Sahara tengah membaca majalah, Sahara hanya melirik Annasya dan mengacuhkan salam darinya.
"Nenek lampir gak ada akhlak salam bukannya di jawab malah diacuhin! " hati Annasya mendelik pada Sahara.
Annasya begitu saja pergi kekamar tapi beberapa langkah lagi menuju pintu Naraya memanggilnya.
"Nasya sini! " pekik Naraya, dan tentu saja Annasya pun menurut.
"Iya, " sahut Annasya.
"Liat nih Stepanie lagi jalan-jalan sama Elmanno, romantis ya mereka hah pasti mereka bakalan nginap di apartemen. Mereka itu pasangan yang cocok ya Annasya! " Naraya menujukan layar ponselnya yang menampakan foto Elmanno dan Stepanie yang tengah bersenang-senang itu dan menekan nama Annasya.
"Suami gak ada akhlak, liat nanti kalau dia kembali! " ucap hati Annasya.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN FAVORIT JUGA VOTE YA, IKUTO TERUS CERITANYA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments