Bab 20 Bertemu Plakor

Alenza dan juga Annasya masih diperpustakaan untuk membahas soal mereka didunia novel itu, tanpa mereka ketahui bahwa di samping mereka bicara ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan, Bhadra dia lah orangnya.

Bhadra berbohong kalau dirinya tidak melihat buku itu bercahaya, lantas dia pun menghampampiri Annasya waktu itu karena penasaran, ditambah lagi saat kejadian di tebing itu bersama Annasya serta luka itu menghilang hal itu disadari Bhadra kalau ada yang aneh.

"Awalnya gue gak percaya bisa masuk dalam dunia novel, tapi semenjak kejadian yang selalu mengejutkan dan hidup seperti ada yang menggerakan juga bisa trasportasi begitu saja tentu saja penemuan buku ini juga gue jadi yakin kalau gue masuk dunia novel. Za kalau mau keluar dari dunia ini gimana? " tanya Annasya.

"Dunia novel? " lirih Bhadra dalam tempat persembunyiannya.

"Kata gue, loe cukup ikuti alurnya saja! " jawab Alenza.

"Oh begitu! "

STAKKKKKKKK (Masuk dalam alur cerita)

Annasya kini berada dihalte, sambil memegang tas selempangnya. Lalu tiba-tiba saja mobil Stepanie berhenti tepat dihadapan Annasya.

"Dejavu! " suara hati Annasya.

"Hai butuh tumpangan?" tanya Stepanie.

"Tidak! " jawab ketus Annasya memalingkan mukanya.

"Sebenarnya gue sengaja menemui loe disini, ada yang harus kita omongin! " ucap Stepanie tapi Annasya hanya acuh.

"Ini mengenai Elmanno, bisakah kita bicara? " Kembali Stepanie membujuk Annasya, sedangkan Annasya mendengar nama Elmanno langsung kembali menoleh pada Stepanie.

"Kenapa Mas El? " tanya Annasya.

"Makanya ikut gue dulu! " ucap Stepanie dan Anansya pun menurut.

Kini mereka sampai disebuah lestoran terdekat, dan mulai duduk dan memesan makanan.

"Tanpa basa basi! Gue nyuruh loe tinggalkan Elmanno dia milik gue, dan akan tetap seperti itu! " Stepanie menatap tajam Annasya.

"Tidak bisa! " Sahut Annasya dan berdiri hendak pergi.

"Gue maklum loe cinta sama Elmanno secara dia laki-laki sempurna, tapi asal loe tau cintanya dia hanya sama gue jadi ya sebenarnya gue kasihan sama loe! Jadi istri hanya jadi pajangan mendingan loe menyingkir dari Elmanno dan loe bisa nikmati masa muda loe itu! " ucap Stepanie dan Annasya kembali duduk.

"Maaf Kak, sebuah pernikahan layak untuk dipertahankan tidak semua orang berhak memilih pasangah hidupnya. Terkadang yang di inginkan itu bukanlah takdirnya, atau bisa saja emang kalian tidak berjodoh! " ucap Anansya dan membuat Stepanie mengepalkan tangannya.

"Gue tau loe menderita! Yah gue terserah loe saja, lagian Elmanno akan selalu memilih gue dibanding loe. Mamih dan Kak Naraya pun ikut memilih gue loe pasti tersingkir lama-lama, gue bicara begini biar prosesnya cepat saja!" Ucap Stepanie.

"Coba pikir apa yang membuat loe bertahan di rumah itu? Elmanno? Tidak bisa say! Menyingkirlah sebelum gue menendang loe! " Stepanie tersenyum meremehkan sedangakan Annasya hanya menunduk.

"Lawan dia bicara yang logis! Sialan juga nih pelakor pakai ikut campur rumah tangga orang." ucap batin Annasya dan berusaha untuk berbicara dan bergerak semaunya tapi tidak bisa.

"Saya harus pergi! " Annasya berlari meninggal kan Stepanie dilestoran itu tapi dirinya bertabrakan dengan seseorang, Annasya pun menoleh.

"Mas El! " lirih Annasya ternyata yang dia tabrak adalah Elmanno yang baru masuk.

Annasya sepontan menoleh pada Stepanie dan kembali menatap Elmanno seraya berkata, "Dasar kalian selingkuh di depan mata! " pekik Annasya, menyadari dirinya telah bicara sesuai keinginan di dalam alur cerita membuat Annasya membuangkam bibirnya tidak percaya. Annasya pun segera berlari dan meninggalkan lestoran itu saking terkejutnya.

Tapi setelah menjauh dari lestoran itu dirinya kembali kaku dan malah terdiam dipinggir jalan, seraya berkata

"Kalau memang gue gak berhak lagi jadi istrinya bisakah hilangkan rasa yang mulai tumbuh ini?" ucapan yang bukan kehendaknya itu keluar begitu saja dari bibirnya, hingga tidak sadar kakinya itu sudah kembali jalan dan terdiam di halte tadi.

"Nasya! "

Terdengar ada yang menegur Annasya pun menoleh dan mendapati Bhadra.

"Kau?" Annasya segera menghapus air matanya, sedangkan Bhadra duduk di samping Annasya.

"Beberapa hari ini loe suka menagis? Bisakah gue bertanya kenapa? " Bhadra menatap Annasya.

"Ini masalah pribadi jadi tidak sepantasnya loe tau! " ucap Annasya.

"Oke, ada tempat yang ingin loe tuju? " Bhadra tersenyum pada Annasya.

"Gue ingin ketemu Mamah," ucap Annasya.

"Baiklah gue antar loe! " Ucap Bhadra menarik tangan Annasya menuntunnya untuk duduk di jok belakang setelah memakai helm.

Sedangakan tidak jauh dari mereka terlihat Elmanno tengah memperhatikan mereka di dalam mobil.

"Apa kita harus ikuti? " tanya sang supir.

"Gak usah kaya yang nggak ada kerjaan aja, kembali ke kantor!" Elmanno menyuruh sang supir untuk mengemudikan mobilnya kekantor saja.

Ditempat lain dan masih dalam alur cerita Alenza dan Rio tengah bertengkar membuat kelas itu menjadi saksi suara teriakan dan makian Alenza.

"Jangan ikuti gue! " pekik Alenza.

"Kenapa, kaki-kaki gue mau kemana saja ya no problem! " ucap Rio, membuat Alenza kesal dan menajamkan pandangannya pada Rio.

"Tapi loe membuat gue risih!? Alenza hendak akan pergi.

"Pulangnya bareng gue!" Rio menarik tangan Alenza, sedangkan kini kelas itu kosong karena sudah pada keluar dan pulang.

"Ogah! " Alenza menepis tangan Rio.

"Alenza bisakah loe melihat ketulusan gue, gue cinta dan sayang sama loe gue rela bersikap seperti mengemis cinta pada loe bisakah hargai walau hanya setitik saja? " Rio menarik mafasnya panjang.

"Tidak, dan cinta yang loe sebutkan tadi lama-lama juga akan memudar." Alenza tersenyum meremehkan dan berjalan meninggalkan Rio di kelas sendirian.

Tapi setelah beberapa langkah kakinya berhenti dan kembali menoleh pada Rio sambil berkata,

"Dan apa tadi loe bilang? Setia? Seantero sekolah ini loe tercap playboy kelas kakap tau! Gue gak mau berurusan dengan laki-laki buaya seperti loe, cinta loe semu! " Alenza kembali membelakangi Rio dan keluar kelas.

"Maafkan gue Rio! " lirih hati Alenza.

Rio menatap kepergian Alenza dengan rahang yang mengeras dia kesal dengan ucapan Alenza barusan, tapi hanya sekedar membentaknya pun tadi membuatnya tidak tega terus Rio pun hanya menghembuskan nafasnya panjang, karena memang begitu adanya Rio adalah sosok playboy bermodal uang dan tampang dia bisa gampang menggait wanita-wanita yang di inginkannya hinga dia bertemu dengan Alenza, dia merasa tertantang karena Alenza tidak tertarik padanya.

"Alenza, baru kali ini gue di hina wanita! Awas loe! " gumam Rio mengepalkan tangannya.

Rio berjalan keluar kelas dia menghampiri palkiran dan mengambil motornya yang kebetulan hanya motor Rio saja yang tersisa di sana dan yang lainnya sudah pulang.

brummm

Suara motor membuat Rio menoleh, dan ternyata itu adalah Bhadra.

"Kenapa loe balik? " tanya Rio.

"Gue mau ngajak loe kerumah Alenza, nanti besok giliran kelompok kita presentasi loe lupa? " sahut Bhadra.

"Gue males! " ucap Rio.

"Tumben males berurusan sama Alenza, awalnya gue sama Annasya juga lupa tapi Alenza nelpon dan mengingatkan kami malahan yang ngasih tau loe masih ada di sekolah Alenza!" beritahu Bhadra.

"Dia yang ngundang gue? " tanya Rio.

"Ya! " jawab singkat Bhadra.

"Bohong loe! " Rio masih gak percaya, memang tadi dia sudah bertengkar sama Alenza jadi mana mungkin kalau dia yang ngundang Rio kan!

"Jangan menghambat waktu, besok kita harus sudah bisa presentasi jangan sampai gagal dan memalukan! " Ucap Bhadra.

"Iya iya! " sahut Rio dengan malas menjalankan motor menuju rumah Alenza.

JANGAN LUPA LIKE KOMEN FAVORIT JUGA VOTENYA YA....

Terpopuler

Comments

resni

resni

ini alurnya gimn sih gk suka gw jijik bgt🤮

2022-12-04

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6 Kembalinya Stepanie
7 bab 7 Pemakaman
8 Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9 Bab 9 Pengakuan Alenza
10 Bab 10 Dunia Novel
11 Bab 11 Pengakuan Bhadra
12 Bab 12 tamparan suami selingkuh
13 Bab 13 Mati Lampu
14 bab 14 Luka yang hilang
15 Bab 15 Menangnya pelakor
16 Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17 Bab 17 Perdebatan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Buku Masa Depan.
20 Bab 20 Bertemu Plakor
21 Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22 Bab 22 Keanehan Elmanno
23 Bab 23 Amarah Alenza
24 Bab 24 Rio Menyadarinya
25 Bab 25 Sadarnya Elmanno
26 Bab 26 Penasaran Bhadra
27 Bab 27 Rencana Annasya
28 PENGUMUMAN
29 Bab 28 Penukaran minuman
30 Bab 29 Akibat obat itu
31 Bab 30 peringatan alenza
32 BAB 31 Pengakuan Elmanno
33 Bab 32 Rio sang penguasa
34 Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35 BAB 34 Pengendali alur
36 Mengorbankan Annasya
37 Kata hati Bhadra
38 Bab 37 Amarah Rio
39 Bab 38 Penculikan
40 Bab 39 perlakuan kasar
41 BAB 40 Pengorbanan Rio
42 Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43 Bab 42 Adanya Alenza Granita
44 Penyelamatan Annasya
45 Alenza hilang ingatan
46 Pecakapan di kamar
47 Hilang ingatan Alenza
48 Kecewa Annasya pada Bhadra
49 Antara Annasya dan Stepanie
50 Maaf
51 Kaleng dan bakso
52 Pengakuan Bhadra
53 I love u Sarani
54 Kesepakan El dan Rio
55 Kesal Elmanno
56 Hukuman dari Alenza Granita
57 Elmanno yang jahat kembali
58 Sakit hatinya Rio
59 Penyebab Alenza hilang ingatan
60 Khawatiran Alenza
61 Labrak
62 Seperti saputangan
63 penghinaan
64 cerita tamat
65 Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66 Dokter Ruslan apa Elmanno?
67 Kepulangan dari RS
68 Sebuah novel yang menyatukan
69 Kisah Alenza dan Rio
70 Acara Pernikahan.
71 Pengantin Pria diculik
72 Rencana jahat Sindi
73 Menikah dadakan
74 PENGUMUMAN
75 Sah suami istri dadakan
76 Hatiku berkata kau miliku
77 Malam dan pagi pertama
78 Kisah yang menjadi nyata
79 lamaran dadakan
80 Diterima
81 Sahabat luknut
82 Konsep pernikahan
83 Pernikahan Sarani
84 Hadiah
85 Mainan Mahal
86 London
87 Tentang rasa
88 Lahirnya baby twins
89 I love u
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6 Kembalinya Stepanie
7
bab 7 Pemakaman
8
Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9
Bab 9 Pengakuan Alenza
10
Bab 10 Dunia Novel
11
Bab 11 Pengakuan Bhadra
12
Bab 12 tamparan suami selingkuh
13
Bab 13 Mati Lampu
14
bab 14 Luka yang hilang
15
Bab 15 Menangnya pelakor
16
Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17
Bab 17 Perdebatan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Buku Masa Depan.
20
Bab 20 Bertemu Plakor
21
Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22
Bab 22 Keanehan Elmanno
23
Bab 23 Amarah Alenza
24
Bab 24 Rio Menyadarinya
25
Bab 25 Sadarnya Elmanno
26
Bab 26 Penasaran Bhadra
27
Bab 27 Rencana Annasya
28
PENGUMUMAN
29
Bab 28 Penukaran minuman
30
Bab 29 Akibat obat itu
31
Bab 30 peringatan alenza
32
BAB 31 Pengakuan Elmanno
33
Bab 32 Rio sang penguasa
34
Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35
BAB 34 Pengendali alur
36
Mengorbankan Annasya
37
Kata hati Bhadra
38
Bab 37 Amarah Rio
39
Bab 38 Penculikan
40
Bab 39 perlakuan kasar
41
BAB 40 Pengorbanan Rio
42
Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43
Bab 42 Adanya Alenza Granita
44
Penyelamatan Annasya
45
Alenza hilang ingatan
46
Pecakapan di kamar
47
Hilang ingatan Alenza
48
Kecewa Annasya pada Bhadra
49
Antara Annasya dan Stepanie
50
Maaf
51
Kaleng dan bakso
52
Pengakuan Bhadra
53
I love u Sarani
54
Kesepakan El dan Rio
55
Kesal Elmanno
56
Hukuman dari Alenza Granita
57
Elmanno yang jahat kembali
58
Sakit hatinya Rio
59
Penyebab Alenza hilang ingatan
60
Khawatiran Alenza
61
Labrak
62
Seperti saputangan
63
penghinaan
64
cerita tamat
65
Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66
Dokter Ruslan apa Elmanno?
67
Kepulangan dari RS
68
Sebuah novel yang menyatukan
69
Kisah Alenza dan Rio
70
Acara Pernikahan.
71
Pengantin Pria diculik
72
Rencana jahat Sindi
73
Menikah dadakan
74
PENGUMUMAN
75
Sah suami istri dadakan
76
Hatiku berkata kau miliku
77
Malam dan pagi pertama
78
Kisah yang menjadi nyata
79
lamaran dadakan
80
Diterima
81
Sahabat luknut
82
Konsep pernikahan
83
Pernikahan Sarani
84
Hadiah
85
Mainan Mahal
86
London
87
Tentang rasa
88
Lahirnya baby twins
89
I love u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!